Anda di halaman 1dari 13

Ways on Hydroponic cultivation.

1. Pour 20 liters water into hydroponic trough (around 1 inch of level water from the top
trough)

2. 2. Close the trough with polystyrene.

3. 3. Cut media thread and lump it (see the picture) and put it in each media basket and pull it
out to make wick (see the picture). Make sure that hole of media basket close off.

4. 4. Then, immerse the entire media basket with water (see the picture). After that, put all 8
media basket in the polystyrene hole.

5. 5. Sowing 3 seed to each media basket. As duration of plants growing differ from others
plant, therefore 1 type of seed to each trough.

6. 6. On day 7, pull off one of the seed that had grown and leave 2 plants only for each
trough.

7. 7. On day 4, pour water into a container about 20 measurement cups

8. 8. Take off all the fertilizer and liquid fertilizer, and then put it inside a container.

9. 9. Stir all fertilizer with water

10. 10. Put the 2 cups of liquid fertilizer to each hydroponic trough

11. 11. Stir fertilizer mixture water inside the hydroponic trough

12. 12. Close the balance of fertilizer mixture and keep it in a close place for next usage

- * Hydroponic fertilizer can be use for 10 times crop, enough for 10 trough of hydroponic.

Bertanam Sayuran Secara Hidroponik

Bebagai macam teknik budidaya telah diterapkan di


pertanian. Untuk teknik budidaya yang diterapkan pada tanaman Hortikultura relatif sama
dengan teknik budidaya tanaman pertanian lainnya. Hanya saja, komoditas hortikultura
memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan perlu pembudidayaan yang intensif, sehingga
teknik budidaya yang dikembangkan bersifat spesifik dan jarang dijumpai pada tanaman
non-hortikultura. Misalnya hidroponik, aeroponik, vertikultur, dan lain sebagainya.
Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini
memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang padat
penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang
cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor.
Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di Jakarta untuk
memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi. Saat ini ada beberapa
perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang hidroponik. Antara lain:PT.Saung
Mirwan,Parung Farm,PT.Joro,Putri Segar,Amazing Farm,PT.Bandung Farmer
Internasional,dan HMI Fruits & vegetables.
Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti
kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam
tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur
hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. Dilontarkan
pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of California, sehubungan dengan
keberhasilan W.F. Gericke dari university yang sama, dalam pengembangan teknik
bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam.
Keuntungan dan Kekurangan Sistem Hidroponik
Keuntungan Hidroponik :
1. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah
biasa.
2. Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
3. Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat.
4. Bila ada tanaman yang mati, bias diganti dengan tanman baru dengan mudah.
5. Tanaman akan memberikan hasil yang Countinue
6. Metode kerja yang sudah distandardisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak
membutuhkan tenaga kasar.
7. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok bagi tanaman yang

bersangkutan.
Kekurangan Hidroponik :
1. Larutan nutrient harus seimbang,
2. Perawatan yang cukup mahal,
3. Hanya khusus tanaman tertentu.
Berdasarkan Media Tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec.
Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar
terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman
akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut.
2. Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi
media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu
dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.
3. Nutrient Film Technique
Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari
lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang
mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai
makanan tanaman tersebut.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik
1.Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media
hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang
berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro
dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk
unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan
dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan
jenis tanaman (Jones, 1991).

Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai
garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga
dan kelarutan garam pupuk tersebut.
2.Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia,
kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan
air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain
pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang
digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat
suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media
yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam
secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak
31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah
relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya
yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta
dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
3.Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen
menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar
untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan
gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang
berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan
memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4.Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai
tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari
6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena
dapat meracuni tanaman.

Keuntungan dan Kendala Hidroponik


Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas
lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air
lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih,
kontrol air, hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi
serta dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di
lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain)
dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan
pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk
menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
teknik budidaya
A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu
media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool.
Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun
kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa
digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar,
arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam.
Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran
maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang
dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah
hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli
di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
B. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari
keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa,
persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam
diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran
eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun
Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah :


Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai,
atau kotak kayu.
Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan
lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
Ayakan pasir untuk mengayak media semai
Handsprayer untuk penyiraman
Centong pengaduk media
Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
Ember penyiram
D. Pelaksanaan
1. Persiapan Media Semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
2. Persemaian Tanaman
- Persemaian Benih Besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam
wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan
pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika
tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
- Persemaian Benih Kecil
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media

setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang
telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah
semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan
tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
3. Perlakuan Semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air
biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
4. Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan
dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya
adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai)
secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam
yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
5. Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap
dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara
perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara
jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.
6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai
berikut:
- Penyiraman Secara Manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut :

Pada masa persemaian


Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari
untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan
gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan
ditambahkan larutan encer hara.
Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
- Penyiraman Secara Otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
7. Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
- Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu
batang utama untuk produksi.
- Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar
dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut
diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
- Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang
berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
- Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida organik
maupun non-organik.
8. Panen dan Pasca Panen
- Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh
mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen.

Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung
dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria
buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu
diperhatikan.
- Pasca Panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca
panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk
yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran).
Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari
hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca
panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk.
Kerusakan produk dapat dikurangi dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
sumber : dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai