Anda di halaman 1dari 72

Studi Kasus Kedokteran Keluarga

DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN GULA DARAH YANG TIDAK TERKONTROL DAN ULKUS DIABETIKUM

Nama Mahasiswa
Anugerah Ade Periambudi (H1AP0906)
Dwi Zahra Putri Joneva (H1AP09016)

Nama pembimbing
dr. Fitri Desimilani

Kepaniteraan Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu

Data Administrasi diambil:

Tanggal 31 Januari 2015

Pasien

Keterangan

Nama

Tn. B

Pasien

Umur/tgl.Lahir

55 tahun

Alamat

Dusun Jalur Pd.Kuas Suka Raja

Jeniskelamin

Laki-laki

Agama

Islam

Pendidikan

SD

Pekerjaan

Petani

Statusperkawinan

Sudah Kawin

Kedatanganyangke

Telahdiobatissebelumnya

Tidak

Alergiobat

Tidak

Sistempembayaran

Datang sendri
Tenang
Kunjungan pertama kali
Sendiri

BPJS Mandiri

ANAMNESIS (subyektif)
(dilakukan secara ; alloanamnesis
dengan istri / autoanamnesis
dengan pasien )

A. Alasan kedatangan/ keluhan utama ( termasuk keluhan yang masih dirasakan


pada kunjungan ulangan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai keluhan/
penyakit ).
Alasan kedatangan : Luka pada Jempol Kaki kanan 1 bulan yang lalu
Kekhawatiran
: Takut luka pada jempol kakinya tidak sembuh-sembuh lalu
diamputasi dan nyeri pada kakinya tidak hilang sehingga mengganggu pekerjaannya.
Harapan
sakit lagi

: Jempol kaki pasien bisa sembuh dan bisa bekerja tanpa rasa

Persepsi

: Penyakit pasien ini disebabkan karena infeksi

(alasan kedatangan, harapan dan kekhawatiran)

B. Keluhan lain /tambahan


Sering lapar, sering kencing saat malam hari, sering haus dan Kesemutan di jari-jari
tangan.

C. Riwayat perjalanan penyakit


sekarang
Tn.B 55 tahun datang ke poliklinik PKM betungan
dengan keluhan 1 bulan yang lalu jempol kaki
kanan luka terkena duri sawit pada saat berkebun.
2 minggu yang lalu Pasien berobat ke tenaga medis,
kakinya di bersihkan dan diberi obat penahan sakit,
tetapi tidak ada perubahan, masih dirasakan sakit dan
makin lama makin menghitam. Karena tidak ada
perubahan hingga saat ini, pasien memutuskan untuk
datang berobat ke PKM Betungan.

Saat ini pasien mengeluhkan sering terasa lapar


dengan frekuensi makan lebih dari tiga kali sehari,
sering terbangun kencing pada malam hari kira-kira
lebih dari empat kali dengan jumlah yang banyak,
nyeri saat BAK disangkal, pasien sering merasakan
haus. BAB dalam batas normal satu sampai dua kali
sehari. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam,
sakit kepala, batuk pilek. Nyeri sendi, sesak saat
aktifitas, nyeri dada saat aktifitas , kaki bengkak
disangkal.

Pasien sering merasakan badan terasa lemas . Berat


badan pasien pun cenderung turun dari 64 kg menjadi 55
kg.
Saat sekarang pasien sering merasakan ujung-ujung jari
tangan dan kaki sering kesemutan yang hilang timbul,
namun masih bisa peka terhadap sentuhan, mata kabur
disangkal. Pasien tidak terlalu menghiraukan keluhannya
sehingga belum pernah mengobati atau berkonsultasi
dengan dokter tentang keluhannya ini sebelumnya.

D. Riwayat penyakit
keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan
keluhan yang sama sebelumnya dengan pasien
Riwayat hipertensi di keluarga disangkal, riwayat
sakit jantung di keluarga disangkal.

E. Riwayat penyakit dahulu


5 tahun yang lalu pasien juga pernah mengeluhkan keluhan
yang sama yaitu sering merasa mudah lapar namun berat
badan tidak bertambah, sering terbangun kencing pada
malam hari lebih dari tiga kali, dan sering merasa haus.
Pasien juga sering merasakan badannya sering terasa lemas.
Pasien belum pernah mengobati keluhannya ini sebelumnya.
Untuk Riwayat hipertensi disangkal, riwayat Kencing manis
disangkal, riwayat sakit jantung disangkal, riwayat alergi obat
(-)


F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien mengkonsumsi rokok sejak umur 15 tahun hingga sekarang kira-kira 1
bungkus perhari, serta pasien sangat suka makan-makanan yang manis-manis,
pasien kurang suka mengkonsumsi sayur dan buah. Untuk aktivitas sehari-hari
pasien aktif bekerja sebagai petani sawit.

