PENDAHULUAN
melihat perkembangan,
keadaan dan kondisi suatu sasaran, pemerataan tingkat partisipasi dan hasil yg
diperoleh, (4) menggali potensi-potensi dan sumberdaya guna melaksanakan kegiatan
secara mandiri.
Sedangkan tujuan pengembangan posdaya adalah terpeliharanya modal sosial
masyarakat seperti gotong royong, terbentuknya wadah partisipasi masyarakat,
dukungan antar keluarga dalam suasana rukun, dan menanam sikap mandiri. Posdaya
memiliki sasaran atau hasil yang diharapkan yaitu berkaitan dengan berkembangnya
kegiatan atau upaya pemberdayaan keluarga miskin atau prasejahtera, meningkatnya
Pada bidang pertanian yaitu permasalahan berkaitan dengan hama tikus dan
cuaca yang tidak mendukung bagi petani tembakau (curah hujan yg tinggi) sehingga
banyak tembakau yang gagal panen.
Pada bidang kewirausahaan yaitu berkaitan dengan infrastruktur pantai yang
sulit dilalui, serta pengelolaan sapi perah dan industri genteng yang belum terkelola
dengan baik. Sedangkan peluang dan hambatan di Desa Sabrang.
Sasaran
2. Bidang Kesehatan
Pembentukan POSDAYA TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Penanggung Jawab
Khalayak sasaran
: Masyarakat
Khalayak sasaran
: Masyarakat
Sasaran
2.3.2.
a. Bidang Pendidikan
Penyuluhan NAPZA
Penanggung jawab
Tujuan
Khalayak sasaran
b. Bidang Kesehatan
a. Glukocheck & Tensi Home Care dan Penyuluhan Diabetes Militus
Penanggung jawab
Tujuan
Khalayak sasaran
: Lansia
b. Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Ibu Hamil Dan Balita
Penanggung jawab
: Vitta Permata Sarie
Tujuan
Khalayak sasaran
: Ibu-ibu
c. Penyuluhan pemilihan obat dengan metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif)
Penanggung Jawab
: Nadia Putih Kusumaartanti
Tujuan
: Memberikan pemahaman kepada Ibu-Ibu
terhadap obat kesehatan
d. Penyuluhan Garam Beryodium
Penanggung Jawab
: Semua Peserta KKN 24 SABRANG
c. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
Penyuluhan pemasaran hasil olahan tanaman TOGA pada ibu-ibu PKK
Penanggung jawab
Khalayak sasaran
d. Bidang Lingkungan
1. Penyuluhan Terhadap Bahaya Penggunaan Pupuk Kimia
Penanggung Jawab
: Fransiska Yanti
Khalayak sasaran
: Kelompok Tani
2. Memberikan penyuluhan tentang AMDAL (Analisis
Dampak
: Angga Bayu
Khalayak Sasaran
Adapun teknik kegiatan atau cara yang digunakan agar masyarakat dapat
aktif, mengerti, menghayati serta mengamalkan apa yang telah kita lakukan bersama
sebelumnya terbagi menjadi dua pendekatan, yaitu :
Jenis Kegiatan
Realisasi Anggaran
1.
Kesekretariatan
Kertas A4 2 rim @ Rp. 27.000,00
Tinta
Stop map 4@ Rp. 500,00
Amplop
Foto kegiatan kelompok dan
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
figura
Foto kelompok dan Cuci cetak
Rp.
Penjilidan proposal
Pembuatan laporan
Dokumentasi 2 DVD
kenang-kenangan
Subtotal
54.000,00
80.000,00
2.000,00
1.000,00
52.000,00
100.000,00
Rp.
15.000,00
Rp.
120.000,00
Rp.
15.000,00
Rp.
700.000,00
Rp.
1.001.000,00
2.
Bidang Kewirausahaan
Pemasaran desa wisata di Sabrang Rp.
150.000,00
Rp.
150.000,00
3.
Bidang Pendidikan
Pelatihan dan penggerakan kader Rp.
BKB (Bina Keluarga Balita)
Bimbingan belajar pada siswa SD
Rp.
