Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI PADA NY.

R
DENGAN ABNORMAL UTERINE BLEEDING (AUB)
DI RUANG EDELWISE RSUD KRT. SETJONEGORO
WONOSOBO
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Maternitas

Oleh:
DIAH AYU LESTARI IRAWADHI

22020114210076

ESTHI DARMASTUTI

22020114210085

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
WONOSOBO, OKTOBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AUB atau Abnormal Uterine Bleeding adalah perdarahan yang terjadi
diluar siklus haid. Gangguan perdarahan ini dapat di alami oleh remaja yang
mengalami menarche, wanita yag sudah mengalami menstruasi, maupun
wanita yang sudah berhenti haid atau menopause. AUB dapat di akibatkan
karena ketidakseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi.
Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya AUB yaitu
kehamilan, keguguran, kehamilan ektopik, penggunaan metode KB, infeksi
pada leher rahim, masalah pembekuan darah, polip, kanker, dan beberapa
kondisi medis kronis, seperti masalah tiroid dan diabetes.
Pada masa pasca menopause, yang dimaksud dengan perdarahan uterus
abnormal adalah terjadinya perdarahan pervaginam setelah wanita tersebut
berhenti haid selama lebih dari 12 bulan atau terjadinya perdarahan uterus
pada wanita pasca menopause yang mendapatkan terapi sulih hormonal
selama lebih dari 12 bulan. Pada Ny. R ditemukan bahwa sudah mengalami
menopause sejak 3 tahun yang lalu dan tiba-tiba mengeluarkan perdarahan
pervaginam sangat banyak. Berdasarkan kasus tersebut, dalam makalah ini
ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan AUB dan bagaimana bisa
terjadi pada wanita yang sudah berhanti mengeluarkan perdarahan
pervaginam atau menopause.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui apa yang dimaksud dengan AUB dan asuhan keperawatan
pada pasien AUB
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian AUB
b. Mengetahui etiologi terjadinya AUB
c. Mengetahui patofisiologi terjadinya AUB
d. Mengetahui terjadinya AUB pada wanita menopause
e. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan AUB
f. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan AUB

B. Rumusan masalah

Wanita menopause mengalami abnormalitas hormonal yang


mengakibatkan terjadinya hiperplasia endometrium yang nantinya
akan terjadi perdarahan pada uterus. perdarahan yang terjadi dapat
berlangsung lama karena terjadi secara bergantian pada lapisan
endometrium,
keperawatan

oleh
yang

sebab

itu

menyeluruh

perdarahan pada wanita menopause

diperlukan
untuk

sebuah

mengatasi

asuhan
masalah

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Menopause
1. Definisi menopause
Menopause merupakan haid alami terakhir yang terjadi selama 12
bulan sejak hari terakhir menstruasi.14 Menopause merupakan tahap
terakhir proses biologi yang di alami wanita berupa penurunan produksi
hormon seks yaitu esterogen dan progesteron dari indung telur.5
Fase menopause terdiri dari fase pramenopause, fase perimenopause,
dan fase pascamenopause. Perimenopause meliputi pramenopause,
menopause, serta sekurang-kurangnya satu tahun setelah menopause.
Pramenopause adalah fase pertama saat fertilitas menurun dan menstruasi
menjadi tidak teratur. Fase ini berlangsung beberapa bulan atau beberapa
tahun. Pascamenopause adalah fase setelah menopause.1
2. Usia menopause
Wanita menginjak usia menopause rata-rata antara 48 dan 52 tahun.
Usia menopause paling sering yaitu 51 tahun, tetapi ketika seorang wanita
mengalami menopause saat usia antara 40 sampai 60 tahun termasuk
dalam kategori normal.15
3. Dampak menopause
Menopause memiliki dampak tidak hanya tampak secara fisik
melainkan juga secara psikologis.16
a. Fisik
1) Osteoporosis
Selama masa menopause, wanita berisiko tinggi mengalami
osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit di mana kepadatan
tulang berkurang sehingga menyebabkan tulang lemah dan mudah
patah. Hal ini secara langsung berkaitan dengan penurunan
estrogen selama menopause. Estrogen berperan penting dalam
membatasi jumlah resorpsi tulang di mana tulang tua di hancurkan
dan tulang tua di bentuk kembali di tempat yang sama. Ketika
kadar estrogen mulai menurun pada masa menopause, maka
kecepatan resopsi tulang melebihi kecepatan pembentukan tulang

baru. Hal tersebut mengakibatkan ada jaringan tulang yang hilang


dan kepadatannya menurun hingga tingkat yang sangat rendah.16
Wanita menopause sebanyak 97,3% memiliki satu faktor risiko
osteoporosis.

Osteopenia

ditemukan

pada

30,5%

wanita

menopause dan osteoporosis sebanyak 4,8%. Faktor resiko yang


diidentifikasi yaitu hipotiroidisme, usia lebih dari 45 tahun, riwayat
gizi buruk atau berat badan lahir rendah, dan awal memasuki
menopause.17
2) Penyakit kardiovaskular
Wanita menopause memiliki risiko tinggi terhadap penyakit
kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke. Hal ini terkait
dengan vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kadar
estrogen yang rendah dapat menyebabkan darah menjadi lebih
kental yang meningkatkan risiko penggumpalan darah. Menopause
juga

mempengaruhi

kadar

kolesterol

yang

menyebabkan

peningkatan kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein)


sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Pengaruh berat
badan yang tidak terkontrol juga meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.16

Wanita

yang

memasuki

awal-awal

masa

menopause memiliki resiko penyakit kardiovaskular seperti


penyakit jantung koroner dan stroke. Hal ini dibuktikan dengan
hazard ratio (HR) untuk jantung koroner sebesar 2,08 dan stroke
sebesar 2,19.18
b. Psikologi
Dampak psikologis selama masa menopause muncul akibat
tekanan emosional terhadap gejala-gejala fisik yang di alami. Dampak
psikologis yang sering muncul seperti mudah tersinggung, suasana hati
(mood) yang berubah-ubah, depresi, dan mudah lupa. 16 Sebanyak
51,8% wanita menopause menjadi mudah tersinggung, 32,182%
mengalami depresi karena menopause, dan 28,6% wanita menopause
mengalami

tekanan

psikologis

yang

meliputi

47,8%

wanita

perimenopause, 21,4% wanita pascamenopause, serta 8,3% wanita

pramenopause.6,11,19 Munculnya gejala fisik dapat mengacaukan emosi


dan penurunan estrogen dapat menjadi penyebab yang mempengaruhi
mood secara tidak langsung. Gejala urogenital dapat berakibat pada
fungsi seksual dan menyebabkan perasaan malu bagi sebagian wanita.
Ketika ovarium tidak berfungsi pada saat menopause, produksi
testosteron menurun seperti estrogen sehingga dapat mengurangi
libido.16

Perasaan-perasaan

negatif

yang

berlebihan

terhadap

perubahan pada tubuh akan mempengaruhi pikiran dan membuat susah


untuk untuk tidur pada malam hari.5 Salah satu faktor resiko terbesar
gangguan psikologi pada wanita menopause yaitu tekanan psikososial
yang mengakibatkan terjadinya gangguan tidur sebesar 34,5%.20
c. Keluhan menopause
Keluhan-keluhan yang muncul ketika seorang wanita mengalami
menopause yaitu:11
1) Gangguan tidur
Pada wanita menopause, kadar serotinin menurun akibat
jumlah esterogen yang sedikit. Serotinin mempengaruhi suasana
hati seseorang sehingga apabila kadar serotinin menurun mudah
mengalami depresi dan sulit tidur.21
2) Fatigue (kelelahan)
Rasa letih dan nyeri kepala adalah masalah umum lain yang di
alami selama menopause dan penyebabnya tidak diketahui.
Kekuatan otot maupun energi yang di miliki tubuh untuk
melakukan aktivitas seiring betambahnya usia semakin berkurang
sehingga untuk melakukan aktivitas lebih cepat lelah.1
3) Vasomotor hot flashes
Gejala vasomotor yang sering di alami wanita menopause yaitu
hot flashes sebanyak 36%.19 Arus panas (hot flashes) terjadi karena
perubahan kadar esterogen yang menyebabkan pembuluh darah
membesar secara mendadak sehingga terjadi arus dan hilang secara
cepat sehingga tubuh merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan
oleh perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur suhu tubuh.
Ketikawanita mengalami hot flashes akan merasakan panas pada

