Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan limpahan kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam tetap tercurahkan pada
Rasululloh SAW yang telah membimbing umatNya ke arah kebajikan.
Adapun penyusunan makalah yang berjudul Informasi dalam Bimbingan
Karir dan Konseling ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah oleh Dr.
Syahril, M. Pd
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu demi terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah kami mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Padang, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi. .......................................................................................................... ii
BABI PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BABII PEMBAHASAN
A.
BAB III PENUTUP
A.
B.

Simpulan................................................................................................. 10
Saran....................................................................................................... 10
DaftarPustaka.................................................................................................... 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Dalam menjalani kehidupannya, juga perkembangan dirinya, individu
memerlukan berbagai informasi, baik untuk kehidupan sehari- hari sekarang
maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Informasi ini dapat
diperoleh dari berbagai sumber dari media lisan melalui perorangan, media
tertulis dan grafis, melalui sumber formal dan informal sampai dengan media
elektronik melalui sumber teknologi tinggi ( high technology ).
Informasi ada yang akurat, terkini, dan relevan tetapi ada juga yang
tidak. Tugas utama dari bimbingan karier atau konseling karir adalah untuk
membantu orang dalam mengidentifikasi informasi apa yang mereka
butuhkan,

menentukan

dimana

informasi

tersebut

dapat

diperoleh,

memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat dan terkini, dan


perencanaan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk melakukan tindakan.
Layanan Informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada
sasaran layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi
tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya atau bisa juga
layanan informasi merupakan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
ditujukan untuk memberikan berbagai informasi agar wawasan para siswa
tentang berbagai hal lebih terbuka, seperti informasi cara belajar yang efektif,
bahaya penggunaan narkotika atau informasi tentang pendidikan dan dunia
kerja.
Layanan pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa
dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah,
bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka
dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan
merencanakan kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak
memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik
untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan
untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya.
Namun, mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus

mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk mereka dan mana
yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut data dan
fakta yang tidak berubah dan ada yang dapat berubah dengan beredarnya roda
waktu.
Perkembangan ilmu penhetahuan dan teknologi yang begitu pesat
mengakibatkan corak kehidupan masyarakat terus berubah maka, disamping
mendapatkan informasi tentang kenyataan lingkungan hidup yang berlaku
sekarang ini, peserta didik harus memperoleh informasi tentang berbagai cara
mengikuti perubahan dalam lingkungan hidupnya, dan dari sumber-sumber
yang mana dapat digali pengetahuan tentang hal-hal yang telah berubah atau
kiranya akan berubah di kemudian hari.
Melihat begitu pentingnya layanan informasi di dalam Bimbingan Karir
dan Konseling ini diharapkan dapat membantu siswa menghadapi masalah
yang dihadapinya. Pada kesempatan kali ini, penulisan makalah ini akan
membahas masalah informasi yang ada pada layanan Bimbingan Karir dan
Konseling.
B. Rumusan Masalah
Dari berberbagai masalah yang ditemukan maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah makna dan tujuan dari layanan informasi bimbingan karir dan
konseling
2. Apakah prinsip-prinsip layanan informasi bimbingan karir dan konseling
3. Bagaimana cara menyajikan informasi dalam bimbingan karir dan
konseling
4. Langkah-langkah dalam penyajian informasi dalam bimbingan karir dan
konseling
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui bagaimana prinsip informasi BK
b. Mengatahui bagaimana cara memberikan informasi layanan bimbingan
konseling

