Anda di halaman 1dari 10

ANALISA NITROGEN DAN PHOSPHOR PADA PUPUK ORGANIK

BERBAHAN BAKU KULIT KAKAO (Theobroma cacao L)


Adil Barus1 dan Hamdan Bintang2
1

Dosen Teknologi Kimia Industri


Dosen Teknologi Mekanik Industri
Pendidikan Teknologi Kimia Industri, Medan
Jl. Medan Tenggara VII, Medan Denai, Medan
E-mail: barusflorist@gmail.com
2

ABSTRAK
Pupuk organik merupakan pupuk ramah lingkungan yang dapat diolah dari berbagai bahan-bahan organik seperti kotoran
hewan dan sampah. Limbah kulit kakao merupakan sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur-unsur hara yang
sangat bermanfaat bagi tanah pertanian. Dimana limbah kulit kakao dapat dianalisa kandungan haranya seperti kadar
nitrogen dan phosphor serta kandungan lainnya yang bermanfaat bagi tanaman. Dalam pembuatan kompos limbah kulit
kakao dilakukan fermentasi selama 24 hari. Pada penelitian ini aktivator yang digunakan pada fermentasi limbah kulit kakao
yaitu EM4. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjeldhal sementara penentuan kadar phosphor dilakukan
dengan menggunakan metode spektrofotometri. Kadar nitrogen dan phosphor pada limbah kulit kakao yang difermentasi
selama 24 hari diperoleh 1,17% dan 0,238 %.

Kata kunci: pupuk organik, EM-4, fermentasi

ABSTRACT

Organic fertilizers are environmentally friendly fertilizer that can be processed from a variety of organic materials such as
animal waste and garbage. Cocoa shell waste is a source of organic fertilizer contains nutrients that are beneficial to
agricultural land. Where waste can be analyzed content of cocoa pods as nitrogen and phosphorous levels as well as other
ingredients that are beneficial to plants. In composting waste fermented cocoa pods for 24 days. In this study, the activator
used in the fermentation of cocoa pods waste is EM-4. Determination of nitrogen content conducted by the method of
determination of phosphorus while kjeldahl performed using spectrophotometric method. Levels of nitrogen and
phosphorus in wastewater fermented cocoa pods for 24 days gained 1.17% and 0.238%

Keywords: organic fertilizers, EM-4, fermentation

|1

memberikan keuntungan secara ekonomi pada proses

1. PENDAHULUAN
yang

produksi, tetapi juga pada pengolahan limbah pertanian

mempunyai areal pertanian yang cukup luas. Apabila

itu sendiri yang biasa dibuang ke lingkungan karena

ditinjau dari luas areal pertaniannya, maka diperlukan

tidak memiliki nilai lebih yang dapat memberikan

pupuk

keuntungan. Selama ini pemanfaatan pupuk organik

Indonesia

merupakan

yang

baik

Negara

digunakan

agroindustri

untuk

membantu

mempercepat pertumbuhan tanaman.

langsung digunakan untuk pemupukan tanpa melalui

Dewasa ini telah banyak beredar di Indonesia pupuk

proses

sintesis dengan berbagai macam bentuk dan kemasan

disadarinya manfaat dari fungsi pengolahan kulit

yang diperjualbelikan. Pupuk sintesis ini jika dipakai

kakao, kurangnya pengetahuan proses pembuatan

pada tanaman dalam waktu jangka panjang akan

pupuk organik secara sederhana dan cepat, kurangnya

merusak struktur tanah, karena mengambil unsur hara

pemahaman mengenai nilai tambah pupuk organik dari

pada tanah tersebut. Pupuk sintesis ini disamping

kulit kakao. Sehingga, perlu upaya pemanfaatan limbah

merusak tanah juga mempunyai harga yang relatif

kulit kakao yang baik dan tepat dapat mengurangi

mahal, oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat

dampak lingkungan sekaligus membantu mengatasi

mencegah

masalah kebutuhan akan pupuk buatan.

kerusakan

tanah

dan

membantu

pengolahan.