Subtotal
4.
Bidang Kesehatan
Penyuluhan di posyandu
Rp.
Pembentukan dan penggerakkan Rp.
100.000,00
50.000,00
Rp.
30.000,00
100.000,00
250 .000,00
10
300.000,00
pada lansia
Pembentukkan dn penggerakan Rp.
200.000,00
20.000,00
Subtotal
5.
Bidang Lingkungan
Pemberian dan penanaman bibit
Perpisahan
Subtotal
TOTAL
Rp.
Rp.
Rp
650.000,00
25.000,00
25.000,00
Rp.
50.000,00
Rp.1.974.000,00
11
kebutuhan
sehari-hari
lainnya.
Dengan
adanya
teknologi
pengolahan/pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut dapat diatasi, sehingga air
susu beraroma enak dan disukai orang. Air susu yang banyak menyebar dan dikenal
di pasaran adalah air susu sapi. Sebenarnya air susu kambing dan kerbau tidak kalah
nilai gizinya dibandingkan dengan air susu sapi. Hanya karena faktor kebiasaan dan
ketersediaannya maka air susu sapi lebih menonjol dipasaran.
Usaha budidaya sapi perah pada umumnya mengalami beberapa keterbatasan,
seperti penyediaan jumlah dan kualitas pakan, bibit, penyakit reproduksi dan
kebiasaan berusaha yang sulit dirubah sehingga merupakan sebagian faktor penyebab
rendahnya produksi susu. Sudah banyak tersedia teknologi yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas pakan dari biomass hasil limbah pertanian. Peningkatan
produksi susu nasional perlu diimbangi dengan pendayagunaannya secara optimal
sehingga secara langsung dapat dikonsumsi oleh lingkungan masyarakat kota dan
pedesaan. Sebagian besar produksi susu nasional dimanfaatkan oleh Industri
Pengolahan Susu (IPS) untuk diproduksi menjadi produk susu olahan. Produk susu
olahan dengan cara modifikasi proses penambahan maupun pengurangan komposisi
12
zat-zat nutrisi, penambahan flavor dan aroma. Susu mempunyai sifat lebih mudah
rusak dibandingkan dengan hasil ternak lainnya sehingga penanganan susu harus
tepat dan cepat. Pengolahan susu secara sederhana merupakan salah satu penanganan
lepas panen yang perlu dikembangkan karena untuk memperluas pemasaran susu
sebagai usaha perbaikan gizi masyarakat disamping para peternak tidak terlalu
tergantung pada Industri Pengolahan Susu. Penganekaragaman produk olahan susu
sebagai salah satu upaya untuk mendapat nilai tambah produk susu.
Pengembangan usaha sapi perah merupakan usaha yang memiliki prospek
yang baik mengingat potensi sumberdaya alam Indonesia yang memungkinkan secara
agroklimatis dan potensi sumberdaya hijauan dan limbah pertanian yang tersedia
akan tetapi pengembangan usaha sapi perah tersebut menjadi bermasalah jika tidak
disertai dengan pengolahan dan jaminan pasar susu dengan harga yang baik. Susu
merupakan produk utama ternak sapi perah yang memiliki nilai gizi tinggi.
Kebutuhan dan permintaan susu nasional semakin meningkat seiring bertambahnya
jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi
susu. Hal ini menyebabkan produktivitas susu sapi harus ditingkatkan supaya dapat
memenuhi kebutuhan dan permintaan susu nasional. Saat ini produk susu nasional
baru mencapai 25-30% kebutuhan konsumsi nasional sedangkan Indonesia
membutuhkan sekitar 2,5 juta ton per tahun, sehingga harus mendatangkan susu dan
produk olahannya dari luar negeri, terutama dari Australia dan New Zealand. Kondisi
ini sangat jelas menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi, sehingga apabila
terjadi gejolak pasokan dari luar negeri maka akan menyebabkan kenaikan harga
akibat dari kekurangan stok susu di dalam negeri. Gejolak harga tersebut dapat
ditekan jika produksi dalam negeri dapat ditekan jika produksi dalam negeri dapat
ditingkatkan melalui peningkatkan populasi dan produktivitas sapi perah.