BAB II
PEMBAHASAN
Selain kebutuhan akan informasi pekerjaan, individu membutuhkan informasi
pendidikan dan pengembangan karir pribadi. Setiap individu harus memiliki dan
mampu menggunakan informasi tentang berbagai peluang kurikuler, pascasekolah tinggi dan pasca-kuliah pendidikan dan pelatihan dan hubungan antara
pendidikan dan kerja . Jika siswa membuat keputusan untuk melanjutkan kuliah,

mereka perlu memahami faktor, misalnya seberapa lingkungan perguruan tinggi


berbeda, bagaimana karakteristik jelas dari lembaga pendidikan tinggi (seperti
ukuran. selektivitas, lokasi geografis, kurikulum, dan lain-lain) mempengaruhi
individu, bagaimana caranya, proses aplikasi, bagaimana untuk menyelidiki
peluang bantuan keuangan, bagaimana menentukan apa tes nasional yang
diperlukan, dan cara mengatasinya dengan variabel lain dalam proses pendidikan
pilihan. Jika mahasiswa atau orang dewasa yang berorientasi khusus, mereka
harus memiliki informasi yang sama penting tentang peluang untuk pelatihan.
Dengan begitu banyaknya kebutuhan yang semakin beragam maka sangat
dibutuhkan seorang konselor yang akan memberikan bimbingan karir dan
konseling. Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan dalam:
1)bimbingan belajar, 2) bimbingan sosial, 3) bimbingan dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi. Seorang konselor ini akan membantu kita untuk
menjawab pertanyaan tentang "Apa yang saya tahu tentang diriku sendiri,
bagaimana saya bisa menggunakan informasi ini?" dan seorang konselor harus
berhati-hati dalam memberikan masukan.
A. Prinsip Bimbingan Karir dan konseling
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam

pelayanan

bimbingan

dan

konseling

prinsip-prinsip

yang

digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan


pengalaman praktis tentang hakekat manusia, perkembangan dan kehidupan
manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, pengertian, tujuan,
fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya
berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses
penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Berikut ini sejumlah sejumlah prinsip bimbingan dan konseling:
1. Prinsip-prinsip yang Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individuindividu, baik secara perorangan maupun kelompok. Individu-individu itu
sangat berpariasi, misalnya dalam hal umurnya, jenis kelaminnya, status

sosial

ekonomi

keluarga,

kedudukan,

pangkat

dan

jabatanya,

keterkaitannya terhadap suatu lembaga tertentu, dan variasi-variasi


lainnya. Berbagai pariasi itu menyebabkan individu yang satu berbeda
dengan individu yang lainnya dan masing-masing individu adalah unik.
Dari variasi dan keunikan individu inilah akhirnya dirumuskan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bimbingan dan Konseling

melayani

semua

individu,

tanpa

memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status


sosial ekonomi.
b. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku
individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang
kompleks dan unik, oleh karena itu bimbingan dan konseling harus
mampu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami
keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan
permasalahannya.
d. Setiap aspek pola keperibadian yang kompliks seorang individu
mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada
sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu
pelayanan bimbinagn dan konseling yang bertujuan mengembangkan
penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
e. Meskipun individu yang satu dan yang lainnya adalah serupa dalam
berbagai hal, perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan
dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau
bimbingan kepada individu-individu tertentu, baik mereka itu anakanak, remaja, maupun orang dewasa.
2. Prinsip-prinsip yang Berkenaan dengan Sasaran Individu
Dalam setiap perkembangan dan kehidupan individu terdapat begitu
banyak masalah yang sangat bervariasi, baik dalam jenis dan intensitasnya.
Secara ideal pelayanan bimbangan dan konseling ingin membantu semua
individu dengan berbagai masalah itu. Namun, sesuai dengan keterbatasan
yang ada pada dirinya sendiri, pelayanan bimbiangan dan konseling hanya

