Anda di halaman 1dari 14

1. A.

TUJUAN
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada
arang.

1. B. LATAR BELAKANG TEORI


Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia
fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih
besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut
akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun
adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang diadsorpsi
lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat
polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan
komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya
dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah
polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam
suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras.
Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari)
kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki
oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan
ion lemah.
Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anion
yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari kation.
Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil, muatan besar dan elektronegativitas
tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan
elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion
logam lemah berikatan kuat dengan anion lemah (Atkins at al. ,1990).
Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan,
sebab laju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa
adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi
berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung lambat,
dan sebaliknya laju desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama
dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan
kesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan

setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi
yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya
kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan
dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellans 1982).
Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan molekulmolekul terlarut terserap/ adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi molekul digambarkan
sebagai berikut :
A + B

>

A.B

Dimana :
A = adsorbat
B = adsorbent
A.B = jumlah bahan yang terjerap
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan bahan
yang teradsorp berkumpul pada permukaan penserap. Bila reaksi dibalik, molekul yang
terjerap akan terus berkumpul pada permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan
reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka
proses adsorpsi telah selesai. (Arifin, 2008)
Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent antara fasa
teradsorpsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu.
Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm yang biasa digunakan dalam adsorpsi :

log x/m

x/m

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


a

Log C

Gambar 1. (a) kurva Freundlich; (b) kurva Langmuir

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari
molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situssitus aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi
Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log
c. ..(1),
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a)
Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a) adsorpsi hanya terjadi
pada lapisan tunggal (monolayer), (b) panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan
permukaan, dan (c) semua situs dan permukaannya bersifat homogen (Oscik J ,1994).
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap
terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada permukaan
adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi
Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut (Day, R. A. dan Underwood, A. L., 2002):.

C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang
terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi
dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1 (b).
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95%
karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa,
dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia
maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif
sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon
aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi karbon aktif di dunia
ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan
farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003)
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2,
sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.010.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak
dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh
dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang
kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif
sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan
keterangan pada kemasan produk tersebut. (Perpamsi, 2002).

1. C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Cawan porselin
2. Labu takar bertutup 250 ml
3. Labu Erlenmeyer 150 ml

1 buah
12 buah
6 buah

4. Gelas ukur 5 ml

1 buah

5. Gelas ukur 10 ml

1 buah

6. Gelas ukur 25 ml

1 buah

7. Corong kaca

6 buah

8. Buret 50 ml
9. Stativ dan penyangga
10. Pembakar spiritus
11. Kasa
12. Neraca analitik

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

13. Spatula

1 buah

14. Thermometer

1 buah

15. Kertas saring

6 buah

16. Botol
17. Beaker glass

6 buah
1 buah

Bahan :
1. Larutan asam asetat 0,5 N; 0,25 N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N
2. Adsorben Arang
3. Larutan NaOH 0,25 N
4. Indicator phenolphthalein (PP)

1. D. CARA KERJA

Titrasi juga dilakukan pada sisa asam

1. E. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data yang disajikan pada table 1 dan 2.
Suhu kamar : 27 0 C
Table 1. Data Pengamatan
Konsentrasi
CH3COOH

Awal

Akhir

CH3COOH

CH3COOH NaOH 0,25 N


NaOH 0,25 N

0,5 N
0,25 N
0,125 N
0,0625 N
0,0313 N
0,0156 N

10 ml
10 ml
25 ml
50 ml
50 ml
50 ml

18,5
11,5
11,3
10,5
6,6
3,6

18,4
12,6
10,8
10,2
6,5
3,9

10 ml
10 ml
25 ml
50 ml
50 ml
50 ml

17,2
8,4
10
10,1
5,5
2

15,3
7,1
10,1
9,1
5,2
2,2

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan

No

M CH3COOH

x (gram)

x/m

log x/m

log C

Awal

Akhir

Yang
teradsorps
i (C)

1.

0,46125

0,40625

0,055

0,33027

0,33027

-0,48112

-1,25963

2.

0,30125

0,19375

0,1075

0,6455

0,6455

-1,19010

-0,96859

3.

0,1105

0,1005

0,01

0,06005

0,06005

-1,2214

-2

4.

0,05175

0,048

0,00375

0,02252

0,02252

-1,64743

-2,42596

5.

0,03275

0,02675

0,03475

0,20867

0,20867

-0,68054

-1,4590

6.

0,01875

0,0105

0,00825

0,04954

0,04954

-1,3050

-2,0835

m= massa adsorbent mula-mula=1 gram

1. F. HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan yang dilakukan pada bab isotherm adsorpsi arang aktif adalah dengan
menggunakan larutan organic yaitu asam asetat dengan variasi 6 konsentrasi. Adsorben yang
digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang
digunakan adalah arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara
dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat memepermudah
penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun
semakin tinggi. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi, karbon aktif yang
dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC
400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat

cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+,
Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam
basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti
NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada
suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. HAC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam
mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien
dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi
dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak
efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif
mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun
sintetik dengan menetralkannya.
Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan suhu
yang tinggi, hal ini dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam
asetat) sehingga pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara.
Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu.
Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi konsentrasi
yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N diperoleh dari hasil titrasi
dengan NaOH 0,25 N, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan pada
percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume
asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 100 ml. langkah pertama, memasukkan 1
gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi
yang ada sebanyak 100 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan
perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga
konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi
adsorbat.
Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil
adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,25 N sebagai titran. Dalam percobaan ini
diambil 10 ml dari dua konsentrasi asam asetat tertinggi, selanjutnya 25 ml dan tiga
konsentrasi terendah diambil 50 ml.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi
proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah
volume larutan NaOH 0,25 N yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah
konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat
diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya
dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih
tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif.
Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari
percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini,