Ambulu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Wilayah selatan kecamatan ini berbatasan dengan Samudra Hindia. Salah
satu pantai yang terkenal adalah Pantai Watu Ulo. Kecamatan Ambulu mempunyai
luas wilayah 104,56 km2 dengan ketinggian rata-rata 18 m dari atas permukaan laut.
13
Kecamatan Ambulu terdiri dari 7 desa yaitu : Sumber Rejo, Andong Sari, Sabrang,
Tegalsari, Ambulu, Pontang, Karanganyar, dengan jumlah Dusun 27 buah, RW 193
RW dan RT 608 RT. Seluruh Desa berkualifikasi Desa Swakarya. Jumlah Penduduk :
98.407 Pendidikan: Terdiri dari 52 SD, 13 SMP, dan 11 SMA (sederajat) dan 3 PT.
terdiri dari 15 bank termasuk Bank Mandiri, BCA, BRI, Danamon; 58 Koperasi, 1
KUD, 8 pasar; dan 9 PT/CV.
Sabrang merupakan salah satu desa di Kecamatan Ambulu yang mayoritas
warganya berpenghasilan dari sektor pertanian. Pertanian merupakan mata
pencaharian utama bagi masyarakat Desa Sabrang. Sebanyak 5.470 warga Desa
Sabrang terdata sebagai petani.
Dengan lahan persawahan yang digunakan seluas 680 ha belum termasuk
lahan perladangan dan hutan lindung yang dimanfaatkan sebagai hutan jati atas
kerjasama pemerintah dan masyarakat. Pada umumnya petani menggunakan lahan
persawahannya untuk menanam padi, jagung, sayuran serta tembakau. Selain adanya
lahan pertanian, di Sabrang juga terdapat peternakan sapi perah yang dikelola oleh
Yayasan Al- Ghozali Desa Sabrang-Ambulu. Awal berdirinya peternakan susu sapi itu
sendiri terhitung sejak berdirinya Pondok Pesantren Bustanul Ulum pada tahun 2010.
Dalam hal ini, pengolahan susu sapi perah dikelola atau berada dibawah naungan
Yayasan Al-Ghozali Desa Sabrang-Ambulu. Dalam hal ini, antara peternakan sapi
dan pondok pesantren saling berhubungan, artinya hasil dari penjualan susu sapi
perah itu sendiri sebagian dari dana dari penjualan digunakan atau dioperasionalkan
untuk memenuhi kebutuhan Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
Awal dibentuknya peternakan sapi itu sendiri berawal dari simpati atau rasa
kasihan terhadap banyaknya anak yang tidak bersekolah. Oleh karena itu sebagian
dana dari penjualan hasil sapi perah digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah
bagi para santri-santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
Pondok ini menerapkan program sekolah gratis. Untuk mencukupi operasional
pondok, didirikanlah peternakan sapi perah Al-Ghozali ini pada tahun 2010. Awalnya
sapi perah berjumlah 20 ekor sapi, kemudian berkembang menjadi 40 ekor, dan
14
sekarang sudah sekitar 100-an ekor sapi, dan beberapa dari sapi tersebut di Impor dari
New Zealand. Untuk memenuhi penjualan, sebagian dari hasil penjualan susu sapi
perah dipasarkan dikalangan pondok pesantren, warga, serta sebagian juga dijual
kepada pihak Nestle.
Awal kerjasama dengan pihak Nestle karena ada undangan dari pihak Nestle,
karena daerah Jember dinilai layak untuk potensi sapi perah dan dapat dipromosikan.
Sebelum bekerja sama dengan pihak Nestle, susu sapi dijual ke masyarakat. Akan
tetapi, pasaran di masyarakat tidak menentu atau dengan kata lain bisa turun naik
dalam hal pembelian susu sapi itu sendiri dikalangan masyarakat. Oleh karena itu,
dengan pasar yang kurang mendukung, akhirnya mereka pun melakukan kerja sama
dengan pihak Nestle. Susu dikirim dua hari sekali, dengan menggunakan kendaraan
yang sebelumnya susu sapi disimpan dipendingin agar enzim dalam susu tidak rusak.