Bagian Kaki

Jenis Kelainan

Hasil
Pemeriksaa
n
Kanan Kiri

1. Kelainan
bentuk

2. Kulit

3. Kuku

4. Klasifikasi
luka

Hammer toe, claw toe

Penonjolan tulang

Atrofi otot-otot kaki

hiperpigmentasi

Kulit kering,retak,pecah-pecah

Kalus

Ulkus

Bulu rambut menipis

Penebalan

Rapuh

Tumbuh kedalam jari

Perubahan warna

Jamur

Kulit intak

Ulkus superficial

Ulkus dalam (sampai tendon, tulang)

Ulkus dalam dengan infeksi

Ulkus dengan gangren pada 1-2 jari

Pemeriksaan penunjang
Darah sewaktu 525 gr/dl

: Gula

Pulsasi : Arteri dorsalis pedis kanan


dan kiri: ++

V. PENGKAJIAN MASALAH
KESEHATAN PASIEN
Keluhan :
Jempol kaki kanan luka tidak sembuh-sembuh
Sering terasa lapar
Sering haus
Sering kencing malam hari
Badan terasa lemas
Jari-jari kaki dan tangan sering terasa
kesemutan

Faktor Internal :
Usia
Gula darah tidak terkontrol
Kebiasaan makan yang tidak baik
Kebiasaan merokok
Pengetahuan pasien tentang Diabetes mellitus
(DM) dan hipertensi yang kurang

Pemeriksaan fiisk :

Ulkus diabetikum derajat 1


Diabetes Mellitus tipe 2
Hipertensi grade 1

TD: 140/90 mm.hg


BB: 55 kg
TB: 160 cm
IMT: 21,48
Status Gizi: Normoweight
GDS 525 gr/dl
Tampak ulkus superficial di daerah digiti 1 plantar
dekstra

Faktor eksternal :
Pengetahuan keluarga tentang
Diabetes mellitus dan hipertensi masih
sangat kurang

VI. DIAGNOSIS HOLISTIK


(assessment)
Aspek personal
Alasan kedatangan : Luka pada Jempol Kaki kanan 1 bulan yang lalu
Kekhawatiran
: Takut luka pada jempol kakinya tidak sembuh-sembuh lalu
diamputasi dan nyeri pada kakinya tidak hilang sehingga mengganggu pekerjaannya.
Harapan
lagi

: Jempol kaki pasien bisa sembuh dan bisa bekerja tanpa rasa sakit

Persepsi

: Penyakit pasien ini disebabkan karena infeksi

Aspek klinik

Diagnosis kerja

Ulkus diabetikum derajat 1


Diabetes mellitus tipe 2
Hipertensi grade 1

- Aspek risiko internal :


Faktor Internal :
Usia
Hipertensi
Gula darah tidak terkontrol
Kebiasaan makan yang tidak baik
Kebiasaan merokok
Pengetahuan pasien tentang DM yang kurang
(merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

- Aspek psikososial keluarga :


Faktor eksternal :
Pengetahuan keluarga tentang DM masih sangat kurang

- Derajat fungsional : 1

VII. RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN


No
Kegiatan
Sasaran
Waktu
Hasil yang diharapkan
(PLANNING)
Aspek personal
1.

a.

b.

Konseling

dan

Edukasi

mengenai Pasien

Follow Up 1

a.

kemungkinan penyebab luka pada kaki

komplikasi, perjalanan penyakit,

tidak sembuh-sembuh

penyulit

Konseling Edukasi dan pasien tentang

penatalaksanaannya.

penyakit

DM

tipe

2,

perjalanan

b.

penyakit DM, komplikasi, penyulit DM


dan
c.

risikonya

serta

rencana

c.

Mengkonsumsi

d.

Pasien

dan

obat

setelah obat habis.

check
mengerti

up

secara
teratur
target

Konseling dan Edukasi serta motivasi

pengobatan yang dicapai untuk

untuk minum obat cara penggunaan

pengobatan DM

Edukasi tentang efek samping obatEdukasi tentang perlunya pengendalian


DM secara berkelanjutan

g.