leher, wajah, dan bagian atas dada yang berlangsung selama 15


detik hingga satu menit. Suhu tubuh yang meningkat secara
mendadak juga mengakibatkan tubuh kemerahan dan berkeringat.
Wanita yang mudah cemas dan stress lebih sering mengalami
sensasi hot flashes.21 Hot flashes yang terjadi selama tidur pada
malam hari menimbulkan keringat pada seluruh tubuh. 22 Keringat
berlebihan pada malam hari akan mengganggu kenyamanan tidur.
Di saat ingin tidur, tidak bisa untuk memejamkan mata karena rasa
panas dirasakan hingga kepala dan akhirnya memilih untuk tidak
tidur.
4) Mudah marah
Perubahan mood dan iritabilitas seringkali dihubungkan
dengan perimenopause. Wanita secara emosional merasa lebih
labil, gugup, atau gelisah. Proses biokimia yang mendasari variasi
respon emosi pada masa menopause tidak diketahui.
Stres kehidupan setengah baya dapat memperburuk
menopause, seperti menghadapi remaja, membantu orang tua
dengan lansia, menjadi janda atau bercerai, dan berduka karena
teman atau keluarga sakit maupun menjelang ajal dapat
meningkatkan risiko masalah emosional yang serius.1 Tekanan
yang tinggi memicu seseorang mudah marah dalam segala hal
karena butuh suatu pelampiasan untuk meredakan tekanan yang
dirasakan.
5) Cemas
Gangguan kejiwaan yang muncul ketika seorang wanita
mengalami menopause salah satunya adalah cemas. Wanita merasa
tidak sempurna karena takut tidak cantik lagi dan ketidakmampuan
untuk mengandung sebagai suatu kehilangan.1,23
6) Kekeringan vagina
Kadar esterogen yang semakin sedikit ketika menopause area
kulit di daerah vulva menjadi tipis dan vagina kurang elastis.
Produksi mukus pada vagina oleh kelenjar mukus juga di pengaruhi
oleh hormon estrogen. Penurunan estrogen mengakibatkan

berkurangnya produksi mukus sehingga terjadi kekeringan vagina


yang menyebabkan rasa perih selama dan sesudah berhubungan
seksual.16
7) Inkontinensia urin
Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil sering
terjadi pada wanita pasca menopause. Kadar esterogen yang
menurun dapat melemahkan otot dasar panggul yang menopang
kandung kemih dan uretra sehingga sulit untuk menahan keluarnya
urin dari kandung kemih. Otot dan sendi yang menopang rahim dan
kandung kemih juga melemah, sehingga rahim mulai turun menuju
vagina dan dinding vagina menjadi lebih kendur.16
8) Berat badan bertambah
Perubahan sistem endokrin pada masa menopause
menyesuaikan diri dengan indung telur yang memproduksi
estrogen dalam jumlah sedikit. Kelenjar hipotalamus dan pituitari
berfungsi merangsang indung telur untuk memproduksi estrogen.
Perubahan kadar hormon akan menganggu pusat lapar dan kenyang
di otak. Selama menopause terjadi peningkatan nafsu makan karena
kadar esterogen tubuh yang rendah. Jumlah lemak tubuh akan
meningkat, terutama pada bagian pinggul, perut, dan dada. Laju
metabolisme basal per satuan berat badan mulai menurun. Selain
itu, aktivitas fisik juga menurun akan menyebabkan energi yang
biasa di gunakan disimpan dalam bentuk timbunan lemak.21
B. Abnormal Uterine Bleeding
1. Pengertian
Abnormal Uterine Bleeding (AUB) atau yang dikenal dengan
Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) didefinisikan sebagai variasi dari
siklus normal menstruasi yang di dalamnya meliputi perubahan
keteraturan menstruasi, frekuensi menstruasi, banyaknya darah yang
keluar, dan juga aliran darah yang keluar saat menstruasi (the society of
Obstetricians and Gynaecologists of Canada, 2013). Hal ini serupa dengan
penjelasan american college of Obstetricians and Gynecologists bahwa
AUB merupakan perdarahan dari corpus uterus, ketidaknormalan

perdarahan tersebut nantinya dapat dilihat dari banyaknya darah, frekuensi


menstruasi, durasi, dan juga ketiadaan kehamilan.
Jadi AUB dapat didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal dari
uterus dan merupakan variasi dari siklus menstruasi. Ketidaknormalan
perdarahan dapat dilihat dari frekuensi, durasi, banyaknya darah,
keteraturan, aliran darah, dan juga ada tidaknya kehamilan.
2. Etiologi
Terjadinya AUB dapat disebabkan oleh struktur uterus yang
abnormal tetapi dapat juga disebabkan bukan karena struktur yang
abnormal.Pada struktur abnormal biasanya AUB disebabkan adanya polyp,
adenomyosis, leiomyoma dan malignancy and hyperplasia atau yang
sering disebut dengan PALM. Sedangkan jika didasarkan bukan pada
struktur yang abnormal AUB disebabkan oleh coagulopathy, ovulatory
dysfunction, endometrial, latrogenic, dan not yet classified yang kemudian
sering disebut dengan COEIN.
Pendapat lain mengatakan penyebab perdarahan uterus adalah
komplikasi

kehamilan,

lesi

organik,

penyakit

konstitusional

dan

perdarahan uterus disfungsi sejati. Komplikasi kehamilan meliputi


kehamilan ektopik, penyakit trofoblastik, dan aborsi. Lesi organik meliputi
kondisi yang berkaitan dengan penyakit pelvis, tumor, polip, dan infeksi.
Penyakit konstitusional meliputi hipertensi, diskrasia darah, dan disfungsi
hormonal (Tambayong, 2000).
Wanita dengan menopause biasanya mengalami perdarahan yang
disebabkan oleh pengaruh hormonal dalam tubuh.
3. Patofisiologis
AUB yang terjadi karena adanya gangguan endokrin sering terjadi
pada wanita menopause. Pendarahan terjadi karena tidak adanya ovulasi
dan korpus luteum, sehingga progresteron tidak dapat dihasilkan dan tidak
terjadi

fase

sekresi

pada

endometrium.

Kemudian

endometrium

mengalami hiperplastik. Karena kadar estrogen menurun folikel kemudian


berdegenerasi dan timbul perdarahan.
4. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis AUB terbagi menjadi dua yaitu pada siklus


ovulasi dan tanpa ovulasi. Pada siklus ovulasi biasanya yang sering terjadi
adalah perdarahan dengan siklus pendek ataupun siklus panjang.
Sedangkan pada sklut tanpa ovulasi biasanya terjadi perdarahan yang
berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh permukaan dinding tidak
mengalami perdarahan secara bersamaan.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Perdarahan
Kuantitas, karakteristik darah, durasi, frekuensi
b. Menstruasi
Menarche, siklus menstruasi, keluahan menstruasi, durasi menstruasi,
banyaknya darah, menopause
c. Gejala penyerta
Seperti demam, nyeri, kram uterus, epitaksis, petekiae
d. Kontasepsi
Jenis yang digunakan, lama penggunaan, keluhan saat menggunakan
e. Pemeriksaan fisik:
Suhu tubuh yang meningkat, takikardi, hipotensi, sepsis, petekiae,
ekimosis, palpasi ebdomen untuk menilau pembesaran uteru,
pemeriksaan pelvis. Pemeriksaan fisik yang menyeluruh diperlukan
pada kasus-kasus AUB terutama untuk menemukan adanya tandatanda dehidrasi sebagai akibat dari perdarahan yang terjadi.
6. Pemeriksan Penunjang
Pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa AUB
antara lain:
a. Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kehamilan, golongan darah,
uji fungsi tiroid, HCG, FSH, LG, Prolaktin, androgen serum
b. Ultrasound
Dilakukan untuk mendeteksi anatomi uterus dan memeriksa apakah
terdapat abnormalitas uterus dan endometrium. Abnormalitas yang
dapat dilihat yaitu pada area myometrium, serviks, vagina, dan
owarium. Melalui USG dapat diketahui adanya endometrials polips,
adenomyosis, leiomyomas, hiperplasia endometrium, dan malignansi.
c. MRI

10

MRI digunakan untuk menilai endometrium pada pasien yang


mengalami menorragia. MRI dapat digunakan ketika USG tidak
memberikan gambaran yang jelas.
d. Histereskopi
Histereskopi biasanya digunakan untuk visualisasi langsung kavitas
patologi dan mengarah ke biopsi.
e. Endometrial Biopsi
Biopsi dilakukan untuk meminimalkan tindakan invasif untuk
mengevaluasi keadaan endometrium yang cenderung memiliki
keganasan. Keganasan cenderung lebih sering terjadi pada wanita
pasca menopause.
f. Curretage
Hampir sama dengan biopsi, namun biasanya curretage dilakukan
untuk menghentikan atau meminimalkan perdarahan dengan cara
mengambil bagian endometrium yang mengalami penebalan
7. Diagnosa keperawatan terkait AUB
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada AUB
meliputi:
a. Kekurangan volume cairan
b. Kelemahan
c. Nyeri baik akut maupun kronis

8. Pathway

11

Menopause

Esterogen menurun
Progesteron tidak dihasilkan

Tidak terjadi ovulasi


Tidak ada korpus luteum

Fase sekresi tidak terjadi

Endometrium hiperplastik

Degenerasi folikel

Perdarahan

Resiko kekurangan cairan

Kelemahan

Nyeri

Gangguan perfusi jaringan

12

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Tanggal masuk
: 13 Oktober 2014
2. Tanggal pengkajian : 13 Oktober 2014
3. Identitas
a. Identitas klien
Nama
: Ny. R
Alamat
: Puntuk 1/1, Joyitnan, Wonosobo
Umur
: 50 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh pabrik
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Diagnosa Medik : Abnormal Uterine Bleeding
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn. S
Alamat
: Puntuk 1/1, Joyitnan, Wonosobo
Umur
: 55 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
4. Riwayat kesehatan
a. Alasan kunjungan
Klien mengatakan keluar darah banyak sejak satu hari yang lalu, darah
yang keluar sampai dengan saat ini belum berhenti (13 Oktober 2014
jam 16.00 WIB). Klien juga mengatakan ia dibawa ke rumah sakit
karena perdarahan yang tidak kunjung berhenti dan sempat pingsan
b. Keluhan utama
Klien mengatakan mengalami perdarahan banyak sejak satu hari yang
lalu
c. Riwayat kesehatan saat ini
1) Gejala awal
Klien mengatakan kemarin sore (12 Oktober sekitar jam 16.00)
keluar darah dari vagina, darah yang keluar berupa darah segar dan
dalam jumlah yang banyak. Klien mengatakan semakin lama darah
yang keluar semakin banyak, klien juga sudah ganti pembalut lebih