Grafik 1. Grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich


Grafik 2. Grafik Isoterm Adsorpsi Langmuir
Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut jika
dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan
isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich
adalah y = 1x + 0,7785, sehingga didapat nilai Log k = 0,7785 dan 1/n = 1. Maka nilai k
adalah 6,0048 dan nilai n adalah 1.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Pada data diatas
penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 6 dapat dilihat dari X
gram ( jumlah zat yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi
terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi.
Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon aktif yang baik mempunyai persyaratan
seperti yang tercantum pada SII No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling penting adalah
daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk
mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai
dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret
homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap,
struktur rantai dari senyawa serapan.
1. Temperatur/ suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya
proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang
digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas
dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat
senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar
atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.
1. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu
dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

1. Waktu Singgung
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif
untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas
tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Kesalahan kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data
percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret
titrasi, kesalahan dalam pengocokan campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan.

1. G. SIMPULAN DAN SARAN


1. 1.

Simpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Isoterm adsorbsi karbon aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi( acetic acid) persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan
konsentrasi zat terlarut pada temperature tertentu.
2. Isoterm yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana
adsorben mengadsorpsi larutan organic yang sangat bagus dengan situs-situs
hoterogen seperti situs Freundlich.
3.

Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin
banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya.

4.

Semakin luas permukaan adsorben, maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat
terlarut.

5. Dari perhitungan di peroleh harga n = 1 dan k = 6,0048.


6. 2.

Saran

Dari hasil percobaan masih banyak terjadi kesalahan, oleh karena itu kami menyarankan
bahwa:
1. Penggunaan alat yang terbatas membuat percobaan kurang efisien
2. Human eror yang terjadi pada praktikan karena kurang memahami alur kerja dari
percobaan ini.
3. Dalam percobaan adsorpsi ini praktikan seharusnya bisa memperoleh data dengan
benar dan teliti dalam melakukan titrasi.

1. H. DAFTAR PUSTAKA.

Castellan. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing


Company
Day, R.A, Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Dwi, Vallentinus. 2009. Studi Adsorpsiion Cu (Ii) Dalam Larutan Tembaga
Menggunakan Komposit Serbuk Cangkang Kupang Khitosanterikatsilang. Surabaya: Skripsi
FMIPA ITS.
Fitryana, Rizka.2012. Isoterm Adsorpsi.
http://berburudggema.blogspot.com/2012/01/percobaanisoterm-adsorbsi.html diakses 29 Maret 2012

Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas
IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha.
Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion
Kromium (III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &
Humaniora, 17-23 diakses tanggal 28 Maret 2012.
Wahyuni, Sri. 2012. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia
FMIPA UNNES.

1. I.

JAWABAN PERTANYAAN
1. 1.

Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia?

Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang memiliki ciri molekul
yang terikat pada adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi dan bersifat
tidak spesifik
1. 2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa contoh dari
kedua jenis adsorpsi ini!

1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan
adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak
melibatkan energy aktivasi.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas
adsorbsinya tinggi, melibatkan energy aktivasi.
Ex: adsorpsi SDBS

Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190 0 C
akan teradsorpsi pada besi

Adsorpsi kimia: pada suhu 500 0 C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi.

1. 3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat? Apa pembatasannya?
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau
memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada
permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran yang homogen sehingga
kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen.
1. 4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir?
Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini?
Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi gas
yang wujudnya campuran yang homogeny, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok. Dari
percobaan yang telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir.
1. 5. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk
larutan atau V/m dengan P untuk gas?

1. 6.

Turunkan persamaan (1). C !

x/m = kCn
Log (x/m) = log k + n log c

1. J.

LAMPIRAN

Diketahui [NaOH] = 0,25 N


Asam asetat yang diadsorpsi = 100 mL

1. Konsentrasi awal CH3COOH


1. V1 x N1

= V2 x N2

18.45 x 0.25 = 10 x N2
N2

= 0.46125 N
1.

V1 x N1

= V2 x N2

12.05 x 0.25 = 10 x N2
N2

= 0.30125 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

11.5 x 0.25

= 25 x N2

N2

= 0.1105 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

10.35 x 0.25 = 50 x N2
N2

= 0.05175 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

6.55 x 0.25

= 50 x N2

N2

= 0.03275 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

3.75 x 0.25

= 50 x N2

N2

= 0.01875 N
1. Konsentrasi akhir CH3COOH
1. V1 x N1

= V2 x N2

16.25 x 0.25 = 10 x N2
N2

= 0.40625 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

7.75 x 0.25

= 10 x N2

N2

= 0.19375 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

10.05 x 0.25 = 25 x N2
N2

= 0.1005 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

9.6 x 0.25

= 50 x N2

N2

= 0.048 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

5.35 x 0.25

= 50 x N2

N2

= 0.02675 N
1. V1 x N1

= V2 x N2

2.1 x 0.25

= 50 x N2

N2

= 0.0105 N

1. Jumlah zat yang teradsorbsi (x)


1. x1

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,46125-0,40625) x 60,05 x 100 / 1000


= 0,330275 gram
1. x2

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,30125-0,19375) x 60,05 x 100 / 1000


= 0,6455 gram

1. x3

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,1105-0,1005) x 60,05 x 100 / 1000


= 0,06005 gram
1. x4

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,05175-0,048) x 60,05 x 100 / 1000


= 0,02252 gram
1. x5

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,03275-0,02675) x 60,05 x 100 / 1000


= 0.036303 gram
1. x6

= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,01875-0,0105) x 60,05 x 100 / 1000


=0,04954 gram

Anda mungkin juga menyukai