Edukasi tentang target terapi dari DM

h.

Konseling
hipertensi

e.

Pasien

mengerti

tentang

hipertensi dan penyebabnya.

obatan yang dikonsumsi

ulkus

diabetikum

Konseling dan Edukasi tentang ulkus

teratur

f.

tentang

tepat

obat yang tepat dan check up secara


e.

Mengerti

dan

tatalaksanaannya.
diabetikum
d.

Mengerti tentang DM tipe 2,

dan

edukasi

tentang

Keterangan

Aspek klinik
2.

Ulkus diabetikum derajat 1


Farmakologi:
- Menganjurkan pasien untuk rajin merawat luka secara terbuka
dengan cara membersihkan luka dengan NaCL
- Kontrol luka : Debridement, dressing
- Amoxicilin 3x500 mg

Pasien

Follow Up 1

Pasien Patuh minum obat

Gula darah turun

Tekanan darah turun

Pasien rajin dan bisa merawat luka

Luka pasien sembuh

- Ibuprofen 3 x 400 mg

DM tipe 2

Farmakologi :

- Motivasi agar pasien patuh minum obat

Metformin 3 x 500 mg

glibenclamide 2 x 5 mg.

Neurodex 1x1

Nonfarmakologi :

Periksa tekanan darah dan gula darah secara teratur minimal

sebulan sekali

Menginformasikan cara pola makan yang teratur dan memenuhi

- Rutin periksa gula darah dan tekanan darah

kalori yang cukup sebesar 1962 kalori (untuk menu terlampir)

- Menerapkan pola makan yang teratur dan kalori yang


cukup

Melakukan pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini komplikasi


dan faktor risiko seperti urinalisa, ureum, creatinin, profil lipid, EKG

- Kontrol pemeriksaan penunjang yang lain

Menginformasikan kepada pasien untuk melakukan perawatan kaki

- Bisa melakukan perawatn kaki secara mandiri

dengan benar

- Bisa melakukan pemeriksaan gula darah secara mandiri

Mengajarkan pasien dan keluarga untuk pemeriksaan gula darah

- Menerapkan metode untuk mengontrol tekanan pada saat


berjalan untuk ulkus diabetikumnya

secara mandiri

Kontrol Tekanan / Mekanik untuk ulkus :Metode off loading =


mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest),
menggunakan alas kaki lembut.

Diet rendah garam 1 sendok makan

Hindari makanan yang tinggi lemak

Olahraga secara teratur minimal 3x seminggu

Aspek risiko internal


-

Konseling kepada pasien Pasien

Follow

mengenai

penyakit
faktor

penyebab
pasien
risiko

Up

penyebab,

yang

Memberi motivasi untuk

Memberi motivasi untuk

Pasien

minum

obat

Pola makan sehari-hari


teratur

berhenti merokok

komplikasi

teratur

mengatur pola makan


-

tahu

dan penatalaksanaanya

penyakitnya.
-

menjadi

mengenai penyakitnya,

dan

menyebabkan

Pasien

Pasien

berhenti

merokok

Gula darah turun

Tekanan darah turun

Luka pasien sembuh

Aspek psikososial, keluarga dan lingkungan


4.

Memberikan

informasi

kepada

keluarga mengenai penyakit yang


di derita dan komplikasinya.
-

Membutuhkan dukungan keluarga


dalam

pengawasan

pengobatan

pasien
-

Memberikan

informasi

kepada

keluarga untuk memotivasi untuk


selalu check up penyakit pasien
-

Menginformasikan pada keluarga


untuk menciptakan suasana rumah
yang tenang untuk pasien

Memberikan
pasien

informasi

untuk

tetap

kepada
boleh

melakukan aktivitas rutin seharihari

Pasien

Follow
Up 2

Keluarga pasien lebih


memahami penyakit yang
diderita
Keluarga pasien mampu
memotivasi pasien untuk
memeriksakan diri ke
dokter.
Keluarga pasien bisa
mengawasi dan
mengingatkan pasien
untuk minum obat
Terciptanya suasana
rumah yang tenang
Pasien masih aktif
beraktivitas

