1. Pengertian
aneurisma merupakan pelebaran pembuluh darah arteri.
2. Etiologi
Ada bakat atau bawaan lemahnya dinding pembuluh darah. Ini bisa terjadi pada
pembuluh darah manapun diseluruh tubuh. Akan jadi fatal kalau dinding pembuluh
darah yang lemah itu terdapat di otak.
Ada infeksi yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri yang mengenai pembuluh
darah.
Sindroma Marfan adalah suatu penyakit jaringan ikat keturunan yang menyebabkan
kelainan pada pembuluh darah dan jantung, kerangka tubuh dan mata.
Risiko ini menjadi semakin tinggi pada penderita tekanan darah tinggi, orang dengan
tingkat stres tinggi maupun perokok.
3. Patofisiologi
Semua jenis aneurisma pasti meliputi kerusakan lapisan media pembuluh darah. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kelemahan kogenital, taruma atau proses penyakit. Apabila
timbul aneurisma, maka akan selalu cenderung bertambah besar ukurannya. Faktor
resiko meliputi prediposisi genetik, merokok, dan hipertensi. Lebih dari separuh
penderita mengalami hipertensi.
Terkadang pada aorta yang mengalami penyakit aterosklerosis, dapat terjadi robekan
pada intima, atau media mengalami degenerasi, akibanya terjadi diseksi. Aneurisma
diseksi sering dihubungkan dengan hiperteni yang tidak terkontrol. Aneurisma diseksi
disebabkan oleh ruptur lapisan intima mengakbitkan darah mengalami diseksi di lapisan
media. Ruptur dapat terjadi melalui adventisia atau di dalam lumen melalui lapisan
intima, sehingga memungkinkan darah masuk kembali ke jalur utamanya,
mengakibatkan diseksi kronis atau diseksi tersebut dapat menyebabkan oklusi cabangcabang aorta. Kematian biasanya disebabkan oleh hematoma yang ruptur ke luar.
4. Manisfestasi Klinis
a) Manifestasi klinis umum pada aneurisma, terlepas dari tipe dan sisi:
Tekanan darah pada paha bawah lebih rendah dari pada tekanan darah pada lengan.
Normalnya, TD pada paha lebih tinggi dari lengan
c) Manifestasi klinis khusus pada aneurisma aorta torakal (menunujkan tekanan massa
terhadap struktur intratorakal) :
Nyeri dada menyebar ke punggung dan memburuk bila pasien ditempatkan pada
posisi terlentang. Pada anuerisma diseksi, nyeri mengikuti arah dimana pemisah
berlanjut
5. Pemeriksaan Diagnostik
Farmako terapi :
Pembedahan bila terapi obat gagal untuk mencegah pembesaran aneurisma atau
pasien menunjukan gejala-gejala distress akut. Pembedahan meliputi eksisi dan
pengangkatan aneurisma dan pengantian dengan graf sintetik untuk memperbaiki
kontinuitas vaskular.
7. Komplikasi
1. Pengkajian
Kaji apakah klien mempunyai bakat atau bawaan lemahnya pembuluh darah
3. Pola Eliminasi
Kaji apakah klien ada merasakan nyeri dan di daerah mana nyeri tersebut
Kaji apakah klien membutuhkan bantuan orang lain saat melakukan , aktivitas seharihari
Detensi vena-vena superfisial pada dada, leher, atau lengan (menunjukkan tekanan
pada vena kava superior)
Kaji apakah klien ada menggunakan alat bantu pendegaran, penglihatan, cek
terakhir?
Kaji apakah klien mengalami perubahan atau masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang di derita klien
Kaji adakah gangguan penyesuain diri terhadap lingkugan dan situasi baru
3. Perencanaan
Rencana Tindakkan :
R/: Analgesik memblok jaras nyeri. Dosis besar narkotik dapat menutupi gejala-gejala.
R/: Ini dapat menandakan progresi aneurisma dan seperlunya intervensi pembedahan
segera.
3. Kaji karakteristik nyeri meliputi : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan
skala nyeri.
R/: Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya.
Rencana Tindakan :
1. Pantau masukan dan halauran setiap jam bila halauran urine 8 jam kurang dari 240
ml sebaliknya setiap 8 jam.
