Anda di halaman 1dari 5

Jelaskan mengenai stress psikososial!

1 5 9
Stress adalah usaha penyesuaian diri. Bila kita tidak dapat mengatasinya dengan baik, maka
akan muncul gangguan badani, prilaku tidak sehat ataupun gangguan jiwa. Stresor itu
mungkin dari luar diri kita misalnya kecelakaan, di PHK, tidak lulus ujian, perkawinan yang
tidak harmonis, persaingan yang terlalu besar, penyakit, dan sebagainya. Stresor mungkin
juga dari dalam individu itu sendiri, suatu sifat atau ciri yang menonjol, misalnya terlalu
lekas marah, terlalu bersih atau kotor, terlalu disiplin atau sembrono, obseif, dan
sebagainya.
Semua organisme, termasuk manusia, dipacu oleh stres untuk berusaha lebih keras, tetapi
pada semua ada batasnya. Tergantung pada kekuatan atau daya tahan stres kita, lekas atau
lambat, pada suatu waktu kita berfungsi lagi sebagaimana mestinya bila stres itu besar,
berlangsung lama atau spesifik. Eustres memacu kita untuk berusaha lebih keras mencapai
kebutuhan atau tujuan. Stres patologi adalah bia dalam usaha mengatasinya kita sduah
tidak dapat berfungsi dengan baik lagi, mungkin sampai dengan timbulnya gangguan jiwa
ataupun badan (hipertensi, gangguan jantung koroner, tukak lambung, dan sbagainya).
Apakah seseorang akan mengalami stres patologis tergantung dari daya tahan stresnya (nilai
ambang stresnya), dan dari besar, lama dan spesifiknya stresor.
Daya tahan stres
Daya tahan stres atau nilai ambang stres pada setiap orang berbeda-beda, hal ini tergantung
pada keadaan somato-psiko-sosial orang itu. Ada orang yang peka terhadap streor tertentu,
yang dinamaka stresor spesifik, karena pengalaman terdahulu yang menyakitkan tidak dapat
diatasinya dengan baik. Misalnya seorang istri setiap kali berselisih dengan suaminya, lari
pulang ke rumah ibunya; ia tidak dapat mengatasi keadaan itu, karena sewaktu ia masih
kanak-kanak, ia sering melihat ibu dipukuli ayah yang menimbulkan stres padanya yang
belum diatasi dengan baik.
Menurut teori, setiap orang dapat saja terganggu jiwanya, asal saja stresor itu cukup besar,
cukup lama atau cukup spesifik, bagaimna stabis apun kepribadian dan emosinya.
tiap orang mempunyai cara tersendiri untuk penyesuian diri terhadap stres, karena penilain
terhadap stresor dan stres berbeda (faktor internal), dan karena tuntutan terhadap individu
berbeda (faktor eksterna); ini antara lain bergantung pada: umur, sex, kepribadian,
inteligensi, emosi, status sosial dan pekerjaan individu.
(Maramis, Willy F. Ilmu kedokteran jiwa.ed2.2009. Jakarta; Erlanga)
Jelaskan mengenai gangguan konversi!
Gangguan ini disebut juga disosiatif karena dahulu diangap terjadi hilangnya asosiasi antara
berbagai proses mental seperti identitas pribadi dan memori, sensori dan fungsi motorik.
Ciri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak dapat dijeaskan secara medis.

Istilah konversi didasarkan pada teori kuno bahwa perasaan dan anxiates dikonversikan
menjadi gejala-gejala dengan akibat terselesaikannua konflik mental (keuntungan
primer;primary gain) atau ddidapatnya keuntungan praktis seperti perhatian dari orang lain
(keuntungan sekunder;secondary gain)
(Maramis, Willy F. Ilmu kedokteran jiwa.ed2.2009. Jakarta; Erlanga)
Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari intergrasi normal
(dibawah kendali kesadaran) antara:
1. Ingatan masa lalu,
2. Kesadaran identitas dan penginderaan segara (awareness of identity and immediate
sensation) dan
3. Kontrol terhadap gerak tubuh
Pada gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah kesadaran dan kendali selektif
tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari ke hari atau bahkan jam
ke jam
Etiologinya adlah stres psikologis
Klarifikasi

Amnesia disosiatif
Fugue disosiatif
Stupor disosiatif
Gangguan trans dan kesurupan
Gangguan motorik disosiatif
Konvulsi disosiatif
Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatif
Gangguan disosiatif campuran
Gangguan disosiatif lainnya
Gangguan

Jelaskan mengenai pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan psikiatri! 9 3 4


