BAB I Dan II
BAB I Dan II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit (RS) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang sangat
kompleks, karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja, terdiri dari
multi disiplin dan berbagai jenis keahlian. pelayanan kesehatan yang bermutu
menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap orang. Untuk itu, rumah
sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna
menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Gillies (2000) menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber
daya manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan.
Pengelolaan manajemen keperawatan dilakukan oleh manajer
keperawatan. Manajer keperawatan memiliki tiga tingkatan yaitu manajemen
puncak, manajemen menengah, manajemen bawah. Kepala ruangan berada
dalam tingkatan manajemen bawah untuk mengelola pelayanan keperawatan.
Kepala ruangan dituntut untuk dapat merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengawasi pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan
efisien di rumah sakit (Nursalam, 2007). Oleh karena itu, kepala ruangan
harus memiliki kemampuan dalam memimpin, agar dapat efektif dalam
mengelola pelayanan manajemen untuk mendukung pelayanan asuhan
keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan kegiatan pokok yang sering menjadi
barometer tentang baik atau buruknya suatu pelayanan kesehatan di rumah
sakit, hal ini disebabkan karena di ruang rawat inaplah terjadi kontak paling
sering antara pasien dengan pemakai jasa dengan perawat sebagai tenaga
pelaksana dan sebagian besar pelayanan di ruang rawat inap dilakukan oleh
tenaga perawat.
Proses asuhan keperawatan terangkum dalam suatu manajemen
keperawatan. Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Profesi PSIK FK UNDIP mampu melakukan pengkajian
manajemen keperawatan dan mampu berkontribusi dalam mewujudkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
1. Pengertian
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah suatu
ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol
dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian,
dan
dengan
perencanaan
(planning),
pengorganisasian
adalah
berupa
sistem
pelayanan
kesehatan
yang
perencanaan
yang
terprogram
dengan
baik
dan
keperawatan
memerlukan
pengambilan
keputusan
di
e. Manajemen
keperawatan
harus
terorganisir.
Pengorganisasian
karyawan
untuk
utama
bidang
keperawatan.
3) Meningkatkan mutu kinerja keperawatan, berarti juga peningkatan
pelayanan keperawatan.
4) Pendidikan berkelanjutan sangat perlu untuk meningkatkan
pengetahuan keperawatan bagi pelaksana dan pengelola dan
merupakan tanggung jawab bidang keperawatan.
5) Keperawatan adalah proses keperawatan individual
yang
menager
prioritas
kegiatan
sehingga
dapat
mencapai
dan
yang
menggunakan
konsepkonsep
manajemen
MPKP adalah sebagai suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai) yang
memungkinkan
perawat
professional
mengatur
pemberian
asuhan
atau
tim
kesehatan
lainnya
yang
dimana
terdapat
kesepakatan
antara
perawat
dengan
sekaligus
menginformasikan
perkembangan
kondisi
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas.
Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas. Lama
timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat. Penyampaian operan di atas (point c) harus
dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru. Perawat penanggung jawab
dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan kien.
c.
Konfrensi
Konfrensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konfrensi dilakukan setelah melakukan operan dinas sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas PP. Konfrensi bertujuan untuk :
d. Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh penanggung
jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
1) Tujuan ronde keperawatan:
a) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
kemampuan
untuk
memodifikasi
rencana
perawatan.
2) Peran
a) Perawat primer dan perawat asosiet
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan
yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa
disebutkan antara lain menjelaskan keadaan dan data demografi
klien, menjelaskan masalah keperawatan utama, menjelaskan
intervensi yang belum dan yang akan dilakukan, menjelaskan
tindakan selanjtunya serta menjelaskan alasan ilmiah tindakan
yang akan diambil.
b) Peran konsuler/expert
Adapun peran konsuler antara lain memberikan justifikasi,
memberikan reinforcement, menilai kebenaran dari suatu
masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional,
mengarahkan dan koreksi, dan mengintegrasikan teori dan
konsep yang telah dipelajari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ronde yaitu :
1) Pesiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ronde.
b) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga.
2) Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien
serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
c) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
Dengan
demikian
pencacatan
rencana
jenjang
pendidikan
S.Kep
atau
Ners
dengan
diskusi
dengan
dengan
staff
untuk
keluarga.
Melakukan
iii.
iv.
v.
vi.
pengkajian
terhadap
klien
baru
atau
dengan SOP.
Monitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
Membantu memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
x.
xi.
laboratorium.
Melakukan kegiatan serah terima klien bersama PA.
Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
xii.
jawabnya.
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
xiii.
xiv.
tiap 3 hari.
Bila ketua Tim/KaTim libur, maka tugasnya digantikan
oleh PA yang telah ditunjuk.
xv.
xvi.
c) Perawat asosiet
Kemampuan PA pada MPKP pemula atau MPKP tingkat I,
sebaiknya perawat dengan kemampuan DIII keperawatan. Namun
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan
tambahan pada beberapa ruang MPKP yang dikembangkan. Tugas
dan tanggung jawab PA adalah sebagai berikut:
i.
Membaca renpra yang telah ditetapkan oleh PP.
ii. Membina hubungan terapeutik dengan klien dan keluarga,
iii.
iv.
klien
v.
vi.
vii.
berdasarkan renpra.
