Anda di halaman 1dari 11

Perhitungan Tetesan infuss

Perbandingannya adalah
20 tetes/menit infus makro= 1cc=1ml
60 tetes/menit infus mikro=1 cc=1ml
Jadi perbandingan makro:mikro adalah 20:60=1:3 artinya satu tetes makro sama dengan tiga tetes
mikro
Kemudian bagaimana faktor tetes untuk dewasa dan anak-anak
Faktor tetes dewasa= 20 tetes/menit
Faktor tetes anak-anak=60 tetes/menit
Bagaimana rumusnya??????
Jumlah tetesan per menit = (jumlah cairan (kolf) x Faktor tetes) : (lamanya waktu x 60)
Contoh soal:
Seorang Pasien menghabiskan 500 cc IVFD RL dalam waktu 8 jam.
1. Berapakah jumlah tetesan permenitnya ?
2. Berapakah jumlah tetesan perdetiknya ?
3. Hitung untuk pasien dewasa dan juga anak anak ?
Jawab:
1. Mencari jumlah tetesan/ menit
Pasien dewasa
Jumlah tetesan permenit= (jumlah cairan (kolf) x Faktor tetes) : (lamanya waktu x 60)
=(500 x 20 ) : (8 x 60 )
=10.000 : 480
= 20,833 tetes/menit ( kalian bisa bulatkan menjadi 21 tetes permenit )
Pasien anak-anak=(jumlah cairan (kolf) x Faktor tetes) : (lamanya waktu x 60)
=(500 x 60 ) : (8 x 60)
=10.000 : 480
=20,833 tetes/menit (kalian bisa bulatkan menjadi 21 tetes per menit )
Untuk pembulatan jika diatas 5 kalian bisa bulatkan menjadi 1 misal 0,5=1

2. Mencari jumlah tetesan/ detik


Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/ menit= 21 tetes/menit maka tetesan per detiknya
adalah
1 menit= 60 detik
Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60 detik maka hitungan perdetiknya adalah
60/21= 2,857 ( kalian bulatkan menjadi 3 ) jadi artinya dalam waktu 3 detik itu ada 1 tetes

Mudah dan gampang kan adik-adik ????????????/

Sekarang kita belajar mencari lamanya waktu infus akan habis ya


Saya kasih tahu rumus cepatnya
Untuk yang makro
1.20 tetes/menit=1cc = 60 cc/jam
Lamanya habis= 500 cc/60= 8,3 =8 jam (bulatkan )
2.15 tetes/menit= 11 jam
3.10 tetes permenit=17 jam artinya dalam waktu 1 jam=30 cc
4. 5 tetes permenit= 33 jam
6. 30 tetes/ menit= 6 jam
7. 40 tetes/menit= 4 jam
8. 60 tetes/menit= 3 jam
jadi rumus untuk menghitung lamanya waktu=
(Jumlah cairan infus x faktor tetes ) : ( Jumlah tetesan per menit x 60 )
Untuk mikro silahkan anda cari sesuai dengan rumus di atas ???????

Perhitungan dosis obat


Sekarang kita menghitung dosis obat ??????
Yang harus anda lakukan adalah
1. mengetahui dosis obat dalam vial/ ampul

Contoh soal Cefotaxime 1 g


Dokter menganjurkan dosisi pasien A adalah sebanyak 200 mg berapa ml yang anda berikan ?
1 g=1000 mg
Jika kalain mendelute cefotaxime dengan 5 cc aquades maka kandungan cefotaxime sekarang
adalah 1000 mg/ 5 ml
Cari dosis per ml= 1000/5= 200 mg/ml
Jadi jika dosis yang diminta 200 mg maka hanya butuh 1 ml=1cc

Contoh Gentamicine 8 mg/2ml


Dosis dokter = 4 mg pada pasien A dan 2 mg pada pasien B
kandungan/ml= 4 mg/ml
4 mg= 1 ml= 1cc
2 mg= 0,5 cc= 5

1. Rumus Tetesan Cairan infus


Terkadang sebagai perawat, menghitung tetesan perawat lebih sering dilakukan dengan
ilmu kirologi, walaupun ada beberapa yang tepat, namun tak banyak juga yang benarbenar meleset jauh, karena kondisi pasien tak bisa semua modal kirologi, beberapa
penyakit gagal organ akan sangat berdampak buruk akibat kelebihn cairan yang kita

berikan. Sambil mereview lagi, mari kita hitung rumus tetesan infuse
Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan modal kita
tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu, maka rumusnya adalah:
Tetes/menit : (jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis, maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal: seorang pasien harus mendapat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam, maka
jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) = 10000 / 240 =
41,7 = 42 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal dibalik aja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari macro,
biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi, anak dan
pasien jantung dan ginjal. Rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai
berikut:
Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut:
Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (jumlah tetesan dalam menit x 60)