Prognosis
Prognosis

1.Klinik : Ad vitam

Diagnosis Kesatu
Ulkus diabetikum
derajat 1

Diagnosis
kedua
DM tipe 2

Diagnosis
ketiga
Hipertensi gr 1

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Ad
sanationam

Bonam

Dubia

Dubia

Ad
fungsionam

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

IX. TINDAK LANJUT DAN HASIL


INTERVENSI
Tanggal
Kedatangan
pertama
Di rumah
pasien
diperiksa
tanggal 2
februari 2015

INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA


SELANJUTNYA
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :
Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat
pada pasien dan keluarga.
Rencana selanjutnya :
-Informed consent pada pasien untuk melaksanakan home visite
-Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistik
-Konseling
dan
edukasi
tentang
penyakit
yang
dialami
pasien,
penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan DM
-Konseling dan edukasi mengenai target terapi dari penyakit yang diderita
pasien
-Konseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi
-Konseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk minum obat dan
check up teratur
-Konseling dan edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk pasien
-Menemui anggota keluarga lainnya untuk melihat fungsi fungsi keluarga
-Mengisi berkas pembinaan keluarga

TINDAK
LANJUT I
Kedatangan
kedua ke
rumah pasien
tanggal 8
februari 2015

Hasil :
-Pasien minum obat secara teratur
-Pasien sudah mengurangi makan makanan yang manis-manis
-Sakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang
- TD : 120/80 mmHg
-GDS: 239 gr/dl
Intervensi yang dilakukan :
-kunjungan rumah
-anamnesis, pemeriksaan fisik lebih mendalam dan holistik
-konseling dan edukasi serta motivasi untuk minum obat dan
check upteratur
rencana selanjutnya :
-konseling lebih lanjut
-konseling gizi melihat kesesuaian dengan kebutuhan kalori
pasien

X. KESIMPULAN
PENATALAKSANAAN PASIEN
Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
DALAM BINAAN
PERTAMA
Aspek personal
: Sakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang
Harapan

: Semua keluhan bisa hilang

Kekhawatiran
Persepsi
tinggi

: Takut gula darah naik kembali dan susah turun

: Luka yang dialami disebakan karena gula darah yang masih

Aspek klinik :
Ulkus diabetikum derajat 1
Diabetes mellitus tipe 2

Aspek risiko internal

Usia
Gula darah tidak terkontrol
Kebiasaan makan yang sudah cukup baik
Kebiasaan merokok sudah berkurang
Pengetahuan pasien tentang DM sudah bertambah

Aspek psiko sosial keluarga

Pengetahuan keluarga tentang DM sudah bertambah

Derajat fungsional

:1

BERKAS KELUARGA

Alasan pembinaan keluarga


Pasien dan keluarga belum mengerti tentang penyakit yang dideritanya, penyebab
dan faktor- faktor yang dapat memperberat penyakitnya, bagaimana tatalaksana
dan target terapi yang akan dilakukan kepada pasien, cara mengkonsumsi obat,
kemungkinan efek samping pengobatan serta komplikasi penyakit pasien.
Pola hidup pasien seperti pola makan, kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik pasien
harus di informasikan kepada pasien dan keluarga supaya nantinya bisa diterapkan
dalam kehidupannya sehari-hari.
Selain itu konseling dan edukasi tentang risiko penyakit yang sama bisa terjadi
pada anak pasien sangat diperlukan untuk proteksi dini terhadap penyakit dan bisa
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan.

DataDemografiKeluarga
Alamat
: Dusun Jalur Pd.Kuas Suka Raja
Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang
memiliki hubungan dekat dengan keluarga
N

Nama

Kedudukan Gend Umu Pendidika Pekerjaan Berpartisipas


dalam

er

i dalam

keluarga
1 Tn. B

KepalaKeluarg

Ket
tambahan

pembinaan
L

55 th

SD

Petani

Ya

Pasien

a
2 Ny. S

Istri

44 th

SMP

IRT

Ya

Sehat

3 Tn. A

Anak

28 th

SMA

Wiraswasta

Tidak

Sehat

Tn. A

Anak

24 th

SMA

Petani

Ya

Sehat

5 An. T

Anak

16 th

Pelajar

SMP

Ya

Sehat

6 An.M

Anak

5 th

Belum

Tidak

Sehat

sekolah

DataDinamikaKeluarga
Bentuk keluarga

: Keluarga inti

Tahapan siklus hidup keluarga


melepas anak usia dewasa muda yang

: Keluarga yang
meninggalkan

rumah, keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan


anak masa pra sekolah.