Pos penampungan susu di Jember ada di Sabrang (Al-Ghozali), Blater (Mahesa), dan
Jubung (Mahesa). Dari Al-Ghozali mengirimkan susu 400 liter per hari. Mengenai
harga, dalam hal ini pihak Nestle memberikan patokan atau kisaran harga yang tidak
sama, artinya mereka memberikan harga sesuai pada TS atau kandungan gizi yang
tergantung pada setiap hasil susu sapi perah tersebut. Berikut variasi harga yang
diberikan Nestle jika dilihat dari grade atau tingkatannya:
Grade 1
: Rp 3800/liter
Grade 2
: Rp 3500/liter
Grade 3
: Rp 3300/liter
Kerjasama dengan Nestle lancar, hanya saja harga yang dirasa kurang cocok.
Banyaknya jumlah susu sapi perah yang dihasilkan sapi lokal yang sedikit. Susu
sapi impor dapat 30 liter/hari, sapi lokal hanya mencapai 20 liter/hari, bahkan bisa
dihasilkan 10 liter/hari saja. Kurang adanya pengaturan pada pangan peternakan,
khususnya peternakan sapi yang membuat pakan sapi kurang gizi, sapi yang tidak
15
gemuk, dan jumlah pakan yang dirasa kurang sehingga susu yang dihasilkan juga
berkurang.
Permasalahan yang dihadapi peternak sapi perah secara umum dan peternak sapi
perah Jember pada khususnya adalah besarnya ketergantungan peternak terhadap
IPS dalam memasarkan susu segar yang dihasilkannya. Dengan tidak keberpihakan
Pemerintah Daerah Jember terhadap peternak, hal ini menimbulkan kecenderungan
bahwa harga susu segar yang diterima peternak relatif rendah. Adanya
pemberlakuan standar bahan baku yang ketat oleh kalangan IPS mendudukkan
peternak sapi perah pada posisi tawar (bargaining position) yang rendah. Selain
harga susu yang sangat murah pada tingkat peternak, tekanan yang diterima
peternak semakin bertambah dengan adanya retribusi yang diberlakukan oleh
Pemda.
Harga susu segar di tingkat peternak Jember oleh IPS dipatok dalam kisaran Rp
3.200 Rp 3.400 per liter sesuai dengan kualitas, sedangkan harga di tingkat
koperasi pengepul yang melakukan penyimpanan dan pengiriman ke IPS Rp 4.000
Rp 4.500 per liter. Bandingkan dengan harga jual produk susu segar UHT dari
berbagai IPS yang nilainya mencapai Rp 12.500 Rp 13.000. Posisi peternak
dalam hal ini sangat tidak diuntungkan. Idealnya harga di tingkat peternak Rp
4.000 Rp 4.500 dan harga di tingkat koperasi Rp 5.200 Rp 5.500 mengingat
harga konsentrat sebagai suplemen pakan sapi per kilonya sudah mencapai hampir
Rp 3.000.
Di lihat dari sisi konsumen masyarakat Jember, harga jual susu UHT yang
mencapai Rp 12.500 Rp 13.000 sangat memberatkan. Soal harga inilah salah satu
alasan yang menyebabkan konsumsi susu masyarakat Jember masih rendah.
Sampai sekarang industri pengolahan susu lokal (seperti MILKU Jember) masih
belum mampu menjembatani antara kepentingan peternak, untuk terlepas dari
ketergantungannya kepada IPS, dengan kepentingan konsumen, dan untuk
mendapatkan harga susu yang murah. Berdasar pada harga susu segar di tingkat
peternak (Rp 3.200 Rp 3.400 per liter) dengan harga susu UHT produk IPS,
16
selisih harganya mencapai Rp 9.300 Rp 9.600 per liter. Selisih harga yang
besarannya mencapai 3 kali lipat dari harga susu segar di tingkat peternak ini
dibebankan kepada konsumen dan nilai sebesar itu dinikmati bukan oleh
masyarakat Jember.