R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi.
2. Pantau TD, nadi dan pernapasan setiap jam bila di UPI, sebaliknya 2-4 jam.
R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi
R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi
5. Beritahu dokter bila : nyeri dada hebat dan rasa tersobek, syok (kulit dingin dan
lembab, disertai dengan hipotensi, takikardia dan pucat)
Aneurisma Aorta
undefined
undefined
Pengertian aneurisma yang sesungguhnya adalah dilatasi abnormal dari arteri. Hal ini harus dibedakan dari false
aneurisma, dimana terjadi pengumpulan darah disekitar dinding pembuluh darah akibat trauma. Aneurisma dapat
berbentuk fusiformis ataupun berbentuk kantong contohnya aneurisma berry di circle of willis. Beberapa tempat yang
paling sering terjadi aneurisma antara lain: aorta, arteri iliaka, arteri femoralis dan arteri popliteal.
Aneurisma sering terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan sering juga tanpa gejala tetapi jika telah
terjadi ruptur maka ini adalah kegawatdaruratan bedah yang dapat mengancam nyawa pasien.
Anatomi Aorta
Aorta adalah pembuluh darah besar (main trunk) dari segenap pembuluh darah cabangnya yang berfungsi
membawa darah teroksigenasi ke berbagai jaringan di tubuh untuk kebutuhan nutrisinya. Aorta berada sebagai
bagian atas dari vebtrikel, dimana diameternya sekitar 3 cm, dan setelah naik (ascending) untuk jarak yang pendek,
ia melengkung (arch) kebelakang dank e sisi kiri, tepat pada pangkal paru kiri, kemudian turun (descending) dalam
thorax pada sisi kiri kolumna vertebralis, masuk rongga abdomen lewat hiatus diafragmatikus, dan berakhir, dimana
diameternya mulai berkurang (1,75 cm), setingkat dengan vertebra lumbalis ke IV, ia bercabang menjadi arteri iliaca
comunis dekstra dan sinistra. Dari uraian diatas maka aorta dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian: aorta
ascenden, arcus aorta, dan aorta descenden yang dibagi lagi menjadi aorta thoracica dan aorta abdominalis.
Aorta Ascendens (gb. 1)panjangnya sekitar 5 cm, menyusun bagian atas dari basis ventrikel kiri, setinggi batas
bawah kartilago kosta ke III dibelakang kiri pertengahan sternum; ia melintas keatas secara oblik, kedepan, dan
kekanan, searah aksis jantung, setinggi batas atas dari kartilago kosta ke II. Pada pangkal asalnya, berlawanan
dengan segmen valvula aortikus, terdapat tiga dilatasi kecil disebut sinus aortikus. Saat pertemuan aorta ascenden
dengan arcus aorta caliber pembuluh darah meingkat, karena bulging dinding kanannya. Segmen dilatasi ini disebut
bulbus aortikus, dan pada potongan transversal menunjukkan bentuk yang oval. Aorta ascenden terdapat dalam
pericardium.
Batas-batasaorta ascenden dilindungi oleh trunkus arteria pulmonalis dan aurikula dekstra, dan, lebih tinggi lagi,
terpisah dari sternum oleh pericardium, pleura kanan, margo anterior dari pulmo dekstra, jaringan ikat longgar, dan
sisa dari jaringan timus; di posterior ia bersandar pada atrium sinistra dan arteri pulmonary dekstra. Pada sisi kanan,
ia berdekatan dengan vena cava superior dan atrium dekstra; pada sisi kiri dengan arteri pulmonary.
Visceral
Pericardial.
Parietal
Bronchial.
Subcostal.
Esophageal.
SuperiorPhrenic
.
Intercostal.
Mediastinal.
Cabang pericardial (rami pericardiaci)terdiri dari beberapa pembuluh kecil yang terdistribusi pada permukaan
posterior pericardium.
Arteri brochialis (aa. bronchiales)bervariasi jumlah, ukuran, dan asalnya. Terdapat aturan baku bahwa hanya satu
arteri bronchialis dekstra yang berasal dari aorta intercostalis pertama, atau dari arteri bronchialis sinistra superior.
