DISUSUSUN OLEH
REGINA PUTRI SUSANTINA
5545144630
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN IKK
PRODI PKK (2014 SIE II)
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmatnya dan atas
kehendak-Nya lah makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah
pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup.
Penulis menyadari, bahwa sebagai mahasiswa yang ilmu pengetahuannya
belum seberapa sehingga makalah ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu
diharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih
baik.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat
membuktikan bahwa peningkatan kesehatan lingkungan banyak memiliki dampak
yang cukup baik jika diterapkan dalam masyarakat dan semoga bermanfaat. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN 3
BAB II
PEMBAHASAN 4
PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
4
A MASALAH MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA 6
B. PENYEBAB MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA 9
A. TOKSIKOLOGI POLUTAN UDARA
10
B. TOKSIKOLOGI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
12
BAB III
PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu
daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan
perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan) dan faktor kesehatan
lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan,
sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara
keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu
sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan
penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan
profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya
teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi
mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya
pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif
menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
.
BAB II
PENJELASAN
Pengertian Kesehatan Lingkungan
Pengertian sehat menurut WHO adalah Keadaan yg meliputi kesehatan fisik,
mental, dan sosial seperti makanan, udara, air, dan tanah yg tidak hanya berarti
suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan..
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan Keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah Tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala
keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai
berikut :
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi air tanah yang memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau diminimalkan
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup
sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk
sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat
memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
dari
penyakit
tersebut
diantaranya
dengan
10
11
12
Batuk kronis
Penyakit tersembunyi
Paru paru
Syaraf
Kemampuan sensorik
Terganggunya aktivitas atletik,motorik,belajar
Rasa tidak nyaman
13
Bahan tambahan pangan tersebut yang secara langsung dan dengan sengaja
ditambahkan selama proses produksi tujuannya adalah meningkatkan konsistensi,
nilai gizi, memantapkan bentuk atau rupa, serta tambahan cita rasa.
Bahan tambahan pangan terdapat pada bahan makanan dalam jumlah yang sangat
kecil sebagai akibat dari proses pengolahan, dan sebagai zat aditif yang
keberedaanya tidak sengaja.
Fungsi Bahan Tambahan Pangan
14
Sebagai pengawet
Menjadikan makanan semakin indah dilihat dan dirasa
Sebagai tambahan warna dan aroma yang menarik
Sebagai peningkat kualitas makanan
Penghemat biaya produksi
Pengelompokan Bahan Tambahan Pangan
Pewarna
Pemanis buatan
Pengawetan
Antioksidan
Anti gumpal
Penyedap
Pengaturan keasaman
Pengemulsi
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai suatu cabang ilmu, kesehatan keluarga dan lingkungan bertujuan
untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejaahteraan bagi setiap individu yang
membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, perhatian utama kesehatan keluarga dan lingkungan
adalah pada upaya bagaimana manusia meningkatkan kesejahteraan materialnya
yang sekaligus akan meningkatkan kesejahteraan spiritualnya. Karena aspek
spiritual harus hadir bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana
penopang utama, yaitu peningkatan kesehatan lingkungan.
Peningkatan kesehatan lingkungan mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Mukono H.J, Toksikologi Lingkungan, Airlangga Univesity Press, Surabaya,
Cetakan Pertama 2005
2. http://saruankesling.com/2013/11/makalahkesehatanlingkungan
17