Fungsi Keluarga

Penilaian

Kesimpulan Pembina untuk fungsi keluarga yang


bersangkutan

Biologis

Pasien adalah pasien baru yang didiagnosis DM Berdasarkan penilaian terhadap komponen pada keluarga,
dengan komplikasi,tidak ada anggota keluarga pasien maka pembina dapat menyimpulkan bahwa fungsi biologis
yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

kurang baik.

Keluarga masih belum mengerti tentang apa dan


bagaimana penyembuhan penyakit

yang diderita

pasien
-

Keluarga

belum

bisa

mengatur

pola

makan,dan

kegiatan fisik sehari-hari pasien

Psikologis

Pasien

tinggal

bersama

istri

dan

ketiga

orang Berdasarkan penilaian terhadap komponen pada keluarga,

anaknya,istri pasien sangat peduli terhadap penyakit dapat disimpulkan bahwa fungsi psikologis sudah berjalan
suaminya tetapi karena pengetahuan yang kurang dari dengan baik, tetapi karena pengetahuan keluarga tentang
keluarga tentang penyakit dari pasien, istri dan anak- penyakit pasien ini masih kurang dapat menjadi faktor risiko
anaknya belum menerapkan cara perawatan yang yang memperberat penyakit pada pasien.
benar untuk pasien.
-

Komunikasi dengan anggota keluarga dirumah cukup


baik,pasien dekat dengan istri dan anak-anaknya, istri
dan anak-anaknya peduli dengan penyakit pasien saat
ini

Sosial

Untuk hubungan sosial dengan Fungsi sosial berjalan dengan baik.


penduduk

disekitar

tempat

tinggal sudah terjalin baik, hal ini


dapat dilihat saat pasien sakit
banyak

tetangga

sekitar

yang

peduli bahkan membesuk pasien


-

Pasien

juga

rutin

hadir

pada

acara religius di desanya, kerja


bakti juga kerap di ikuti, pasien
juga mengajarkan norma- norma
yang

berlaku

di

kepada keluarganya.

masyarakat

Ekonomi & -

Kebutuhan

Pemenuhan

dapat

kebutuhan

penghasilan
dari

primer,

sekunder Fungsi ekonomi berjalan dengan baik.

dipenuhi
pasien

berkebun

dengan
sehari-hari

sawit.

Jumlah

tersebut dirasa cukup. Gaya hidup


sederhana,
dengan

tidak

prioritas

konsumtif
penggunaan

uang sesuai kebutuhan primer,


sekunder, dan tersier.
-

Untuk biaya pengobatan pasien


sendiri pasien menggunakan BPJS
mandiri.

DataRisikoInternalKeluarga
Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga
Perilaku
Kebersihan pribadi &
lingkungan

Pencegahan spesifik

Sikap & perilakukeluarga yang


Kesimpulan pembina untuk
menggambarkan perilaku tsb
perilaku ybs
Penampilan keluarga kurang bersih dan Kebersihan diri dan keluarga
kurang rapi
kurang.
Keluarga mandi 2x/hari.
Keadaan rumah tidak teratur.
Pencahayaan dan ventilasi didalam
rumah cukup.
Lingkungan sekitar adalah perkebunan
sawit dan rumah-rumah warga
Banyak tampak sampah berserakan
Pasien jarang berolahraga dan hanya
menganggap bekerja sudah sebagai
olahrga
Pasien dan keluarga jarang pergi ke
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan secara rutin, kalau sudah
merasa ada yang sakit baru pasien datang
ke pelayanan kesehatan
Imunisasi pada anak lengkap
Keluarga membiasakan mencuci tangan
sebelum makan

Keluarga
belum
memulai
perilaku yang sehat, dan
belum menerapkan perilaku
pencegahan spesifik terhadap
pasien.

Gizi keluarga

Asah asih asuh

Kesehatan reproduksi

Kebutuhan pangan tercukupi


Keluarga
memasak
sendiri
makanan sehari-hari
Penyediaan makanan dilakukan
sendiri
Pola makan keluarga teratur,
biasanya 3x/hari

Kualitas dan kuantitas


makanan
keluarga
tercukupi, jumlah kalori
sudah sesuai tercukupi

Hubungan antar anggota keluarga Fungsi asah, asih, asuh


harmonis.
dalam keluarga ini cukup
Keluarga mengasuh anak dengan baik baik.
Tidak ada hambatan dalam tumbuh
kembang anak
Pasien menikah saat usia 20an
Kesehatan reproduksi baik
Pasien sudah memiliki 4 orang anak
Pasien masih aktif dalam hubungan
seksual dengan istri
Istri pasien menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan

Latihan jasmani /
aktivitas fisik

Penggunaan pelayanan
kesehatan

Kebiasaan / perilaku
lainnya yang buruk
untuk kesehatan

Pasien dan keluarga tidak pernah Aktivitas fisik dalam


menyediakan waktu khusus untuk keluarga kurang
berolahraga
diperhatikan.
Waktu luang diisi dengan beristirahat
dirumah
atau
kadang-kadang
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Pasien
dan
keluarga
jarang
pergi
memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan
Jarak anatara rumah dengan pelayanan
cukup jauh sekitar 10 km dan harus
menggunakan kendaraan

Perilaku kesehatan keluarga


masih sangat kurang dan
belum bersifat promotif dan
preventif

Pasien merokok sejak usia 15 tahun hingga Perilaku dalam keluarga buruk
sekarang,menghabiskan lebih kurang 1
bungkus rokok dalam sehari
Anak pasien juga seorang perokok aktif

DataSaranaPelayananKesehatandanLingkunganKehidupan
Keluarga
Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

Pusat pelayanan
Pasien berobat ke PKM Betungan, PKM Untuk
pusat
pelayanan
kesehatan yang digunakan Babatan.
kesehatan
sendiri,
mudah
oleh pasien dan keluarga
dijangkau walupun agak jauh
Cara mencapai pusat
Menaiki kendaraan bermotor, dikarenakan jarak dan harus naik kendaraan
pelayanan kesehatan
antara rumah pasien dengan PKM betungan 10 bermotor
terlebih
dahulu,
tersebut
km pasien diantar oleh anaknya
pasien
juga
merasakan
Tarif pelayanan kesehatan Karena pasien menggunakan kartu BPJS maka keringanan dalam hal biaya
tersebut dirasakan
pasien merasakan ada keringanan saat pasien karena pasien peserta BPJS
berobat.
,dari segi pelayanan pasien
Kualitas pelayanan
Untuk kualitas pelayanan pasien merasa selalu di merasa
puas
dengan
kesehatan tersebut
layani dengan baik oleh petugas kesehatanpelayanan
kesehatan
yang
dirasakan
setempat
didapat.

Kepemilikan rumah : sendiri


Daerah perumahan : berjauhan
Karakteristik Rumah

Kesimpulan pembina untuk


tempat tinggal

Luasrumah : 6 x 12m2

Pasien tinggal di rumah bersama


dengan seorang istri, dan tiga
anak,
tinggal
di
daerah
perkebunan
yang
kurang
bersih,jarak antar rumah warga
kira-kira 50 meter. Untuk tempat
tinggal kurang cukup untuk
ditempati
oleh
5
orang.Penerangan dalam rumah
dengan listrik dan ventilasi
kurang.
Kebersihan
rumah
kurang , tata letak barang dalam
rumah tidak teratur.
Sumber air minum dari air
sumur, limbah dialirkan ke tanah,
memiliki 1 kamar mandi yang
menyatu dengan jamban.

Kondisi rumah secara


keseluruhan Kurang Baik.

Jumlah orang dalam satu rumah : 5 org


Luas Halaman rumah : 6 x 4 m2
tidak bertingkat
Lantai rumah dari : semen
Dinding rumah dari : / kombinasi
Penerangan di dalam rumah
Jendela Ada
Listrik : Ada
Ventilasi
Kelembapan rumah : tidak
Bantuan ventilasi di dalam rumah : tidak*
Kebersihan di dalam rumah
Kurang Bersih
Tata letak barang dalam rumah
Tidak teratur
Sumber air
Air minum dan masak dari :
Sumur Jarak sumber air dari septik tank : >7m

Kamar Mandi Keluarga


Ada
Luar Rumah
Jumlah :1 Buah, ukuran 1,5 x 2m2

Jamban
Ada ,Tanpa pegangan
Bentuk jamban : Jongkok

Limbah & sampah


Limbah dialirkan ke : tidak ada
Tempat sampah di luar rumah : tidak
Kesan kebersihan lingkungan permukiman : kurang

Rumah tampak depan

Belakang rumah

Halaman
Belakang

WC

Halaman
Samping

Kamar

Ruang tengah dan ruang


tamu

Pengkajian masalah
Life style :
- pasien memiliki kebiasaan merokok dan sering
mengkonsumsi makanan yang manis-manis
- pasien jarang berolahraga