Konsumsi susu keluarga rata-rata yang rendah secara langsung berpengaruh
terhadap konsumsi rata-rata susu anak-anak balita dan usia sekolah. Pada kondisi
sedemikian, dengan rata-rata konsumsi susu 8 liter/tahun/orang, maka konsumsi
susu rata-rata anak Jember setara dengan 22 ml atau 3 4 sendok/anak/hari.
Tentunya dengan jumlah konsumsi rata-rata sebanyak 22 ml tidak mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Apalagi
ditambah dengan perimbangan nutrisi dari makanan pokok yang kurang baik,
maka tidak tertutup kemungkinan akan meningkatnya penyakit-penyakit kurang
17
18
Wakil Direktur
Abdul Ghofur, S.E.
Bendahara
Hj. Siti
Hamidah
Sekretaris
Shofil Mubarok
Ketua Bagian
Ketua Bagian
Ketua Bagian
Ketua Bagian
Pakan
Pemerahan
Kebersihan
Keamanan
Moh. Zaky
Moh. Kholid
Sapuan
Galuh
Ketua
Bagian
Kesehatan
Hewan
Arifin
19
Gambar
20
21
Sasaran
Waktu
: 24 Juli 2013
Tempat
: Balai Dusun Krajan
Jumlah peserta
: 15 orang
Hasil kegiatan
:
Kegiatan Posdaya pembuatan yogurt ini dilakukan satu kali pada
tanggal 20 juli 2013,kami memilih satu dusun yaitu di dusun krajan karena
hanya di dusun ini yang tidak memiliki kegiatan/program kerja maka dari itu
kami melaksanakan kegiatan ini di dusun krajan, di karenakan juga antusias
dari ibu-ibu PKK dengan memanfaatkan susu sapi yang ada di desa
sabrang,kami juga memberikan informasi-informasi tentang kewirausahaan
dan pemasaran tentang penjualan yogurt, dan diharapkan yogurt ini dapat
berjalan terus sampai mempunyai nama merek dagang dan dapat dikirim ke
seluruh Indonesia.
Evaluasi kegiatan
:
Program ini awalnya tidak berjalan lancar karena kepala dusun krajan
kurang mendukung dan merespon kegiatan ini,namun setelah kami memberi
pengertian kepada kepala dusun krajan,akhirnya kepala dusun krajan
menyetujui program kami,program ini berjalan efektif dan lancer,dan pemilik
peternakan sapi perah sangat menyutujui dan mendukung program kami,juga
ibu-ibu PKK sangat mendukung program kami.
22
b. Bidang Kesehatan
Pembentukan posdaya TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
23
Penanggung Jawab
Sasaran
Tanggal
: 3 Juli 2013 dan 18 Juli 2013
Tempat
: Dusun Tegalrejo dan Dusun Jatirejo
Jumlah peserta
: 25 orang
Hasil kegiatan
:
Kegiatan Posdaya TOGA ini dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 3
Juli 2013 dan 18 Juli 2013. Kami memilih pada dua dusun, Tegalrejo dan
Jatirejo. Penanaman TOGA ini dilakukan pada pagi hari. Dilakukan pada
lahan rumah kepala dusun sebagai percontohan kepada masyarakat agar dapat
memanfaatkan lahan kosong di rumah masing-masing. Kami juga memberi
penyuluhan sedikit tentang manfaat dan informasi-informasi tentang
kewirausahaan tanaman TOGA. Diharapkan ibu-ibu PKK dan masyarakat
dapat memanfaatkan dan mengembangkan dari tanaman TOGA ini.
Ibu-ibu PKK dan masyarakat antusias pada kegiatan ini. Ada tanya
jawab sedikit tentang pengobatan-pengobatan yang bisa dilakukan dari
tanaman tersebut. Juga ketertarikan pada kewirausahaan ini.