Hal

ini

disebabkan

tidak

mengembalikan unsur hara dari kesuburan tanah serta

Dalam perlakuan ini yang menjadi bahan percobaan

memiliki harga yang relatif murah jika dibanding

adalah

dengan pupuk sintesis tersebut. Pupuk tersebut adalah

dimanfaatkan bila telah mengalami pengomposan.

pupuk organik yang lazim disebut dengan pupuk

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

kompos. Secara umum pupuk kompos adalah Pupuk

peneliti terdahulu bahwa kandungan hara kompos yang

organik dibuat dari bahan-bahan organik seperti kulit

dibuat dari kulit buah kakao adalah 1,81% N , 26,61%

kakao, jerami gandum, kulit biji kopi, daun-daunan,

C- organik, 0,31 P2O5 6,08 % K2O , 1,22% CaO,

dan sebagainya yang dimana kandungan unsur-unsur

1,37% MgO dan 44,85 cmol/kg/ KTK.

hara yang terdapat pada bahan organik tersebut dapat

Penggunaan aktivator EM4 dapat

digunakan

cara

dekomposisi bahan organik dari 3 bulan menjadi 7 14

mengomposkan dan memberi aktivator pengomposan

hari. EM4 merupakan kultur campuran mikrobia

sehingga dapat dihasilkan pupuk organik yang stabil

terpilih seperti Lactobacillus sp, bakteri

dan mengandung unsur hara lengkap. Penggunaan

asam laktat, bakteri fotosintetik Streptomyces dan ragi

sebagai

pupuk

organik

dengan

kulit

kakao.

Limbah

tersebut

dapat

mempercepat

penghasil

limbah pertanian sebagai bahan baku tidak hanya

|2

yang

bekerja

secara

sinergik

dalam

proses

satu unsur dan mengandung unsur mikro. Jadi dilihat

dekomposisi.

dari bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua,

Fermentasi adalah proses perubahan senyawa-senyawa

yakni pupuk organik padat dan cair (Hadisuwito,

komplek menjadi senyawa sederhana dengan disertai

2012). Secara umum keunggulan pupuk organik

bau yang spesifik atau khusus disebabkan oleh aktifitas

dengan anorganik adalah ditampilkan pada Tabel 1.

mikroorganisme. Fermentasi dilakukan pada percobaan

Tabel 1. Jenis Pupuk Dan Keunggulannya

penelitian ini selama 6-24 hari. Hal ini dilakukan

No.
1.

Jenis Pupuk
Organik

2.

Anorganik

karena belum ada percobaan atau penelitian yang


berkaitan dengan pengaruh lama fermentasi pada
pembuatan kompos berbahan kulit kakao. Tujuannya
adalah untuk mengetahui unsur hara kadar Nitrogen
(N) dan Phospor (P) sebelum penambahan aktivator
EM4 dan sesudah penambahan aktivator EM4 dalam
proses fermentasi.
Dalam penelitian Roihana (2006) dinyatakan bahwa

kualitas

kompos.

Lestari

(2012)

mengemukakan bahwa semakin lama fermentasi


dilakukan maka secara kuantitatif kadar Nitrogen (N)
dan Phospor (P) juga meningkat. (Lestari,2013).
2.

a. Mengandung unsur hara makro dan


mikro lengkap, tetapi jumlahnya
sedikit.
b. Dapat memperbaiki struktur tanah,
sehingga menjadi gembur
c. Memiliki daya simpan air tinggi
d. Beberapa tanaman yang dipupuk
dengan pupuk organik lebih tahan
penyakit
e. Meningkatkan
aktivitas
mikroorganisme
tanah
yang
menguntungkan
f. Memiliki residual effect yang
positif, sehingga pertumbuhan dan
produktivitas
tanaman
yang
ditanam pada musim berikutnya
tetap baik

a. Hanya mengandung satu atau


beberapa unsur, tetapi dalam
jumlah banyak
b. Tidak dapat memperbaiki struktur
tanah, bahkan dapat membuat tanah
menjadi keras jika digunakan
dalam jangka waktu lama
c. Dapat membuat tanah menjadi
rentan terhadap serangan penyakit
d. Pupuk anorganik mudah menguap
dan
tercuci.
Sehingga
pengaplikasiannya yang tidak tepat
akan sia-sia karena adanya unsur
yang hilang akibat menguap

EM4 yang ditambahkan ke dalam bahan kompos dapat


meningkatkan

Keunggulannya

TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber : Nugroho, Panji. Pustaka Baru Press)

2.1. Pupuk Organik dan Pengomposan


2.1.2. Pengomposan
2.1.1. Pengertian Pupuk Organik
Pengomposan

merupakan

proses

biologi

oleh

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan


mikroorganisme secara terpisah atau bersama-sama
organik atau mahluk hidup yang telah mati. Bahan
dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan
organik

ini

akan

mengalami

pembusukan

oleh
semacam humus. Proses pengomposan akan segera

mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda


berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur.
dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk
Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik
lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari
maupun anaerobik. (Syafira, 2012).