13

dari 7 kali, dan pembalut penuh dengan darah. Jam 4 pagi klien
sempat pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit oleh keluarga.
Saat ini klien mengatakan tubuhnya lemas dan pusing.
2) Timbulnya gejala
a) Yang memperburuk
Penebalan endometrium dan usia
b) Yang memperbaiki
3) Deskripsi awal
a) Lokasi
: uterus dan abdomen
b) Kualitas : daerah berwarna merah tua, terdapat gumpalan
pada darah yang keluar
c) Kuantitas : perdarahan terus menerus
4) Dampak pada gaya hidup
klien mengatakan tidak bisa berakivitas seperti biasanya
d. Riwayat ginekologi
1) Karakteristik menstruasi
Klien mengatakan haid teratur dan tidak merasakan nyeri ketika
haid, lamanya 3 sampai 4 hari
2) Menarche
klien mengatakan pertama kali haid di usia 14 tahun
3) Periode menstruasi terakhir
Klien mengatakan terakhir menstruasi 3 tahun yang lalu
4) Pengalaman menstruasi:
Klien mengatakan ketika menstruasi tidak mengalami nyeri
5) Perdarahan tengah siklus:
klien mengatakan pernah mengalami perdarahan tengah siklus
selama satu minggu, terjadi beberapa tahun yang lalu sebelum
berhenti menstruasi. Biasanya terjadi sekitar 1 minggu.
6) Menopause:
3 tahun yang lalu, usia 47 tahun
7) Kontrasepsi:
klien mengatakan KB suntik 3 bulan sekali, tidak ada keluha
selama menggunakan KB. Berhenti menggunakan kontrasepsi
ketika sudah berhenti menstruasi.
8) Usia pada saat kehamilan pertama:
Klien mengatakan pada kehamilan pertama ia berusia 22 tahun
9) Penyakit menular seksual :
klien mengatakan tidak pernah punya penyakit menular seksual
e. Status Obstetrik : P7A0
f. Riwayat Kesehatan Lalu

14

1) Penyakit dan pengobatan


Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit berat, hanya
pusing dan flu biasa. Jika tidak enak badan klien membelil obat
warung.
2) Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi baik obat maupun
makanan
3) Penyakit masa kanak-kanak dan imunisasi
Klien mengatakan saat kecil hanya sakit biasa seperti flu dan batuk.
Klien mengatakan imunisasi yang dulu pernah diterima lengkap.
4) Penyakit dan Pembedahan sebelumnya
a) Tanggal
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dioperasi
b) Terapi: c) Hasil akhir : 5) Riwayat di rumah sakit sebelumnya
a) Tanggal
Klien mengatakan baru pertama kali dirawat di rumah sakit
b) Alasan: 6) Kecelakaan atau cedera
a) Kejadian pencetus
Klien mengatakan tidak pernah kecelakaan
b) Disabilitas yang terjadi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya
7) Perilaku yang beresiko
a) Gaya hidup
Klien mengatakan tiap hari bekerja di pabrik dari pagi hingga
sore hari,kadang mendapat jatah untuk lembur. Jika sudah
terlalu lelah klien sering merasa malas untuk makan. Makan
biasanya sedikit tapi habis, degan lauk, sayur.
b) Konsumsi kafein
Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi kafein
c) Merokok
Klien mengatakan tidak pernah merokok selama hidupnya.
d) Alkohol
Klien mengatakan tidak pernah minum alkohol
e) Obat-obatan
Klien mengatakan tidak pernah mengonsumsi obat-obatan
terlarang, hanya obat flu atau sakit kepala
f) Praktek seks yang tidak aman

15

Klien mengatakan tidak pernah berhubungan seks selain


dengan suaminya
5) Riwayat kekerasan/penganiayaan
a) Cedera akibat kekerasan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami cedera kekerasan
b) Pengalaman diperkosa
Klien mengatakan tidak pernah diperkosa
c) Hasil akhir: g. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit keturunan
Klien mengatakan tidak ada
2) Penyakit saat ini dalam keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang sakit saat ini
3) Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit jiwa dalam
keluarganya
4) Genogram keluarga

Ny. R
(50 tahun)

Keterangan:
: laki-laki

: anak

: perempuan

: menikah

: meninggal
: satu rumah

: klien

h. Riwayat psikososial
1) Konsep diri

16

a) Identitas Diri
Klien mengatakan dirinya adalah seorang wanita berusia 50
tahun dan seorang ibu yang memiliki 7 anak. 5 orang anaknya
sudah menikah dan saat ini sudah memiliki 4 orang cucu. Klien
tinggal bersama anak dan suaminya. Klien merasa bahagian
atas apa yang dimiliki terutama kasih sayang dari anak dan
suaminya.
b) Peran Diri
Klien mengatakan berperan sebagai istri, ibu rumah tangga
sebagai nenek, dan juga pencari nafkah membantu suaminya.
c) Gambaran diri
Klien mengatakan bahwa ia sudah merasa tua dan berhenti
menstruasi, tetapi klien merasa takut karena mengalami
perdarahan yang sangat banyak. Pandangan mata klien tidak
fokus saat ditanya.berdasarkan hasil pengkajian dengan
menggunakan skala HARS diperoleh data bahwa klien
mengalami kecemasan sedang dengan skor 25 yang meliputi:
0: Tidak ada gejala sama sekali
1: Satu dari gejala yang ada
2: Separuh dari gejala yang ada
3: Lebih dari separuhg ejala yang ada
4: Semua gejala ada
no

pertanyaan

Perasaancemas:
a. Kecemasan
b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran sendiri,
d. Mudah tensinggung.
Ketegangan:
a. Merasa tegang, Lesu,
b. Tidak dapat istirahat tenang,
c. Mudah terkejut,
d. Gemetar
Ketakutan :
a. Ketakutan pada gelap,
b. Ketakutan ditinggal sendiri,

jawaban
0 1 2

17

10

11

c. Ketakutan pada orang asing,


d. Ketakutan pada binatang besar,
e. Ketakutan pada keramaian lalu lintas.
Gangguan tidur:
a. Sukar untuk tidur,
b. Terbangun malam hari,
c. Tidur tidak nyenyak,
d. Bangun dengan lesu
e. Mimpi buruk.
Gangguan kecerdasan:
a. Sukar konsentrasi,
b. Daya ingat buruk,
c. Daya ingat menurun.
Perasaan depresi:
a. Kehilangan minat,
b. Sedih,
c. Bangun dini hari,
d. Kurangnya kesenangan pada hoby,
e. Perasaan berubah sepanjang hari.
Gejala somatik:
a. Nyeri pada otot,
b. Kaku,
c. Kedutan otot,
d. Gigi gemeretak,
e. Suara tidak stabil.
Gejala sensorik:
a. Perasaan di tusuk-tusuk,
b. Penglihatan kabur,
c. Muka merah
d. Pucat
e. Merasa lemah.
Gejala kardiovaskuler:
a. Takikardi,
b. Nyeri di dada,
c. Denyut nadi mengeras
d. Detak jantung hilang sekejap.
Gejala pernapasan:
a. Rasa tertekan di dada,
b. Perasaan tercekik,
c. Sering menarik napas panjang
d. Merasa napas pendek.
Gejala gastrointestinal:

18

a. Sulit menelan,
b. Mual,
c. Perut melilit,
d. Gangguan pencernaan,
e. Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan.
12 Gejala urogenital:

a. Sering kencing,
b. Tidak dapat menahan kencing,
c. Amenorrhoe,
d. Masa haid berkepanjangan atau
pendek,
e. Haid beberapa kali dalam sebulan,
13 Gejala vegetatif :

a. Mulut kering,
b. Mudah berkeringat,
c. Muka merah,
d. Bulu roma berdiri,
e. Pusing atau sakit kepala.
14 Perilaku sewaktu wawancara:

a. Gelisah,
b. Jari-jari gemetar,
c. Mengkerut kan dahi atau kening,
d. Muka tegang,
e. Tonus otot meningkat.
Ket: gejala keemasan yang dialami dicetak tebal.
d) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin membahagiakan keluarganya
e) Harga Diri
Klien merasa malu karna mengalami perdarahan dari
vaginanya, dan diperhatikan oleh orang disekitarnya. Klien
terlihat menangis saat ditanya oleh keluarganya mengenai
kondisinya.
2) Stres koping
a) Penatalaksanaan stress
Klien mengatakan jika stress klien mengatasinya dengan
menangis dan menceritakan kepada suami dan anaknya
b) Penyalahgunaan zat
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan

19

i. Kebutuhan dasar
1) Oksigenasi
Klien tidak mengeluh sesak napas, tidak ada napas cuping hidung
dan retraksi dada, RR: 20 x/menit, tidak terpasang oksigen.
2) Nutrisi dan cairan
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan setiap hari makan 3 kali dengan menu nasi,
lauk, dan sayur. Klien setiap hari minum air setidaknya 8 gelas
per hari dan kadang-kadang minum teh.
b) Saat dirawat
Antopometri
: BB= 40kg, TB= 150cm, Lila= 20cm, IMT=
17,7 (Kurus)
Biokimia
Clinic

: Hb= 14,8 g/dl


: tidak mengalami mual muntah, turgor kulit

elastis, kulit kering, anemis (-), akral dngin (+), klien merasa
haus
Diit
Intake
Infuse RL= 500 ml
Minum = 200 ml

: tinggi kalori tinggi protein


Output
BAB = BAK = 400 ml
PPV = (7x150ml=100ml_
IWL:

Balance Cairan
BC = input
(output+IWL)

15 xkgBBxjam 15 x 40 x 6
=
24 jam
24
Total = 700 ml

150 ml

= -50 ml

Total = 650 ml
3) Higiene diri
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas setiap 2 hari
sekali, gosok gigi ketika mandi dan mau tidur, serta potong
kuku jika sudah panjang.
b) Saat dirawat
Klien mengatakanbelum mandi sejak dirawat, hanya disibin
keluarganya, belum pernah keramas, belum potong kuku, dan
belum gosok gigi. Gigi klien terlihat kotor, selain itu kuku klien
juga terlihat agak panjang dan kotor.
4) Aktivitas dan latihan
a) Sebelum dirawat

20

Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu


orang lain. Klien bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore, dan
jika lembur hingga jam 6 sore setiap hati senin hingga sabtu.
b) Saat dirawat
Klien mengatakan tidak kuat turun dari tempat tidur
dikarenakan nyeri perut, pusing, dan lemas. Klien hanya
mampu berbaring dan duduk di tempat tidur. BAK dibantu
keluarga dan belum BAB.
Kebutuhan aktivitas
0
1
2
3
4
Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Ambulasi

Keterangan:
1
: mandiri
2
: dengan alat bantu
3
: dibantu orang lain
4
: dengan alat bantu dan orang lain
5
: tergantung total
5) Eliminasi
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan biasa BAB sekali sehari, kadang 2 hari
sekali. BAK > 5 kali sehari, urin berwarna jernih kekuningan.
b) Saat dirawat
Klien mengatakan belum BAB , BAK warna kuning, bau khas,
klien BAK sebanyak 5 kali.
6) Pola tidur
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak, biasa tidur jam
21.00 hingga jam 04.00, tidak memiliki masalah tidur seperti
insomnia. Hanya terbangun karena ingin BAK. Klien tidak
memiliki kebiasaan sebelum tidur. Klien mengatakan ketika
siang tidak pernah tidur siang.
b) Saat dirawat
Klien mengatakan sulit tidur karena merasa nyeri pada perut
bagian bawah dan mudah terganggu dengan suara di sekitar.

21

Dapat tertidur hanya sebentar-sebentar antara 30 menit hingga


1 jam.
7) Kenyamanan
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan merasa tidak nyaman ketika merasa lelah

b) Saat dirawat
Klien mengatakan tidak nyaman karena nyeri perut, pusing dan
lemas, selain itu klien juga tida nyaman dengan darah yang
keluar banyak
Pengkajian nyeri
P : bertambah sakit ketika melakukan mobilisasi atau perut
ditekan
Q : mules seperti diremas remas
R : abdomen bagian tengah
S : skala 7
T : terus menerus
8) Seksualitas
Klien mengatakan bahagia karena selalu mendapatkan kasih
sayang dari keluarganya terutama suami dan anak kandungnya.
Mengenai pola seksualitasnya klien mengatakan beberapa hari
sebelum mengalami pendarahan klien sempat melakukan hubungan
suami istri dengan suaminya. Saat melakukan hubungan suami istri
klien mengatakan tidak pernah mengeluarkan darah dan juga tidak
merasa sakit.
9) Rekreasi
a) Sebelum dirawat
Klien mengatakan suka bercerita berkumpul dengan tetangga
dan keluarga
b) Saat dirawat
Klien mengatakan bertemu dengan anaknya dan saudaranya
yang menjenguk mampu membuatnya senang.
10) Spiritual
a) Agama
Klien mengatakan beragama Islam
b) Praktik agama

22

Klien mengatakan sholat 5 waktu dan sering mengikuti


pengajian.
c) Kepercayaan terkait agama
Klien mengatakan dengan kondisinya saat ini menurut agama
yang diyakininya ia tidak diperbolehkan untuk sholat. Oleh
sebab itu klien hanya dapat berdoa saja ketika mengalami
kondisi seperti saat ini. Ia juga mengatakan dengan kondisinya
saat ini ia harus ikhlas menerimanya dan bersabar.
11) Komunikasi
Klien mengatakan jika membutuhkan informasi

terkait

kesehatannya ia akan bertanya kepada perawat yang ada di ruangan


j. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran
Compos mentis E4M6V5, klien tampak lemah dan tampak pucat,
mengatakan lemas pusing.
3) TTV
TD
: 150/80 mmHg
Nadi : 104 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
4) Kepala
Rambut hitam, bergelombang, mudah rontok, kepala mesosephal,
tidak ada massa, nyeri tekan (-)
5) Mata
Simetris antara kanan dan kiri, pupil isokor, konjungtiva anemis.
6) Telinga
Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat adanya pengeluaran
serumen, nyeri tekan (-).
7) Hidung
Simetris, tidak ada keluaran darah ataupun secret, nyeri tekan (-).
8) Mulut dan gigi
Mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, gigi bersih, tidak ada
yang tanggal, tidak ada gigi palsu.
9) Paru
Inspeksi
: pergerakan dada kanan = kiri ketika inspirasi dan
ekspirasi
Palpasi
Perkusi
Auskutasi
10) Jantung
Inspeksi

: traktil fremitus kanan = kiri


: sonor
: vesikuler
: ictus cordis tidak tampak

23

Palpasi
: ictus cordis teraba di IC ke-5 kiri
Perkusi
: redup
Auskutasi
: S1 dan S2 murni tidak ada suara tambahan
11) Payudara
Tidak terdapat benjolan atau massa abnormal.
12) Abdomen
Inspeksi
: perut datar, lesi (-), massa (-), perdarahan (-)
Auskultasi
: Bising usus 6 x/menit
Palpasi
: Tidak teraba masa, nyeri tekan (+)
Perkusi
: timpani
13) Ekstremitas
Ekstremitas atas
: Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-),
kesemutan (-/-)
Ekstremitas bawah

: Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-),

kesemutan (-/-)
Akral dingin
14) Turgor kulit
Kulit berwarna sawo matang, turgor kulit elastis, kapilary refill < 3
detik, kulit kering
15) Urogenitalia
Lesi (-), nyeri tekan (-), Tampak perdarahan dari vagina 105cc/6
jam, klien mengatakan keluar darah sor-soran dari vagina, darah
berwarna merah tua.
16) Rectum dan anus
Tidak ada hemoroid.
k. Pemeriksaan penunjang
1) USG
Tanggal 13 Oktober 2014
VU terisi cukup
UT L= 4,93 cm
UT H= 1,60 cm
UT W= 3,31 cm
UT Vol= 13,71 cm
Endo= 1,80 cm
L= 1,48 cm
Kesan= penebalan endometrium
2) Laboratorium
Tanggal 13 Oktober 2014
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit

Hasil
14,1
8,4

Satuan
g/dl
103/ul

Nilai Rujukan
11,7-15,5
3,6-11,0

24

Pemeriksaan
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Golongan Darah
Kimia Klinik
GDS
Sero imunologi
HBSAg

Hasil
Satuan
41
%
6
4,8
10 /ul
70
103/ul
85
Fl
29
Pg
34
g/dl
A
107

mg/dl

Negatif

Nilai Rujukan
35-47
3,80-5,20
150-400
80-100
26-34
32-36
70-150
Negatif

l. Program terapi
Terapy
Parenteral
Infuse RL
Asam traneksamat
Oral
Amoxiciline
Sulfaferosus
Asam mefenamat

Tanggal

Dosis

Waktu

13- 14 Oktober
2014
13 Oktober 2014

20 tpm

Maintenance

13-15 Oktober
2014
13-15 Oktober
2014
13-15 Oktober
2014

3 x 500 mg
3 x 500 mg
1 x 300 mg
3 x 500 mg

25

B. ANALISA DATA
NO
1

TANGGAL
13 Oktober 2014

13 Oktober 2014

DATA
S:
- Klien mengatakan keluar darah banyak sejak
satu hari yang lalu,
- Klien mengatakan darah yang keluar sampai
dengan saat ini belum berhenti (13 Oktober
2014 jam 16.00 WIB).
- Klien mengatakan sudah ganti pembalut 7x
dari jam 4 pagi hingga 9 pagi (13Oktober
2014)
- Klien juga mengatakan sempat pingsan
- Klien mengatakan badannya lemas dan
pusing
- Klien merasa haus
O:
- Ku lemah
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit elaastis
- Kulit kering
- Nadi= 104 x/menit
- Akral dingin
- Terlihat pucat
- Trombosit 70.000
- Balance cairan -50 ml
S:

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TTD
Resiko Kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif (perdarahan
pervaginam) (00028)

Nyeri akut b.d agens cedera fisik

26

NO

TANGGAL

13 ktober
2014

DATA
- Klien mengatakan perutnya sakit
- Pengkajian nyeri
P : penebalan endometrium
Q : mules seperti diremas remas
R : abdomen bagian tengah
S : skala 7
T : terus menerus
O:
- Klien terlihat meringis saat perutnya ditekan
untuk menahan sakit
- Ttv:
TD: 150/80mmHG
N: 104 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5oC
- Hasil USG tanggal 13 Oktober berupa
penebalan endometrium
S:
- Klien mengatakan takut karena keluar darah
banyak dari vagina dan tidak pernah
mengalami keadaan seperti itu sebelumnya
- Klien menanyakan apakah kondisinya
membahayakan
O:
- Ttv:
TD: 150/80mmHg

DIAGNOSA KEPERAWATAN
(penebalan endometrium) (00132)

Ansietas b.d perubahan status kesehatan


(00146)

TTD

27

NO

TANGGAL

DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N: 104 x/menit
- Skala HARS 19
- Klien terlihat menangis saat ditanyai oleh
saudaranya tentang keadaannya
- Klien terlihat tidak fokus saat ditanya

TTD

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
1

DIAGNOSA KEP
TUJUAN DAN KH
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fluid management (4120)
selama 1x24 jam diharapkan kekurangan a. Pantau status hidrasi
volume cairan teratasi, dengan kriteria
(memantau tanda vital,
hasil:
memantau perdarahan,
- Kulit lembab
memantau
urine,
- Balance cairan terpenuhi
memantau masuknya
- Ttv dalam batas normal:
cairan)
- TD: 120/80 mmHg
- N: 80-100 x/menit
b. Hitung
kebutuhan
- RR: 16-24 x/mnit
cairan
- S: 36,5-37,5oC
- Nilai Trombosit naik (150.000-400.000)
c. Tingkatkan asupan oral

RASIONAL
Untuk mengetahui jumlah
cairan yang hilang dan
mengantisipasi peningkatan
cairan yang hilang

Untuk
mengetahui
kebutuhan cairan klien
Untuk mengganti
yang hilang

cairan

d. Berikan cairan sesuai


Untuk memperbaiki status
kebutuhan
cairan dalam tubuh

28

NO

DIAGNOSA KEP

TUJUAN DAN KH

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 1x24 jam diharapkan nyeri klien
berkurang dengan kriteria hasil:
- Skala nyeri berkurang dari 7 menjadi 4
- Klien sudah tidak tampak menahan
sakit
- Ttv dalam batas normal:
- TD: 120/80 mmHg
- N: 80-100 x/menit
- RR: 16-24 x/mnit
- S: 36,5-37,5oC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 1x24 jam diharapkan ansietas klien
berkurang dengan kriteria hasil:

INTERVENSI
RASIONAL
e. Berikan terapi sesuai
program
Untuk
mengendalikan
penyebab kehilangan cairan
Pain management (1400)
a. Lakukan
pengkajian Untuk
mengetahui
nyeri
yang gambaran
nyeri
yang
komprehensif
dirasakan
b. Kendalikan
faktor Meminimalisir skala nyeri
lingkungan yang dapat bertambah
mempengaruhi respon
pasien
terhadap
ketidaknyamanan
c. Ajarkan
penggunaan Untuk mengendalikan rasa
teknik
nyeri yang muncul ketika
nonfarmakologis napas beraktivitas
dalam dan mengatur
posisi selama aktivitas
yang
menimbulkan
nyeri
d. Kolaborasi pemberian
Untuk menghilangkan rasa
analgestik terapi
nyeri.
Anxiety Reduction (5820)
1. Bina hubungan saling Untuk menjalin kepercayaan
percaya dengan klien
dengan klien

29

NO

DIAGNOSA KEP

TUJUAN DAN KH
INTERVENSI
a. Mimik wajah pasien terlihat lebih
2. Membantu klien untuk
tenang
b. Menunjukkan
pengendalian
diri
menentukan hal yang
terhadap ansietas:
menambah kecemasan
1) Konsentrasi
klien
meningkat
dibuktikan dengan kontak mata
3. Kaji ansietas klien,
fokus saat diberikan penjelasan
termasuk respon verbal
2) Menggunakan teknik relaksasi
dan non verbal
untuk meredakan ansietas

RASIONAL
Untuk membantu klien
menentukan hal apa yang
menjadi
penyebab
kecemasannya
Untuk mengetahui ansietas
yang dialami klien dalam
tingkat ringan, sedang, berat
dengan melihat respon fisik
seperti berkeringat, merasa
tidak nyaman, klien tidak
fokus atau susah menerima
perintah.

4. Memberikan
penjelasan mengenai
Dengan
memberitahukan
penyebab
kepada klien mengenai
kecemasannya
diagnosis, prognosis dan
medikasi diharapkan klien
dapat
berkurang
kecemasannya.
Calming technique (5880)
1. Anjurkan napas dalam
dan
dzikir
untuk
Mengurangi
penggunaan

30

NO

DIAGNOSA KEP

TUJUAN DAN KH

INTERVENSI
mengurangi
kecemasan

RASIONAL
obat
guna
mengurangi
kecemasan

2. Anjurkan
untuk Minuman hangat atau susu
minum minuman yang dapat memberikan efek
hangat atau susu
menenangkan, selain itu
juga dapat meningkatkan
masukan oral klien.
D. IMPLEMENTASI
Hari/tangga
l
13 Oktober
2014
10.00

DX Kep

Implementasi

Respon

DX1,2,3

Memonitor TTV klien dan KU

S:
Klien mengatakan lemas dan pusing
O:
Klien terlihat lemas
TD: 150/80mmHG
N: 104 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5oC

10.15

DX2

Melakukan pendekatan dengan klien dan


Mengkaji skala nyeri klien

Klien mengatakan sakit pada perut


Pengkajian nyeri:
P: ketika bergerak dan perut ditekan

Ttd

31

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

Respon
Q: mules seperti diremas remas
R: abdomen bagian tengah
S: skala 7
T: terus menerus
O:
Klien terlihat meringis menahan nyeri

10.20

DX1

Membantu klien mengganti pembalut

S:O:
Pembalut penuh dengan darah 150 cc

10.25

DX3

Mengkaji ansietas klien

S:
Klien mengatakan tidak pernah mengalami
perdarahan sangat banyak seperti ini
Klien mengatakan khawatir dan takut dengan
keadaannya
O:
Klien terlihat menangis
Klien terlihat malu dengan pasien lain
disebelahnya

10.30

DX 3

Menganjurkan klien untuk menggunakan napas


dalam untuk mengurangi cemasnya,
menganjurkan klien untuk minum hangat ketika
merasa cemas

S:
Klien mengatakan akan mencobanya
O:
Klien terlihat mempraktekkan

Ttd

32

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

10.35

DX 1

Mengganti cairan infus RL 500 ml

13.00

DX1,2,3

Memonitor TTV
Menganjurkan klien untuk istirahat

14.00

DX1
Memonitor perdarahan dan cairan klien
Mengganti infus RL 500 ml
Membantu klien ganti pembalut

Respon

S:
O:
Infus Rl terpasang 20 tpm
S:
Klien mengatakan pusing
Klien mengatakan sudah BAK 4 x dan
banyak
Klien mengatakan akan mencoba istirahat
O:
TD: 150/80 mmHg
Nadi: 90 x/menit
Suhu: 36,50C
RR: 18 x/menit
Klien terlihat lemas
Urine klien 400 cc
S:
Klien mengatakan sudah minum air putih 2
gelas kecil
O:
Akral teraba dingin
Infus RL terpasang 20 tpm
Pembalut terisi penuh dengan darah 150cc
Darah berwarna merah tua

Ttd

33

Hari/tangga
l
16.00

DX Kep

Implementasi

DX3

Menginformasikan kepada klien nanti malam


akan dilakukan curratage
Menganjurkan klien untuk tenang dan tidak takut
18.00

DX1

18.30

DX1,2,3

DX1,2,3

20.00

DX1

S:
Klien mengatakan bersedia
Klien mengatakanakan mencoba tenang dan
tidak takut agar segera sembuh
O:
Klien terlihat cemas
S:O:
Pembalut terisi penuh dengan darah 150cc
Darah berearna merah tua

Mengganti pembalut klien

Memonitor TTV klien


18.45

Respon

S:
Klien mengatakan masih lemas
O:
TD: 140/90 mmHg
Nadi:84 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,60C
S:
Klien mengatakan bersedia
O:
Klien terlihat mencoba istirahat
S: -

