VISITE PSIKIATRI
Dwi Zahra Putri Joneva
H1A009016
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Lakilaki
Umur : 19 tahun
Alamat : Jl. Muhajirin 23 lingkar timur kota Bengkulu
Warga Negara : Indonesia
Suku bangsa : Lintang
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang parkir
Pendidikan :
SD 11 Empat Lawang Sumatera Selatan
SMP 6 terbuka Bengkulu sampai kelas 1 SMP
No RM : 034967
RIWAYAT PSIKIATRIK
Anamnesis diperoleh secara : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
ALLOANAMNESA
Didapat dari
Nama
Pekerjaan
: Ny.S
: Ibu rumah tangga
: Ibu pasien
KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa ke RSJ Soeprapto Bengkulu oleh keluarga karena
pasien ngamuk-ngamuk dan marah-marah serta memecahkan
barang-barang di rumah sejak 3 hari SMRS.
Pasien mengaku merasakan gejala seperti ini setelah pasien minum-minum alkohol serta
menggunakan obat-obat seperti dextro,komix dan menghirup lem aica aibon. Pasien
hampir tiap hari menggunakan obat-obatan ini bersama teman-temannya sepulang pasien
bekerja. Pasien sudah menggunakan alkohol dan obat-obatan selama 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit bersama dengan teman-temannya.
Tanggal 10 mei 2014 pasien dirawat di ruang IPC selama 3 hari, setelah pasien tenang dan
karena pasien demam maka pasien dipindahkan ke ruang perawatan Rajawali 1. Pada
tanggal 19 mei 2014 pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter dan kontrol ke poli
rawat jalan 2 minggu setelah pulang.
Saat dilakukan home visite pasien sudah terlihat tenang ,dan pasien mengaku semua
gejala yang dikeluhkan saat masuk rumah sakit sudah tidak ada lagi dan sekarang pasien
sudah beraktifitas menolong orang tua jadi tukang parkir.
Pasien mengaku tidak pernah lagi menggunakan obat-obatan tersebut dan tidak minumminum alkohol lagi, karena pasien benar-benar ingin sembuh dari sakitnya dan ingin
menjalani pengobatan secara teratur.
AUTOANAMNESIS
Anamnesis ini diperoleh dari ibu pasien. Selama ini pasien tinggal bersama ibu, ayah,
kakak, dan adiknya. Ibu pasien adalah orang yang paling dekat dengan pasien.
Menurut keterangan ibu pasien, pasien baru pertama kali mengalami gejala seperti ini.
Ibu pasien juga heran kenapa pasien tiba-tiba menjadi marah-marah, bicara sendiri,
dan memecahkan barang-barang di rumah. Karena takut terjadi apa-apa dengan
anaknya ibu pasien langsung membawa ke RSJ. Ibu pasien tidak tau kalau anaknya
sering menggunakan obat-obatan dan minum-minuman. Ibu hanya tau kalau anaknya
merokok saja. Pasien memang sering pulang malam bahkan tidak pulang ke rumah
karena pekerjaan pasien sebelumnya di tempat pemotongan ayam sebagai tukang
bubut ayam. Ibu pasien kurang tau dengan teman-teman pasien karena temantemannya jarang datang ke rumah. Menurut ibu pasien anaknya bersifat agak pendiam
dan kurang banyak berbicara dengan orang tua baik selagi ada masalah maupun tidak.
Menurut ibu pasien 3 hari SMRS pasien tidak lagi pergi bekerja karena pasien tampak
malas dan menyendiri di kamarnya. Kadang pasien tiba-tiba berteriak dan saat ditanya
oleh orang tua di rumah pasien malah berteriak dan marah-marah pada orang di
rumah. 1 hari SMRS pasien keluyuran di sekitar rumah sambil berteriak-teriak tetapi
pasien tidak menyadarinya. Oleh karena itu pasien dibawa ke RSJ Soeprapto Bengkulu.
Pasien lahir cukup bulan secara normal dengan dukun di rumah. Selama masa kehamilan
dankelahiran, pasien tidak pernah berkonsultasi dan kontrol dengan petugas kesehatan.
Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien diasuh oleh ibu dan
bapak kandungnya. Riwayat sakit cukup berat disangkal.
Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien bergaul baik dengan teman
sebayanya. Tetapi pasien agak termasuk pendiam tidak terlalu banyak berbicara dengan orang lain.
Riwayat remaja dan pubertas
Pasien memiliki banyak teman saat remaja, ada teman pasien yang menggunakan obat-obatan dan
minum-minuman dan mengajak pasien untuk ikut juga. Pada saat SMP kelas 1 karena kesulitan
biaya pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya lagi dan pasien mencari kerja.
Riwayat pendidikan
Pasien tidak menyelesaikan sekolah SMP, pasien hanya bersekolah sampai kelas 1 SMP
karena keterbatasan biaya. Saat pasien bersekolah pasien selalu naik kelas tapi tidak
pernah mendapat peringkat di kelasnya.
Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di tempat pemotongan ayam dan mendapatkan gaji sekitar
Rp.30.000,00 Riwayat agama
Pasien beragama Islam tetapi pasien tidak taat dalam menjalankan ibadahnya.
Aktivitas sosial
RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien. Pasien adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara. Ayah pasien
bekerja sebagai tukang parkir di Tebeng, sedangkan ibu pasien
siang hari hanya di rumah mengurus adik-adik pasien dan saat
sore jam 05.00 wib - 21.00 wib bekerja sebagai tukang parkir di
lingkar timur. Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien
cukup dekat dengan ibu dan ayah beserta saudara-saudaranya.