|3

Faktor-faktor

yang

memperngaruhi

proses

Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik

pengomposan antara lain:

apabila bahan organik tersebut larut di dalam air.

a. Rasio C/N

Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk

Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan

metabolisme mikroba.

berkisar antara 30:1 hingga 40:1. Mikroba memecah

f. Temperatur

senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N

Temperatur yang berkisar antara 30 60

untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d

menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu

40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N

yang lebih tinggi dari 60 0C akan membunuh sebagian

untuk sintesis protein.

mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan

b. Ukuran partikel

tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan

Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan

membunuh mikroba-mikroba pathogen tanaman dan

udara.

benih-benih gulma.

Permukaan

area

yang

lebih

luas

akan

meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan

g. pH

dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat.

Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH

c. Aerasi

yang

Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi

pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5.

yang cukup oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan

h. Kandungan hara berbahaya

terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang

Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-

menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang

bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba.

lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos.

Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr

d. Porositas

adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini.

Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam

Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama

tumpukan

proses pengomposan.

kompos.

Porositas

dihitung

dengan

lebar.

pH

yang

optimum

untuk

proses

mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.


i.

Lama pengomposan

Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara.


Lama

waktu

pengomposan

tergantung

pada

e. Kelembaban/ mouisture content


karakteristik

bahan

yang

dikomposakan,

metode

Kelembaban memegang peranan yang sangat penting


pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau
dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak
tanpa penambahan aktivator pengomposan.
langsung

berpengaruh

pada

suplay

oksigen.

|4

2.2. Fermentasi

Effective

mikroorganisme

(EM4)

merupakan

Fermentasi adalah proses perubahan senyawa-senyawa

campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan.

komplek menjadi senyawa sederhana dengan disertai

Jumlah mikroorganisme fermentasi didalam EM4

bau yang spesifik atau khusus yang disebabkan oleh

sangat banyak, sekitar 80 jenis. Mikroorganisme

aktifitas mikoorganisme atau ekstrak dari sel-sel

tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam

tersebut, tetapi pada umumnya kata ini sering

memfermentasikan bahan organik. Dari sekian banyak

mencakup aksi mikrobial (Lestari, 2013).

mikroorganisme, ada 5 golongan yang pokok yaitu

Berdasarkan kebutuhan akan oksigen maka fermentasi

bakteri fotosintetik, lactobacillus sp, streptomices sp,

terbagi dua tipe yaitu tipe aerobik dan anaerobik. Tipe

ragi, (yeast), dan actinomicetes. (Manurung, 2012).

aerobik ialah Tipe aerobik adalah fermentasi yang pada

2.4. Kulit Kakao

prosesnya memerlukan oksigen. Semua organisme

Kulit (pod) kakao merupakan bagian mesokarp atau

untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang

Bagian dinding buah yang mencakup kulit terluar

diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan,

sampai dinding buah sebelum kumpulan biji. Pada

dimana organisme itu berada. Sementara tipe anaerobik

Gambar 1. terlihat penampang melintang buah kakao

merupakan fermentasi yang pada prosesnya tidak

yang menggambarkan bagian-bagian dari buah kakao

memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat

tersebut (Syam, 2010).

mencerna energi tanpa adanya oksigen. Jadi hanya


sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan
adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air,
termasuk sejumlah asam laktat, asam asetat, etanol,
asam volatil, alkohol dan ester.
2.3. Effective Mikroorganisme (EM-4)

Gambar 1. Bagian-Bagian Buah Kakao

Effective Microorganisme 4 (EM-4) merupakan suatu

Kulit kakao merupakan bagian terbesar dari buah

cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam

kakao. Komposisi bagian-bagian buah kakao dapat

(segar) yang di dalmnya berisi campuran beberapa

dilihat pada Tabel 2. (Syam, 2010)

mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi

Tabel 2. Komposisi Buah Kakao

proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah.

Komponen

Presentase (bk)

(Pane, 2012).

Pod
Biji dan pulp
Plasenta

73,6
24,4
2,0

|5

(Sumber : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut


Pertanian Bogor)

merah metil, kertas Whatman No.41, HNO3 65%,


HClO4 70%, reagen PO4.

Salah satu limbah pertanian yang baru sedikit


3.2. Pelaksanaan Penelitian
dimanfaatkan adalah limbah dari perkebunan kakao
3.2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
yaitu kulit kakao. Kardianto Sitanggang (2010)
Percobaan

pembuatan

kompos

dilaksanakan

mengemukakan bahwa pada kulit kakao mengandung


Lingkungan Perguruan Tinggi Pendidikan Teknologi
protein 9,69%, glukosa 1,16%, sukrosa 0,18%, pektin
Kimia Industri (PTKI), Medan; sejak Bulan Juni s.d
5,30%, dan Theobromin 0,20%.
Agustus

2013.

Analisis

parameter

penelitian

Limbah kulit kakao dapat diolah menjadi kompos


dilaksanakan di Laboratorium Analisa Sucofindo
untuk menambah bahan organik tanah. Kandungan
Cabang Medan.
hara mineral kulit kakao cukup tinggi, khususnya hara
3.2.2 Tahap pembuatan pupuk organik
kalium dan nitrogen. Kandungan hara kompos yang
Limbah kulit kakao ditebarkan dan dijemur sampai
dibuat dari kulit kakao adalah 1,81% N , 26,61%
kering diatas lantai, setelah kering dicacah sampai
C- organik, 0,31 P2O5 6,08 % K2O , 1,22% CaO,
halus dengan pisau atau gunting, ditimbang sampel
1,37% MgO dan 44,85 cmol/kg/ KTK. (Harahap,
kulit kakao yang sudah dicacah sebanyak 100 gr,
2010).
masukkan ke dalam beaker glass 500 ml kemudian

3.

METODA PENELITIAN

Larutan EM-4 dilarutkan dengan aquadest pada

3.1. Alat dan Bahan

perbandingan 5 ml larutan EM-4 diencerkan dengan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

500 ml air, kemudian diaduk hingga merata. Setelah itu

labu kjeldhal, erlenmeyer 250 mL, neraca analitik

ditambahkan larutan EM-4 yang telah diencerkan

denver instrument, alat destilasi, labu destilasi 1000

sebanyak 100 ml dan gula pasir 1 gr kedalam masing-

mL, buret 50 Ml, pemanas/hot plate corning, alat

masing 100 gr sampel (limbah kulit kakao) dan diaduk

destilasi, labu ukur 250 mL, pipet volumetri 20

sampai rata. Kemudian simpan selama 24 hari.. Proses

mL,corong,

fermentasi selesai ditandai adanya bau fermentasi dan

gegep

besi,

alat

Spektrofotometri

Spectroquant Pharo 300 M.

warnanya menjadi coklat serta cendawan putih pada

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah

permukaan.

limbah kulit kakao yang sudah kering, larutan EM-4,


gula pasir, aquades, tablet kjedhal, batu didih, H2SO4 (p)
, NaOH 40%, NaOH 0,0982 N, H2SO4 0,1 N, indikator

|6

%N =

Kulit Kakao

(V. blanko - V.sampel) x N NaOH x B.A Nitrogen x FP


x 100 %
mgr sampel

Keterangan :
Pengeringan

Pencacahan

V.blanko

:Volume NaOH titrasi blanko (ml),

V.sampel

:Volume NaOH titrasi sampel (ml),

B.A Nitrogen :14.007 gr/mol,


Aktivator
EM4

Pencampuran

Fermentasi

Selama 24 Hari

FP

: Faktor pengencer

3.3.2. Analisa Kadar Phosphor


2,0 gr sampel pupuk kompos dimasukkan ke dalam

Analisa kadar Nitrogen

beaker glass 100 ml, ditambahkan 20 ml HNO3 65%


Gambar 2. Tahap Pembuatan Pupuk Organik

dipanaskan sampai asap putih muncul lalu diangkat


Kemudian ditambahkan 10 ml HClO4 70% dipanaskan

3.3. Tahap Analisa Nitrogen dan Phosphor

pada hot plate sampai asap putih hilang dan larutan

3.3.1. Tahap Analisa Kadar Nitrogen

kelihatan jernih, diangkat dan didinginkan dan dibilas

2,0 gr sampel pupuk organik (produk) dimasukkan

dengan aquades (panas) kedalam labu 500 mL

kedalam labu kjedhal, ditambahkan H2SO4 pekat

menggunakan

dibiarkan 10 menit. Kemudian ditambahkan tablet

diencerkan sampai tanda batas dan dihomogenkan.