Ttd

34

Hari/tangga
l

19.00

DX Kep

DX1

Implementasi

Menganjurkan klien untuk istirahat dan minum


minuman manis hangat

Menghitung balance cairan


19.30

21.30

21.45

DX1,2

Respon
O:
Balance cairan = -118,75
S:O:
Pembalut penuh dengan darah 150 cc
Darah berwarna merah tua

Mengganti pembalut klien

S:O:
Klien terlihat cemas dan takut
Klien terlihat melakukantarik nafas dalam
dan dzikir

Mengantarkan pasien curretage


Menganjurkan klien untuk tenang
Mengajarkan relaksasi nafas dalam dan dzikir

S:
Klien mengatakan lemas dan pusing
O:
TD: 130/80 mmHg
N: 78 x/menit
RR: 17 x/menit
S: 36,7oC

DX1,2,3

DX 2
Memonitor KU dan TTV setelah curetage

S:
Klien mengatakan ingin tidur

Ttd

35

Hari/tangga
l
22.00

DX Kep

Implementasi

O:
Klien terlihat mencoba tidur

DX1,2

Menganjurkan klien untuk istirahat

14 Oktober
2014
04.43

DX1

06.00

DX
1,2,3

Respon

Memberikan obat oral untuk dikonsumsi pagi


hari setelah makan
Melakukan pemeriksaan laboratorium

Memonitoring TTV dan KU

S:
Klien mengatakan akan meminum obatnya
O:
Klien memperoleh obat berupa
Amoxicilin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg

S: O:
Leukosit 12,4 x 103 ul
Trombosit 187 x 103
S:
Klien merasa badannya hangat
O:
TD: 130/80
N: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 38,2oC

Ttd

36

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

Respon

06.15

DX1

Mengkaji nyeri dan kecemasan

S:
Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang
O:
P: ketika jalan atau perut ditekan
Q: seperti diremas remas
R: di perut bagian bawah
S: nyeri skala 3
T: nyeri jika ditekan
- Klien terlihat bahagia dan tidak sedih
seperti di awal masuk ruangan.

06.30

DX1

Membantu klien untuk ganti pembalut

S:
Klien mengatakan darahnya hanya keluar
sedikit
O:
Pembalut tidak terisi penuh 50 ml
Darah berwarna merah tua

06.40

DX1

Menghitung balance cairan

S: O:
Balance cairan klien +31,25

07.30

DX1

Melakukan pemeriksaan laboratorium

S:O:
Leukosit= 10,6 x 103

Ttd

37

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

Respon
Trombosit= 171x103uL

09.00

DX1,2

11.00

DX1

13.00

DX1,2,3

13.30

DX2,3

Memberikan obat kepada klien untuk


dikonsumsi setelah makan siang

S:
Klien mengatakan akan meminum obatnya
nanti
O:
Klien memperoleh obat berupa
Amoxicilin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Sulfasferosus 1 x 1

Melepas infus klien

S:O:
Infus sudah tidak terpasang lagi

Memonitoring KU, TTV

S:
Klien mengatakan sudah tidak pusing
O:
TD: 120/80 mmHg
N: 83 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 36,8oC

Mengkaji nyeri dan kecemasan

S:

Ttd

38

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

Respon
Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang
Klien mengatakan sudah tidak sakit lagi pada
perut
O:
P: perut ditekan
Q: seperti diremas remas
R: di perut bagian bawah
S: nyeri skala 2
T: nyeri jika ditekan
- Klien terlihat bahagia dan tidak sedih
seperti di awal masuk ruangan.

13.45

DX1

16.00

DX1,2

Mengkaji perdarahan

Memberikan obat untuk dikonsumsi setelah


makan malam

S:
Klien mengatakan darah sudah sedikit sekali
keluarnya
O:
Darah pada pembalut hanya seperti flek
berwarna merah tua

S:
Klien mengatakan akan meminum obatnya
O:
Amoxicilin 3 x 500 mg

Ttd

39

Hari/tangga
l
18.00

18.20

18.30

DX Kep
DX1,2,3

DX1

DX2,3

Implementasi
Memonitor KU dan TTV

Mengkaji perdarahan

Mengkaji nyeri dan kecemasan

Respon
Asam mefenamat 3 x 500 mg
S:
Klien mengatakan sudah tidak pusing dan
lemas lagi
O:
KU: baik
TD : 140/80 mmHg
Nadi: 76 x/menit
RR : 22 x/menit
S :36,90C
S:
Klien mengatakan perdarahan hanya sedikit
sekali
O:
Darah pada pembalut hanya berupa flek-flek
berwarna coklat
S:
Klien mengatakan sudah tidak sakit lagi
Klien mengatakan senang karena tidak sakit
lagi
O:
P : perut ditekan

Ttd

40

Hari/tangga
l

21.00

22.00

15 Oktober
2014
06.00

DX Kep

DX2

DX1,2

DX1,2,3

Implementasi

Respon

Menganjurkan untuk istirahat

Q: nyeri seperti diremas


R: diperut bagian bawah
S : skala nyeri 2
T: nyeri muncul jika ditekan
Klien terlihat lebih tenang dan bahagia

Memberikan obat untuk dikonsumsi setelah


makan pagi

S:
Klien mengatakan akan beristrahat
O:
Klien terlihat tertidur

Memonitor KU dan TTV

S:
Klien mengatakan akan meminum obatnya
O:
Amoxicilin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
S:
Klien mengatakan sudah tidak lemas dan
pusing lagi
O:
KU: baik
TD: 140/90 mmHg
Nadi: 80 x/menit

Ttd

41

Hari/tangga
l

DX Kep

Implementasi

Respon
RR : 18 x/menit
S : 37,90C

DX1

Mengkaji perdarahan

06.05

DX2,3

Mengkaji nyeri dan kecemasan

06.10

DX1,2
08.00

DX2
11.00

Memberikan obat untuk dikonsumsi setelah


makan siang

Mengkaji nyeri, cemas dan perdarahan

S:
Klien mengatakan darahnya sudah tidak
keluar lagi dan belum ganti pembalut dari
kemarin
O:S:
Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi dan
senang karena tidak keluar lagi darahnya
O:
Klien sudah tidak terlihat menahan sakit saat
perutnya ditekan
S:
Klien mengatakan akan meminum obatnya
O:
Amoxicilin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
SF 1 x1
S:
Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi dan

Ttd

42

Hari/tangga
l

DX Kep

DX1,2,3

Implementasi

Memonitoring KU dan TTV

12.00

Respon

Ttd

senang karena tidak keluar lagi darahnya


O:
Klien sudah tidak terlihat menahan sakit saat
perutnya ditekan
S:
Klien sudah tidak merasa pusing, sakit dan
lemas lagi
O:
KU: baik
TD : 120/80 mmHg
Nadi: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 36,90C

E. EVALUASI
Tanggal
15 Oktober
2014

DX Kep
Resiko
Kekurangan
volume
cairan b.d
kehilangan
cairan aktif

Evaluasi
S:
Klien mengatakan darah sudah tidak keluar lagi
Klien mengatakan tidak merasa haus
O:
Klien sudah tidak lerlihat lemah lagi
Mukosa bibir lembab
Akral teraba hangat

Ttd

43

(perdarahan
pervaginam)
(00028)

15 Oktober
2014

Nyeri akut
b.d agens
cedera fisik
(penebalan
endometrium
) (00132)

15 Oktober
2014

Ansietas b.d
perubahan

TD : 120/80 mmHg
Nadi: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 36,90C
Hb= 13,5 g/dl
Trombosit=171x103uL
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Menganjurkan kepada klien untuk kontrol setelah pulang
Menganjurkan kepada klien untuk mewaspadai adanya perdarahan lagi
S:
Klien mengatakan perutnya sudah tidak sakit lagi ketika bergerak
P: perut ditekan
Q:seperti diremas
R:perut bawah
S:skala 1
T:ketika ditekan pada perut
O:
Klien sudah tidak terlihat menahan sakit ketika bergerak
Ketika perut ditekan klien terlihat menahan nyeri
A:
Masalah teratasi
P:
Menganjurkan kepada klien untuk melakukan relaksasi jika sewaktu-waktu perutnya
sakit lagi
S:
Klien mengatakan bersyukur sudah tidak mengeluarkan darah lagi dan tidak sakit lagi

44

status
kesehatan
(00146)

Klien mengatakan \sudah tidak khawatir karena sudah mendapatkan pengobatan


O:
Klien sudah tidak terlihat cemas dan ketakutan terkait keadaannya
Klien terlihat lebih banyak tersenyum
Klien terlihat fokus ketika ditanya
Skala HARS<17
TD : 120/80 mmHg
Nadi: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 36,90C
A:
Masalah teratasi
P:
Menganjurkan kepada klien untuk tidak langsung panik jika menghadapi masalah seperti
itu
Menjelaskan kepada klien mengenai kondisinya kembali

