EPILEPSI
dan
KEJANG
dr. An An, M.Sc., Sp.S
Departemen Neurologi FK UNTAN
RSUD Dr. Soedarso & RS UNTAN
SEIZURE
PATOGENESIS KEJANG
Neuron memiliki potensial membran,
Perbedaan potensial membran o.k adanya ion-ion dalam
dan luar sel.
Na+
K+
Ca+
Cl-
PATOGENESIS KEJANG
Neurotransmitter
Reaksi celah postsinaptik
Stimulasi
(Ach, Glutamat, Aspartat)
Potensial membran
Inhibisi
(GABA, Gycine, Taurin)
Potensia membran
Depolarisasi
Hiperpolarisasi
EPSP
(Na+, Ca++ masuk sel)
IPSP
(K+, Cl- masuk sel)
ETIOLOGI EPILEPSI
I.
IDIOPATIK
II.
SIMPTOMATIK :
Ada lesi di otak dan atau selaput otak oleh karena :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Kongenital
4. Lesi desak ruang (SOL)
5. Gangguan peredaran darah otak
6. Toksik dan metabolik
DIAGNOSIS
Anamnesa riwayat serangan
Auto/allo anamnesa
Melihat sendiri serangan
Dicari
:
- Pola serangan
- Usia serangan I
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat epilepsi di keluarga
Pemeriksaan fisik : umum & neurologi (+ neuropsikologi)
Rekaman EEG
Diagnosa pasti :
Gambaran epileptiform pada EEG
Saat serangan klinis terjadi
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS :
1. Kejang parsial sederhana
- migren
- TIA
- hiperventilasi
- Tic fasialis dan hemifasial spasme
2. Kejang parsial kompleks
- sinkop
- TIA
- migren
- sleep disorder
- non epileptic attacks
- narkolepsi
- gangguan metabolik
- transient global amnesia
3. Kejang tonik-klonik dan atonik
- CVD (Cerebro Vascular Disease)/Stroke
- Migraine Basilar Artery
- non epileptic attacks
- hiperventilasi
- sinkop
EPILEPSI
PENDAHULUAN
Epilepsi
Prevalensi
Definisi (Konsensus) :
Manifestasi klinis serupa, berulang secara
paroksismal yang disebabkan oleh hiperaktifitas
listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan,
dan bukan oleh penyakit otak akut (unprovoked)
KLASIFIKASI EPILEPSI
Sulit karena Simptom, bukan penyakit
Konsep membagi :
1. Berdasar kejang parsial dan umum
2. Kesadaran baik atau menurun
3. Berdasar etiologi idiopatik atau simptomatik
4. Penemuan gambaran EEG
Klasifikasi yang dipakai KLASIFIKASI ILAE
Ada 2 yaitu : ILAE 1981
ILAE 1989
* Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pakai ILAE 1981
berdasar gambaran klinis dan EEG
Klasifikasi Epilepsi :
Serangan parsial:
1.Serangan parsial sederhana
a. Dengan manifestasi motorik.
b. Dengan manifestasi somatosensorik.
c. Dengan manifestasi autonomik.
d. Dengan manifestasi psikik.
OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN
PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA
Serangan parsial (sederhana dan umum sekunder) :
Serangan umum :
OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN
PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA
Serangan lena
Serangan mioklonik
KARBAMAZEPIN
FENOBARBITAL
Dosis rumat
200 400
rata-rata
(dewasa mg/hari)
600 - 1400
60 - 180
Tambahan
dosis yg lazim
25 100
200
30 - 60
Jadwal dosis
yang lazim
2 kali sehari
(1 x sehari)
2 x sehari
(3 x sehari)
1 x sehari
(2 x sehari)
10 20 mg/kg
5 - 8 mg/kg
Dosis rumat
5 8 mg/kg
rata-rata
pd anak (mg/hari)
PRIMIDON
VALPROAT
400 mg, naikkan
200 mg
tiap minggu
Dosis rumat
500 - 1200
rata-rata
(dewasa mg/hari)
500 - 1500
600 - 1500
Tambahan
dosis yg lazim
250
125 - 250
200 - 500
Jadwal dosis
yang lazim
2 x sehari
(3 x sehari)
2 x sehari
(3 x sehari)
2 x sehari
20-30 mg/kg
30-50 mg/kg
Dosis rumat
20 mg/kg/hr
rata-rata
pd anak (mg/hari)
Pertolongan pertama :
Tidak diperlukan memaksa membuka mulut untuk
memasukkan sesuatu untuk mencegah lidah terggigit.
Tidak diperlukan megekang gerakan kejang karena akan
berakibat timbulnya cidera.
Pasien dibiarkan mengalam kejang seperti seharusnya ia
hanya dipindahkan ketempat yang aman.
Setelah kejang berakhir, balikkan pasien pada salah satu
sisi dalam posisi setengan telungkup untuk membantu
pernafasan dan pemulihan serta berikan bantalan di kepala.
Status Epileptikus
Glukosa 40% 50 ml; Tiamin 100 mg;
Diazepam 0,3 mg/kgBB (maks 20 mg) kec.5 mg/mnt
Fenitoin 18 mg/kgBB (maks.50 mg/mnt)
(dapat dinaikkan maks 30 mg/kg)
20-30 min
Fenobarbital 20 mg/kg (<100 mg/min)
40-60 min
Pentobarbital 5 mg/kg iv
dilanjutkan 1 mg/kg/jam
60 min
Anestesia