kjedahl dan sedikit batu didih kedalam labu kjedhal

Sampel dipipet sebanyak 5 ml kedalam labu ukur 100

dan didekstruksi (dipanaskan) sampai larutan menjadi

ml, kemudian ditambahkan reagen P04 20 ml dan

jernih (konstan), angkat dan dinginkan. Larutan jernih

dipaskan

yang diperoleh kemudian dipindahkan ke dalam labu

kemudian

ukur dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda

percobaan untuk blanko dan dilakukan pembacaan

garis. Kemudian larutan tersebut didestilasi sampai

absorbansi

destilat 250 mL. Setelah itu destilat dititrasi dengan

mencari kadar phosphor ialah :

kertas

dengan

saring

aquades

dihomogenkan.

pada

Whatman

sampai

tanda

Kemudian

spektrofotometri.

No.

41,

garis,

dilakukan

Rumus

untuk

NaOH 0,0982 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan

Absorbansi
adanya perubahan warna dari merah muda menjadi

Kadar Phosphor =

(C - B)

x FP

mgr sampel

x 100%

kuning. Kemudian dibuat larutan blanko sebagai


perbandingan dan ditetapkan kadar nitrogen yang
diperoleh dengan rumus :

|7

Keterangan :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

C: Absorbansi pembacaan kurva pada sampel (ppm)

4.1. Hasil Peneltian

B: Absorbansi pembacaan kurva pada blanko (ppm)

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada

FP : Faktor Pengencer

penentuan kadar nitrogen dan phosphor yang terdapat


pada kulit

kakao

(tanpa penambahan EM-4) dan

berdasarkan lama fermentasi menggunakan aktivator


EM-4 ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Data Penelitian Kadar Nitrogen (%) Kulit Kakao Dan Pupuk Organik Kakao Pada Fermentasi
Dengan Aktivator EM4
No

Bobot
Sampel
(gr)

Lama
Fermentasi
(hari)

1.

2,0116

FP

Volume NaOH
0,0982 N (ml)
Blanko
Sampel

10

25,02

24,55

Kadar
Nitrogen
(%)
0,32

10
2.

2,0192

24

25,02

23,30

1,17

Keterangan
Sampel awal
Sampel
setelah
penambahan
EM4

Tabel 4. Data Penelitian Kadar Phosphor (%) Kulit Kakao Dan Pupuk Organik Kakao Pada Fermentasi
Dengan Aktivator EM4
No
1.

Bobot
Sampel
(gr)
2,0156

Lama
Fermentasi
(hari)
0

Absorbansi (ppm)
FP
100

Blanko

Sampel

Kadar
Phosphor (%)

Keterangan

0,063

0,083

0,099

Sampel awal

0,238

Sampel
setelah
penambahan
EM4

100
2.

2,0176

24

0,063

0,111

4.2. Pembahasan

Kadar nitrogen pada kulit kakao dari Tabel 3.

4.2.1. Persentase Nitrogen

diperoleh sebesar 0,32%. Fermentasi kulit kakao

Bahan baku yang digunakan pada percobaan adalah

sebagai pupuk organik dengan aktivator EM4 selama

kulit kakao yang difermentasi selama 24 hari dengan

24 hari diperoleh kadar nitrogen sebesar 1,17%. Hasil

menggunakan EM-4 sebagai aktivator. Pupuk organik

tersebut menunjukkan bahwa kadar nitrogen pada

yang diperoleh mengacu pada parameter SNI 19-7030-

kompos kulit kakao sudah memenuhi parameter SNI

2004.

2004 yang telah ditetapkan dengan batas minimum

|8

0,4%. Kadar nitrogen yang diperoleh pada kompos

2.

Kadar phosphor (P) pada kulit kakao diperoleh

kulit kakao tidak menyebabkan kelebihan nitrogen dan

sebesar 0,099%. Sementara kadar phosphor

sangat layak digunakan pada tanah dan tanaman karena

pada kulit kakao yang difermentasi selama 24

masih dibawah batas kadar nitrogen pada pupuk

hari diperoleh sebesar 0,238%. Nilai tersebut

anorganik (buatan) seperti pada urea sebesar 45-46%.

memenuhi batas minimum kadar phosphor SNI

4.2.2 Persentase Phosphor

19-7030-2004 yaitu 0,1% dan dapat digunakan

Kadar phosphor yang diperoleh pada kulit kakao

sebagai pupuk organik.

sebesar 0,099%. Kulit kakao yang difermentasi selama


24 hari sebagai pupuk organik dengan aktivator EM-4

5.2. SARAN
1.

Agar dilakukan analisa parameter unsur hara

diperoleh kadar phosphor sebesar 0,238%. Hasil

lainnya pada kompos berbahan baku pod kakao

tersebut sudah memenuhi nilai parameter SNI yang

seperti kalium,

telah ditetapkan dengan batas minimum 0,1%. Kadar

sebagainya.

phosphor yang diperoleh pada kompos kulit kakao

2.

