DISUSUN OLEH:
RISMA JUNIARNI ASIF
22010111200119
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
1. DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Bakta, 2006).
2. ETIOLOGI
a. Masukkan kurang
: contoh MEP
b.
Absorbsi kurang
: contoh sindrom malabsorbsi
c.
Sintesis kurang
: contoh hipotransferinemia kongenital
d.
Kebutuhan yang bertambah
: contoh pertumbuhan yang cepat
e.
Pengeluaran yang bertambah
: contoh ancylostomiasis
3. GEJALA
Gejala klinis dari anemia defisiensi besi ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :( Bakta
IM, 2007, hal 26-39; Cielsa B, 2007, p.65-70: Metha A, Hoffbrand AV, 2000, p. 32-33;
Tierney
LM, et al, 2001, hal 64-68)
A. Gejala umum dari anemia itu sendiri, yang sering disebut sebagai sindroma anemia yaitu
merupakan kumpulan gejala dari anemia, dimana hal ini akan tampak jelas jika hemoglobin
dibawah 7 8 g/dl dengan tanda-tanda adanya kelemahan tubuh, lesu, mudah lelah, pucat,
pusing, palpitasi, penurunan daya konsentrasi, sulit nafas (khususnya saat latihan fisik), mata
berkunang-kunang, telinga mendenging, letargi, menurunnya daya tahan tubuh, dan keringat
dingin.
B. Gejala dari anemia defisiensi besi: gejala ini merupakan khas pada anemia defisiensi besi
dan
tidak dijumpai pada anemia jenis lainnya, yaitu:
1. koilonychia/ spoon nail/ kuku sendok
2. Atropi papil lidah. Permukaan lidah tampak licin dan mengkilap disebabkan karena
hilangnya papil lidah.
3. Stomatitis angularis/ inflamasi sekitar sudut mulut.
4. Glositis
5. Pica/ keinginan makan yang tidak biasa
6. Disfagia merupakan nyeri telan yang disebabkan `pharyngeal web`
7. Atrofi mukosa gaster.
8. Sindroma Plummer Vinson/ Paterson kelly ini merupakan kumpulan gejala dari anemia
hipokromik mikrositik, atrofi papil lidah dan disfagia.
4. PATOFISIOLOGI
7. TERAPI
Oral
Garam besi : sulfat, glukonat, fumarat, suksinat
Dosis
: 3 x 10 mg/Kg BB/hari
Parenteral
Indikasi parenteral
:- bila pemberian secara oral tidak berhasil
- malabsorbsi
- kurang toleransi melalui oral
- pasien tidak kooperatif
- diharapkan kenaikkan Hb dalam waktu singkat
8. PENCEGAHAN
a. Memberikan penuyuluhan tentang pemakaian jamban terutama di daerah pedesaan
atau daerah terpencil.
b. Memakai alas kaki terutama ketika keluar rumah.
c. Membiasakan cuci tangan sebelum makan.
d. Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti daging, sayuran hijau,
kacang-kacangan, telur, hati ayam
e. Pemberian suplementasi besi pada ibu hamil dan anak balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. Cielsa ,B. 2007.
Hematology in Practice. Philadelphia: FA Davis Company.
2. Hoffbrand, AV. et all. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC. Isbister,
JP. Pittiglio, DH. 1999. Hematologi Klinik Pendekatan Berorentasi Masalah.
Jakarta: Hipokrates.
3. Permono, B. Ugrasena, IDG. 2002. Continuing Education Ilmu Kesehatan
Anak. Surabaya: SIC.
4. Permono,B. Ugrasena, IDG.2004. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya:
FK Unair.
5. Sacher, RA. MC Pherson, RA. 2000 . Widmans Clinical Interpretation of
Laboratory Tests. Philadelphia: FA Davis Company.