Anda di halaman 1dari 15

MENEJEMEN PELAYANAN MAKANAN

MARTABAK HOUSE

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Siti Majidah
Yusri Amaliani
Anis Nuraini
Lusi Irmayanti
Wayan Chitra
Nur Islami Dini Hanifah
Citra Tristi Utami
Trisna Suryaningrum
Fatih Azzahra
Bike Meisyahputri
Irfa Eka
Mahya Aufa
Bagus Pandang R
Wieda Devita P

22030112120001
22030112120002
22030112120003
22030112120004
22030112120005
22030112120006
22030112120007
22030112120008
22030112120009
22030112120010
22030112120011
22030112120012
22030112120013
22030112140015

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan

berasal

dari

kata

dasar

selengara

yang

artinya

menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat .


Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan
makanan dalam jumlah besar dengan alas an tertentu. Sedangkan Depkes (2003) menjelaskan
bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status
yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011).
Sebelum makanan dikonsumsi melalui berbagai tahapan, mulai dari perencanaan
menu atau bahan yang akan dibeli sesuai kebutuhan, pengadaan bahan makanan melalui
pembelian atau menanam sendiri, pengolahan sesuai kebutuhan ataupun selera. Dengan
demikian, agar makanan yang dikonsumsi dapat berkualitas baik dari segi proses maupun
hasil pengolahannya maka perlu diselenggarakan secara baik.
Dengan penyelenggaraan makanan yang baik diharapkan akan menghasilkan
makanan yang baik kualitasnya, enak rasanya, penghidangan yang produksi yang murah. Hal
ini berarti bahwa dalam penyenggaraan makanan, selain memperhatikan aspek kualitas
makanan juga diperhatikan aspek biaya operasionalnya.
Sekarang, bisnis kuliner atau bisnis penyelenggaraan makanan banyak hadir di sekitar
kita, missal catering, rumah makan, rumah sakit, dan perusahaan. Tetapi banyak tempat
makan yang belum menerapkan manajemen penyelenggaraan makanan dengan baik. Untuk
itu, perlu dilakukan observasi di beberapa penyelenggara makanan. Salah satu rumah makan
yang menjadi objek observasi kami adalah Martabak House.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah berdirinya rumah makan Martabak House?
1.2.2 Apa yang menjadi visi dan misi dari rumah makan Martabak House?
1.2.3 Bagaimana manajemen ketenagaan di rumah makan Martabak House?
1.2.4 Bagaimana kondisi fisik bangunan dan peralatan di rumah makan Martabak House?
1.2.5 Bagaimana perencanaan anggaran belanja bahan makanan di rumah makan Martabak
1.2.6
1.2.7
1.2.8

House?
Bagaimana perencanaan menu di rumah makan Martabak House?
Bagaimana system pengadaan bahan makanan di rumah makan Martabak House?
Bagaimana struktur organisasi di dalam rumah makan Martabak House?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui sejarah berdirinya rumah makan Martabak House?
1.3.2 Mengetahui yang menjadi visi dan misi dari rumah makan Martabak House?
1.3.3 Mengetahui manajemen ketenagaan di rumah makan Martabak House?
1.3.4 Mengetahui kondisi fisik bangunan dan peralatan di rumah makan Martabak House?
1.3.5 Mengetahui perencanaan anggaran belanja bahan makanan di rumah makan Martabak
1.3.6
1.3.7
1.3.8

House?
Mengetahui perencanaan menu di rumah makan Martabak House?
Mengetahui system pengadaan bahan makanan di rumah makan Martabak House?
Mengetahui struktur organisasi di dalam rumah makan Martabak House?

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.