Arteri bronchialis sinistra terdapat dua buah, dan berasal dari aorta thoracalis. Bagian superior arteri bronchialis
sinistra muncul berlawanan dengan vertebra thoracic ke V, bagian inferior terdapat tepat dibawah bronchus sinistra.
Tiap-tiap pembuluh berjalan di bagian belakang masing-masing bronchus, bercabang disepanjang tube bronchus,
memvaskularisasinya. Juga pada jaringan jaringan longgar pulmo, limfonodi bronchialis, dan esophagus.
Arteri esophageal (aa. sophage)terdapat empat atau lima jumlahnya, berasal dari bagian depan aorta, dan
turun oblik kebawah menuju esophagus, membentuk rantai anastomosis disepanjang tube, beranastomosis juga
dibagian atas dengan cabang esophageal dari arteri thyroidea inferior dan dibagian bawah dengan arteri phrenica
inferior sinistra dan arteri gastrica inferior.
Cabang mediastinal (rami mediastinales)adalah sejumlah pembuluh kecil yang mensuplai kelenjar limfe dan
jaringan ikat longgar pada mediatinumk posterior.
Arteri intercostalis (aa. intercostales)terdapat sembilan pasang arteri intercostalis aorta. Mereka berasal dari
bagian belakang aorta, arteri intercostalis dekstra lebih panjang dibanding yang sinistra sesuai dengan posisi aorta
yang disebelah kiri vertebra. Tiap arteri dibagi menjadi ramus anterior dan posterior.
Ramus anteriortiap pembuluhnya ditemani dengan vena dan nervus, yang pertama terdapat diatas dan yang
terakhir terdapat di bawah arteri. Kecuali pada bagian atas dimana nervus terdapat diatas arteri. Arteri intercostalis
aorta yang pertama beranastomosis dengan cabang intercostal dari truncus costocervicalis. Dua arteri intercostalis
bagian bawah berlanjut ke anterior dari spatium intercostalis ke dinding abdomen, serta beranastomosis dengan
arteri subcostalis, epigastrica superior, dan lumbalis.
Cabang-cabangramus anterior memberi cabang antara lain:
Collateral Intercostal.
Lateral Cutaneous.
Muscular.
Mammary.
Cabang intercostalis collateraleberasal dari arteri intercostalis dengan sudut costae, dan turun ke batas atas
costae dibawahnya. Ia juga beranastomosis dengan cabang intercostal dari arteri mammaria interna.
Cabang muscularismemvaskularisasi m. Intercostalis, Pectoralis, dan Serratus anterior.
Cabang cutaneus lateralismenemani cabang cutaneus lateralis dari nervus thoracicus.
Ramus posteriorberjalan kebelakang pada ruangan yang dibatasi bagian atas dan bawah oleh leher dan costae,
medial oleh corpus vertebrae, lateral oleh ligtamentum costotransversalis anterior. Ia memberi cabang spinalis
yang ,masuk kedalam canalis vertebralis lewat foramen intervertebralis dan mensuplai medulla spinalis beserta
membrannya dan vertebra. Kemudian perjalanannya berlanjut melewati processus transversus bersama dengan
divisi posterior nervus thoracicus mensuplai otot punggung dan cabang cutaneus mensuplai kulit punggung.
Arteri subcostalisdiberi nama demikian karena ia berada dibawah costae terakhir. Menyusun pasangan terbawah
cabang yang berasal dari aorta thoracica serta susunan terakhir dari arteri intercostalis. Masing-masingnya melintasi
batas bawah dari costae ke XII dibelakang ginjal dan didepan m. Quadratus lumborum, ditemani dengan nervus
thoracicus ke XII, kemudian bergabung dengan aponeurosis posterior dari m. Transversus abdominis, dan melintas
didepan otot tersebut dan m. Obliquus internus, beranastomosis dengan arteri epigastrica superior, intercostalis
inferior, dan lumbalis. Tiap arteri subcostalis memberi cabang posterior yang mirip distribusinya dengan ramus
posterior arteri intercostalis.
Cabang phrenicus superiormerupakan pembuluh kecil yang berasal dari bagian bawah aorta thoracica;
terdistribusi ke bagian posterior dari permukaan atas diafragma, dan beranastomosis dengan arteri
musculophrenicus dan pericardiophrenicus.
