Amau Tugas PDF
Amau Tugas PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2
yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses
dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya
yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai.
2.2 (a)
2.2 (b)
2.2 c)
Gambar 2.2 Proses pembentukan gambut di daerah cekungan lahan basah:
a. Pengisian danau dangkal oleh vegetasi lahan basah,
b. Pembentukan gambut topogen, dan
c. pembentukan gambut ombrogen di atas gambut topogen
(Noor, 2001 mengutip van de Meene, 1982).
Tanah gambut mempunyai sifat fisik dan kimia yang khas. Sifat tersebut
berhubungan dengan kontribusi gambut dalam menjaga kestabilan lingkungan
apabila lahan gambut berada dalam keadaan alami dan sebaliknya menjadi sumber
berbagai masalah lingkungan apabila campur tangan manusia mengganggu
kestabilan lahan gambut. Seperti halnya pada lahan gambut sebagai penambat dan
penyimpan karbon.
Lahan gambut hanya meliputi 3% dari luas daratan di seluruh dunia,
namun menyimpan 550 Gigaton C atau setara dengan 30% karbon tanah, 75%
dari seluruh karbon atmosfir, setara dengan seluruh karbon yang dikandung
biomassa (massa total makhluk hidup) daratan dan setara dengan dua kali
simpanan karbon semua hutan di seluruh dunia.
Lahan gambut menyimpan karbon pada biomassa tanaman, seresah di
bawah hutan gambut, lapisan gambut dan lapisan tanah mineral di bawah gambut
(substratum). Dari berbagai simpanan tersebut, lapisan gambut dan biomassa
tanaman menyimpan karbon dalam jumlah tertinggi. Lahan gambut menyimpan
karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral.
Di daerah tropis karbon yang disimpan tanah dan tanaman pada lahan
gambut bisa lebih dari 10 kali karbon yang disimpan oleh tanah dan tanaman pada
tanah mineral (Tabel 2.1).
Hutan Gambut
150-200
200-350
300-6000
30-300
Komponen gambut
Asal Gambut
Sumatera
Kalimantan
Eter
4,67 %
2,50 %
Alkohol
4,75 %
6,65 %
Air
1,87 %
0,87 %
Hemiselulosa
1,95 %
1,95 %
Selulosa
10,61 %
3,61 %
Lignin
63,99 %
73,67 %
Protein
4,41 %
3,85 %
larut dalam :
10
Sifat fisik tanah gambut lainnya adalah sifat mengering tidak balik. Gambut
yang telah mengering, dengan kadar air <100% (berdasarkan berat), tidak bisa
menyerap air lagi kalau dibasahi. Gambut yang mengering ini sifatnya sama
dengan kayu kering yang mudah hanyut dibawa aliran air dan mudah terbakar
dalam keadaan kering. Gambut yang terbakar menghasilkan energi panas yang
lebih besar dari kayu/arang terbakar. Gambut yang terbakar juga sulit dipadamkan
dan apinya bisa merambat di bawah permukaan sehingga kebakaran lahan bisa
meluas tidak terkendali.
11
pH = 5
2.5 Arang
Arang adalah hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon yang
berbentuk padat dan berpori. Sebagian besar porinya masih tertutup oleh
hidrogen, ter, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air,
nitrogen, dan sulfur. (Sudrajat dan Soleh, 1994 dalam Triono, 2006).
Peristiwa terbentuknya arang dapat terjadi dengan cara memanasi secara
langsung atau tidak langsung terhadap bahan berkarbon di dalam timbunan, kiln,
oven, atau di udara terbuka. Untuk menghasilkan arang umumnya bahan baku
dipanaskan dengan suhu diatas 500-8000C. Faktor yang berpengaruh terhadap
proses karbonisasi adalah kecepatan pemanasan dan tekanan.
Pemanasan yang cepat, sukar untuk mengamati tahapan karbonisasi yang
terjadi dan rendemen arang yang dihasilkan lebih rendah. Sedangkan pemakaian
tekanan yang tinggi akan mampu meningkatkan rendemen arang (Hendra, 1999
dalam Masturin, 2002).
12
13
NILAI KALOR
(kkal/kg)
Sekam padi
3397
Kayu campuran
4382
Sabuk kelapa
4412
Cangkang kelapa
4636
Kayu jati
4681
Kayu karet
4917
Batubara
4200
Minyak bakar
10500
14
Satuan
Inggris
USA
Japan
1.
Kadar air
3.6
6.2
6-8
2.
Zat terbang
16.4
15-30
3.
Kadar abu
8.3
5.9
3-6
4.
Fixed Carbon
75.3
60-80
5.
Nilai kalori
kal/gr
7289
6230
6000-7000
6.
Sulfur
0.07
0.06
2. Kandungan Abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlahnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara sempurna.
Zat yang tinggal ini disebut abu. Abu briket berasal dari clay, pasir dan
bermacam-macam zat mineral lainnya. Briket dengan kandungan abu yang
tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak.
15
Nilai Kalor
Nilai kalor dinyatakan sebagai heating value, merupakan suatu parameter
yang penting dari suatu thermal coal. Gross calorific value diperoleh dengan
membakar
suatu
sampel
briket
didalam
bomb calorimeter
dengan
16
W =
HM + E 1 + E
T
Dimana:
W
E1
E2
b.
menjadi briket berbentuk kubus atau bentuk silinder. Bagian tengah silinder yang
diberi lubang untuk mempermudah penyalaan briket tersebut pada awal
pembakaran. Pada penelitian yang akan dilakukan bentuk briket arang dibuat
silinder dengan diameter 5 cm dan tinggi 10 cm.
17
Secara garis besar briket dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Briket yang memakai bahan perekat. Hampir semua atau sebagian besar briket
mempergunakan cara ini. Besarnya nilai kekuatan tekan sangat berpengaruh
oleh beberapa faktor antara lain berat jenis bahan dasar, jenis perekat dan
pengempaan. Tingginya angka kerapatan dan kekuatan tekan briket arang
yang mempunyai berat jenis tinggi disebabkan serat yang lebih rapat dan
komponen selulosa pada dinding sel lebih banyak. Briket ditekan dengan
tekanan pengempaan 5 ton dan 7 ton dengan menggunakan alat mesin
hidrolik. Tekanan pengempaan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar abu,
kadar karbon terikat, kerapatan, dan berpengaruh nyata terhadap kadar zat
menguap, nilai kalor serta ketahanan tekan briket arang.
2. Briket tanpa memakai bahan perekat. Cara ini hanya dapat dilakukan terhadap
material-material
tertentu
saja.
Cara
ini
dapat
dilakukan
dengan
18
anorganik dapat
selama proses
19
20