Gambaran umum institusi ( Sejarah, visi misi, struktur organisasi)


2.1.1 Sejarah
Berawal dari tahun 1993, dahulu pemilik martabak house merupakan
penjual martabak manis dan asin biasa di pinggir jalan, lama-kelamaan timbul
ide-ide kreatif pemiliknya untuk menciptakan kreasi martabak yang berbeda
dari martabak biasanya. Setelah memiliki modal yang cukup, pada tahun 2007
pemilik martabak house membuka caf kecil yang diberi nama Ben Wareg
(Bahasa Jawa) yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu Biar Kenyang
setelah itu pada tahun 2009 namanya diubah lagi menjadi Martabak Ufo
nama tersebut didasarkan pada menu spesialnya yaitu martabak manis diberi

es krim diatasnya sehingga berbentuk seperti ufo. Harga martabaknya pun


cenderung

murah karena pada saat itu sasaran konsumennya adalah

mahasiswa. Seiring dengan berjalannya waktu, nama Martabak Ufo dirasa


tidak lagi mewakili keseluruhan menu yang ada didalam rumah makan
tersebut. Menu-menu baru seperti ayam bakar, spaghetti, sup iga, dan lain-lain
sudah mulai ada di cafe tersebut. Sehingga namanya diubah menjadi
Martabak House. Dahulu tempat berdirinya caf martabak house adalah di
belakang bank Indonesia, setelah mendapatkan tempat yang dianggap lebih
baik, dan karena banyaknya pelanggan yang mulai berdatangan dan
memenuhi ruangan yang terbilang masih sangat sempit, maka martabak ufo
pindah ke daerah singosari yang tempatnya bisa menampung lebih banyak
pelanggan. Martabak House berdiri di Singosari dan namanya masih tetap
sampai saat ini.

2.1.2

Visi Misi
Dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner sangat dianjurkan untuk
memiliki visi yang dapat menunjang keberhasilan pengadaan bisnis. Dalam
hal ini, pemilik Martabak House sendiri memiliki visi dalam menjalankan
binis kulinernya ini yakni membuat makanan martabak lebih berkualitas di
mata masyarakat. Sehingga untuk mencapai visinya itu, Martabak House
memiliki beberapa misi yakni memperbarui berbagai macam menu yang ada,
memodifikasi rasa dan penampilan menu-menu yang telah tersedia sehingga
dapat menjadi restoran dengan menu utama martbak yang lebih berkualitas
dan menjadi satu-satunya di Indonesia.

2.1.3

Struktur Organisasi
Tujuan suatu Organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu
individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua orang atau lebih
orang yang bekerjasama secara kooperatif dan koordinasikan dapat mencapai
hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Agar tujuan perusahaan dapat
tercapai diperlukan struktur organisasi yang meliputi penentuan kegiatan-

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pengelompokan tugas-tugas,


penyerahan tugas-tugas pada bagian-bagian dan mendelegasikan wewenang
yang diperlukan untuk pelaksanaannya.
Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola-pola tata hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berada dalam suatu organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuat keputusan dalam satuan kerja.
Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dapat diketahui secara jelas dengan
melihat struktur organisasi yang ada. Jadi struktur organisasi dapat diartikan
sebagai suatu kerangka yang menggambarkan hubungan antara bagian-bagian
dalam organisasi yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, maupun
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Adapun struktur
organisasi Restoran martabak house sebagai berikut :

Owner (General Manager)

HRD

PR

Supervisor
Kitchen

Supervisor
service

Chef

karyawan
(pelayan)

Karyawa
n dapur

Adapun tugas dan tanggung jawab struktur di atas adalah


a. Pemilik merupakan pemegang saham dari restoran sekaligus pendiri
dari restoran. Pemilik menerima laporan keuangan dari manager secara
periodik.

Selain

itu

pemilik

juga

bertanggung

jawab

atas

perkembangan restoran tersebut. Pemilik juga mengontrol kerja dari


manager dan manggaji manager. Pemilik juga bisa menambahkan
modal bagi pengembangan restoran.

b. HRD dan PR merupakan seseorang yang mengatur hubungan luar dan


dalam cafe. Mulai dari penerimaan pegawai yang akan dipekerjakan di
tempat dan mengatur hubungan kerja sama dengan lingkungan
eksternal.
c. Supervisor service merupakan seseorang yang mengatur Food Cost di
dalam cafe sehingga Food Cost dapat terkendali. Dalam hal ini
supervisor service bekerja sama dengan supervisor kitchen. Supervisor
kitchen memiliki wewenang untuk menentukan bahan makanan apa
saja yang akan dipesan.
d. Cheff merupakan satu satunya di resto martabak house yang bertugas
menciptakan segala macam menu.
e. Karyawan dapur merupakan seseorang yang membantu cheff dalam
proses pembuatan makanan.
2.2.

Manajemen ketenagaan
Jumlah karyawan di Martabak house adalah 26 orang. Manajer Martabak House
menganggap bahwa perekrutan karyawan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
merupakan hal yang sangat penting. Kriteria karyawan yang dibutuhkan berbeda-beda
pada masing-masing divisi seperti pada pelayanan dan yang bekerja di dapur. Secara
umum kriteria yang ditetapkan yaitu mereka yang sudah memiliki pengalaman
bekerja minimal 1 tahun, memiliki motivasi kerja yang tinggi, mereka yang tahu akan
manfaat yang akan didapat dengan bekerja di martabak house, serius bukan cobacoba, dapat berkomunikasi dengan baik dengan pelanggan, serta memiliki
penampilan yang menarik dan sopan. Sebagian besar pekerja adalah pria karena
berdasarkan pengalaman bekerja di martabak house harus ekstra keras dalam arti
harus cepat dan tepat dalam melakukan segala aktivitas pelayanan, sehingga dibutuh
fisik yang kuat.
Di martabak house tidak ada pembagian shift kerja, mekanisme pergantian jam
kerjanya yaitu pada karyawan yang masuk pagi jam 09.00 14.00 diberikan istirahat
dari jam 14.00 18.00 setelah itu mereka bekerja lagi dari pukul 18.00 22.30.
Untuk karyawan yang masuk siang dari jam 14.00 mereka tidak ada waktu istirahat
melainkan harus lanjut sampai jam 22.30. Jam 22.30 merupakan last order untuk para
pelanggan di martabak house, karena tutupnya jam 23.00. Tugas yang diberikan

kepada masing-masing karyawan tergantung dari PR dan HDR, dan kebetulan di


martabak house sendiri PR juga merangkap sebagai HDR. Tugas yang diberikan
berdasarkan minat dan dipertimbangkan kemampuan mereka masing-masing.

2.3.

Fasilitas fisik dan peralatan


Setiap bisnis kuliner seperti resto harus memiliki fasilitas yang lengkap seperti
peralatan masak, peralatan makan, meja makan, toilet serta lingkungan yang nyaman.
Menurut kelompok kami, lingkungan di Martabak House sendiri sangatlah nyaman,
kebersihan lingkungan sangat terjaga. Untuk fasilitas fisik seperti peralatan masak
dan makan, Martabak House memiliki peralatan yang lengkap mulai dari piring,
gelas, sendok makan, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan
maskan yang sudah di proses terlebih dahulu seperti Ice Cream, martabak sapi, dan
martabak ayam.

2.4.

Alur kerja penyelenggaraan makan


Penyelenggaraan makanan bertujuan untuk menyediakan makanan yang
berkualitas baik serta aman bagi kesehatan konsumen, memperkecil kemungkinan
risiko penularan penyakit serta gangguan kesehatan yang disebabkan melalui
makanan serta terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam menangani
makanan. Tujuan tersebut dapat dicapai jika semua pihak yang terkait turut
bertanggungjawab dalam menciptakan sanitasi dan hygiene makanan mulai dari
pengadaan bahan makanan, proses penyimpanan, pengolahan hingga sampai makanan
siap untuk disantap. Dalam hal ini, alur kerja penyelenggaraan makanan dilakukan
oleh semua pihak yang bersangkutan. Untuk lebih mengetahui alur kerja
penyelenggaraan makan di Martabak House maka kami akan menjelaskannya sebagai
berikut:
Perencanaan Anggaran Belanja Makanan
Perencanaan anggaran belanja dilakukan bersama sama oleh general

2.4.1.

manager dan supervisor serta semua karyawan yang berhubungan langsung


dengan bahan-bahan yang dibutuhkan. Perencanaan anggaran dilakukan
tergantung dari ketersediaan bahan makanan. siklusnya tidak tentu, perubahan
anggaran dianggap tidak terlalu sering terjadi dikarenakan menu-menu baru

juga tidak selalu dimunculkan terlalu sering sehingga anggarannya biasanya


sama.
2.4.2. Perencanaan menu
Perencanaan, pemilihan, dan penyusunan menu dilakukan oleh pemilik
dari martabak house sendiri. Inovasi masakan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan menu yang akan disajikan disusun langsung oleh
pemiliknya. Pemilik martabak house juga berhubungan langsung dengan chef
yang bertugas untuk mengecek susunan menu, bahan-bahan yang akan
digunakan, penampilan menu, dan mengawasi jalannya pengolahan makanan
di Martabak House tersebut sampai di penyajian. Tipe menu yang ditawarkan
yaitu dtable ??? menu yaitu makanan dimasak dan diolah dahulu sebelum
disajikan. bukan memanaskan yang sudah dibekukan atau tinggal
menghangatkan. Dikarenakan pemiliknya sendiri yang merencanakan menumenu apa saja yang akan dibuat, maka pemiliknya sudah mengetahui pasti
mengenai bagaimana pengelolaan tempat makan yang baik, bahan-bahan
yang baik yang akan digunakan dalam pembuatan masakan, pemahaman
mengenai bagaimana cara membuat martabak yang baik sehingga
menghasilkan penampilan yang bagus, dan dapat menganalisis harga
makanan berdasarkan bahan-bahan yang digunakan.
2.4.3. Pengadaan dan penerima bahan makanan
a. Pemesanan
Pemesanan bahan makanan dilakukan oleh supervisor berdasarkan
laporan dari seseorang yang bertanggung jawab terhadap pengawasan
bahan makanan yang habis dan sisa. Martabak house sudah memiliki
langganan penjual untuk bahan-bahan baku yang dibutuhkan, hal tersebut
dianggap dapat menghemat biaya karena diberi special price. Pemesanan
dilakukan setiap hari apabila ada bahan makanan yang sudah habis.
b. Penerimaan
Ada satu orang yang khusus bertanggung jawab terhadap
penerimaan barang-barang dan bahan-bahan makanan yang masuk.
Barang yang sudah datang kemudian diperiksa oleh bagian penerimaan,
pemeriksaan yang dilakukan berupa jumlah bahan, berat bahan, dan

