Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PROSEDUR PENGUJIAN KAYU


2.1. KADAR AIR KAYU
a. Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, di harap kan dapat menentukan kadar air
berbagai jenis kayu pada keadaan/ kekeringan tertentu.
b. Peralatan dan bahan
1. Peralatan
- Timbangan
- Oven pengering yang dapat di atur suhu tetap.
- Desikaotor (volume 3 liter)
2. Bahan :
- Kayu bentuk kubus ukuran 5x5x5 cm
- Kayu ukuran 7x3x5 cm
- Kayu tegak lurus serat ukuran 15x5x5 cm
- Kayu tegak lurus serat ukuran 20x5x5 cm
3. KESELAMATAN KERJA
- simpan alat pada tempatnya
- pakai seragam praktik
- pusatkan penelitian pada pekerjaan
- ikutilsh petunjuk instruktur
4. Langkah kerja
- penimbangan pertama/awal :
segera setelah di potong benda ujidi timbangan beratnya dengan ketelitian
-

0,2 %. (misalnya bila berat benda uji 250 gr maka timbangan ketelitian 0,5 gr).
setelah penimbangan awal
keringkan benda uji dalam oven pengeringna pada suhu tetap 1030 20c
sampai tercapai berat tetap. Untuk mengetahui tercapainya berat tetap setelah 2
jam, sampai hasil penimbangan menunjukkan tidak ada pengurangan berat.
Hindarilah pengeringan yang terlalu lama dalam mencapai berat benda

tersebut.
Penimbangan terakhir
Timbangan benda-benda uji dikeringnkan atau disimpan dulu dalam desikator
sampai dingin menunggu saat penimbangan akhir.

2.2. BERAT JENIS KAYU


2.2.1

Tujuan percobaan

1. Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat menentukan berat jenis


Bermacam kayu
2. Menentukan berat jenis kayu pada keadaan kadar air,dengan ketelitian yang
Cukup
3. menerangkan cara penentuan berat jenis kayu
4. mempergunakan alat-alat uji yang terampil
2.2.2

Peralatan dan bahan


Peralatan :
1. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
2. Alat ukur dengan ketelitian 0.01 gram
3. Bejana,tabung atau gelas ukur kapasitas 500 ml atau lebih
Bahan :
-

3 buah kayu ukuran 5x5x5 cm

2.2.3 KESELAMATAN KERJA


-

2.2.4

simpan alat pada tempatnya


pakai seragam praktik
pusatkan penelitian pada pekerjaan
ikutilsh petunjuk instruktur

Langkah kerja
1. Volume dapat ditentukan dengan cara di ukur
2. Benda uji di timbang pada keadaan kadar air aslinya, dengan ketelitian aslinya
0.2 gram
3. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji kadar air
dan lakukan penentuan seperti cara uji No. 1 (menentukan kadar air kayu)
4. Ukur lebar, panjang dan tinggi benda uji dengan ketelitian 0.3 gram.
5. Hitung berat jenis kayu yang telah di oven dengan menggunakan rumus :

Berat Jenis = 1+ M . p .l . t

100

Dimana M = Kadar air kayu, dalam %


Untuk data telampir pada lampiran.

2.3

Kuat Tekan Sejajar Serat

2.3.1

Tujuan percobaan.
1. Menentukan kuat tekan kayu untuk dapat mengetahui kelas kayu
2. Menerangkan cara menentukan kuat tekan kayu
3. Mempergunakan alat uji dengan terampil

2.3.2

Peralatan dan bahan uji


Peralatan :
1. Mesin tekan yang dapat memberi beban secara teratur.
2. Alat ukur deformasi.
3. Alat pengukur panjang.
Bahan :

2.3.4

Keselamatan Kerja
-

2.3.5

Kayu ukuran 5 x 4.5 x 20 cm

simpan alat pada tempatnya


pakai seragam praktik
pusatkan penelitian pada pekerjaan
ikutilsh petunjuk instruktur

Langkah kerja
1. peletakan benda uji

Benda uji diletakkan diantara (ditengah) dua plat penekan mesin tekan
sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan sejajar dengan arah tekan
kayu
2. Pemberian beban dan deformasi
Jalankan mesin pemberi beban, beban diberikan secara teratur dengan
Kecepatan gerak menekan sebesar 0.008 cm/gr. Kecepatan tegak Mesin 0.008 di
kalikan dengan benda uji, setiap menit pada pengujian. Tekan, beban dan
berikan terus secara teratur sampai deformasi sebesar 15 gram atau sampai
benda uji patah/retak belah dan tidak mampu menahan Lagi setelah hal ini
tercapai, beban dihentikan, di kelarkan dari mesin tekan. Kemudian di amati
retak-retaknya yang terjadi setelah pemberian beban. Dan catat beban
maksimum misalnya P.kg.
3. Retak-retak yang terjadi setelah pengujian :

2.3.6

Retak mendatar.