45

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Abnormal Uterine Bleeding (AUB) didefinisikan sebagai perdarahan yang
berasal dari uterus dan merupakan variasi dari siklus menstruasi. Ketidaknormalan
perdarahan dapat dilihat dari frekuensi, durasi, banyaknya darah, keteraturan,
aliran darah, dan juga ada tidaknya kehamilan. AUB biasanya terjadi antara
periode menarche hingga menopause di luar siklus menstruasi. Penyebab dari
AUB terbagi menjadi dua, yaitu penyebab secara struktural uterus dan non
struktural uterus. penyebab struktural uterus adalah penyebab pendarahan uterus
yang terdapat pada bagian uterus seperti polyp, adenomyoma, leimyoma,
malignansi dan hiperplasia pada bagian-bagian uterus seperti tuba fallopi,
ovarium, korpus uteri, dan serviks. Sedangkan penyebab non struktural adalah
penyebab perdarahan yang berasal karena abnormalitas struktur uterus.
penyebabnya antara lain koagulasi darah, ovulasi, endometrial, iatrogenik, dan
penyebab yang tidak dapat diklasifikasikan tetapi bukan dari struktur uterus.
Wanita menopause memiliki ciri berupa kekeringan vagina dan juga
terjadinya perubahan hormon dalam tubuh, terutama hormon-hormon yang
berhubungan langsung dengan reproduksi dan seksualitas. Perdarahan pada
wanita menopause terjadi di siklus tanpa ovulasi, yang mana perdarahan tersebut
biasanya bersifat berkepanjangan. Hal ini disebabkan pada wanita menopause
sudah tidak terjadi lagi proses ovulasi tidak ada korpus luteum sehingga
progesteron tidak dapat dihasilkan dan tidak terjadi sekresi endometrium. Oleh
sebab itu endometrium mengalami hiperplasia. Estrogen yang menurun pada
wanita menopause mempengaruhi folikel untuk berdegenerasi dan kemudian
muncul perdarahan. Perdarahan ini biasanya berlangsung cukup lama karena
permukaan dinding uterus yang mengalami perdarahan tidak terjadi secara
bersamaan.
Kasus Ny. R disini yaitu ia mengalami perdarahan dari vagina sejak satu
hari yang lalu. Perdarahan mulai terjadi pada pukul 16.00 (12 Oktober 2014)

46

terjadi terus menerus dan semakin lama semakin banyak. Ny. R mengatakan dri
jam 16.00 sampai dengan jam 04.00 ia sudah ganti pembalut lebih dari 7 kali.
Setiap ganti pembalut Ny. R mengatakan pembalutnya selalu penuh dengan darah.
Darah yang keluar berwarna merah tua. Sekitar jam 04.00 Ny. R sempat pingsan
kemudian dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya. Menurut penuturan Ny. R ia
pernah mengalami perdarahan sebelum waktu mestruasi dan itu terjadi selama
kurang lebih satu minggu. Perdarahan tersebut terjadi beberapa tahun sebelum ia
menopause.
Ny. R juga mengatakan jika ia sudah berhenti menstruasi sejak 3 tahun
yang lalu. Ny. R memiliki riwayat kontrasepsi KB suntik tiap 3 bulan dan berhenti
setelah menstruasinya berhenti. Ketika ditanya bagaimana keadaan saat koitus Ny.
R mengatakan jika ia tidak mengalami perdarahan saat koitus, ia juga mengatakan
jika ia tidak merasakan sakit saat koitus dengan suaminya. status obstetri Ny. R
yaitu P7A0. Pemeriksaan penunjang berupa USG yang dilakukan Ny. R tanggal
13 Oktober 2014 menunjukkan bahwa tidak ada struktur yang abnormal dari
uterus, hanya terdapat kesan bahwa endometrium Ny. R mengalami penebalan.
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. R
menunjukkan bahwa Ny. R sudah mengalami menopause dengan ciri-ciri Ny. R
sudah berusia 50 tahun, sudah berhenti menstruasi. Oleh karena menopause yang
dialami oleh Ny. R ini ia mengalami hiperplasia pada endometrium. Hiperplasia
ini terjadi karena adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron sebagai
akibat dari menopause. Perubahan hormon ini menyebabkan tidak terjadinya
ovulasi sehingga folikel berdegenaerasi dan endometrium mengalami perdarahan.
Oleh sebab itu perdarahan yang dialami oleh Ny. R termasuk dalam perdarahan
uterus abnormal atau yang sering disebut dengan abnormal uterine bleeding
(AUB). AUB yang dialami oleh Ny. R adalah jenis AUB perdarahan pasca
menopause karena perdarahan yang dialami oleh Ny. R terjadi 3 tahun setelah ia
berhenti menstruasi.
Perdarahan yang dialami oleh Ny. R menyebabkan timbulnya beberapa
masalah keperawatan pada Ny. R. Adapun masalah tersebut adalah resiko
kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif berupa keluarnya

47

darah dalam jumlah yang banyak dari vagina dalam kurun waktu tertentu, darah
yang keluar berwana merah tua. Masalah yang kedua yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik, nyeri yang dirasakan oleh Ny. R termasuk
dalam skala 7 karena ia merasa sangat sakit terutama setelah ia bergerak, ia juga
mengatakan jika rasa sakitnya tersebut seperti diremas-remas di bagian perutnya
dan itu ia rasakan terus menerus. Sedangkan masalah keperawatan yang ketiga
yaitu masalah kecemasan yang ia rasakan terkait dengan status kesehatannya,
dalam pengkajian ia mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami hal tersebut
sebelumnya, ia juga takut karena darah yang keluar banyak sehingga ia harus
mengganti pembalut yang dipakainya sebanyak 7 kali dalam waktu beberapa jam.
Untuk mengatasi masalah tersebut tindakan kepaerawatan yang harus
dilakukan pertama kali adalah mengatasi masalah resiko kekurangan cairan
sehingga nantinya Ny. R tidak mengalami kekurangan cairan. Selanjutnya
tindakan yang harus dilakukan adalah mengatasi nyerinya menjadi skala terendah
yang dapat dicapai, yang terakhir adalah tindakan untuk mengatasi kecemasan.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah resiko
kekurangan cairan adalah mengkaji status hidrasi klien dengan cara melihat
kondisi klinis klien seperti rasa haus, turgor kulit, mukosa bibir, pengisian kapileri
refil, kelemahan terkait kekurangan cairan, akral, tanda-tanda vital, dan balance
cairan klien, selanjutnya adalah dengan melihat status kimia klien yang meliputi
nilai Hb dan trombosit klien. Nilai Hb yang rendah mengindikasikan jumlah
cairan yang keluar (darah), sedangkan trombosit mengindikasikan pedarahan.
Nilai trombosit yang rendah mengindikasikan bahwa klien mudah mengalami
perdarahan. Selanjutnya tindakan yang dilakukan adalah mengganti cairan (darah)
yang hilang dengan cara peningkatan masukan cairan baik melalui oral maupun
parenteral. Cairan arenteral yang diberikan adaah RL, pemilihan RL didasarkan
pada sifat RL yang isotonis,sehingga tepat digunakan untuk mennggantikan cairan
yang hilang karena akan terus berada dalam pembuluh darah sehingga
meminimalkan terjadinya hipovolemik. Untuk penggantian cairan melalui oral
dapat melalui minum dan makan.

48

Selanjutnya tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri yang dialami


oleh Ny. R adalah mengkaji terlebih dahulu kuantitas dan kualitas nyeri yang
dirasakan oleh klien. Pengkajian nyeri harus meliputi 5 aspek PQRST. Selain itu
monitoring tanda-tanda vital juga wajib dilakukan karena tanda vital dapat
memberikan tanda-tanda peningkatan atau bahkan penurunan nyeri. Untuk
mengatasi nyeri ini terdapat dua prosedur, yaitu prosedur secara farmakologis dan
nonfarmakologis.

Untuk

nonfarmakologis

dapat

dilakukan

dengan

cara

menganjurkan Ny. R untuk napas dalam. Sedangkan secara nonfarmakologis


dilakukan dengan cara memberikan obat analgetik kepada Ny. R. Adapun obat
yang diberikan untuk mengatasi nyeri yaitu asam mefenamat dengan dosis 500mg
yang diberkan sehari tiga kali. Selain napas dalam dan pemberian obat ada
tindakan lain yang dilakukan untuk mengurangi nyeri, yaitu prosedur curretage.
Pada Ny. R ia menjalani prosedur curretage pada tanggal 13 Oktober 2014
malam. Tindakan curretage ini sesuai dengan teori tentang AUB yang
menyebutkan bahwa tindakan yang dapat dilakukan pada pasien-pasien dengan
AUB salah satunya adalah dengan curretage.
Masalah terakhir yang harus diatasi pada Ny. R adalah kecemasan, untuk
mengatasi masalah tersebut hal utama yang harus dilakukan adalah membina
hubungan saling percaya antar perawat dengan pasien. Bina hubungan saling
percaya ini dapat dilakukan dengan cara mengajak pasien untuk berbincangbincang sehingga pasien dapat menceritakan mengenai kecemasan yang di
rasakannya mulai dari penyebab kecemasan yang dialami hingga tingkat
kecemasan yang dirasakan. Pengkajian kecemasan klien dilakukan tidak hanya
melalui wawancara atau berbincang dengan klien, namun juga melalui responrespon non verbal yang ditunjukkan klien. Mulai dari kontak mata yang tidak
fokus dan juga raut wajah. Kecemasan yang dialamioleh Ny. R tergolong dalam
kecemasan sedang ketika diukur dengan skala HARS. Untuk mengatasi
kecemasan tersebut klien dapat melakukan teknik napas dalam dan berdoa sesuai
keyakinannya. Selain itu minum air hangat ataupun minum susu juga dianjurkan
kepada klien, karena air hangat maupun susu memiliki sifat menenangkan.