Aorta abdominalis (gb. 4)dimulai pada hiatus aortikus diafragma, didepan batas bawah dari korpus vertebrae
thoracic terakhir, dan, turun didepan kolumna vertebralis, berakhir pada korpus vertebra lumbalis ke IV, sedikit kekiri
dari garis tengah tubuh, kemudian terbagi menjadi dua arteri iliaca comunis. Aorta semakin berkurang ukurannya
dengan semakin banyak ia mempercabangkan pembuluh darah.
Visceral Branches.
Parietal Branches.
Celiac.
Inferior Phrenics.
Superior Mesenteric.
Lumbars.
Inferior Mesenteric.
Middle Sacral.
Middle Suprarenals.
Renals.
Internal Spermatics.
Terminal Branches.
Common Iliacs.
Dari cabang viseral, arteri celiaca dan arteri mesenterika superior dan inferior tidak berpasangan, sementara arteri
suprarenalis, renalis, spermatica interna, dan ovarian adalah berpasangan. Dari cabang parietal, arteri phrenica
inferior dan lumbalis adalah berpasangan; arteri sacralis media tidak berpasangan. Cabang terminal berpasangan.
Arteri celiaca (a. cliaca; celiac axis) (gb. 5)mempercabangkan tiga cabang besar, arteri gastrica sinistra,
hepatica, dan splenica, juga terkadang arteri phrenica inferior.
Arteri phrenica inferior (aa. Phrenic inferiores) (gb. 4)adalah dua pembuluh darah kecil yang memvaskularisasi
diafragma. Ia dapat berasal terpisah dari bagian depan aorta, terkadang salah satunya berasal dari aorta dan yang
lain dari arteri renalis; tetapi jarang muncul terpisah dari aorta. Mendekati bagian belakang tendo central diafragma
tiap pembuluh terbagi menjadi cabang medial dan lateral. Cabang medial melintas kedepan dan beranastomosis
dengan sesamanya disisi yang berlawanan, dan dengan arteri musculophrenicus dan pericardiophrenicus. Cabang
lateral melintas pada sisi thorax, dan beranastomosis dengan arteri intercostalis bawah, dan dengan arteri
musculophrenicus, ia juga memberi cabang ke vena cava inferior dan esophagus. Tiap-tiap pembuluh subcostal
memberi cabang suprarenalis superior menuju kelenjar suprarenal. Spleen dan liver juga menerima beberapa
cabangnya.
Arteri lumbalis (aa. Lumbales)merupakan satu seri denga arteri intercostalsi. Mereka biasanya berjumlah empat
pada tiap sisi, dan berasaldari bagian belakang aorta, berlawanan dengan vertebra lumbalis ke IV. Kadang juga
terdapa tpasangan ke V yang berukuran kecil yang berasal dari arteri sacralis media. Mereka beranastomosis
dengan arteri intercostalis inferior, subcostalis, iliolumbalis, iliaca circumflexi profunda, dan epigastrica inferior.
Cabang-cabangpada sela antara processus transversus tiap arteri lumbalis mepercabangkan ramus posterior yang
terdistribusi ke otot dan kulit punggung, ia kemudian menjadi cabang spinal yang memasuki canalis vertebralis dan
terdistribusi sama dengan cabang spinal ramus posterior arteri intercostalis. Cabang muscular dibentuk dari tiap
arteri lumbalis dan dari ramus posterior dari otot tetangganya.
Arteri sacralis media (a. Sacralis media) (gb. 8)adalah pembuluh kecil, yang muncul dari belakang aorta, sedikit
diatas bifurcatio. Ia turun pada garis tengah didepan vertebra lumbalis ke IV dan V, sacrum dan coccyx, dan berakhir
pada glomus coccygeum (coccygeal gland). Dari situ ia melintas ke permukaan belakang rectum.
Gambar 10: Aneurisma aorta abdominalis dan Berry aneurisma pada sirkulus Willisi
Klasifikasi
Aneurisma dapat digolongkan berdasarkan bentuknya: sakular atau fusiform (gb. 11). Sakular aneurisma menyerupai
kantong (sack) kecil; fusiform aneurisma menyerupai kumparan.