Retak berbentuk uji.

Retak geser.

Retak memanjang.

Retak kompersi dan geser.

Retak jung.

Perhitungan
Keteguhan tekan =

P
A

Dimana : P = Beban Tekan Maksimum


A = Luas Benda Uji

2.4 KUAT TEKAN TEGAK LURUS SERAT


2.4.1

Tujuan percobaan
Setelah akhir pelajaran ini mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menentukan kayu dengan teliti.

2. Menerangkan cara menentukan pengujian kuat tekan tegak lurus sejajar serat.
3. menggunakan alat uji dengan trampil.
.4.2

Peralatan dan bahan uji :


Peralatan :
a. Mesin tekan yang dapat memberikan beban dengan teratur
b. Alat pengukur deformasi, Alat pengukur panjang

Bahan :

Kayu ukuran 5 x 5 x 15 (Tiga Buah)

KESELAMATAN KERJA
2.4.3

simpan alat pada tempatnya


pakai seragam praktik
pusatkan penelitian pada pekerjaan
ikutilah petunjuk instruktur

Langkah kerja
1. Siapkan benda uji
2. Peletakan beban uji
Benda uji diletakan diatas plat dudukan di atas mesin tekan lalu plat baja setebal
2 mm dan lebar 5 mm diletakkan melintang diatas permukaan benda uji (harus
berada tepat pada tekannya)
3. Mesin tekan di jalankan, beban diberikan melalui plat baja secara teratur
Dengan kecepatan 0.3 mm/menit.
4. Beban terus diberikan deformasi benda uji di ukur dengan dengan ketelitian
0.002 mm. Besar beban dicatat.

Perhitnungan : Kuat Tekan Tegak Lurus =

P
A

kg/cm2

Di mana : P = Beban Tekan


A = Luas Bidang Tekan, yaitu 5x5 ( gambar )

5.2

2.5 KUAT GESER SEJAJAR SERAT


2.5.1

Tujuan percobaan
Setelah melakukan pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan kuat geser sejajar serat dengan teliti
2. Dapat mengetahui cara-cara penggunaan mesin dengan baik.

Peralatan dan benda uji


Peralatan :
1. Mesin tekan yang dapat memberikan beban dengan teratur
2. Stop Watch
Bahan :

2.5.3

Tiga buah benda uji dengan ketentuan yang telah ditentukan.

Langkah Kerja
1. Benda uji diletakkan di atas plat mesin tekan, bidang benda uji di hadapkan ke
atas
2. Memutarkan alat untuk menurunkan beban terhadap benda yang di uji
3. Catat hasil beban yang keluar dari hasil pemberian beban terhadap benda uji (P)
4. Penentuan kadar air
Setelah selesai pengujian, selanjutnya menentukan kadar airnya dengan cara
memotong 2.5 mm pada bagian yang mengalami keretakan dan timbang, lalu
masukkan kedalam Oven untuk mengetahui berapa kadar airnya.

2.5.4

Perhitungan
Keteguhan Geser =
Dimana : P

p
p.l

kg/cm2

= Beban Maksimum (kg)

= Panjang Bidang Geser (cm)

= Lebar Bidang gese (cm)

BAB III
PENGUJIAN MORTAL
3.1

Konsistensi Mortal dengan flow table

3.1.1

Tujuan percobaan
Setelah melakukan pengujian di harapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan konsistensi mortal yang di buat dari semen Portland, air dan Pasir
dengan menggunakan flow table
2. Melakukan pengujian konsistensi mortal dengan teliti
3. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan konsistensi mortal
4. Menggunakan alat-alat dengan terampil.

3.1.2

Peralatan dan bahan uji


Peralatan :
a. Alat pengaduk mortal
b. Timbangan dengan ketelitian 1 gr
c. Flow table
d. Cetakan pemadat
e. Kaliper
f. Gelas ukur
g. Stop watch
h. Sendok aduk
i. Cawan
j. Spatula
Bahan :
a. Semen portland
b. Air
c. Pasir / agreget halus