Dalam memeriksa penyakit saraf, data riwayat penyakit (anamnesis) merupakan hal
penting. Untuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar
dan penuh perhatian, serta waktu yang cukup pengambilan anamnesis sebaiknya dilakukan
ditempat sendiri, supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis
mengikuti 2 pola umum, yaitu

1. Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang
dideritanya
2. Pemeriksaan membimbing pasien mengemukakan keluhan atau kelainan dengan
jelan mengajukan pertanyaan tertuju.
Biasanya wawancara dengan pasien dimulai dengan menyakan nama, umur, pekerjaan,
alamat. Kemudian ditanyakan keluhan utamanya yaitu keluhan yang mendorong pasien
datang berobat ke dokter. Pada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sejak kapan mulai


Sifat serta beratnya
Lokasi serta penjalarannya
Hubungan dengan waktu
Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut
Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
Faktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan
Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang
dalam bentuk serangan dlsbnya

Setelah keluhan utama selesai dikemukakan dan dibahas, penderita diminta mengemukakan
keluhan lain yang mungkinada. Tidak jarang pasien melupakan beberapa keluhan lain,
mungkin karena dianggapnya tidak atau kurang penting. Padahal, kadang-kadang keluhan
ini tidak kalah pentingnya dari keluhan utama dalam rangka menegakkan diagnosis yang
tepat.
Suatu penyakit umumnya mempunyai menfestasi subjektif dan manifestasi objektif.
Manifestasi subjektif ialah hal-hal yang dirasakanoleh pasien yang tidak dinyatakan secara
objektif, misalnya nyeri kepala, rasa puyeng,rasa semutan, dada seolah terasa tertekan, rasa
mual, dan badan terasa ditusuk-tusuk.kata lain dari manifestasi subjektif ialah simtom
Menegakkan diagnosis mungkin lebih tepat bila didasarkan atas manifestasi yang objektif.
Dalam hal ini, kita mempunyai bukti yang nyata mengenai adanya kelainan. Namun
demikian, hal ini tidak dapat selaludapat diperoleh. Manifestasi objekti (yang disebut juga
dengan istilah tanda atau sign) tidak selaluada dan kadang-kadang sulit ditemukan. Untuk
menyatakannya kadang-kadang dibutuhkan beberpa tindakan percobaan (test). Untuk
membuktikan adanya suatu penyakit umumnya tidak cukup dengan menemukan satu gejala
(tanda). Suatu gejala dapat disebakan oleh berbagai macam penyakit. Penyakit biasanya
diketahui dari kombinasi gejala-gejala. Jarang ditemukan gejala yang patognomoni untuk
suatu penyakit.
Pada tiap penderita penyakit saraf harus pula dijajaki kemungkinan adanya keluhan atau
kelainan; nyeri kepala, muntah, vetigo, gangguan penglihatan, pendengaran, saraf otak
lainnya, fungsi luhur,kesadaran, motorik, sensibilitas, sraf otonom

Selain itu, keadaan sosial, ekonomi, dan pekerjaan perlu ditelurusi demikian juga keadaan
keluarga, dan penyakit yang bersifat herediter.
(lumbantobing.neurologis klinik pemeriksaan fisik dan mental,2009,jakarta,fkui)
Pemeriksaan tingkatan kesadaran dapat digunakan skala koma glasgow yang
memperhatikan tanggapan (respon) perderita terhadap rangsang dan memberikan nilai
pada respon tersebut. Tanggapan/respon penderita yang perlu diperhatikan adalah:
a. Membuka mata
b. Respon verbal (bicara)
c. Respon motorik (gerakan)
Bila kita mengunakan skala glasgow sebagai patokan untuk koma, maka koma dalah tidak
didpatkan respon membuka mata, biara dan gerkan dengan jumlah nilai=0
(lumbantobing.neurologis klinik pemeriksaan fisik dan mental,2009,jakarta,fkui)

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MOTORIK


Ekstremitas
Superior:
Inspeksi:

Dekstra

sinistra

(wasted,
(wasted,
highly
highly
developed,
developed,
normal)
normal)
Palpasi tonus: (flaccid, clonic, (flaccid, clonic,
spastik
spastik
normal)
normal)
Kekuatan :
/./ //

Cantumkan otot spesifik yang mengalami


kelainan:
Ekstremitas
Dekstra
Sinistra
Inferior:
Inspeksi:
(wasted,
(wasted,
highly
highly
developed,
developed,
normal)
normal)
Palpasi tonus: (flaccid, clonic, (flaccid, clonic,
spastik
spastik
normal)
normal)
Kekuatan :
/./ //

Cantumkan otot spesifik yang mengalami


kelainan:
(http://endeavor.med.nyu.edu/neurosurgery/ )

Anda mungkin juga menyukai