Aneurisma juga dapat digolongkan kedalam dua kelompok true aneurysms dan false aneurysms. True aneurysm
melibatkan pelebaran semua 3 lapis dinding pembuluh darah, intima, media, dan adventitia. True aneurysms dapat
karena malformasi kongenital, infeksi, atau hypertension. False aneurysm, juga disebut sebagai pseudoaneurysm,
melibatkan pelebaran hanya adventitia saja. Pseudoaneurysms dapat karena trauma melibatkan intima pembuluh
darah dan sebagai komplikasi prosedur arteri percutaneous.
Degradasi proteolitik dari dinding jaringan ikat aortapembentukan aneurisma melibatkan proses komplek dari
destruksi tunica media aorta dan jaringan penyokongnya lewat degradasi elastin dan kolagen. Pada model in vivo
dari pembentukan aneurisma aorta abdominalis, meliputi aplikasi calcium chloride dan perfusi elastase intraluminal,
telah digunakan untuk meningkatkan peran berbagai protease selama pembentukan aneurisma. Model tersebut,
sebaik yang telah dipelajari juga pada jaringan aorta manusia, menunjukkan bahwa berbagai matrix
metalloproteinase proteinases (MMPs), berasal dari makrofag dan sel otot polos aorta, memainkan peran terintegrasi
dalam pembentukan aneurisma. Disolusi kolagen intersisial mengikuti ekspresi dari collagenase MMP-1 dan MMP-13
pada aneurisma aorta abdominalis manusia. Elastase MMP-2 (gelatinase A), MMP-7 (matrilysin), MMP-9 (gelatinase
B), dan MMP-12 (elastase makrofag) juga meningkat pada jaringan aneurisma aorta. MMP-12, diekspresikan tinggi
pada aneurisma aorta abdominalis manusia dan dapat berperan penting dalam inisiasi aneurisma. Sebagai
tambahan, tingginya kadar MMP-2, ditemukan pada aneurisma aorta yang kecil, menunjukkan peran MMP-2 pada
pembentukan awal aorta. Terakhir elastase MMP-9 yang dapat diinduksi meningkat pada jaringan aorta, juga pada
serum pasien aneurisma. Selama pembentukan aneurisma, keseimbangan remodeling dinding pembuluh antara
MMPs dan inhibitornya yaitu Tissue Inhibitors of Metalloproteinases (TIMPs), menentukan degradasi elastin dan
kolagen. Lebih lanjut mekanisme biologis yang menginisiasi proteolitik enzim pada aorta belum diketahui.
Inflamasi dan respon imngambaran histologi yang menonjol dari aneurisma aorta abdominalis adalah infiltrasi
transmural oleh makrofag dan limfosit. Dihipotesiskan bahwa sel ini secara simultan melepaskan kaskade sitokin
yang menghasilkan aktivasi berbagai protease. Pemicu untuk influk dan migrasi leukosit belum diketahui, tetapi
paparan produk degradasi elastin pada dinding aorta dapat berperan sebagai primary chemotactic attractant untuk
infiltrasi makrofag. Konsep bahwa pembentukan aneurisma adalah respon autoimun didukung oleh infiltrat ekstensif
dari limfosit dan monosit, juga deposisi imunogobulin G yang reaktif terhadap matriks protein ekstraselular pada
dinding aorta. Tunica adventicia tampaknya adalah area utama yag menjadi tempat infiltrasi leukosit dan aktivasi
inisial MMP. Sitokin dari makrofag dan limfosit meningkat pada dinding aneurisma aorta, meliputi IL-1, TFN-a, IL-6,
IL-8, MCP-1, IFN-g, dan GM-CSF. Sitokin inflamatori ini, bersama dengan plasminogen aktivator, menginduksi
ekspresi dan aktivasi dari MMPs dan TIMPs.