3.1.3

Prosudur Pelaksanaan

= 500 gram
= 320 liter
= 1500 gram

A. Pembuatan Mortal
a. Timbang : Semen Portland

= 500 gram

Pasir

= 1500 gram

Air sebanyak

= 320 liter

b. Letakkan bejana dalam pengaduk pada posisinya dalam mesin pengaduk


c. Masukkan semua air pengaduk kedalam dan jalankan mesin pengaduk
dengan kecepatan rendah selama 30 detik.
d. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada
kecepatan rendah selama 30 detik
e. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortalr dalam bejana dan tunggu selama
1,5 menit sambil dorong kebawah mortal yang menempel pada bejana
dengan spatula
f. Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortal
yang menempel pada dinding didorong kebawah
Penentuan konsistensi
a. Persiapkan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya
b. Cetakan diletakkan pada tengah-tengah meja (plat) dari flow table yang
sesuai denga
c. n garis-garis yang tertera
d. Segera, setelah selesai pengadukan, mortar dimasukan dalam cetakan dalam
lapisan kira-kira sama tingginya, masing-masing lapisan diratakan dengan
akat penumbukan dengan ditusuk tusuk sebanyak 20 kali kemudian
ratakan bibir atas cetakan
e. Cetakan dilepaskan dari mortar dengan cara diangkat perlahan-lahan
f. Gerakkan flow table dengancara memutar luas penggerak sehingga terjadi
ketukan 15 kali dalam waktu 15 detik dalam ketukan ini. Mortar diatas meja
akan bergerak melebar. Mengisi permukaan meja sampai mencapai diametr
tertentu
g. Konsistensi flow di tunjukkan oleh terjadinya aliran (flow) setelah di beri
ketukan. Konsistensi standar mempunyai flow antara 110 - 120%

Konsistensi flow dapat dinyatakan dengan rumus :


Flow =

D1 D0
Do

x 100 %

Dimana : Do = Diameter mortal pada waktu di cetak


Diameter bawah cetakan ( 10cm )
D1 = Diameter mortal setelah selesai ketukan, di ukur pada 4 posisi
dan di hitung rata-ratnya

3.2 WAKTU PENGIKATAN MORTAL ( SETTING TIME )


3.2.1

Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran ini di harapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan waktu pengikatan mortar dengan alat picat
2. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan waktu pengikatan mortar
3. Menpergunakan alat picat dan pelaksanaannya dengan terampil.

3.2.2

Peralatan Dan Bahan Yang Di Pergunakan


Peralatan :
-

Alat pengaduk mortar

Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

Alat ukur

Mangkok / selinder dari kuningan sebesar cetakan

Kaca datar

Alat pemadat / penumbuk

Gelas ukur

Stopwatch

Cawan

Spatula

Sendok aduk

Bahan :
a. Semen Portland
b. Air
c. Pasir /agregrat halus
3.2.3

Langkah kerja
1. Penentuan waktu pengikatan
-

Aduk kembali mortal yang tersisa dalam bajan pengaduk pada


kecepatan sedang selama 30 detik, setelah penentuan konsistensi yang
diinginkan

Setelah selesai pengadukan, kemudian isikan dalam cetakan

Simpan cetakan yang berisi mortar ini dalam ruang yang lembab dan
selama penyimpanan tidak boleh terganggu dalam getaran

Lakukan penentuan waktu pengikatan dengan jarum diameter 2 mm


Pada alat picat, sebagai berikut :

Letakan cetakan berisi mortar dibawah jarum sehingga ujung jarum,


Sehingga ujung jarum bersinggungan dengan permukaan mortar, Stel
jarum penunjuk skala pada titik nol atau ambil pembacaan Awal pada
skala.

Lepaskan plunyer dan jarum menebus mortar

Pada saat permulaan, pengujian dilakukan setiap 30 menit sampai Pada


saat jarum tidak menyentuh dasar / alas cetakan kemudian Lakukan tiap
15 menit sekali, sampai pada saat penembusan Sedalam 9-11 mm.

Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian ini jarum hanya


menembus mortal sedalam 9 -11 mm, dalam waktu 30 detik setelah
pelepasan jarum vicat.

Waktu pengikatan akhirnya adalah sampai jarum vicat tidak dapat


menembus mortal tersebut.

3.3

KUAT TEKAN MORTAL

3.3.1

Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menguji keteguhan tekan mortal yang terbuat dari semen hidrolis,air dan
pasir,memakai benda uji berbentuk kubus.
2. Menerangkan cara pelaksanaan pengujian keteguhan tekan mortal
3. Mempergunakan alat dan mesin uji secara terampil.

