A
A
TUJUAN
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada
arang.
setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi
yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya
kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan
dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellans 1982).
Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan molekulmolekul terlarut terserap/ adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi molekul digambarkan
sebagai berikut :
A + B
>
A.B
Dimana :
A = adsorbat
B = adsorbent
A.B = jumlah bahan yang terjerap
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan bahan
yang teradsorp berkumpul pada permukaan penserap. Bila reaksi dibalik, molekul yang
terjerap akan terus berkumpul pada permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan
reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka
proses adsorpsi telah selesai. (Arifin, 2008)
Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent antara fasa
teradsorpsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu.
Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm yang biasa digunakan dalam adsorpsi :
log x/m
x/m
Log C
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari
molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situssitus aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi
Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log
c. ..(1),
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a)
Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a) adsorpsi hanya terjadi
pada lapisan tunggal (monolayer), (b) panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan
permukaan, dan (c) semua situs dan permukaannya bersifat homogen (Oscik J ,1994).
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap
terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada permukaan
adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi
Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut (Day, R. A. dan Underwood, A. L., 2002):.
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang
terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi
dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1 (b).
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95%
karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa,
dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia
maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif
sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon
aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi karbon aktif di dunia
ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan
farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003)
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2,
sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.010.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak
dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh
dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang
kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif
sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan
keterangan pada kemasan produk tersebut. (Perpamsi, 2002).
Alat :
1. Cawan porselin
2. Labu takar bertutup 250 ml
3. Labu Erlenmeyer 150 ml
1 buah
12 buah
6 buah
4. Gelas ukur 5 ml
1 buah
5. Gelas ukur 10 ml
1 buah
6. Gelas ukur 25 ml
1 buah
7. Corong kaca
6 buah
8. Buret 50 ml
9. Stativ dan penyangga
10. Pembakar spiritus
11. Kasa
12. Neraca analitik
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
13. Spatula
1 buah
14. Thermometer
1 buah
6 buah
16. Botol
17. Beaker glass
6 buah
1 buah
Bahan :
1. Larutan asam asetat 0,5 N; 0,25 N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N
2. Adsorben Arang
3. Larutan NaOH 0,25 N
4. Indicator phenolphthalein (PP)
1. D. CARA KERJA
1. E. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data yang disajikan pada table 1 dan 2.
Suhu kamar : 27 0 C
Table 1. Data Pengamatan
Konsentrasi
CH3COOH
Awal
Akhir
CH3COOH
0,5 N
0,25 N
0,125 N
0,0625 N
0,0313 N
0,0156 N
10 ml
10 ml
25 ml
50 ml
50 ml
50 ml
18,5
11,5
11,3
10,5
6,6
3,6
18,4
12,6
10,8
10,2
6,5
3,9
10 ml
10 ml
25 ml
50 ml
50 ml
50 ml
17,2
8,4
10
10,1
5,5
2
15,3
7,1
10,1
9,1
5,2
2,2
No
M CH3COOH
x (gram)
x/m
log x/m
log C
Awal
Akhir
Yang
teradsorps
i (C)
1.
0,46125
0,40625
0,055
0,33027
0,33027
-0,48112
-1,25963
2.
0,30125
0,19375
0,1075
0,6455
0,6455
-1,19010
-0,96859
3.
0,1105
0,1005
0,01
0,06005
0,06005
-1,2214
-2
4.
0,05175
0,048
0,00375
0,02252
0,02252
-1,64743
-2,42596
5.
0,03275
0,02675
0,03475
0,20867
0,20867
-0,68054
-1,4590
6.
0,01875
0,0105
0,00825
0,04954
0,04954
-1,3050
-2,0835
cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+,
Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam
basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti
NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada
suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. HAC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam
mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien
dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi
dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak
efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif
mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun
sintetik dengan menetralkannya.
Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan suhu
yang tinggi, hal ini dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam
asetat) sehingga pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara.
Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu.
Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi konsentrasi
yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N diperoleh dari hasil titrasi
dengan NaOH 0,25 N, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan pada
percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume
asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 100 ml. langkah pertama, memasukkan 1
gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi
yang ada sebanyak 100 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan
perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga
konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi
adsorbat.
Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil
adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,25 N sebagai titran. Dalam percobaan ini
diambil 10 ml dari dua konsentrasi asam asetat tertinggi, selanjutnya 25 ml dan tiga
konsentrasi terendah diambil 50 ml.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi
proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah
volume larutan NaOH 0,25 N yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah
konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat
diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya
dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih
tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif.
Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari
percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini,
1. Waktu Singgung
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif
untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas
tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Kesalahan kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data
percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret
titrasi, kesalahan dalam pengocokan campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan.
Simpulan
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin
banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya.
4.
Semakin luas permukaan adsorben, maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat
terlarut.
Saran
Dari hasil percobaan masih banyak terjadi kesalahan, oleh karena itu kami menyarankan
bahwa:
1. Penggunaan alat yang terbatas membuat percobaan kurang efisien
2. Human eror yang terjadi pada praktikan karena kurang memahami alur kerja dari
percobaan ini.
3. Dalam percobaan adsorpsi ini praktikan seharusnya bisa memperoleh data dengan
benar dan teliti dalam melakukan titrasi.
1. H. DAFTAR PUSTAKA.
Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas
IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha.
Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion
Kromium (III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &
Humaniora, 17-23 diakses tanggal 28 Maret 2012.
Wahyuni, Sri. 2012. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia
FMIPA UNNES.
1. I.
JAWABAN PERTANYAAN
1. 1.
Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang memiliki ciri molekul
yang terikat pada adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi dan bersifat
tidak spesifik
1. 2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa contoh dari
kedua jenis adsorpsi ini!
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan
adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak
melibatkan energy aktivasi.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas
adsorbsinya tinggi, melibatkan energy aktivasi.
Ex: adsorpsi SDBS
Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190 0 C
akan teradsorpsi pada besi
Adsorpsi kimia: pada suhu 500 0 C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi.
1. 3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat? Apa pembatasannya?
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau
memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada
permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran yang homogen sehingga
kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen.
1. 4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir?
Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini?
Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi gas
yang wujudnya campuran yang homogeny, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok. Dari
percobaan yang telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir.
1. 5. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk
larutan atau V/m dengan P untuk gas?
1. 6.
x/m = kCn
Log (x/m) = log k + n log c
1. J.
LAMPIRAN
= V2 x N2
18.45 x 0.25 = 10 x N2
N2
= 0.46125 N
1.
V1 x N1
= V2 x N2
12.05 x 0.25 = 10 x N2
N2
= 0.30125 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
11.5 x 0.25
= 25 x N2
N2
= 0.1105 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
10.35 x 0.25 = 50 x N2
N2
= 0.05175 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
6.55 x 0.25
= 50 x N2
N2
= 0.03275 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
3.75 x 0.25
= 50 x N2
N2
= 0.01875 N
1. Konsentrasi akhir CH3COOH
1. V1 x N1
= V2 x N2
16.25 x 0.25 = 10 x N2
N2
= 0.40625 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
7.75 x 0.25
= 10 x N2
N2
= 0.19375 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
10.05 x 0.25 = 25 x N2
N2
= 0.1005 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
9.6 x 0.25
= 50 x N2
N2
= 0.048 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
5.35 x 0.25
= 50 x N2
N2
= 0.02675 N
1. V1 x N1
= V2 x N2
2.1 x 0.25
= 50 x N2
N2
= 0.0105 N
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
1. x3
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000