mampu melayani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang


berkenaan dengan hal itu adalah:
i. Meskipun bimbingan dan konseling menjangkau setiap tahap dan
bidang perkembangan dan kehidupan individu, namun bidang
bimbingan biasanya hanya dibatasi pada hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental, dan fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak
sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan
terhadap kondisi mental dan fisik individu.
ii. Keadaan sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan
merupakan faktor salah satu pada diri individu dan hal itu semua
menuntut perhatian dari para konselor dalam mengentaskan masalah.
b. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
Penyelenggaraan pelayanan bimbangan dan konseling baik secara
insidensial maupun terprogram. Pelayanan insidensial diberikan kepada
klien-klien yang secara langsung (tidak terprogram atau terjadwal) kepada
konselor untuk meminta bantuan. Konselor memberikan pelayanan kepada
mereka secara langsung pula sesuai dengan permasalahan klien pada
waktu mereka itu datang. Namun klien tidak memberikan pelayanan
khusus untuk mereka. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program
layanan bimbinagan dan konseling itu adalah sebagai berikut:
i. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu program pelayanan
bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan
program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.
ii. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan individu dan
masyarakat.
iii. Program pelayanan

bimbingan

dan

konseling

disusun

dan

diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai


dengan orang dewasa, di sekolah misalnya dari jenjang pendidikan
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
iv. Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan
penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan

manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program


yang dilaksanakan dengan pelaksanaannya.1[8]
3. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan antara
lain:
i. Pelayanan bimbingan dan konseling harus

diarahkan untuk

mengembangkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam


menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi.
ii. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak
dilakukan oleh klien hendaknya atas kemauan klien sendiri.
iii. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga
ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan khusus tersebut.
iv. Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang
profesional.
v. Guru dan konselor harus saling melengkapi dalam mengurangi
kebodohan dan hambatan yang ada pada lingkungan individu/siswa.
vi. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan
pelayanan bimbingan dan konseling, sehingga perlu dilakukan kerja
sama antara konselor dengan guru dan orang tua.
vii. Hasil penilaian dan pengukuran dari setiap individu hendaknya
dimanfaatkan dengan baik, data khusus tentang kemampuan mental,
hasil belajar, bakat dan minat dan berbagai ciri kepribadian
hendaknya dikumpulkan, disimpan dan di pergunakan sesuai dengan
keperluan.
viii. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.
ix. Tanggung jawab pengelulaan program bimbingan dan konseling
hendaknya diletakkan dipundak seorang pimpinan program yang
terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan bimbingan dan
konseling, bekerja sama dengan staf dan personal, lembaga ditempat
ia bertugas dan lembaga-lembaga lain yang menunjang program
bimbingan dan konseling.
x. Dilakukan penilaian priodik, untuk mengukur perubahan tingkah laku
seseorang yang berkepentingan dengan program yang disediakan.
1

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Belkin (1975) menegaskan enam prisip untuk menegakkan dan
menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
yaitu:
i. Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja
yang jelas, dan mempunyai kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan
program tersebut. Konselor juga memberikan kesempatan kepada
seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui programprogram yang hendak dijalankan itu.
ii. Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa
menganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal
sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal ini, konselor harus menonjolkan
keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari sikap elitis atau
kesombongan/keangkuhan profesional.
iii. Konsselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai
konselor profesional dan menerjemahkan peranannya itu kedalam
kegiatan nyata. Konselor harus pula mampu dengan sebaik-baiknya
menjelaskan kepada orang-orang dengan siapa ia akan bekerja sama
tentang tujuan yang hendak dicapai oleh konselor serta tanggung
jawab yang terpikul dipundak konselor.
iv. Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa yang
gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus
sekolah, yang mengalami masalah emosional, yang mengalami
kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istemewa, yang
berpotensi rata-rata,

yang pemalu dan yang menarik diri dari

khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau


mengambil muka guru, konselor dan personal sekolah lainnya.
v. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang
cukup parah dan siswa-siswa yang memilili gangguan emosional,
khususnya melalui penerapan program-program kelompok, kegiatan
pengajaran disekolah dan kegiatan luar sekolah, serta bentuk-bentuk
kegiatan lainnya.

vi. Konselor harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala
sekolah, memberikan perhatian
harapan,

dan

dan peka terhadap kebutuhan,

kecemasan-kecemasannya.