.2.2

Peralatan Dan Bahan Uji


Peralatan :
a. Alat Pengaduk mortal
b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 Gr
c. Gelas Ukur
d. Stopwatch
e. Cetakan benda uji berbentuk kubus 50 x50
f. Alat Penumbuk
g. Flow table
h. Mesin uji tekan
i. Sendok aduk
j. Cawan
k. Spatula
Bahan :
a. Semen Portland

= 500 Gram

b. Pasir

= 1200 Gram

c. Air
3.2.3

= 325 Gram

Prosedur Pelaksanaan
1. Susunan campuran mortal

Untuk mortal standar guna untuk menguji keteguhan tekan semen portland :

1 bagian berat semen portland


2,75 bagian berat pasir standart
0,485 bagian air ( faktor air semen 0, 485 )

Untuk membuat enam kubus uji akan diperlukan bahan :


500 gr semen portland
1375 gr pasir standart
242 mm air

Untuk mortal yang susunan perbandingan campurannya


berdasarkan

kekuatan

mortal

yang

ingin

dicapai,

ditentukan

maka

susunan

perbandingan berat bahan :


500 gr semen portland
1500 gr pasir

Volume air disesuaikan sedemikian agar diperoleh kosistensi ( flow ) sebesar


110 120 %

2. Pembuatan Mortar
-

Timbangkan bahan seperti disebutkan dalam susunan campuran mortal.

Letakkan bejana dan pengaduk dalam bejana.

Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana

Masukkan semen dan jalankan mesin pada kecepatan rendah selama 30


detik.

Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada


kecepatan rendah selama 30 detik.

Hentikan mesin pengaduk ,lalu pindahkan ke kecepatan sedang kemudian


aduk lagi selama 30 datik.

Hentikan mesin pengaduk ,biarkan mortar dalam bejana dan tunggu elama
1,5 menit sambil dibersihkan mortar yang menempel pada dinding.

Aduk kenbali pada kecepatan sedang selama 1 menit,kemudian bagian


mortar yang menempel pada dinding bejana dibersihkan dengan spatula.

3. Pencetakan Kubus Uji

Apabila telah diperoleh flow yang diinginkan (110-120) lalu pindahkan


mortar flow table tadi kedalam pengaduk,lalu aduk kembali pada kecepatan
sedang selama 15 detik,lalu bersihkan mortal yang menempel dengan
spatula.

- Siapkan cetakan kubus dan segera membuat kubus uji, caranya :


a. Isikan mortar kedalam cetakan etebal 25 mm.
b. Padatkan mortar di cetakan dengan alat pemadat, penumbukan dilakukan
perlahan-lahan 32 kali yang terdiri dari 4 keliling dan masing-masing
cetakan dilakukan 8x tumbukan.
c. Segera isikan mortar kedalam cetakan sampai (lapisan ke-2) dan lakukan
pemadatan.
d. Lalu ratakan permukaan mortar dengan spatula dan potong kelebihan
mortar di atas cetakan.

4.

Penyimpanan kubus
- Setelah dicetak ,kubus uji dan cetakannya diletakkan diatas bidang datar
selama 24 jam .
- Lepaskan kubus uji dari cetakan ,dan rendam dalam air sampai pada pengujian
kuat tekan, yang suhu airnya 230 C.

5. Pengujian Kuat Tekan


- Pada saat pengujian,keluarkan kubus uji dari tempat perendaman

dan

permukaan dilap sampai kering.


- Ukur rusuk-rusuk kubus dengan teliti dan hitung luas bidang tekannya.
- Letakkan kubus uji pada landasan plat baja pada mesin tekan ,lalu di beri
penekanan pada mesin tekan.
- Beri beban maksimum dalam waktu tidak kurang dari 20 detik,dan catat Beban
maksimum (beban hancur) yang tercapai dalam satuan Kg/Cm.
.4

KEKUATAN LENTUR MORTAL

2.4.1

Tujuan Percobaan
Setelah Akhir Pengujian mahasiwa diharapkan dapat:

1. Mengetahui besarnya kekuatan lentur mortal ,memakai benda uji yang berbentuk prisma.
2. Melaksanakan dan menerangkan pengujian kuat lentur mortal.
3. Menggunakan peralatan dangan baik dan benar.
4. Menyimpulkan hasil pengujian tersebut
.
2.4.2

Peralatan dan bahan yang digunakan


Peralatan

1.

Gelas ukur

2.

Alat pengaduk mortal

3.

Timbangan ketelitian 0,01 Gram

4.

Stopwatch

5.

Mesin uji tekan lentur

6.

Cetakan prisma dari baja ukuran:


25 x 25 100 mm (Standar 3 s)
40 x 40 100 mm (Standar ASTM)
7. Flow table dan perlengkapannya
8. Jangka Sorong Ketelitian 0,05 mm
9. Alat pencetak benda uji
10. Spatula
Bahan
1. Semen Portland

= 500 Gram

2. Pasir

= 1200 Gram

3. Air

= 325 ml

ngkah Kerja
a.

Siapkan cetakan yang dibasahi permukaan oli

b.

Susun campuran sesuai dengan pengujian konsitensi mortal dengan flow table .

c.

Pembuatan mortal sesuai dengan cara konsistensi mortal dengan flow table.

d.

Penentuan konsistensi sama dengan konsistensi mortal dengan flow table dan
sampelnya dapat diambil dari konsistensi mortal yang telah di flow.

e.

Pencetakan benda uji

1. Apabila telah diperoleh flow yang di inginkan kemudian mortal bekas


penentuan flow dalam bejana pengaduk,lalu aduk kembali pada kecepatan
sedang 15 detik.bersihkan mortal yang menempel pada dinding bejana.
2. Cetak benda uji dengan cara isikan mortal secara merata kedalam cetakan
setebal 0,5 tinggi cetakan. Dan pemadatan dilakukan dengan cara
penumbukan, kemudian diratakan mortal dengan spatula. Padatkan dengan
alat penumbuk seluruh permukaan mortal sebanyak 3 kali.

f.

Penyimpanan benda uji


1. Setelah selesai pencetakan,cetakan yang berisi mortal diletakkan diatas
bidang datar dalam ruang lembab selama 24 jam pada suhu ruang antara
20C - 27C.
2. Lepaskan benda uji dari cetakan,lalu rendam dalam air sampai pada saatnya
untuk pengujian kuat lentur.

g. Pengujian kuat lentur


1. keluarkan benda uji dari tempat perendaman.
2. Ukur dimensi benda uji dengan teliti.
3. Letakkan alat pencetakan benda uji pada kedudukan mesin tekan sehingga
berada di tengah-tengah dan batang penekan dipasang tepat pada titik tengah
Antara kedua tumpuan benda uji..
4. Letakkan benda uji diatas kedua tumpuan dengan titiknya tepat berada di
Bawah papan pembebanan..
5. Hitung mesin tekan/lentur dan beri beban dengan kecepatan 4-5 kg/detik
secara merata secara terus-menerus sehingga benda uji patah.
6. Catat beban maksimum sampai benda uji itu patah.

4.

PENGUJIAN BATU BATA

4.1.

PEMERIKSAAN TAMPAK LUAR BATU BATA

4.1.1.

Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :
1) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan tampak luar dari
batu bata.
2) Mempraktekkan pemeriksaan ukuran batu bata
3) Mempraktekkan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan bentuk warna
dan beratnya

4.1.2.

Peralatan dan bhan Uji


Peralatan :
a. Jangka sorong / mistar
b. Gergaji
c. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
d. Siku baja
Bahan :
-

.1.3.

Batu bata

Prosedur Pemeriksaan
1.

Pemeriksaan ukuran batu bata

Ukuran panjang, lebar dan tebal batu bata, dilakukan sebanyak 3 kali
pengujian.

Tentukan pula penyimpangan maksimalnya dan dinyatakan


mili meter/(mm)

dalam

.2.2.

.2.3.

4.2.

SUCTION RATE BATU BATA ( Penghisapan Batu Bata )

4.2.1.

Tujuan Umum :
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa dapat mengetahui besarnya daya serap
( suction rate ) dari batu bata yang diperiksa.

Tujuan Khusus :
Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :
1) Menerangkan prosedur pemeriksaan suction rate Batu bata.
2) Melaksanakan praktek pemeriksaan suction rate Batu bata dengan benar
3) Menyimpulkan hasil pemeriksaan dari suction rate Batu bata tersebut di
dalam pelaksanaan pembuatan pasangan batu bata.
Peralatan Dan Bahan :
Peralatan :
1) Bak air
2) Timbangan
3) Kaki penyangga
4) Oven
5) Stopwatch
6) Kain lap

Bahan :
1) Air
2) Batu bata

.2.4.

Prosedur Pelaksanaan
1) Keringkan batu bata dengan oven yang suhunya tetap konstan, hingga
berat tetap ( A gram )
2) Masukkan kaki penyangga dari baja siku kedalam bak dan atur jarak as
ke as panjang batu bata.
3) Tuangkan air kedalam bak, hingga air didalam bak mencapai ketinggian
1 cm diatas permukaan kaki penyangga.
4) Masukkan Batu bata kedalam bak air
5) Biarkan batu bata terendam selama 1 menit
6) Angkat batu bata perlahan-lahan .
7) Bidang permukaan dilapdari kelebihan air.
8) Timbang berat batu bata tersebut ( B gram )
9) Hitung Suction rate ( penghisapan ) batu bata.

Anda mungkin juga menyukai