Evaluasi kegiatan
:
Program penyuluhan tersebut berjalan sangat lancar. Diharapkan
kegiatan ini benar-benar ditindaklanjuti oleh masyarakat sekitar agar
melakukan kegiatan penanaman TOGA ini di lahan rumah masing-masing.
24
Sasaran
: Masyarakat
Tanggal
: 21 Juli 2013
Tempat
: Dusun Ungkalan
Hasil kegiatan
:
Pembuatan blog desa wisata Pantai Rowo Cangak ini ditujukan guna
memperkenalkan dan memasarkan pantai rowo cangak yang berada di desa
sabrang kecamatan ambulu kepada masyarakat luas baik itu wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara. Dimana kami melihat bahwa
pantai rowo cangak memiliki potensi sebagai tujuan wisata, oleh sebab itu
sangatlah penting adanya suatu kegiatan khususnya dalam bidang pemasaran
Pantai Rowo Cangak ini.
Evaluasi kegiatan
Dari kegiatan pembuatan blog desa wisata dan memasarkan melalui media
internet, bbm dll. Masyarakat (kerabat dekat dan teman-teman) tertarik untuk
mengujungi Pantai Rowo Cangak yang berada di Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember.
25
Sasaran
: Masyarakat
Waktu
Tempat
Hasil kegiatan
26
27
Tujuan
Sasaran
Waktu
28
Tempat
: Dusun Krajan
Hasil kegiatan
:
Penyuluhan NAPZA ini tujukan kepada para siswa dan siswi smp
negeri 2 ambulu, tepatnya kepada para siswa dan siswi kelas satu smp yang
sedang melakukan MOS. Penyuluhan NAPZA ini bertujuan untuk
memberikan edukasi kepada siswa dan siswi tentang bahaya narkoba.
Evaluasi kegiatan
Penyuluhan NAPZA ini berjalan dengan lancar dimana para siswa dan
siswi antusias sekali dengan apa yang disampaikan oleh nara sumber tentang
bahaya NAPZA.
2. Bidang Kesehatan
e. Cek Glukosa, Asam Urat, Tensi Home Care dan Penyuluhan Diabetes
Melitus
Penanggung jawab
Tujuan
Sasaran
: Lansia
Tanggal
Tempat
Jumlah peserta
Hasil kegiatan
29
f. Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut pada Ibu Hamil Dan Balita
Penanggung jawab
: Vitta Permata Sarie
Tujuan
Sasaran
: Ibu-ibu
Tanggal
30
Tempat
: Dusun Kebonsari
Jumlah peserta
: 10 anak dan 30 ibu hamil
Hasil kegiatan
:
Kegiatan ini dilakukan saat posyandu di Dusun Kebonsari.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada balita dan ibu hamil. Kegiatan
untuk balita dilakukan dengan memberikan tontonan film kartun lucu
tentang gigi. Sehingga balita tertarik untuk menonton film dan secara tidak
langsung mengerti pentingnya menggosok gigi sehari dua kali. Untuk ibuibu hamil dilakukan pendekatan sendiri dan kegiatan ini berjalan dengan
lancar.
Evaluasi kegiatan
:
Ada kurang konfirmasi tentang tempat posyandu, sehingga
kebingungan mencari tempat dan datang terlambat.
g. Penyuluhan pemilihan obat dengan metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif)
Penanggung Jawab
: Nadia Putih Kusumaartanti
Tujuan
: Memberikan pemahaman kepada Ibu-ibu
terhadap obat kesehatan
Sasaran
: Ibu-ibu PKK
Waktu
Tempat
Jumlah peserta
: 30 Juni 2013
: Dusun Kebonsari
: 37 orang
Hasil kegiatan
31
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas. Hal ini membuktikan
bahwa informasi yang telah disampaikan dapat diterima dengan baik.
32
Sasaran
: Ibu-ibu PKK
Waktu
: 27 Juni 2013
Tempat
: Dusun Krajan
Jumlah peserta
: 60 orang
Hasil kegiatan
:
Kegiatan ini dilakukan dalam acara mengisi kegiatan ibu-ibu PKK di
Balai Desa Sabrang. Kegiatan ini bersifat perkenalan mahasiswa KKN.