kualitas bahan yang dipesan. Apabila bahan-bahan makanan tersebut


tidak sesuai pesanan maka akan dikembalikan dan diganti dengan yang
baru. Penerimaan dilakukan di pintu dapur setelah masuk martabak
house.
2.4.4. Penyimpanan bahan makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan basah dan kering dibedakan. yang
basah seperti sayuran, buah, diletakkan di kulkas. Sedangkan bahan makanan
kering diletakkan di lemari dan dimasukkan wadah yang kedap udara supaya
tidak lembab dan merusak kualitas bahan makanan. Bahan makanan yang
masih sisa setelah pengolahan disimpan lagi ke tempatnya. Apabila bahan
makanan sisa tersebut masih layak dipakai akan dipakai untuk pengolahan
menu selanjutnya, dan apabila sudah tidak layak atau kotor akan dibuang dan
untuk pengolahan selanjutnya memakai bahan makanan yang baru. Makanan
sisa yang tidak habis oleh konsumen kemudian dievaluasi kembali apakah ada
kesalahan dalam penyajian dan pengolahannya atau memang konsumen tidak
menghabiskannya dikarenakan sudah kenyang. Hal tersebut dapat membuat
kinerja karyawan lebih baik dan berhati-hati lagi dan evaluasi dilakukan
untuk menghasilkan pelayanan yang lebih baik.
2.4.5. Persiapan dan pengolahan bahan makanan
Persiapan bahan makanan sebelum dimasak dilakukan 5 menit sebelum
dimasak dan diolah sehingga pada saat pengolahan bahan makanan masih
segar dan kualitas makanan yang dihasilkan masih baik. Teknik pemasakan
yang dilakukan bermacam-macam tergantung jenis menu yang dipesan.
contohnya ayam bakar dibakar, martabak digoreng, martabak manis di
griddling, spaghetti direbus terlebih dahulu mienya setelah itu diberi saus, dan
lain sebagainya.
2.4.6. Distribusi dan penyajian makanan
Distribusi makanan dilakukan langsung setelah makanan selesai dimasak.
Penyajian yang dilakukan termasuk cepat, pelanggan tidak harus menunggu
lama untuk menikmati makanan yang sudah dipesan. Untuk delivery,
Martabak house hanya melayani delivery dengan jumlah pesanan lebih dari

30 buah. Untuk pesanan antar dengan jumlah yang sedikit atau kurang dari 30
tidak dilayani.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam bisnis kuliner atau bisnis penyelenggaraan makanan banyak hadir di sekitar kita,
missal catering, rumah makan, rumah sakit, dan perusahaan. Tetapi banyak tempat makan
yang belum menerapkan manajemen penyelenggaraan makanan dengan baik. Untuk itu,
perlu dilakukan observasi di beberapa penyelenggara makanan. Salah satu rumah makan
yang menjadi objek observasi kami adalah Martabak House. Dalam pelaksanaan observasi
dilakukan melalui wawancara dan pengecekan dapur, setelah observasi dilaksanakan
diketahui beberapa data sebagai berikut :
Berawal dari tahun 1993, dahulu pemilik martabak house merupakan penjual martabak
manis dan asin biasa di pinggir jalan, lama-kelamaan timbul ide-ide kreatif pemiliknya
untuk menciptakan kreasi martabak yang berbeda dari martabak biasanya. Setelah memiliki
modal yang cukup, pada tahun 2007 pemilik martabak house membuka caf kecil yang
diberi nama Ben Wareg (Bahasa Jawa) yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu Biar
Kenyang setelah itu pada tahun 2009 namanya diubah lagi menjadi Martabak Ufo nama
tersebut didasarkan pada menu spesialnya yaitu martabak manis diberi es krim diatasnya
sehingga berbentuk seperti ufo. Menu-menu baru seperti ayam bakar, spaghetti, sup iga, dan
lain-lain sudah mulai ada di cafe tersebut. Sehingga namanya diubah menjadi Martabak
House. Dalam hal ini, pemilik Martabak House sendiri memiliki visi dalam menjalankan
binis kulinernya ini yakni membuat makanan martabak lebih berkualitas di mata masyarakat.
Selain itu Martabak House memiliki beberapa misi yakni memperbarui berbagai macam
menu yang ada, memodifikasi rasa dan penampilan menu-menu yang telah tersedia sehingga
dapat menjadi restoran dengan menu utama martbak yang lebih berkualitas dan menjadi
satu-satunya di Indonesia.
Jumlah karyawan di Martabak house adalah 26 orang. Manajer Martabak House
menganggap bahwa perekrutan karyawan sesuai dengan criteria yang ditetapkan merupakan
hal yang sangat penting. Kriteria karyawan yang dibutuhkan berbeda-beda pada masingmasing divisi seperti pada pelayanan dan yang bekerja di dapur. Struktur organisasi di rumah
makan Martabak house dapat diurutkan sebagai berikut; Owner/ pemilik adalah pemegang
utama restoran, kemudian dibawahnya ada PR dan HRD. HRD dibagi lagi menjadi dua