49

Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan kepada Ny. R selama


3 hari menjalani perawatan di ruang Edelweis dapat diperoleh hasil berupa resiko
kekurangan cairan pada Ny. R tidak terjadi. Hal ini dibuktikan melalui beberapa
kriteria yang telah disebutkan sebelumnya dalam intervensi keperawatan seperti
turgor kulit elastis, kulit lembab, balance cairan terpenuhi, tanda-tanda vital dalam
batas normal, nilai Hb, dan trombosit normal. Dapat dilihat bahwa turgor kulit
Ny. R elastis, kulit lembab, mukosa bibir lembab, tidak merasa kehausan, balance
cairan terpenuhi, TD= 120/80 mmHg, N= 84 x/menit, RR= 18 x/menit, dan suhu
36,9OC, selain itu nilai Hb= 13,5 g/dl dan Trombosit= 171 x 103 ul.
Nyeri yang dirasakan oleh Ny. R teratasi, hal ini dibuktikan dengan tanda-tanda
vital dalam batas normal, skala nyeri yang dirasakan sudah sesuai dengan tujuan awal
yaitu pada skala nyeri 2, tidak terdapat respon nonverbal terhadap nyeri seperti meringis,
mendesis, mengerutkan kening, dan memegangi bagian tubuh yang nyeri. Setelah
menjalani perawatan selama 3 hari tersebut Ny. R dapat mempraktekkan teknik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi nyeri. Pada hari ke 3 perawatan tampak klien sudah
tersenyum tanpa menahan sakit.
Setelah perawatan selama 3 hari tersebut tampak juga bahwa kecemasan yang
dialami oleh klien sudah berkurang. Terlihat dari klien yang dapat menguasi kontak mata
saat berbincang-bincang, klien juga terlihat sudah tenang, klien mengatakan bahwa ia
sudah tidak cemas dengan keadaannya karena ia sudah tidak merasakan sakit di perutnya
ia juga mengatakan jika sudah tidak ada darah yang kelua lagi dari vagina. Selain itu
tampak bahwa klien dapat mempraktekkan beberapa teknik relaksasi untuk mengatasi
kecemasannya, ia juga minum-minuman hangat untuk mengatasi kecemasannya. Hal ini
sudah sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat sebelum melaksanakan tindakan terhadap
klien. Sehingga masalah ini dianggap sudah dapat teratasi.
Ketiga masalah yang dialami oleh klien dapat teratasi dengan baik, sebelum Ny.
R pulang tindakan yang dilakukan adalah mengevaluasi dan membuat discharge planning
untuk klien. Adapun discharge planning yang diberikan kepada klien adalah meminta
klien untuk kontrol setelah beberapa hari, keudian harus mewaspadai perdarahan kembali
muncul, menggunakan teknik relaksasi jika nantinya klien tiba-tiba merasa sakit, dan juga
meminta klien untuk tidak panik jika nantinya kejadian perdarahan kembali terulang.

50

BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Abnormal Uterine Bleeding (AUB) merupakan suatu kejadian yang terjadi
pada remaja putri yag mengalami menarche hingga wanita yang sudah
mengalami menopause. Penyebabnya dapat dikarenakan struktural uterus
yaitu PALM, dan non struktural abnormal uterus yaitu COEIN. Pada wanita
menopause penyebab perdarahan lebih disebabkan oleh adanya hiperplasia
endometrium sebagai akibat dari perubahan hormon estrogen dan progesteron.
Akibatnya folikel berdegenerasi dan mengakibatkan perdarahan. Pada kasus
ny. R penyebab ia sudah mengalami perdarahan adalah ia sudah menopause
dan adanya hiperplasia endometrium. Masalah keperawatan yang muncul pada
Ny. R meliputi:
1. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi resiko kekurangan cairan
didasarkan pada intervens fluid management hasil yang diperoleh resiko
kekurangan caran pada Ny. R tidak terjadi dibuktikan dengan keadaan
klinis dan kimia klien.
2. Nyeri akut berhubunga dengan agens cedera fisik. Untuk mengatasi nyeri
yang dirasakan oleh klien didasarkan pada intervensi pain management.
Hasil yang diperoleh setelah perawatan nyeri yang dirasakan klien
berkurang, tidak ada tanda-tanda peningkatan nyeri baik secara verbal
maupun nonverbal. Selain itu klien juga terlihat dapat mempraktekkan
teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri.
3. ansietas berhubungan dengan krisis situasional (perubahan status
kesehatan). Steleha perawatan selama 3 hari di ruang edelweis masalah
kecemasan klien teratasi dengan melakukan beberapa tindakan yang
didasarkan pada intervensi reduction anxiety dan juga calming technique.
Masalah ini teratasi didasarkan pada kecemasan berkurang dibuktikan
secara verbal dan nonverbal.

51

4. Masalah cairan klien menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam
kasus-kasus AUB, karena kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak
dapat menimbulkan resiko terjadinya syok hipovolemik.
C. Saran
1. Perawat
Untuk menangani masalah-masalah keperawatan seperti kecemasan
diperlukan pengkajian dan pendekatan yang lebih mendalam sehingga
nantinya masalah tersebut dapat teratasi secara menyeluruh tanpa
meninggalkan penyebab yang tidak ditemukan karena pengkajian tidak
menyeluruh. Selain itu untuk memaksimalkan perawatan pada pasien
seperti kasus Ny. R diperlukan keterlibatan keluarga. Perawat perlu
memberikan informasi secara lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh
pasien dan keluarga, sehingga nantinya baik pasien maupun keluarga dapat
mempersiapkan diri jika suatu saat kejadian perdarahan terulang kembali.
2. Pasien
pasien dengan kasus-kasus seperti Ny. R diharapkan dapat mencari
informasi lebih banyak mengenai tanda-tanda perdarahan dan pertolongan
pertama untuk mengatasi hal tersebut, sehingga nantinya resiko yang
timbul lebih minima, terutama resiko terkait hipovolemia.

52

DAFTAR PUSTAKA
1. American College of Obstetricians and Gynecologist. Management of Acute
Abnormal Uterine Bleeding in Nonpregnant Reproductive-Aged Women.
Committe Opinion. 2013:557(121);891-896
2. Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. 4th ed. Jakarta:
EGC; 2004.
3. Greenblum C a, Rowe M a, Neff DF, Greenblum JS. Midlife women: symptoms
associated with menopausal transition and early postmenopause and quality of life.
Menopause [Internet]. 2013 Jan [cited 2014 Apr

4. Mangoenprasodjo AS. Siapa takut menopause: kiat memasuki masa paruh


baya tanpa rasa was-was dan cemas. Yogyakarta: Thinkfresh; 2004.
5. Astutik Y, Hadi S. Pengaruh menopause terhadap kecenderungan depresi ibu-ibu
PKK Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu. 2007

6. Thurston RC, Blumenthal J a, Babyak M a, Sherwood A. Association between


hot flashes, sleep complaints, and psychological functioning among healthy
menopausal women. Int J Behav Med [Internet]. 2006 Jan;13(2):16372.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16712434
7. Putri AK. Hubungan antara penerimaan diri dengan depresi pada wanita
perimenopause. J Psikol Klin Dan Kesehat Ment. 2012;1(02):16.
8. Lo CMH, Lee PH. Prevalence and impacts of poor sleep on quality of life and
associated factors of good sleepers in a sample of older Chinese adults. Health
Qual Life Outcomes [Internet]. Health and Quality of Life Outcomes; 2012
Jan
[cited
2014
Jul
3];10(1):72.
Available
from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3445836&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
9. Baziad A. Menopause dan andropause. 1st ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2003.
10. Londono J, Valencia P, Santos AM, Gutirrez LF, Baquero R, Valle-Oate R.
Risk factors and prevalence of osteoporosis in premenopausal women from
poor economic backgrounds in Colombia. Int J Womens Health [Internet].
2013
Jan;5:42530.
Available
from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3720571&tool=pmcentrez&rendertype=abstract

53

11. Wellons M, Ouyang P, Schreiner PJ, Herrington DM, Vaidya D. Early


menopause predicts future coronary heart disease and stroke: the multi-ethnic
study of atherosclerosis (MESA). 2013;19(10):10817.
12. Mukherjee S, Ghosh S, Samanta A, Bhattacharyya A, Bengal W. Menopausal
status and psychological distress: a cross-sectional survey among middle aged
women in an urban slum area of Kolkata, India. Glob J Med Public Heal.
2012;1(June):248.
13. Tamaria A, Bharti R, Sharma M, Dewan R, Kapoor G, Aggarwal A, et al. Risk
assessment for psychological disorders in postmenopausal women. J Clin
Diagn Res [Internet]. 2013 Dec [cited 2014 Mar 21];7(12):28858. Available
from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3919290&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
14. Wirakusumah ES. Tip& diet untuk tetap sehat, cantik, dan bahagia di masa
menopause. Jakarta: Gramedia Pistaka Utama; 2003.

Anda mungkin juga menyukai