33
3. Bidang Lingkungan
3. Penyuluhan Terhadap Bahaya Penggunaan Pupuk Kimia
Penanggung Jawab
: Fransiska Yanti
Sasaran
: Kelompok Tani
Waktu
: 21 Juni 2013
Tempat
: Dusun Kebonsari
Jumlah peserta
: 60 orang
Hasil kegiatan
:
Penyuluhan yang dilakukan di kelompok tani desa Sabrang ini bertujuan
untuk memberikan informasi tentang bahaya penggunaan pupuk kimia.
Evaluasi kegiatan
:
Kegiatan ini berlangsung lancar dan masyarakat antusias.
34
4. Memberikan
penyuluhan
tentang
AMDAL
(Analisis
Dampak
: Angga Bayu
Sasaran
Waktu
Tempat
Jumlah peserta
Hasil kegiatan
Penyuluhan
: 24 Juli 2013
: Balai Dusun Krajan
: 15 orang
:
ini bertujuan guna menyadarkan,
mengajak,
terhadap
lingkungan
yang
diakibatkan
oleh
pembuangan
35
36
4.1 Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata yang kami laksanakan selama 45 hari ini terdapat
beberapa hal yang dapat kami jadikan suatu pelajaran sebagai bekal untuk hidup
ditengah-tengah masyarakat. Jika ditelaah lebih jauh, waktu 45 hari belum cukup bagi
kami untuk menjalankan semua program yang telah direncanakan. Namun, kami
berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan semua program kelompok kami
dengan baik dan berhasil.
Dari program KKN ini pula kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan KKN mahasiswa dapat menimba ilmu pengetahuan secara informal
yang dimiliki masyarakat desa secara turun temurun.
2. Mahasiswa dapat memberikan pengetahuan secara modern serta penerapan
IPTEK demi kemajuan desa.
3. Mahasiswa diharuskan dapat ikut membantu memecahkan persoalanpersoalan yang ada pada masyarakat.
4. Secara realistis mahasiswa dipandang sebagai motivator dan dinamisator bagi
setiap kegiatan yang ada di desa.
4.2 Saran
Mahasiswa yang telah melakukan kuliah kerja tentunya mempunyai banyak
cerita tentang bagaimana mahasiswa tersebut melaksanakan kuliah kerja. Hal tersebut
tentunya dapat menjadi referensi untuk kuliah kerja gelombang selanjutnya. Saran
penulis kepada pembaca adalah koordinasi. Pengerteian koordinasi disini adalah
kordinasi dengan teman satu kelompok dan masyarakat sekitar serta koordinasi
dengan kuliah kerja gelombang sebelumnya. Karena hal tesebutlah yang bisa
menjadikan kesempurnaan dari kuliah kerja. Kesempurnaan yang dimaksud adalah
dengan melanjutkan program yang telah ada, jadi program yang telah ada tersebut
akan selau terus berjalan dan terus mengembang.
37
38
BIODATA PESERTA
BIODATA MAHASISWA KKN GELOMBANG II
UNIVERSITAS JEMBER TA. 2012/2013
DESA
: SABRANG
ALAMAT
: Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
KELOMPOK : 24
1. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
2. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
3. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
39
4. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
5. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
:
:
:
:
:
:
Alamat di Jember
Jember
: Perum Puri Sadewo Jl. Durian gang 2 nomer 6
Telp./HP
Jabatan kelompok
Jember
: 085746783736
: Anggota
6. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
:
:
:
:
:
:
:
:
:
7. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
:
:
:
:
:
:
40
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
8. Nama
Tempat, tanggal lahir
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat asal
Alamat di Jember
Telp./HP
Jabatan kelompok
Fransiska Yanti
Banyuwangi, 14 Agustus 1992
101510501156
Pertanian
Agroteknologi
Karangmulyo, Tegalsari, Banyuwangi
Jl. Kalimantan 10 No. 58a
087712752418
Anggota