GENOGRAM
Sakit
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
Menurut pengakuan ibu pasien keluarga pasien apabila sakit
sering pergi berobat ke Puskesmas Lingkar Timur. Jarak rumah
pasien cukup dekat dengan Puskesmas sekitar 2 km atau sekitar
5-10 menit dari rumah.
STATUS MENTAL
Kesan Umum
Laki laki usia 19 tahun, dengan postur badan kurus, warna kulit sawo matang,
rambut potong pendek berwarna hitam, kuku dan badan tampak bersih, tampak
tenang, perawatan diri baik, keadaan gizi cukup.
Kontak Dengan Pemeriksa
Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif adekuat, kontak mata
dapat menjawab pertanyaan dengan baik
(+), dan
Pembicaraan
Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan
jelas.
Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, jelas dan pembicaraan
dapat dimengerti.
Tidak ada hendaya berbahasa
Orientasi :
Waktu : Baik,
wawancara
pasien
mengetahui
waktu
dan
tanggal
saat
Tempat
Orang
Situasi
: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi
dan wawancara.
FUNGSI KOGINITIF
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Taraf pendidikan Pasien tidak tamat SMP, pasien hanya bersekolah sampai kelas 1 SMP
Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberi pertanyaan.
Daya konsentasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai.
Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakannya tadi pagi.
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat 5 angka yang disebutkan oleh pemeriksa.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
Kemampuan menolong diri sendiri
Baik
: Eutimia
Afek
: Afek luas
Keserasian
Empati
ini.
PROSES PIKIR
Arus pikir
1. Produktivitas
Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan.
2. Kontinuitas
Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan.
3. Hendaya berbahasa
Tidak terdapat hendaya berbahasa
4. Isi pikiran
Tidak terdapat gangguan isi pikir
GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi dan ilusi
Ilusi
: Tidak terdapat ilusi
Halusinasi
: Tidak Terdapat halusinasi
: Tidak ada
: Tidak ada
Rigiditas
Kataleptik
: tidak ada
Fleksibilitas cerea
: tidak ada
Echo praxia
Stereotipik
: tidak ada
Negativisme
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Kemauan
Untuk saat ini kemauan pasien normal
Tilikan
Tilikan derajat 5, pasien meyadari bahwa dirinya sakit dan ingin
berobat sesuai keinginannya sendiri
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
KU : TampakSehat
Sensorium : CM (GCS: E4 V5 M6)
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : Afebris
Kepala
Normocephali,
rambut
tidak
mudah
dicabut,
pertumbuhan
Mata
Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-
Hidung
Telinga
Mulut
bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa
lidah merah
Leher
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Ektrimitas
Perkusi
Palpasi
Auskultasi
Inspeksi
Perkusi
Palpasi
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Status Neurologis
Saraf kranial
: dalam batas normal
Saraf motorik
: dalam batas normal
Sensibilitas
: dalam batas normal
Susunan saraf vegetatif: dalam batas normal
Fungsi luhur
: dalam batas normal
FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang laki-laki 19 tahun dengan keluhan ngamuk-ngamuk, marahmarah serta memecahkan barang-barang di rumah sejak 1 hari SMRS.
Emosi labil, gelisah, sulit tidur dan saat tidur sering terbangun.
Sering mendengar suara-suara tetapi pasien tidak kenal dan tidak tau
itu suara siapa.
Pasien juga mengeluhkan sering melihat bayangan atau sosok yang
berwarna putih dan pasien juga tidak tau itu sosok siapa
Pasien sering minum-minuman beralkohol dan menggunakan obatobatan seperti dextro serta sering ngelem dengan lem aica aibon.
Pasien juga merokok dari umur 11 tahun.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
F 19.00 Gangguan mental dan Perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya, intoksikasi akut tanpa komplikasi.
Z 63
Aksis II
Tidak ada
Aksis III
Tidak ada
Aksis IV
Sering dikucilkan oleh teman-teman
Aksis V
GAF scale 60 51 (gejala sedang/moderate, disabilitas sedang)
PROGNOSIS
Prognosis Ke Arah Baik
Pasien ada keinginan diri untuk sembuh
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.
Pasien masih memiliki keinginan untuk bekerja
Pasien ingin berhenti menggunakan zat
Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara
diatas sebagai berikut :
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungtionam : Ad bonam
Ad Sanationam : Dubia
TERAPI
Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2mg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan fungsi hati
Pemeriksaan radiologi
Foto thorax
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara, tidak ditemukan kelainan fisik yang berhubungan dengan
gejala-gejala psikiatrik yang dialami pasien, seperti riwayat trauma atau
gangguan otak. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan mental organik
(F0) dapat disingkirkan.
Selain itu, ditemukan riwayat penggunaan zat seperti obat-obatan dan
penggunaan alkohol. Dengan demikian, gangguan mental akibat penggunaan
zat (F1) perlu dipikirkan. Pada pasien didapatkan kondisi peralihan yang timbul
akibat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif sehingga terjadi gangguan
kesadaran,gangguan persepsi,afek atau perilaku. Intensitas intoksikasi
berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang
setelah tidak terjadi penggunaan zat lagi. Jadi pada kasus ini pasien dapat
didiagnosis F 19.00 yaitu Gangguan mental dan Perilaku akibat penggunaan zat
multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya, intoksikasi akut tanpa
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sadock BJ, Sadock VA. Anxiety disorders. Kaplan and Sadocks Synopsis of
Psychiatry: Behavioural Sciences/Clinical Psychiatry [ebook]. 10 th ed.
Lippincott Williams and Wilkins; 2007.
Departemen Kesehatan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kesehatan Indonesia; 1993.
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Cetakan Pertama. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya;
2001.
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007.
Elvira D, Sylvia, Hadisukanto, Giyanti. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta. 2003.
TERIMA KASIH