2. Rumus Rumpleed test


Rumpleed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya ptekee
(bintik merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya pembuluh darah
kapiler, sehingga pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh karena itu tujuan
rumpled test adalah untuk mengetahui lebih awal adanya ptekee. Rumus yang dipakai
adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalutahan 5 10 menit. jika terdapat sepuluh atau lebih
bintik merah, maka dikatakan rumpled test positif, jika kurang maka disebut rumpled test
negative. Misal kita melakukan tensi darah hasilnya 120/80 mmHg (systole : 120,
Diastole: 80), maka (120 + 80)/2 = 100 mmHg, maka kita pompa hingga alat tensi darah
menunjukkan angka 100 mmHg, kita tutup tepat di angka 100 dan tahan selama 5 10
menit, lepaskan baru kita hitung jumlah bintik merahnya. Rumpleed test merupakan uji
awal adanya gangguan trombosit pada penderita DBD, namun bukanlah hal untuk
menegakkan diagnose DBD.
3. Rumus Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:
Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg maka dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka
kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari. Pada anak dengan BB 10 20 Kg,
maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per Kg penambahan berat
badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/
hari kebutuhan cairannya Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya
adalah 1500 ml pada 20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, missal seseorang
dengan BB 40 Kg, maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20

ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 +


400 ml = 1900 ml/hari
4. Rumus luas Luka Bakar
Rumus luas luka bakar memang terkadang membuat kita harus lebih mengerutkan dahi,
karena memang sulit-sulit gampang dalam penerapannya. Rumus pada bayi
menggunakan rumus 10 20 %, jika tangan dan kaki yang terkena maka 10 %, jika
kepala, leher dan badan depan dan belakang maka 20 %. Untuk dewasamenggunakan
rumus Rule of Nine yang digambarkan sebagai berikut:

5. Rumus Body mass index (BMI)


Body Mass Index dicari menggunakan rumus BB (Kg) / TB2 (m)
Underweight :
Kurang dari 18.5
Normal : 18.5 - 24.9
Overweight/pre-obes : 25.0 - 29.9
Obes I : 30-34.9
Obes II : 35-39.9
Obes III: lebih dari atau sama dengan 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat trauma thermal,
kimia, elektrik dan radiasi.
2. Penyebab

Panas
minyak
kering
metal
api
Kimia
basa kuat
Listrik
petir
Radiasi

: basah -

air panas

- uap

: asam kuat
: voltase tinggi
: termasuk X-Ray

DERAJAT / DALAMNYA LUKA BAKAR


Derajat I
:
- Hanya mengenai epidermis
Kulit tampak kering
Gelembung (+)
Rasa sakit (+)
Sembuh dalam 5 10 hari tanpa pengobatan
Derajat II
: A. - Dangkal mengenai epidermis & dermis
atas
Bula/gelembung (+)
Rasa sakit (+)
Sembuh 10 20 hari
B. - Lebih dalam, gelembung pecah
Masih terasa nyeri
Sembuh lebih lama 1 bulan atau lebih
Meninggalkan cacat bekas luka jelas
Derajat III :
- seluruh lapisan kulit rusak
Kadang-kadang lemak, otot, syaraf dan suplai drah terganggu
Tidak terasa sakit bila ditusuk dengan jarum
Gelembung (-)
Warna pucat kotor
Beberapa hari tanda kulit mati mengering (eschar)
Sembuhnya lama
Ada cacat berat
t IV : seluruh lapisan kulit, lemak, otot dan tulang rusak.

ESCHAR - Kulit yang mati, mengering


Merupakan sumber makanan (protein) bagi kuman
Bila
1
gram
jaringan
mengandung
100.000
gram
menjalar jaringan yang sehat SEPSIS.
Obat yang baik yang bisa menembus Eschar
Misalnya
: Garamycin cream
Silvasine cream
Burnazyn cream dipakai tidak lebih 28 hari resisten.
ESCHAR lepas pada minggu III
Pengangkatan ESCHAR lebih
cepat
lebih
baik pada
III ESCHARECTOMIE.
LUAS PERMUKAAN TUBUH YANG TERBAKAR %

kuman kuman

hari

II

dan

Untuk memudahkan perhitungan pada orang dewasa dipakai pembagian yang


merupakan kelipatan sembilan ( Rule Of Nines ), yaitu:
Kepala dan leher masing-masing
9%
Lengan kiri dan kanan masing-masing
9%
Badan depan dan belakang masing-masing
18%
Tungkai kiri dan kanan masing-masing
18%
Genitalia eksterna
1%
Pada bayi dan anak-anak Rule Of Fives