Stress biokimia pada dindingletak terbanyak infrarenal untuk pembentukan aneurisma aorta abdominalis
menunjukkan perbedaan potensial pada struktur aorta, biologi dan stress disepanjang aorta. Peningkatan shear dan
tension pada dinding aorta menghasilkan remodeling kolagen. Lebih lanjut, penurunan rasio elastin terhadap kolagen
dari proksimal ke distal aorta dapat relevan secara klinis semenjak penurunan elastin berhubungan dengan dilatasi
aorta, sementara degradasi kolagen adalah predisposisi untuk ruptur. Saat aneurisma terbentuk, maka peningkatan
stress dinding adalah penting dalam percepatan dilatasi dan peningkatan risiko ruptur. -blockers berperan untuk
mengurangi stress dinding dan telah diperkirakan berperan protektif untuk dilatasi aneurisma dan ruptur pada model
binatang.
Molekular genetikfamilial cluster dan subtype HLA menunjukkan baik peran genetik dan imunologis dalam
patognesis aneurisma. Yang terbaru, tidak ada polimorfisme gen tunggal atau defek yang dapat
diidentifikasi sebagai denominator yang paling sering untuk aneurisma aorta abdominalis. Beberapa fenotip
telah ditemukan berhubungan dengan pembentukan aneurisma aorta abdominalis. Sebagai contoh, Hp-2-1
fenotip haptoglobin dan defisiensi a1-antitrypsin berasosiasi dengan pembentukan aneurisma. Sebagai
tambahan, adanya penurunan frekuensi aneurisma pada pasien dengan Rh-negative blood group dan penngkatan
frekuensi pada pasien dengan MN atau Kell-positive blood groups.
Mekanisme gabungankombinasi dari faktor multipel meliputi stress hemodinamik lokal, fragmentasi tunica media,
dan presdiposisi genetik, lewat mekanisme imunologi yang tidak diketahui sepertinya menstimulasi sel-sel inflamasi
kedalam dinding aorta. Sel inflamasi kemudian melepaskan chemokine dan sitokin menghasilkan influk lebih lanjut
dari leukosit dengan ekspresi dan aktivasi protease, terutama MMPs. Protease ini menghasilkan degradasi tunica
media dan dilatasi aneurisma. Peningkatan stress dinding kemudian melanjutkan proses proteolisis dan progresifitas
dilatasi aneurisma dengan ruptur aorta jika tidak ditangani dengan tepat.
substernal, punggung, atau leher. Yang lainnya menderita dispneu, stridor, atau batuk akibat penekanan pada
trakhea, disphagia akibat penekanan pada esophagus, hoarseness akibat penekanan pada nervus laryngeus
recurrent sinistra, atau edema leher dan lengan akibat penekanan pada vena cava superior. Regurgitasi aorta karena
distorsi anulus valvula aortikus dapat terjadi dengan aneurisma aorta ascenden.
Pemeriksaan Penunjang
- Ultrasound (gb. 14adalah pemeriksaan skrining pilihan dan bernilai juga untuk mengikuti perkembangan
aneurisma pada pasien dengan aneurisma yang kecil (<5 cm). Biasanya aneurisma membesar 10% diameter per
tahunnya; sehingga USG abdomen direkomendasikan untuk aneurisma yang lebih besar 3,5 cm.
- Kidney failure
- Heart attack
- Stroke
- Aortic dissection
Diagnosis Banding
Aneurisma aorta thoracica
Keadaan penyebab nyeri dada dapat dijadikan diagnosis banding, antara lain:
Penyebab
Penyakit
Esophagitis
Perikarditis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Infark miokard akut
Diseksi aorta
Hemothorak masif
Pneumothorak
Fraktur costae
Inflamasi
Obstruksi
Iskemia
Hemoragi
Trauma
Penyebab
Inflamasi
Obstruksi
Iskemia
Hemoragi
Trauma
Penyakit
Perforasi ulkus peptik
Perforasi usus tifus
Pankreatitis akut
Kolesistitis akut
Peritonitis
Hernia inkarserata
Volvulus
Nephrolitiasis, Ureterolitiasis (kolik ureter)
Kholelitiasis (kolik bilier)
Hernia strangulata
Volvulus
Kehamilan ektopik
Ruptur organ (perdarahan gunjal, limpa atau hati)
Perforasi organ berongga
Prognosis
outcome biasanya baik jika perbaikan dilakukan oleh ahli bedah yang berpengalaman sebelum ruptur. Kurang dari
50% dari pasien bertahan dari ruptur aneurisma abdominal. Mortalitas setelah open elective atau endovascular repair
adalah 1-5%. Pada umumnya pasien dengan aneurisma aorta yang lebih besar dari 5 cm mempunyai kemungkinan
tiga kali lebih besar untuk meninggal sebagai konsekuensi dari ruptur dibandingkan dari reseksi bedah. Survival rate
5 tahun setelah tindakan bedah adalah 60-80%. 5-10% pasien akan mengalami pembentukan aneurisma lainnya
berdekatan dengan graft.
