Anda di halaman 1dari 11

7 Bencana Alam Terbesar Di Indonesia Sepanjang Sejarah

Letak geografis Indonesia pada posisi pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah
yang rawan bencana. Di bawah ini adalah 7 bencana alam besar yang pernah terjadi di
Indonesia yang menimbulkan kerusakan ataupun korban jiwa cukup besar, yang bisa kita
ambil pelajaran..
Tsunami Ende, Flores-Nusa Tenggara Timur, 12 Disember 1992. Korban 2100 orang

Gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw terjadi pada di lepas pantai utara bagian timur Pulau
Flores, Indonesia, jam 05:29 GMT (13:29 waktu setempat) pada tanggal 12 Desember 1992.
Getaran ini juga dirasakan di pulau Bali, 700 km ke barat. Gempa ini juga memicu
serangkaian tsunami, yang sampai di pantai Flores hanya dua menit setelah gempa pertama,
dan mencapai setiap bagian dari pantai utara dalam waktu lima menit. Pusat gempa berada
terletak sekitar 35 km barat laut Maumere, yang merupakan kota terbesar di pulau Flores.
Patahan yang diakibatkan gempa terbentang antara pusat gempa di dekat Tanjung Batumanuk
dan Tanjung Bunga, di ujung timur laut pulau. Panjang sesar adalah sekitar 110 km, dan lebar
adalah sekitar 35 km. Lebih dari 1.000 gempa susulan yang direkam oleh tim survei lapangan
dari Jepang selama periode panjang minggu dari 30 Desember-5 Januari. Pantai di sebelah
barat Tanjung Batumanak itu terangkat, dengan pergeseran antara dari 5 -. 1.1m Subsidence
terjadi di sisi timur, mencapai 1.6m di desa Kolisia (terletak 25 km barat laut Maumere)
Secara total gampir 2.000 orang meninggal dan 18.000 rumah rusak akibat tsunami. Hal yang
menarik dari kejadian di Pulau Babi ini adalah korban tewas berjenis kelamin perempuan
hamper dua kali lipat dari yang berjenis kelamin laki-laki

Gunung Kelud (Kediri Jawa Timur), meletus 19 Mei 1919. Korban 5.115 orang.

Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh


aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160 orang meninggal.
Letusan terjadi pada tengah malam antara tanggal 19 dan 20 Mei 1919 yang ditandai dengan
suara dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan.
Hujan abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur. Di Bali hujan abu terjadi
pada tanggal 21 Mei 1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284
juta m3 abu terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar 100 juta m3 batuan andesit. Secara
keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud.

Gempa Bumi Sumatera Barat 2009

Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul
17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera,
sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah
di Sumatera Bara.
Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3
kota & 4 kabupaten diSumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan
1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.

Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Mei 2006. Korban 6.234 orang

Gempa mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama
57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada SR. Secara umum posisi gempa berada
sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta.
Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari yang "membangunkan" warga Yogyakarta dan
sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan ribu orang dan
menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi hari, gempa ini membuat
banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya anak-anak dan orang tua. Tak heran
jika mayoritas korban merupakan orang yang berusia lanjut dan anak-anak yang
kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri ketika gempa belangsung. Berdasarkan
informasi data terbaru yang diterima dari Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006,
jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang luka-luka.

Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra)
meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang

Bayangkan apa yang terjadi 129 tahun lalu, ketika Gunung Krakatau meletus tepatnya pada
tanggal 26 Agustus 1883. Daya ledaknya saja diperkirakan 30.000 kali lipat bom atom
Nagasaki dan Hiroshima di Jepang. Suara letusannya terdengar hingga Australia (Alice
Spring) dan bahkan Afrika (Pulau Rogrigues) sejauh 4.653 km. Dan korban jiwa mencapai
lebih dari 36.000 jiwa.
Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan menimbulkan
tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di sepanjang Merak hingga
Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan.
Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan selama dua
hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim global sedang terjadi.

Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)
meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang

Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi
pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks Letusan
Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 1011 meter kubik.
Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora
setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.
Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di
Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap letusan
mencapai ketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa,
abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap
di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke
Bumi
Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia.
Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000
orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.Kegelapan menyelimuti
Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya
kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin
berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.

Tsunami 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia
Tenggara dan Afrika. Korban lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias).

Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR
berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar
149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang
pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan
Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas akibat
badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia
Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui,
diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban
tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005)
adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami
diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia,
115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang,
diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara

BANJIR JAKARTA

Banjir Jakarta yang terjadi 17 Januari 2013 bisa dikatakan sebagai bencana banjir paling
fenomenal tahun ini.
Banjir Jakarta terjadi akibat paduan beragam faktor. Dari sisi meteorologi, beberapa hari
sebelum banjir, hujan mengguyur wilayah Jakarta dan merata, mencapai intensitas 40 - 100
mm. Hujan yang merata mengakibatkan volume air yang menggenang besar.
Besarnya volume air mungkin bisa ditampung bila faktor-faktor lain, seperti sistem drainase,
situ yang berfungsi baik, dan tata kota, mendukung.
Sayangnya, kejadiannya tak demikian. Tata kota Jakarta parah, situ tak berfungsi baik,
sementara drainase Jakarta juga buruk. Akibatnya, volume air yang menggenang besar,
bahkan menjebol tanggul.
Banjir terjadi di wilayah yang cukup luas, bahkan kawasan Bundaran Hotel Indonesia dan
Menteng pun terendam. Dari bencana bajir ini, setidaknya 20 orang tewas.

TOPAN HAIYAN

NASA Topan
haiyan saat mendekati Filipina, dipotret instrumen MODIS pada satelit Aqua milik NASA
pada Rabu (6/11/2013)
Topan Haiyan adalah bencana meteorologi terparah tahun 2013. Saking parahnya, topan
Haiyan disandingkan dengan tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004.
Topan Haiyan menghantam beberapa wilayah. Namun, wilayah yang paling terdampak
adalah Filipina. Topan itu menghantam wilayah tacloban, Filipina, dengan kecepatan 313 km.
Perserikatan Bangsa-bangsa memerkirakan, jumlah korban tewas akibat topan Haiyan
mencapai 4.460 orang.
Di luar korban tewas, jumlah korban luka juga mencapai ribuan sementara banyak penduduk
kehilangan tempat tinggal.
Bencana topan Haiyan menjadi pembicaraan dalam COP-19 di Warsawa, Polandia, yang
membahas tentang perubahan iklim. Delegasi Filipina, Yeb Sano, menyebutkan bahwa topan
Haiyan adalah salah satu bentuk "kegilaan iklim", menunjukkan kaitan antara bencana dan
perubahan iklim.

GEMPA PAKISTAN

Sky News Peta lokasi gempa Pakistan.


Gempa Pakistan tercatat sebagai gempa paling mematikan pada tahun 2013. Total kematian
mencapai 800an orang.
Gempa Pakistan terjadi 2 kali. Gempa pertama terjadi 24 September 2013 dengan magnitud
7,7 serta episentrum 66 km di timur laut Awaran di provinsi Balochistan. Total kematian
akibat gempa ini 825 orang.
Sementara, gempa kedua terjadi pada 28 September 2013 dengan magnitudo 6,8,
menewaskan 45 orang.
Yang aneh, gempa Pakistan memunculkan pulau baru. Diduga, pulau terbentuk dari lapisan
tanah yang berasal dari kawah lumpur. Pulau bari yang terdiri atas gundukan batu dan lumpur
itu tingginya 18 meter. Gundukan tersebut memiliki panjang 30 meter dan lebar 76 meter.
Selain gempa Pakistan, gempa Aceh pada 2 Juli 2013 dengan magnitudo 6,1 juga tercatat
sebagai salah satu yang mematikan. Jumlah korban mencapai 35 orang.

ERUPSI SINABUNG

AFP PHOTO / ADE SINUHAJI Awan abu vulkanik menutupi langit ketika Gunung Sinabung
di Kabupaten Karo, Sumut, meletus lagi pada Selasa, 17 September 2013 pukul 12.03.
Gunung meletus pada Minggu dan mengharuskan ribuan warga yang tinggal di kaki gunung
segera mengungsi. Status gunung masih Siaga III.
Erupsi Sinabung bisa dikatakan salah satu bencana vulkanologi yang parah tahun ini. Salah
satu letusan dahsyat Sinabung terjadi pada 25 November 2013. Dalam waktu 2 jam saja,
Sinabung bererupsi tiga kali dengan ketinggian embusan asap mencapai 2 kilometer.
Sementara, hujan abu terjadi hingga radius 7 km.
Aktivitas Sinabung tahun ini mendapat perhatian dari dunia, diberitakan oleh beragam media
internasional. Sinabung dikatakan "bangun" setelah tidur ratusan tahun.
Status Sinabung terus disesuaikan sejak letusan pada September 2013. Pada 15 September,
letusan Sinabung dinaikkan dari Waspada ke Siaga. Sempat diturunkan kembali menjadi
Waspada pada 29 September, pada akhir November status Sinabung dinyatakan Awas. Akibat
erupsi Sinabung, 14.000 orang terpaksa dievakuasi.

Anda mungkin juga menyukai