BAYI
Kepala
4 X 5%
Lengan kanan dan kiri 2 X 5%
Badan
depan
dan 4 X 5%
belakang
2 X 5%
Kaki kanan dan kiri

ANAK-ANAK
3 X 5%
2 X 5%
3 X 5%
3 X 5%

FAKTOR-FAKTOR UNTUK MENGETAHUI DERAJAT LUKA BAKAR

1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
3.
a.
b.

VARIABEL

DERAJAT I

DERAJAT II

DERAJAT III

Causa

Sinar matahari

Air panas, api

Warna
Penampilan
kulit
Pinprick test
(perasaan)
Kedalaman
(Mikroskopik)
Tekstur

Eritema
Kemerahan

Merah + kapiler
Bullae

Api,
listrik,
kimia, terendam
air panas.
Putih, pucat
Eschar, kering

Nyeri

Nyeri hebat

Analgesia

Superficial

Epidermis,
dermis
Normal
mengeras

Seluruh lapisan
kulit
Keras
seperti
kulit binatang

Normal

KLASIFIKASI LUKA BAKAR


Luka bakar kritis/berat:
Luka bakar derajat II lebih 25%
Luka bakar derajat III pada muka, tangan dan kaki, atau lebih 10% ditempat lain
Luka bakar yang disertai trauma nafas, fraktur, trauma jaringan lunak yang luas.
Luka bakar karena listrik.
Luka bakar sedang:
Luka bakar derajat II 15 25%
Luka bakar derajat III kurang 10%, kecuali lengan dan muka, serta kaki.
Luka bakar ringan:
Luka bakar derajat II kurang 15%
Luka bakar derajat III kurang 2%

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

a. Data Subyektif
Umur
Penyebab
Lamanya kontak
Ada tidaknya asap, gangguan jalan nafas
Lokasi terjadi : tertutup keracunan CO
Pengobatan yang diberikan
Riwayat penyakit yang diderita (DM, Jantung, Epilepsi, dll)
b. Data Obyektif
-

Tanda-tanda vital
Luas luka bakar
Kedalaman luka bakar
Kotoran
Daerah yang terbakar
Gejala hypovolemik syok

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2. MASALAH KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif
Defisit volume cairan
Nyeri
Gangguan nutrisi : intake kurang dari kebutuhan
Anxietas
Resiko infeksi
Resiko kontraktur

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

3. TUJUAN
Pola nafas tetap efektif
Tidak terjadi defisit volume cairan
Rasa nyaman terpenuhi
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Rasa cemas berkurang
Bebas dari infeksi
Bebas dari kontraktur
Tidak terjadi gangguan konsep diri.

PENATALAKSANAAN
PRE HOSPITAL (P3K)
Putuskan sumber api
Anjurkan korban berguling dilantai
Dinginkan luka, menyiram air mengalir untuk mencegah luka bakar yang lebih dalam.
Segera antar ke Rumah Sakit
Luka akibat:
Zat kimia siram dengan air mengalir 20 30 menit.
Listrik ingat gunakan isolator bagi penolong.
RUANG EMERGENCY PAS KRITIS
Bebaskan jalan nafas dan obstruksi
Beri O2
Hindarkan infeksi buka pakaian, bersihkan luka dan tutup kain steril.
Pasang infus (sesuai program)
Pemberian cairan peroral berupa:
1,5 gravitasi soda + 3 gravitasi garam dapur dalam 1 liter air luka bakar kurang
30%.
Pasang NGT
Pasang cateter
Pasang CVP luka bakar lebih 40%
Analgetik IV
Timbang berat badan
Observasi kesadaran
Observasi distribusi O2 ke ekstremitas perifer
Perawatan luka bakar
Pencegahan terhadap tetanus
Isolasi untuk mengurangi infeksi silang.
PEMBERIAN CAIRAN

Luka
Luka
Luka
Luka

bakar
bakar
bakar
bakar

kurang 20% oral


20 30% infuse, oral
40 60% infus saja
lebih 60% resusitasi cairan tidak menjamin berhasil 100%