Sistem
Pelayanan
kesehatan:
Pelayanan
kesehatan
primer cukup
jauh

Perilaku kesehatan:
Kesadaran pasien
terhadap kesehatan
sangat kurang belum
FAMILY
bersikap promotif
dan preventif

Pasien : Ulkus
diabetikum derajat
1
DM Tipe 2
dengan gula darah
TidakTerkontrol,
Hipertensi grade
1

Biologi
Manusia: tidak
ada anggota
keluarga pasien
menderita
penyakit yang
sama

Lingkungan.Psik
ososial,ekonomi:
kurangnya
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit

Lingkungan
fisik:
Mendukung
untuk
berolahraga

-Keadaan rumah kurang bersih dan rapi,


pasien tinggal di daerah perkebunan sawit,
jarak rumah dengan tetangga 50 M

Pekerjaan:
Pasien bekerja
sebagai petani
kebun sawit

Diagnosis Kesehatan Keluarga


Masalah biologis :
Ulkus diabetikum derajat 1
DM Tipe II tidak terkontrol
Hipertensi grade 1
Masalah psikososial :
Kekhawatiran pasien tentang lukanya yang takut tidak sembuh-sembuh dan takut di amputasi
Pengetahuan keluarga dan pasien yang kurang tentang penyakit yang di derita oleh pasien saat ini.
Risiko diabetes pada anggota keluarga lainnya terutama anak-anak pasien

Masalah eksternal keluarga:


Masalah lingkungan rumah :
Pasien tinggal di daerah perkebunan kebun sawit dengan lingkungan yang kurang bersih

SkorkemampuankeluargadalampenyelesaianmasalahdanRencanaPenatalaksanaan
No

Kegiatan
Masalah internal

Sasaran

Istri dan
Konseling kepada keluarga
anak
mengenai penyakit pasien

serta perlunya partisipasi

keluarga dalam

penatalaksanaan pasien

Konseling untuk melakukan

tindakan pencegehan penyakit

dengan menerapkan pola

hidup sehat

Konseling dan Edukasi anggota

keluarga mengenai pentingnya

deteksi dini pemeriksaan gula

darah dan tekanan darah

Waktu

2 minggu

Hasil yang diharapkan

1.Keluarga memahami
lebih jauh tentang
penyakit pasien dan ikut
berpartisipasi pada
penatalaksanaan penyakit
pasien

Coping score
awal

1
2. Keluarga mengerti cara
pencegahan penyakit

1
3. Keluarga selalu

mengingatkan pasien

untuk kontrol teratur

pemeriksaan gula darah

dan tekanan darah.

Coping score
akhir

Keterangan Coping score


1 : Tidak dilakukan, menolak, dan tidak ada partisipasi
2 : Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber ( hanya keinginan ), penyelesaian
masalah sepenuhnya dilakukan oleh provider
3 : Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga
penyelesaian masalah sebagian besar dilakukan oleh provider
4 : Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung upaya provider
5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

Tanggal

31 januari
2015

INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA


SELANJUTNYA
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :
Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat
pada pasien dan keluarga.
Rencana selanjutnya :
-Informed consent pada pasien untuk melaksanakan home visite
-Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistik
-Konseling
dan
edukasi
tentang
penyakit
yang
dialami
pasien,
penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan DM
-Konseling dan edukasi mengenai target terapi dari penyakit yang diderita
pasien
-Konseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi
-Konseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk minum obat dan
check up teratur
-Konseling dan edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk pasien
-Menemui anggota keluarga lainnya untuk melihat fungsi fungsi keluarga
-Mengisi berkas pembinaan keluarga

TINDAK
LANJUT I
Kedatangan
pertama ke
rumah pasien
tanggal 8
februari 2015

Hasil :
-Pasien minum obat secara teratur
-Pasien sudah mengurangi makan makanan yang manis-manis
-Sakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang
- TD : 120/80 mmHg
-GDS: 239 gr/dl
Intervensi yang dilakukan :
-kunjungan rumah
-anamnesis, pemeriksaan fisik lebih mendalam dan holistik
-konseling dan edukasi serta motivasi untuk minum obat dan
check upteratur
rencana selanjutnya :
-konseling lebih lanjut
-konseling gizi melihat kesesuaian dengan kebutuhan kalori
pasien

