Anda di halaman 1dari 28

Curiculum vitae

Dr. An An, M. Sc., Sp.S

Lulus dokter FK UGM th 2001


Lulus Spesialis Saraf FK UGM th 2013
Lulus S2 Ilmu Kedokteran Klinik FK UGM th 2013
Staf Pengajar Neurologi FK UNTAN
Dokter Sp.S di SMF Saraf RSUD Dr.Soedarso & RS UNTAN
Dokter Sp.S di RS Promedika
Dokter Sp.S visiting di RS Mitra Medika
Praktek di Apotik Abadi Jl. Diponegoro no.27 Pontianak

EPILEPSI
dan
KEJANG
dr. An An, M.Sc., Sp.S
Departemen Neurologi FK UNTAN
RSUD Dr. Soedarso & RS UNTAN

SEIZURE

PATOGENESIS KEJANG
Neuron memiliki potensial membran,
Perbedaan potensial membran o.k adanya ion-ion dalam
dan luar sel.
Na+
K+

Ca+
Cl-

Potensial membran istirahat 60-80mV, untuk


mempertahankan pompa Na-K (bergantung pada enzim
Na-K ATP-ase.

PATOGENESIS KEJANG
Neurotransmitter
Reaksi celah postsinaptik
Stimulasi
(Ach, Glutamat, Aspartat)
Potensial membran

Inhibisi
(GABA, Gycine, Taurin)
Potensia membran

Depolarisasi

Hiperpolarisasi

EPSP
(Na+, Ca++ masuk sel)

IPSP
(K+, Cl- masuk sel)

ETIOLOGI EPILEPSI
I.

IDIOPATIK

II.

SIMPTOMATIK :
Ada lesi di otak dan atau selaput otak oleh karena :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Kongenital
4. Lesi desak ruang (SOL)
5. Gangguan peredaran darah otak
6. Toksik dan metabolik

DIAGNOSIS
Anamnesa riwayat serangan
Auto/allo anamnesa
Melihat sendiri serangan
Dicari
:
- Pola serangan
- Usia serangan I
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat epilepsi di keluarga
Pemeriksaan fisik : umum & neurologi (+ neuropsikologi)
Rekaman EEG

Diagnosa pasti :
Gambaran epileptiform pada EEG
Saat serangan klinis terjadi

DIFFERENSIAL DIAGNOSIS :
1. Kejang parsial sederhana
- migren
- TIA
- hiperventilasi
- Tic fasialis dan hemifasial spasme
2. Kejang parsial kompleks
- sinkop
- TIA
- migren
- sleep disorder
- non epileptic attacks
- narkolepsi
- gangguan metabolik
- transient global amnesia
3. Kejang tonik-klonik dan atonik
- CVD (Cerebro Vascular Disease)/Stroke
- Migraine Basilar Artery
- non epileptic attacks
- hiperventilasi
- sinkop

EPILEPSI

PENDAHULUAN
Epilepsi
Prevalensi

: Sindroma Kelainan Saraf


: 1,5/1000 - 31/1000
(USA, Inggris, Norwegia, Japan, Denmark)
Prev. Indonesia : Belum ada
Konsensus
: Prev. diduga 0,5 % - 2 %
Estimasi penyandang di Indonesia
1- 4 juta orang
Di luar serangan : Sehat
Serangan
: Dapat dikendalikan
Orang sehat dan handal dibidangnya
Diagnosis dini
perlu

Definisi (Konsensus) :
Manifestasi klinis serupa, berulang secara
paroksismal yang disebabkan oleh hiperaktifitas
listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan,
dan bukan oleh penyakit otak akut (unprovoked)

Dapat disamakan dengan suatu badai listrik yang kecil.


Cetusan abnormal tersebut mungkin melibatkan sebagian
kecil otak saja (serangan parsial/fokal) atau daerah
yang lebih luas pada kedua belahan otak (serangan umum)

KLASIFIKASI EPILEPSI
Sulit karena Simptom, bukan penyakit
Konsep membagi :
1. Berdasar kejang parsial dan umum
2. Kesadaran baik atau menurun
3. Berdasar etiologi idiopatik atau simptomatik
4. Penemuan gambaran EEG
Klasifikasi yang dipakai KLASIFIKASI ILAE
Ada 2 yaitu : ILAE 1981
ILAE 1989
* Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pakai ILAE 1981
berdasar gambaran klinis dan EEG

Klasifikasi Epilepsi :
Serangan parsial:
1.Serangan parsial sederhana
a. Dengan manifestasi motorik.
b. Dengan manifestasi somatosensorik.
c. Dengan manifestasi autonomik.
d. Dengan manifestasi psikik.

Klasifikasi epilepsi (2)


2.Serangan parsial kompleks.
a. Serangan parsial sederhana pada awalnya disusul
dengan penurunan kesadaran:
Dengan gbr parsial sederhana (1a-d) diikuti penurunan
kesadaran.
Dengan automatisme.
b. Dengan penurunan kesadaran pada awalnya:
Hanya dengan penurunan kesadaran
Dengan automatisme
3.Serangan umum sekunder.
Dengan evolusi serangan parsial sederhana atau kompleks
menjadi serangan umum
a. Kejang parsial sederhana berkembang menjadi umum.
b. Kejang parsial kompleks berkembang menjadi umum
c. Kejang parsial sederhana berkembang menjadi parsial
kompleks dan selanjutnya nerkembang menjasi kejang umum

Klasifikasi epilepsi ..(3)


II. Serangan umum.
1. Serangan lena (absence)
2. Serangan mioklonik.
3. Serangan klonik.
4. Serangan tonik.
5. Serangan tonik-klonik (grand mal)
6. Serangan atonik.
III. Serangan epilepsi tak terklasifikasikan.