Prevensi
Aktivitas fisik yang cukup, konsumsi yang baik dan cukup, hindari merokok.
KESIMPULAN
- Aorta adalah pembuluh darah besar dari segenap pembuluh darah cabangnya yang berfungsi membawa darah
teroksigenasi ke berbagai jaringan untuk kebutuhan nutrisinya.
- Kata aneurisma berasal dari bahasa yunani aneurysma berarti pelebaran. Aneurisma adalah keadaan dimana
pembuluh darah menjadi membesar secara abnormal
- Aneurisma aorta adalah aneurisma yang melibatkan aorta.
- Aorta dipisahkan menjadi: aorta ascenden, arcus aorta, dan aorta descenden yang dibagi lagi menjadi aorta
thoracica dan aorta abdominalis.
- Aneurisma dapat digolongkan berdasarkan bentuknya: sakular atau fusiform. Dapat juga digolongkan kedalam dua
kelompok true aneurysms dan false aneurysms.
- Aneurisma dapat terjadi sebagai kelainan kongenital atau akuisita. Penyebab pastinya belum diketahui.
- Faktor risiko meliputi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, perokok
tembakau, alkoholism, insomnia, dan obesitas.
- Aneurisma dapat terjadi dimana terdapat pembuluh darah, paling sering terjadi pada arteri tetapi dapat juga pada
vena. Beberapa lokasi antara lain pada: aorta, otak, tungkai bawah, usus, spleen.
- Patogenesis aneurisma belum diketahui pasti tetapi telah diidentifikasi 4 mekanisme: 1) degradasi proteolitik dari
dinding jaringan ikat aorta, 2) inflamasi dan respon imun, 3) stress biokimia pada dinding, dan 4) molecular genetik.
- Aneurisma yang terbentuk perlahan dalam beberapa tahun sering tanpa gejala. Jika aneurisma mengembang
cepat, maka terjadi ruptur aneurisma, atau aortic dissection.
- Gejala aneurisma aorta abdominal: nyeri midabdominal atau punggung bawah atau keduanya dan adanya pulsasi
aorta prominen.
- Gejala aneurisma aota thoracica: nyeri substernal, punggung, atau leher, dispneu, stridor, batuk, disphagia,
hoarseness, atau edema leher dan lengan.
- Pemeriksaan penunjang: abdominal ultrasound, CT scan abdomen, angiography aorta.
- Terapi aneurisma adalah intervensi bedah atau observasi.
- Aneurisma kecil dan tidak bergejala direkomendasikan pemeriksaan kesehatan periodik.
- Aneurisma bergejala perlu tindakan bedah. Direkomendasikan untuk aneurisma > 5 cm diameter dan aneurisma
yang meningkat ukurannya secara cepat. Tujuan tindakan bedah adalah mencegah terjadinya komplikasi.
- Komplikasi: aortic rupture, hypovolemic shock, arterial embolism, kidney failure, heart attack, stroke, aortic
dissection.
- Penyebab nyeri dada dapat dijadikan diagnosis banding, antara lain: esophagitis, perikarditis, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis, infark miokard akut, diseksi aorta, hemothorak masif, pneumothorak, fraktur costae.
- Penyebab akut abdomen dapat dijadikan diagnosis banding, antara lain: perforasi ulkus peptik, perforasi usus tifus,
pankreatitis akut, kolesistitis akut, peritonitis hernia inkarserata, volvulus, nephrolitiasis, ureterolitiasis (kolik ureter),
kholelitiasis (kolik bilier) dll.
- Prognosis biasanya baik jika perbaikan dilakukan oleh ahli bedah yang berpengalaman sebelum ruptur.
- Aktivitas fisik yang cukup, konsumsi yang baik dan cukup, hindari merokok dapat mencegah timbulnya aneurisma