Mengikuti visite dokter bila PP tidak ada ditempat.
Mengecek kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
Mengkomunikasikan PP/PJ dinas bila menemukan
viii.
diagnostik,
ix.
x.
dilakukan PP.
Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan
timnya.
Membantu tim lain yang membutuhkan.
xi.
A. UNSUR INPUT :
1.
Man
Kuantitas Ketenagakerjaan
a. Ketenagaan menurut Douglas
Minimal
Klien
1
2
3
Dst
Pagi
Sore
0,17
0,34
0,51
0,14
0,28
0,42
Mala
m
0,07
0,14
0,21
Klasifikasi Klien
Parsial
Sor
Mala
Pagi
e
m
0,27 0,15 0,10
0,54 0,30 0,20
0,81 0,45 0,30
Total
Pagi
Sore
Malam
0,36
0,72
1,08
0,36
0,60
0,90
0,20
0,40
0,60
Jam perawatan
1- 2 jam
3-4 jam
5-6 jam
Jumlah
2x8 = 16 jam
4x0 = 0 jam
6x0 = 0 jam
16 jam
Money
Top Down adalah metode ini menggunakan informasi utama dari
rekening atau data keuangan rumah sakit yang telah ada. Langkah pertama
adalah mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran rumah sakit yang terkait
dengan penyediaan layanan rawat inap. Langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke masing-masing
cost center seperti bangsal rawat inap, gaji dan jasa medis dan ruangan
lainnya.
3.
a.
Methode
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan
keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan,
atau
policy/
kebijakan/
ketentuan-ketentuan/
Standar
Asuhan
Keperawatan
(SAK)
Masyarakat memerlukan pelayanan keperawatan yang bermutu dan
dilandasi
dengan
jiwa
manusiawi.
Pelayanan
keperawatan
dan
dapat
dicapai
dimana
kinerja
actual
dapat
Material
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran
dalam memberikan asuha keperawatan kepada pasien. Secara kualitatif
fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang telah
dtetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan
dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh masing-masing
5.
Rumah Sakit yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan.
Machine
Mesin merupakan suatu fasilitas kesehatan yang dapat menunjang
tindakan keperawatan.
D. UNSUR PROSES
1.
Planning/Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu kegiatan. Dengan merencanakan
diharapkan hasil akhir dapat terwujud dan tidak melenceng dari harapan
Organization/ Organisasi
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara
statis, organisasi merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
Sedangkan
secara
dinamis,
organisasi
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan
simetris untuk mencapai tujuan tertentu.
Setiap organisasi kemungkinan mempunyai prinsip-prinsip dalam
menjalankan tugasnya, prinsip-prinsip organisasi antara lain:
a) Tujuan yang jelas (clear objective)
b) Skala hierarki (the scalar principle)
c) Kesatuan komando/perintah (unity of command)
d) Perlimpahan wewenang (delegation of authority)
e) Pertanggungjawaban (responsibility)
f) Pembagian kerja ( division of work)
g) Rentang kendali (span of control)
h) Fungsionalisasi (funcionalization)
i) Pemisahan tugas(task separation)
j) Fleksibilitas/kelenturan (flexibility)
k) Keseimbangan (balance)
l) Kepemimpinan (leadership)
3.
Actuating/ Penggerak
b)
c)
d)
e)
f)
Negosiasi.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
kesempatan
kepada
staf
untuk
mengungkapkan
b)
c)
d)
e)
Menjelaskan
masalah
keperawatan
pasien,
dan
rencana
g)
h)
i)
Mengklarifikasi
kesiapan
PA untuk
melaksanakan
asuhan
k)
l)
Controlling/ Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan
sesuai
dengan
rencana,
pedoman,
strategi
keperawatan
yang
telah
diberikan
untuk
4.
F. ANALISA SWOT
Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai
hal
yang
mempengaruhi
keempat
faktornya,
kemudian
yang
mencegah
keuntungan
(advantage)
dari
peluang
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta
2. Indah Solihati. 2012. Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan
Profesional Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di Irna B RSUP Fatmawati
Jakarta. Jakarta : Skripsi Universitas Indonesia
3. Nursalam . 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Proffesional. Jakarta. Salemba Medika
4. Ramadhan. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional di Indonesia.
Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/28/model-praktekkeperawatan-profesional-di-indonesia/
5. Setiadi, Ady. 2012. Metode MPKP. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/metode-mpkp.pdf
6. Sitorus, R. Yulia. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit; Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
7. Sumijatun. 2010. Teori/Konsep yang Terkait dengan Manajemen
Keperawatan. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://staff.ui.ac.id/internal/010703020/material/TeoriKonsepdlmmngmntkep.p
df
8. Swanburg, R. 2000. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. EGC.
Jakarta
9. Swanburg, R. 2001. Pengembangan Staf Keperawatan. EGC. Jakarta
10. USU. Manajemen Keperawatan. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16685/4/Chapter%20II.pdf
11. Wahyudi, Iwan. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://id.scribd.com/doc/43864371/Model-Praktek-Keperawatan-Profesional
12. Zulkifli. 2011. Manajemen. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
http://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-keperawatan