CARA PEMBERIAN
8 jam I
: 50% formula
16 jam II
: 50% formula
KEBUTUHAN 48 JAM I:
FORMULA EVANS (1952)
1 cc X kg BB X % = colloid
1 cc X kg BB X % = elektrolit
2000 cc
= glukosa 5%
FORMULA BROOKS (1953)
X kg BB X %
= colloid
1 X kg BB X % = elektrolit
2000 cc
= glukosa 5%
FORMULA BAXTER (1979) = FORMULA PARKLAN
4 X kg BB X %
= Ringer laktat

KEBUTUHAN CAIRAN /24 JAM


100 cc X luas tubuh X % luka bakar X 24 jam
Pruduksi urine normal
Produksi urine normal 1500 cc
KEBUTUHAN NUTRISI /24 JAM

Protein
Kalori
Vit. C
Vit. Bc

SEBELUMLUKA BAKAR SESUDAHLUKA BAKAR


0,8 / kg BB
2 4 g/BB sebelum LB
1.700 3.000
3.500 5.000
5 mg
1 2 gr
5 10 X keb. Nutrisi

PERAWATAN LUKA
TUJUAN:
Mengurangi rasa sakit
Melindungi luka dari trauma serta infeksi
Membersihkan luka dari kotoran
mengurangi penguapan
Membantu mempercepat tumbuhnya sel epitel
Mencegah cacat/celloid kontraktur
PERAWATAN TERBUKA
Buka pakaian
Bersihkan luka dan bersihkan dengan anti septic
Biarkan terbuka

(+) - Tidak perlu waktu untuk membalut


Ekonomis tenaga

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ekonomis terhadap kasa verband


Untuk luka dangkal
(-) - Keropeng terbentuk dalam 24 48 jam
Teliti terhadap tanda-tanda infeksi
Hanya sesuai untuk muka atau perineal

PERAWATAN TERTUTUP
Dapat dikerjakan sejak awal
Cocok untuk setiap jenis luka bakar
Cuci luka dengan NaCl 0,9% kalau perlu
Blister diameter kurang 6 cm biarkan
Luka oles obat topical
Tutup kasa steril dan tebal
Balut tekan
Khusus ekstremitas beri posisi fungsional
Cegah pembendungan
Luka bakar bersih pertahankan balutan selama 3 5 hari
Luka bakar wet dressing intensive

1.
2.
3.
4.
5.
6.

SIFAT-SIFAT OBAT TOPIKAL YANG IDEAL


Harus mempunyai sifat anti septic yang lama
Tidak boleh menimbulkan resistensi yang lama
Menahan hilangnya air dan panas
Tidak boleh mengganggu repitelasasi spontan
Tidak bersifat toksis kalau diserap
Larut dalam air
FASILITAS UNTUK LUKA BAKAR YANG IDEAL
Ruang steril, suhu dan humidity yang bisa diatur (suhu terbaik 30%, humidity = 45%
Intercom untuk komunikasi dari pasien dan keluarga
Alat-alat tenun steril dan cukup jumlahnya (1:10)
Kamar rendam, air panas/dingin serta katrol
Bed Cirkle dengan Bed Cradle
Suplai O2, Suction Pump
CVP set, alat-alat infus, dll
Cairan infus yang cukup banyak
Obat-obat emergency, AB, analgetik, ATS, Toxoid, dll
Obat-obat topical yang cukup, kasa, pembalut, cream, larutan desinfektan, dll.

PERAWATAN KHUSUS UNTUK TEMPAT-TEMPAT TERTUTUP


Mata
: - Sebaiknya terbuka tanpa obat
Daerah bibir diberi salep
Tangan
: - Elevasi tangan 48 72 jam I
Balutan tebal posisi fungsional
Fisioterapi segera
Ektremitas bawah:
Elevasi kaki 48 72 jam I
Pembalut elastis dipertahankan sampai 3 bulan
Latihan dan istirahat cukup
Lebih cepat mobilisasi tanpa memperburuk keadaan luka

Leher
Terbuka

:-

Posisi ekstensi minimal 2 jam ganti

PENANGGULANGAN EFEK PSIKOLOGIS


Stress mental
: therapy komunikasi konsul psikiater
Putus asa
: therapy komunikasi konsul ahli agama
Takut cacat
: therapy komunikasi
Tidak kooperatif : therapy komunikasi

REVALIDASI OLEH TIM KESEHATAN RUMAH SAKIT


Fisioterapis
Ahli bedah
Ahli anastesi
Psikiater
Occupational therapy
Social warker

Anda mungkin juga menyukai