Agar

dilakukan

kalsium,

magnesium dan

percobaan

penelitian

tidak menyebabkan kelebihan phosphor dan sangat

berdasarkan variasi penambahan/pemakaian

layak digunakan pada tanah dan tanaman karena masih

EM-4.

dibawah batas kadar phosphor pada pupuk anorganik


DAFTAR PUSTAKA
(buatan) seperti Triple Superfosfat sebesar 45%.
Agung, Surya., dkk.2013. Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).PT.Sucofindo (Persero) Cabang
Medan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Penelitian
dan pembahasannya adalah :
1.

Kadar nitrogen (N) pada kulit kulit kakao


diperoleh sebesar 0,32%. Sementara kadar
nitrogen

pada

pupuk

kulit

kakao

yang

difermentasi selama 24 hari diperoleh sebesar


1,17%.

Nilai

tersebut

memenuhi

batas

minimum kadar nitrogen SNI 19-7030-2004


yaitu 0,4% dan dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2004. Spesifikasi


Kompos dari Sampah Organik Domestik. SNI
19-7030-2004.
Barons

Editor.1996.Medical
Microbiology.4 th
edition.Galveston(TX):University Of Texax
Medical Branch at Galveston.

Hadisuwito, Sukamto.2012.Membuat Pupuk Organik


Cair (cetakan ke-1). Jakarta:Agromedia
Pustaka.
Harahap, Darwin.2010. Laju Dekomposisi Secara
Aerobik Dan Kualitas Kompos dari Berbagai
Residu Tanaman Dengan Penambahan
Berbagai
Dekomposer.Medan:FPPS.http://repository.u
su.ac.id/handle/123456789/20920
(diakses
tanggal 27 Mei 2013).

|9

Lestari,

Ade.2013.Pengaruh
Lamanya
Waktu
Fermentasi
Menggunakan
Effective
Microorganism (EM-4) Terhadap Kadar
Nitrogen (N) dan Phosphor (P) Pada Kompos
Dengan Bahan Baku Kulit Durian Di Pusat
Penelitan Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
Karya
Akhir
tidak
diterbitkan.
Medan:Program Studi Teknologi Kimia
Industri.

Manurung, Dumaris.2012.Pembuatan Pupuk Organik


Cair Dari Limbah Organik Dengan Aktivator
EM4 Dan Analisa NPK Pada Pupuk Cair
Organik.
Medan:FMIPA
UNIMED.
http://digilib.unimed.ac.id/UNIMEDUndergraduate-0122020/22564 (diakses 15
Juni 2013)
Nugroho, Panji.Tanpa Tahun.Panduan Membuat
Pupuk
Kompos
Cair
(cetakan
pertama).Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Sitanggang,
Kardianto.2010.Pembuatan
Tablet
Kompos N, P, K, Dari Kompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit Dan Kulit Buah
KakaoMedan:Departemen Kimia FMIPA
USU.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/
24396 (diakses 15 juni 2013).
Soeryoko, Hery.2011.Kiat Pintar Memproduksi
Kompos dengan Pengurai Buatan Sendiri(
Edisi I).Yogyakarta:Lily Publisher.
Syafira, Lia Indah.2012.Pembuatan Pupuk Bokhasi
Dari Limbah Organik Dan Analisis
Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor
Dan Kalium.Medan:Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED.
http://digilib.unimed.ac.id/UNIMEDUndergraduate-0122019/22566 (diakses 15
juni 2013).
Syam, Lily Kurniawaty.2010.Kajian Pemanfaatan Pod
Kakao (Theobroma Cacao) Melalui Hidrolisis
Asam Lignoselulosa Untuk Menghasilkan
Etanol.Bogor:FTP.Institut
Teknologi
Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6
2244 (diakses 14 September 2013)

| 10

Anda mungkin juga menyukai