strukur kerjanya masing masing adalah Supervisor service yang mengurusi karyawan
pelayan serta supervisor dapur yang mengurusi chef dan karyawan dapur.
Untuk lingkungan di Martabak House sendiri sangatlah nyaman, kebersihan lingkungan
sangat terjaga. Untuk fasilitas fisik seperti peralatan masak dan makan, Martabak House
memiliki peralatan yang lengkap mulai dari piring, gelas, sendok makan, tempat
penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan maskan yang sudah di proses terlebih
dahulu seperti Ice Cream, martabak sapi, dan martabak ayam.
Untuk perencanaan anggaran belanja dilakukan bersama sama oleh general manager dan
supervisor serta semua karyawan yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan yang
dibutuhkan. Kemudian untuk perencanaan, pemilihan, dan penyusunan menu dilakukan oleh
pemilik dari martabak house sendiri. Inovasi masakan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan menu yang akan disajikan disusun langsung oleh pemiliknya. Pada Pengadaan
makanan dari segi pemesanan bahan makanan dilakukan oleh supervisor berdasarkan
laporan dari seseorang yang bertanggung jawab terhadap pengawasan bahan makanan yang
habis dan sisa. Lalu dari segi penerimaan ada satu orang yang khusus bertanggung jawab
terhadap penerimaan barang-barang dan bahan-bahan makanan yang masuk. Barang yang
sudah datang kemudian diperiksa oleh bagian penerimaan, pemeriksaan yang dilakukan
berupa jumlah bahan, berat bahan, dan kualitas bahan yang dipesan. Pada penyimpananya
tempat penyimpanan bahan makanan basah dan kering dibedakan. yang basah seperti
sayuran, buah, diletakkan di kulkas. Sedangkan bahan makanan kering diletakkan di lemari
dan dimasukkan wadah yang kedap udara supaya tidak lembab dan merusak kualitas bahan
makanan. Untuk persiapan bahan makanan sebelum dimasak dilakukan 5 menit sebelum
dimasak dan diolah sehingga pada saat pengolahan bahan makanan masih segar dan kualitas
makanan yang dihasilkan masih baik. Serta untuk Distribusi makanan dilakukan langsung
setelah makanan selesai dimasak. Penyajian yang dilakukan termasuk cepat, pelanggan tidak
harus menunggu lama untuk menikmati makanan yang sudah dipesan.
3.2. Saran
Dilihat dari manajemen pelayanan makanan di Martabak Hous, manajemen pelayanan
sudah terstruktur dengan baik, dengan melihat kondisi lapangan kami sedikit memberikan
masukan atupun saran sebagi berikut:

1. Struktur manajemen pelayanan makanan, baik dari struktur kepengurusan, pengadaan


bahan pangan, penyimpanan bahan pangan yang telah terkoordinir untuk tetap
dipertahankan serta ditingkatkan agar kinerja lebih baik dan baik.
2. Adanya evaluasi dalam sistem kinerja memang sangat penting, dan diharapkan diadakan
rutin serta pasti terkoordinasi secara baik.
3. Adanya Follow up dari pimpinan sangat dibutuhkan, untuk itu Follow up harus
ditekankan juga.
4. Dikatakan bawasanya jika ada bahan rusak maka tidak dipakai, untuk antisipasi hal
tersebut, penyimpanan makanan lebih diketatkan dan menyimpan dengan benar, serta
adanya pengecekan bahan yang dating untuk disortir dengan ketat, agar bahan masuk
benar- benar masih baik, dan masih bertahan untuk disimpan, hal ini untuk mengatisipasi
adanya bahan yang rusak dibuang dan berakibat pada kerugian.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Lampiran
DOKUMENTASI
MARTABAK HOUSE

TEMPAT CUCI TANGAN

DAPUR

KAMAR MANDI / WC

ALAT

PENYIMPANAN ALAT

PENYIMPANAN BAHAN

TEMPAT MAKAN

Anda mungkin juga menyukai