Karakteristik Bangkitan Epilepsi

INDIKASI EEG PADA EPILEPSI


Membantu menegakkan diagnosis
Menentukan jenis serangan dan lokasi fokus
Menentukan prognosis pada kasus-kasus tertentu
Melacak fokus pada kasus yang dicurigai epilepsi
Menentukan fokus untuk operasi

INDIKASI NEUROIMAGING PADA EPILEPSI

Semua kasus serangan pertama, diduga ada kln. struktural


Terdapat defisit neurologi
Serangan pertama di atas usia 40 tahun
Intractable epilepsy untuk persiapan operasi
Epilepsi serangan parsial

OBAT ANTI EPILEPSI (OAE)


Prinsip :
1. Diagnosis harus benar
2. Pemilihan obat tepat
3. Monoterapi
4. Penyuluhan - kepatuhan
5. Dosis rumat
6. Ganti obat
7. Menghentikan obat

OBAT ANTI EPILEPSI YANG ADA DI INDONESIA :


OAE Pilihan Pertama:
Fenitoin
Karbamazepin
Fenobarbital
Valproat
Klonazepam
OAE Pilihan Kedua
Gabapentine
Lamotrigine
Oxcarbamazepine
Klobazam.
Topiramat.
Vigabatrin.

OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN
PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA
Serangan parsial (sederhana dan umum sekunder) :

Obat pilihan pertama : - fenitoin, karbamazepin, fenobarbital/


primidon,
Obat pilihan kedua
: - golongan benzodiazepin, valproat

Serangan umum :

Serangan tonik klonik


Obat pilihan pertama : - feniton, karmazepin, fenobarbital/
primidon, valproat
Obat pilihan pertama : - golongan benzodiazepin

OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN
PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA
Serangan lena

Obat pilihan pertama : - etosuksimid, valproat


Obat pilihan kedua
: - golongan benzodiazepin

Serangan mioklonik

Obat pilihan pertama : - golongan benzodiazepin, valproat


Obat pilihan kedua
: - etosuksimid

Serangan tonik, klonik, atonik

Semua obat di atas kecuali etosuksimid

OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN PILIHAN PERTAMA


FENITOIN
Dosis awal
(dewasa)

200 mg, malam


hari naikkan
50-100 mg tiap
minggu

KARBAMAZEPIN

FENOBARBITAL

200 mg, naikkan


100-200 mg tiap
minggu

30-60 malam hari


naikkan 30 mg
tiap minggu

Dosis rumat
200 400
rata-rata
(dewasa mg/hari)

600 - 1400

60 - 180

Tambahan
dosis yg lazim

25 100

200

30 - 60

Jadwal dosis
yang lazim

2 kali sehari
(1 x sehari)

2 x sehari
(3 x sehari)

1 x sehari
(2 x sehari)

10 20 mg/kg

5 - 8 mg/kg

Dosis rumat
5 8 mg/kg
rata-rata
pd anak (mg/hari)

OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN PILIHAN PERTAMA


ETOSUKSIMID
Dosis awal
per hari
(dewasa)

PRIMIDON

250 mg malam hari 62,5-125 mg malam


naikkan 250 mg
naikkan 125-200 mg
tiap minggu
tiap minggu

VALPROAT
400 mg, naikkan
200 mg
tiap minggu

Dosis rumat
500 - 1200
rata-rata
(dewasa mg/hari)

500 - 1500

600 - 1500

Tambahan
dosis yg lazim

250

125 - 250

200 - 500

Jadwal dosis
yang lazim

2 x sehari
(3 x sehari)

2 x sehari
(3 x sehari)

2 x sehari

20-30 mg/kg

30-50 mg/kg

Dosis rumat
20 mg/kg/hr
rata-rata
pd anak (mg/hari)

Pertolongan pertama :
Tidak diperlukan memaksa membuka mulut untuk
memasukkan sesuatu untuk mencegah lidah terggigit.
Tidak diperlukan megekang gerakan kejang karena akan
berakibat timbulnya cidera.
Pasien dibiarkan mengalam kejang seperti seharusnya ia
hanya dipindahkan ketempat yang aman.
Setelah kejang berakhir, balikkan pasien pada salah satu
sisi dalam posisi setengan telungkup untuk membantu
pernafasan dan pemulihan serta berikan bantalan di kepala.

Pertolongan pertama (2):


Jalan nafas harus diperiksa dan diawasi.
Jangan terlalu banyak dibebani dengan rasa
cemas.
Memindahkan pasien ke RS hanya dilakukan jika
bentuk serangan atipik, berkepanjangan atau
berulang atau jika terjadi trauma atau anoksia.
Jangan memberikan minuman apapun setelah
serangan kejang.

Status Epileptikus
Glukosa 40% 50 ml; Tiamin 100 mg;
Diazepam 0,3 mg/kgBB (maks 20 mg) kec.5 mg/mnt
Fenitoin 18 mg/kgBB (maks.50 mg/mnt)
(dapat dinaikkan maks 30 mg/kg)
20-30 min
Fenobarbital 20 mg/kg (<100 mg/min)
40-60 min
Pentobarbital 5 mg/kg iv
dilanjutkan 1 mg/kg/jam
60 min
Anestesia

Anda mungkin juga menyukai