0,2 %. (misalnya bila berat benda uji 250 gr maka timbangan ketelitian 0,5 gr).
setelah penimbangan awal
keringkan benda uji dalam oven pengeringna pada suhu tetap 1030 20c
sampai tercapai berat tetap. Untuk mengetahui tercapainya berat tetap setelah 2
jam, sampai hasil penimbangan menunjukkan tidak ada pengurangan berat.
Hindarilah pengeringan yang terlalu lama dalam mencapai berat benda
tersebut.
Penimbangan terakhir
Timbangan benda-benda uji dikeringnkan atau disimpan dulu dalam desikator
sampai dingin menunggu saat penimbangan akhir.
Tujuan percobaan
2.2.4
Langkah kerja
1. Volume dapat ditentukan dengan cara di ukur
2. Benda uji di timbang pada keadaan kadar air aslinya, dengan ketelitian aslinya
0.2 gram
3. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji kadar air
dan lakukan penentuan seperti cara uji No. 1 (menentukan kadar air kayu)
4. Ukur lebar, panjang dan tinggi benda uji dengan ketelitian 0.3 gram.
5. Hitung berat jenis kayu yang telah di oven dengan menggunakan rumus :
Berat Jenis = 1+ M . p .l . t
100
2.3
2.3.1
Tujuan percobaan.
1. Menentukan kuat tekan kayu untuk dapat mengetahui kelas kayu
2. Menerangkan cara menentukan kuat tekan kayu
3. Mempergunakan alat uji dengan terampil
2.3.2
2.3.4
Keselamatan Kerja
-
2.3.5
Langkah kerja
1. peletakan benda uji
Benda uji diletakkan diantara (ditengah) dua plat penekan mesin tekan
sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan sejajar dengan arah tekan
kayu
2. Pemberian beban dan deformasi
Jalankan mesin pemberi beban, beban diberikan secara teratur dengan
Kecepatan gerak menekan sebesar 0.008 cm/gr. Kecepatan tegak Mesin 0.008 di
kalikan dengan benda uji, setiap menit pada pengujian. Tekan, beban dan
berikan terus secara teratur sampai deformasi sebesar 15 gram atau sampai
benda uji patah/retak belah dan tidak mampu menahan Lagi setelah hal ini
tercapai, beban dihentikan, di kelarkan dari mesin tekan. Kemudian di amati
retak-retaknya yang terjadi setelah pemberian beban. Dan catat beban
maksimum misalnya P.kg.
3. Retak-retak yang terjadi setelah pengujian :
2.3.6
Retak mendatar.
Retak geser.
Retak memanjang.
Retak jung.
Perhitungan
Keteguhan tekan =
P
A
Tujuan percobaan
Setelah akhir pelajaran ini mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menentukan kayu dengan teliti.
2. Menerangkan cara menentukan pengujian kuat tekan tegak lurus sejajar serat.
3. menggunakan alat uji dengan trampil.
.4.2
Bahan :
KESELAMATAN KERJA
2.4.3
Langkah kerja
1. Siapkan benda uji
2. Peletakan beban uji
Benda uji diletakan diatas plat dudukan di atas mesin tekan lalu plat baja setebal
2 mm dan lebar 5 mm diletakkan melintang diatas permukaan benda uji (harus
berada tepat pada tekannya)
3. Mesin tekan di jalankan, beban diberikan melalui plat baja secara teratur
Dengan kecepatan 0.3 mm/menit.
4. Beban terus diberikan deformasi benda uji di ukur dengan dengan ketelitian
0.002 mm. Besar beban dicatat.
P
A
kg/cm2
5.2
Tujuan percobaan
Setelah melakukan pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan kuat geser sejajar serat dengan teliti
2. Dapat mengetahui cara-cara penggunaan mesin dengan baik.
2.5.3
Langkah Kerja
1. Benda uji diletakkan di atas plat mesin tekan, bidang benda uji di hadapkan ke
atas
2. Memutarkan alat untuk menurunkan beban terhadap benda yang di uji
3. Catat hasil beban yang keluar dari hasil pemberian beban terhadap benda uji (P)
4. Penentuan kadar air
Setelah selesai pengujian, selanjutnya menentukan kadar airnya dengan cara
memotong 2.5 mm pada bagian yang mengalami keretakan dan timbang, lalu
masukkan kedalam Oven untuk mengetahui berapa kadar airnya.
2.5.4
Perhitungan
Keteguhan Geser =
Dimana : P
p
p.l
kg/cm2
BAB III
PENGUJIAN MORTAL
3.1
3.1.1
Tujuan percobaan
Setelah melakukan pengujian di harapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan konsistensi mortal yang di buat dari semen Portland, air dan Pasir
dengan menggunakan flow table
2. Melakukan pengujian konsistensi mortal dengan teliti
3. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan konsistensi mortal
4. Menggunakan alat-alat dengan terampil.
3.1.2
3.1.3
Prosudur Pelaksanaan
= 500 gram
= 320 liter
= 1500 gram
A. Pembuatan Mortal
a. Timbang : Semen Portland
= 500 gram
Pasir
= 1500 gram
Air sebanyak
= 320 liter
D1 D0
Do
x 100 %
Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran ini di harapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan waktu pengikatan mortar dengan alat picat
2. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan waktu pengikatan mortar
3. Menpergunakan alat picat dan pelaksanaannya dengan terampil.
3.2.2
Alat ukur
Kaca datar
Gelas ukur
Stopwatch
Cawan
Spatula
Sendok aduk
Bahan :
a. Semen Portland
b. Air
c. Pasir /agregrat halus
3.2.3
Langkah kerja
1. Penentuan waktu pengikatan
-
Simpan cetakan yang berisi mortar ini dalam ruang yang lembab dan
selama penyimpanan tidak boleh terganggu dalam getaran
3.3
3.3.1
Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menguji keteguhan tekan mortal yang terbuat dari semen hidrolis,air dan
pasir,memakai benda uji berbentuk kubus.
2. Menerangkan cara pelaksanaan pengujian keteguhan tekan mortal
3. Mempergunakan alat dan mesin uji secara terampil.
.2.2
= 500 Gram
b. Pasir
= 1200 Gram
c. Air
3.2.3
= 325 Gram
Prosedur Pelaksanaan
1. Susunan campuran mortal
Untuk mortal standar guna untuk menguji keteguhan tekan semen portland :
kekuatan
mortal
yang
ingin
dicapai,
ditentukan
maka
susunan
2. Pembuatan Mortar
-
Hentikan mesin pengaduk ,biarkan mortar dalam bejana dan tunggu elama
1,5 menit sambil dibersihkan mortar yang menempel pada dinding.
4.
Penyimpanan kubus
- Setelah dicetak ,kubus uji dan cetakannya diletakkan diatas bidang datar
selama 24 jam .
- Lepaskan kubus uji dari cetakan ,dan rendam dalam air sampai pada pengujian
kuat tekan, yang suhu airnya 230 C.
dan
2.4.1
Tujuan Percobaan
Setelah Akhir Pengujian mahasiwa diharapkan dapat:
1. Mengetahui besarnya kekuatan lentur mortal ,memakai benda uji yang berbentuk prisma.
2. Melaksanakan dan menerangkan pengujian kuat lentur mortal.
3. Menggunakan peralatan dangan baik dan benar.
4. Menyimpulkan hasil pengujian tersebut
.
2.4.2
1.
Gelas ukur
2.
3.
4.
Stopwatch
5.
6.
= 500 Gram
2. Pasir
= 1200 Gram
3. Air
= 325 ml
ngkah Kerja
a.
b.
Susun campuran sesuai dengan pengujian konsitensi mortal dengan flow table .
c.
Pembuatan mortal sesuai dengan cara konsistensi mortal dengan flow table.
d.
Penentuan konsistensi sama dengan konsistensi mortal dengan flow table dan
sampelnya dapat diambil dari konsistensi mortal yang telah di flow.
e.
f.
4.
4.1.
4.1.1.
Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :
1) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan tampak luar dari
batu bata.
2) Mempraktekkan pemeriksaan ukuran batu bata
3) Mempraktekkan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan bentuk warna
dan beratnya
4.1.2.
.1.3.
Batu bata
Prosedur Pemeriksaan
1.
Ukuran panjang, lebar dan tebal batu bata, dilakukan sebanyak 3 kali
pengujian.
dalam
.2.2.
.2.3.
4.2.
4.2.1.
Tujuan Umum :
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa dapat mengetahui besarnya daya serap
( suction rate ) dari batu bata yang diperiksa.
Tujuan Khusus :
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :
1) Menerangkan prosedur pemeriksaan suction rate Batu bata.
2) Melaksanakan praktek pemeriksaan suction rate Batu bata dengan benar
3) Menyimpulkan hasil pemeriksaan dari suction rate Batu bata tersebut di
dalam pelaksanaan pembuatan pasangan batu bata.
Peralatan Dan Bahan :
Peralatan :
1) Bak air
2) Timbangan
3) Kaki penyangga
4) Oven
5) Stopwatch
6) Kain lap
Bahan :
1) Air
2) Batu bata
.2.4.
Prosedur Pelaksanaan
1) Keringkan batu bata dengan oven yang suhunya tetap konstan, hingga
berat tetap ( A gram )
2) Masukkan kaki penyangga dari baja siku kedalam bak dan atur jarak as
ke as panjang batu bata.
3) Tuangkan air kedalam bak, hingga air didalam bak mencapai ketinggian
1 cm diatas permukaan kaki penyangga.
4) Masukkan Batu bata kedalam bak air
5) Biarkan batu bata terendam selama 1 menit
6) Angkat batu bata perlahan-lahan .
7) Bidang permukaan dilapdari kelebihan air.
8) Timbang berat batu bata tersebut ( B gram )
9) Hitung Suction rate ( penghisapan ) batu bata.