1. Pour 20 liters water into hydroponic trough (around 1 inch of level water from the top
trough)
3. 3. Cut media thread and lump it (see the picture) and put it in each media basket and pull it
out to make wick (see the picture). Make sure that hole of media basket close off.
4. 4. Then, immerse the entire media basket with water (see the picture). After that, put all 8
media basket in the polystyrene hole.
5. 5. Sowing 3 seed to each media basket. As duration of plants growing differ from others
plant, therefore 1 type of seed to each trough.
6. 6. On day 7, pull off one of the seed that had grown and leave 2 plants only for each
trough.
8. 8. Take off all the fertilizer and liquid fertilizer, and then put it inside a container.
10. 10. Put the 2 cups of liquid fertilizer to each hydroponic trough
11. 11. Stir fertilizer mixture water inside the hydroponic trough
12. 12. Close the balance of fertilizer mixture and keep it in a close place for next usage
- * Hydroponic fertilizer can be use for 10 times crop, enough for 10 trough of hydroponic.
bersangkutan.
Kekurangan Hidroponik :
1. Larutan nutrient harus seimbang,
2. Perawatan yang cukup mahal,
3. Hanya khusus tanaman tertentu.
Berdasarkan Media Tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec.
Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar
terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman
akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut.
2. Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi
media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu
dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.
3. Nutrient Film Technique
Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari
lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang
mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai
makanan tanaman tersebut.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik
1.Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media
hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang
berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro
dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk
unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan
dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan
jenis tanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai
garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga
dan kelarutan garam pupuk tersebut.
2.Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia,
kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan
air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain
pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang
digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat
suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media
yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam
secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak
31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah
relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya
yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta
dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
3.Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen
menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar
untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan
gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang
berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan
memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4.Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai
tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari
6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena
dapat meracuni tanaman.
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang
telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah
semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan
tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
3. Perlakuan Semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air
biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
4. Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan
dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya
adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai)
secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam
yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
5. Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap
dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara
perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara
jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.
6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai
berikut:
- Penyiraman Secara Manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut :
Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung
dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria
buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu
diperhatikan.
- Pasca Panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca
panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk
yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran).
Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari
hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca
panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk.
Kerusakan produk dapat dikurangi dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
sumber : dari berbagai sumber