Konselor

memiliki

kesempatan yang baik untuk menegakkan citra bimbingan dan


konseling yang profesional apabila ia memiliki hubungan yang saling
menghargai dan saling memerhatikan dengan kepala sekolah.
B. Komponen dalam Layanan Informasi
Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen pokok yaitu :
1) Konselor
Konselor, ahli dalam pelayanan konseling adalah penyelenggara layanan
informasi. Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi
layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan
informasi dan menggunakan cara-cara yang efektif untuk melangsanakan
layanan.
2) Peserta
Peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa di
sekolah , mahasiswa, anggota organisasi pemuda dan sosial politik,
karyawan instansi dan dunia usaha/industri serta anggota-anggota
masyarakat lainnya, baik secara perorangan maupun kelompok. Bahkan
narapidana dan mereka yang berada dalam kondisi khusus tertentupun
dapat menjadi peserta layanan asal suasana dan ketentuan yang berlaku
memungkinkannya.Pada dasarnya peserta layanan informasi pertamatama menyangkut pentingnya isi layanan bagi (calon) peserta yang
bersangkutan. Apabila seseorang tidak memerlukan informasi yang
menjadi isi layanan informasi, ia tidak perlu menjadi peserta layanan.
3) Informasi
Jenis, luas dan keadaan informasi yang menjadi isi layanan informasi
sangan bervariasi tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Dalam
hal ini identifikasi keperluan akan penguasaan informasi tertentu oleh
para ( calon ) peserta sendiri, konselor maupun pihak menjadi sangat
penting. Pada dasarnya informasi yang dimaksud mengacu pada seluruh
bidang layanan pelayanan konseling yaitu pengembangan pribadi, sosial,

kegiatan belajar, perencanaan karir, kehidupan berkeluarga dan beragama.


Lebih rinci berbagai informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Informasi perkembangan diri.


Informasi hubungan antar pribadi, sosial, nilai dan moral.
Informasi pendidikan, kegiatan belajar dan keilmuan teknologi.
Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi.
Informasi sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan.
Informasi kehidupan berkeluarga.
Informasi kehidupan beragama.
Untuk keperluan layanan informasi, informasi yang menjadi isi

layanan harus spesifik dan dikemas secara jelas dan rinci sehingga dapat
disajikan secara efektif dan dipahami dengan baikoleh para peserta
layanan. Informasi dimaksudkan ini sesuai dengan kebutuhan aktual para
peserta layanan sehingga tingkat kemanfaatan layanan tinggi.
C. Tipe-tipe Informasi
Data yang digunakan dalam layanan informasi acapkali digolongkan
dalam empat bagian utama yaitu :
1. Informasi pendidikan/ belajar
Depdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi belajar
meliputi:
a. Tugas-tugas

perkembangan

masa

remaja

berkenaan

dengan

pengembangan diri, keterampilan, ilmu pengetahuan, teknologi dan


kesenian.
b. Perlunya pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan
c.

aktif terprogram baik belajar mandiri maupun berkelompok.


Cara belajar di perpustakaan, meringkas buku, membuat catatan dan

mengulang pelajaran.
d. Kemungkinan timbulnya berbagai masalah belajar dan upaya
pengentasannya.
e. Pengajaran perbaikan dan pengayaan.
f. Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
meningkatkan kegiatan dan hasil belajar siswa.
g. Kursus dan sekolah yang mungkin dimasuki setelah tamat.
2. Informasi pekerjaan/karir

Depdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi karor meliputi :


a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan
perkembangan karir.
b. Perkembangan karir di masyarakat.
c. Sekolah menengah, kursus-kursus, beserta program pilihannya, baik
umum maupun kejuruan dalam rangkka pengembangan karir.
d. Jenis, tuntutan dan syarat-syarat jabatan yang dapat dimasuki setelah
tamat, seperti kemapuan, pengetahuan dan keterampilan yang harus
dimiliki.
e. Kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir dan
tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya.
f. Pelaksanaan pelayanan bimbingan karir bagi siswa.
3. Informasi pribadi
Informasi pribadi ini dapat meliputi :
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja, khususnya tentang
kemampuan dan perkembangan pribadi.
b. Perlunya pengembangan kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha esa.
c. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentukbentuk pembinaan dan pengembangan serta penyalurannya.
d. Usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam
membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa remaja awal ke
masa remaja yang penuh tantangan.
4. Informasi sosial
Informasi sosial berkaitan dengan pemahaman diri dan pemahaman orang
lainnya. Informasi sosial ini meliputi :
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan
pengembangan hubungan sosial.
b. Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun dan disiplin di sekolah.
c. Tata krama pergaulan dengan teman sebaya baik di sekolah sendiri
maupun di sekolah lain, siswa dengan guru, siswa dengan staf lainnya
dalam rangka kehidupan yang harmonis di lingkungan sekolah.
d. Suasana dan tata krama kehidupan dalam dalam keluarga.
e. Nilai-nilai sosial, agama, adat istiadat, kebiasaandan tata krama yang
berlaku di lingkungan masyarakat.
f. Hak dan kewajiban warga negara.

D. Langkah-langkah Penyajian Informasi


1. Langkah Persiapan
a. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasannya
Untuk siapa informasi disiapkan
Apakan informasi dibutuhkan siswa
Apakah berharga bagi siswa
Apakah cukup akurat dan up todate.
Apakah ada hubungannya dengan hal-hal diketahui siswa.
b. Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi.
Berapa jumlahnya.
Bagaimana karakteristiknya.
c. Mengetahui sumber-sumber informasi
Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan.
d. Menetapkan teknik penyampaian informasi.
Cocokkah dengan tujuan, isi dan sumber.
Dapatkah menarik perhatian siswa.
Bagaimana konsekuensi waktu, biaya, dan pengorganisasiannya.
e. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
Kapan, berapa kali, dimana.
Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan.
f. Menetapkan ukuran keberhasilan
Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil dengan
baik.
Bagaimana cara mengukur keberhasilan itu.
2. Langkah pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan layanan
informasi :
a. Usaha menarik minat dan perhatian siswa.
b. Siapan peran siswa secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi
dan manfaatnya.
c. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa seharihari.
d. Bila menggunakan teknik karya wisata dan pemberian tugas,
persiapan sebaik-baiknya sehingga setiap siswa mengetahui apa yang
harus diperhatikan apa yang harus dicatat dan apa yang harus
dilakukan.
e. Penyajian informasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan
siswa.

f. Pemberi informasi hendaknya disesuaikan dengan kualifikasi


personil staf bimbingan.
3. Langkah Evaluasi
Guru pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan layanan
informasi. Langkah evaluasi ini seringkali dilupakan sehingga tidak
diketahui sejauh mana siswa mampu menagkap informasi.
Kriteria keberhasilan layanan informasi sebagai berikut :
a. Jika para siswa telah dapat menyesuiakan diri sebaik-baiknya dengan
lingkungannya.
b. Jika para siswa telah memperoleh sebanyak-banyaknya sumber
informasi.
E. Pendekatan dan Teknik dalam Layanan Informasi
Layanan informasi diselenggarakan secara langsung dan terbuka dari
konselor kepada pada para pesertanya. Berbagai teknik dan media yang
bervariasi dan luwes dapat digunakan dalam forum dengan format klasikal
dan kelompok. Format individual dapat diselenggarakan untuk peserta khusus
dengan, informasi khusus dan biasanya terkait dengan layanan konseling
lainnya.
1. Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Cara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai adalah ceramah
yang diikuti dengan tanya jawab. Untuk mndalami informasi tersebut
dapat dilakukan diskusi diantara para peserta.
2. Media
a. Dalam penyampaian informasi dapat digunakan media pembantu
berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program
elektronik (seperti radio, televisi, rekaman, komputer, OHP, LCD ).
b. papan informasi merupaka media yang cukup efektif apabila
dikelola dengan baik dan baahn sajinya aktual.
c. Informasi dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya
(rekaman audio, video, komputer) digunakan dalam layanan informasi
yang bersifat mandiri dalam arti peserta layanan atau klien sendiri
dapat memperoleh dan mengolah informasi yang diperlukan.
3. Acara Khusus
Melalui acara khusus di sekolah misalnya dapat digelar Hari Kartini,
Hari Anti Narkoba, Hari KB, Hari Keberhasilan Lingkungan yang

didalam nya ditampilkan informasi tentang karir dalm spektrum yang luas.
Berbagai kegiatan sebagaimana tersebut di atas diselenggarakan dalam
waktu yang lebih lama, satu hari atau lebih.
4. Nara Sumber
Penyelenggaraan layanan informasi tidak dimonopoli oleh konselor, pihakpihak lain dapat diikutsertakan. Dalam hal ini peranan nara sumber sangat
dominan. Sesuai dengan isi informasi dan para pesertanya, nara sumber
diundang untuk menyajikan informasi yang dimaksudkan.
5. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat penyelenggaraan layanan informasi sangat tergantung
pada format dan isi layanan. Format klasikal dan isi layanan yang terbatas
untuk para siswa dapat diselenggarakan di kelas-kelas menurut jadwal
pembelajaran

sekolah.

Layanan

informasi

dengan

acara

khusus

memerlukan waktu dan tempat tersendiri yang perlu diatur secara khusus.
6. Penilaian
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penilaian hasil layanan
informasi difokuskan kepada pemahaman para peserta terhadap informasi
yang menjadi isi layanan. Unsur U ( Understanding ) sangat dominan.
Pemahaman para peserta layanan itu lebih jauh dapat dikaitkan dengan
kegunaan bagi peserta dan apa yang akan dilakukan peserta berkenaan
dengan informasi yang diperolehnya itu.
7. Keterkaitan
Di dalam semua jenis layanan konseling dapat terungkap perlunya klien
menguasai informasi tertentu, khususnya dalam kaitannya dengan
permasalahan yang sedang dialami. Untuk memenuhi keperluan itu,
konselor biasanya mengupayakan agar informasi itu dapat diperoleh klien.
Dengan cara seperti itu layanan informasi telah terintegrasikan ke dalam
jenis-jenis layanan konseling lainnya.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Layanan informasi ialah kegiatan bimbingan yang bermaksud
membantu seseorang untuk mengenal lingkungannya yang sekirannya dapat
dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Informasi
Bimbingan konseling Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen
pokok yaitu konselor, peserta dan informasi.
Tugas utama dari bimbingan karier atau konseling karir adalah untuk
membantu orang dalam mengidentifikasi informasi apa yang mereka
butuhkan, menentukan dimana informasi tersebut dapat diperoleh,
memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat dan terkini, dan
perencanaan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk melakukan tindakan.
Data yang digunakan dalam layanan informasi digolongkan dalam
empat bagian utama yaitu informasi pendidikan /belajar, informasi
pekerjaan/ karir, informasi sosial, dan informasi pribadi. Langkah-langkah
dalam penyajian informasi meliputi langkah persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi.

Pendekatan dan teknik dalam layanan informasi meliputi

ceramah,tanya jawabdan diskusi, media, acara khusus, nara sumber, waktu


dan tempat, penilaian dan keterkaitan.
B.

Saran
Layanan informasi diharapkan memenuhi kekurangan individu
akan informasi yang mereka perlukan. Informasi itu harusnya diolah dan
digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.

Layanan informasi diselenggarakan oleh konselor dan diikuti oleh seseorang


atau lebih peserta.

DAFTAR PUSTAKA
Hariastuti, Retno Tri. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa
University Press.
Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri
Padang.
http://ajenganjar.blogspot.com/2012/03/makalah-layanan-informasi.html
http://janganpernahselingku.blogspot.com/2014/03/fungsi-serta-prinsip-prinsipbimbingan.html

Anda mungkin juga menyukai