TINDAK
LANJUT II
Kedatang
an kedua
ke rumah
pasien
tanggal
20
februari
2015

Hasil:
-Luka pada kaki sudah mengering dan rasa
sakit sudah tidak dirasakan lagi
-Pasien minum obat secara teratur
-Tekanan darah 130/80 mmHg
-GDS 173 gr/dl
-Pasien dan keluarga sudah mulai menerapkan
menu diit DM yang sudah diberikan
Intervensi yang dilakukan :
-memberikan gambaran komplikasi
-memberikan media edukasi leaflet tentang
penyakit DM pada anggota keluarganya dan
pentingnya pelaku rawat pada penyakit DM dan
ulkus diabetikum
-menilai kembali hasil konseling sebelumnya,
menanyakan pada pasien apabila terdapat halhal yang belum jelas dan memberikan informasi
tambahan yang diperlukan.
-Edukasi dan konseling mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan penunjang untuk
deteksi dini komplikasi dan faktor risiko
-Edukasi dan konseling mengenai pentingnya ke
dokter mata untuk deteksi dini komplikasi
diabetes pada mata (retinopati diabetes)

KESIMPULAN
PEMBINAAN
KELUARGA PADA
PEMBINAAN
KELUARGA SAAT INI

Masalah kesehatan keluarga


pada saat berakhirnya
Coping score
pembinaan pertama dan coping
Keluarga memahami lebih jauh tentang penyakit pasien dan ikut berpartisipasi
score
akhir
pada penatalaksanaan
penyakit pasien
5
Keluarga mengerti cara pencegahan penyakit

Pasien dapat kontrol teratur.

Keluarga turut serta bersama-sama menyemangati pasien.

Faktor Pendukung
terselesainya masalah

Terdapat jaminan kesehatanpasien


untuk berobat
kesehatan
Keluarga (suami dan anak-anak ) pasien kooperatif
Pembina diterima dengan baik
Tersedia waktu yang cukup
Sosio ekonomi yang cukup memadai
Keluarga sangat antusias dan semangat dalam pembinaan keluarga

Faktor penghambat
terselesaikannya masalah
Rumah yang cukup jauh
dengan fasilitas pelayanan pasien
kesehatan
masalah
kesehatan

Rencana penatalaksanaan
pasien selanjutnya
Melakukan edukasi dan konseling ulang pasien dan keluarga mengenai
penatalaksanaan penyakit diabetesnya termasuk pola makan, aktivitas, minum
obat teratur serta kontrol ke dokter
Melakukan pertemuan keluarga di rumah yang dihadiri tidak hanya oleh pelaku
rawat, tapi juga oleh anak-anak pasien agar seluruh anggota keluarga dapat
berpartisipasi dalam penatalaksanaannya
Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya kontrol kadar
gula darah setiap bulan

Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pola makan dan menu yang
cocok untuk pasien.
Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan
pemeriksaan penunjang untuk deteksi komplikasi dan faktor risiko (urinalisa,
ureum, creatinin, SGPT, profil lipid, EKG)
Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan
pemeriksaan ke dokter mata untuk deteksi dini retinopati diabetes

Jumlah kebutuhan kalori perhari


BB : 55 kg

TB : 160 cm

Berat badan ideal = 90 % x (160 cm 100 cm) X 1 kg = 54 kg


IMT = 21,4 (kesimpulan normal)
Kebutuhan kalori pasien:
Jenis kelamin
30 kal x 55 = 1650
Umur
Periode umur 40 59 tahun dikurangi 5 % = 5% x 1650 = 82,5 kal
Aktifitas fisik
Penambahan 30 % untuk aktifitas sedang = 30% x 1650 = 495 kal
Jadi penghitungan kebutuhan kalori pasien sehari adalah 1650 82,5 + 495 = 1962,5
Jadi dapat dikatakan pula kebutuhan kalori pasien adalah 2000 kalori.

DAFTARPUSTAKA
1. Yunir E, Purnamasari D, Ilyas E, Widyahening IS, Mardai RA, Sukardji K. Pedoman
penatalaksanaan kaki diabetik. Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
2008.
2. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Interna
Publishing. 2009; p. 1933-36.
3. Rowe

VL.

Diabetic

Ulcers

Treatment

&

Management.

2012.

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/460282-treatment#showall . Accessed Januari 28, 2014.

4. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Interna
Publishing. 2009; p. 1933-36.

FOTO KEGIATAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai