Perda Pemkot Tangerang 07-2001 - Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Perda Pemkot Tangerang 07-2001 - Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Nomor 5
Tahun 2001
Seri B
WALIKOTA TANGERANG
Menimbang
: a. bahwa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) telah
diatur dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
Nomor 22 Tahun 1995 tentang Ijin Mendirikan Bangunan;
Mengingat
b.
c.
:
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Tahun 1981 Nomor 76,TLN Nomor 3209);
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, TLN Nomor 5301);
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun
1993 Nomor 18,TLN Nomor 3518);
4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, TLN
Nomor 3685) yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KOTA
TENTANG IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB).
BAB I
KETENTUAN UMUM
TANGERANG
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya di singkat SKRD adalah Surat
Keputusan yang menetukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;
23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDT
adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi tambahan
yang terutang apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru atau
data yang semula belum lengkap;
24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKRDKB adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang
terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi,
besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar;
25. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat
untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau
denda;
26. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Tangerang.
BAB II
PERIJINAN
Pasal 2
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang akan mendirikan bangunan harus
mendapatkan ijin dari Walikota;
(2) Tata cara pengajuan ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh
Walikota;
Pasal 3
(1) Setiap rencana pembangunan yang menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu-lintas
harus dilengkapi dengan fasilitas lalu-lintas dan angkutan;
(2) Fasilitas dan angkutan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi parkir,
shelter, trotoar, jembatan penyembarangan, median dan sebagainya;
BAB III
PENANGGUHAN DAN PENOLAKAN PERMOHONAN IJIN
Pasal 4
Permohonan ijin dapat ditangguhkan atau ditunda berdasarkan alasan :
BAB IV
PENCABUTAN, PERALIHAN DAN BATALNYA IJIN
Pasal 7
Ijin Mendirikan Bangunan yang telah diberikan kepada pemohon dapat dicabut apabila :
Pelaksanaan pekerjaan belum dimulai dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sejak ijin terbit, kecuali ada alasan yan dapat dipertanggung jawabkan;
BAB V
MEROBOHKAN BANGUNAN
Pasal 11
Dengan memperhatikan kondisi bangunan, Walikota memerintahkan kepada pemilik
bangunan untuk merobohkan bangunannya yang dinyatakan :
Rapuh (tidak layak huni);
Tidak sesuai dengan rencana tata kota;
Ketentuan lain.
Pasal 12
Walikota menyatakan suatu bangunan seluruhnya atau sebagian adalah rapuh (tidak
layak huni) bila bangunan tersebut seluruhnya atau sebagian dalam keadaan rusak
hingga membahayakan umum, penghuninya atau pihak ketiga ataupun
mengganggu keindahan lingkungan;
Walikota menyatakan suatu bangunan adalah rapuh (tidak layak huni) atau tidak sesuai
dengan rencana tata Kota atau mengganggu keindahan lingkungan berdasarkan
pemeriksaan dan penilaian.
Pasal 13
Pejabat yang ditunjuk melakukan pemeriksaan dan penilaian bangunan tersebut pada
Pasal 12 ayat (2) Peraturan Daerah ini dengan memberi tahu terlebih dahulu
kepada pemilik bangunan;
Walikota setelah mendengar pertimbangan dari pejabat yang ditunjuk memerintahkan
kepada pemilik bangunan untuk merobohkan bangunan miliknya;
Dalam hal pemilik ijin bangunan menolak atau melalaikan mengerjakan perintah
merobohkan sebagaimana pasal 14 Peraturan Daerah ini, Walikota atau pejabat
yang ditunjuk dapat melaksanakan sendiri pekerjaan yang diperintahkan itu atas
biaya atau resiko pemilik ijin/ bangunan;
Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut ayat (3)
pasal ini setelah memberi peringatan tertulis terlebih dahulu kepada pemilik ijin
bangunan sekurang-kurangnya 2 x 24 jam sebelumnya.
Pasal 14
Setiap bangunan yang didirikan tanpa dilengkapi ijin setelah berlakunya Peraturan
Daerah ini harus dibongkar;
Bangunan perusahaan kawasan industri atau perusahaan industri yang didirikan
sebelum melunasi retribusi harus dibongkar;
Walikota berwenang melakukan pembongkaran bangunan yang dimaksud ayat (1) dan
(2) pasal ini.
BAB VI
PEMUTIHAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN
Pasal 15
Setiap bangunan yang sudah didirikan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dan
tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan secara teknis memenuhi
persyaratan ketentuan-ketentuan bangunan, wajib melaksanakan pemutihan IMB;
Pemutihan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini,
diberikan setelah bangunan dimaksud dihitung secara teknis dan minimal telah
berusia 5 (Lima) tahun pada saat permohonannya diajukan. Sedangkan bangunan
yang usianya kurang dari 5 (Lima) tahun, ijinnya disamakan dengan permohonan Ijin
Mendirikan Bangunan biasa.
Pasal 16
Permohonan pemutihan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dapat ditolak apabila :
Bertentangan dengan kepentingan umum dan atau ketentuan perundang-undangan
yang berlaku;
Melanggar hak orang lain;
Tidak sesuai dengan rencana tata kota;
Bentuk bangunan bertentangan dengan norma etika, keagamaan maupun norma
sosial lainnya.
Sebagai konsekuensi ditolaknya permohonan pemutihan Ijin Mendirikan Bangunan
sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, bangunan tersebut harus dibongkar.
BAB VII
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 17
(1) Dengan nama retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi Ijin Mendirikan
Bangunan sebagai pembayaran atas pemberian Ijin Mendirikan Bangunan;
BAB VIII
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 18
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan termasuk golongan retribusi perijinan tertentu.
BAB IX
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 19
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis bangunan, klasifikasi dan volume.
BAB X
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN BESARNYA RETRIBUSI
Pasal 20
Prinsip dan sasaran penetapan besarnya terif retribusi adalah untuk penggantian biaya
administrasi yang meliputi perencanaan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien
lantai bangunan (KLB) dan koefisien ketinggian bangunan, survey lapangan, penelitian
teknis pengendalian pembangunan pengawasan serta pembinaan.
BAB XI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 21
Struktur dan besarnya tarif retribusi diukur berdasarkan jenis bangunan, jenis konstruksi
bangunan, luas bangunan dan harga dasar bangunan atau rencana anggaran biaya
(RAB).
Pasal 22
Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pasal 21 Peraturan Daerah ini,
ditetapkan sebagai berikut :
Biaya Sempadan
a.1. Bangunan rumah/perumahan/rumah dinas 1 % x luas bangunan x standar
harga bangunan.
10
BAB XII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 25
Retribusi dipungut di wilayah daerah.
BAB XIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 26
Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat ditetapkan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
BAB XIV
TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 27
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB XV
TATA CARA PEMBAYARAN
11
Pasal 28
Pembayaran retribusi dilakukan di kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai
dengan waktu yang ditentukan dalam SKRD;
Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil pembayaran
retribusi tersebut harus disetorkan ke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam.
Pasal 29
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas;
(2) Walikota dapat memberikan ijin kepada subyek retribusi untuk mengangsur retribusi
yang terutang dalam kurun waktubtertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan;
(3) Bentuk, isi, ukuran dan tanda bukti pembayaran penerimaan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini, ditetapkan oleh Walikota.
BAB XVI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 30
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.
BAB XVII
PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 31
Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan atau pembebasan
besarnya retribusi;
Tata cara pemberian pengurangan atau pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud
ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Walikota.
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN
Pasal 32
Barang siapa melanggar ketentuan pasal 2 ayat (1) dan pasal 15 Peraturan Daerah ini
diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.5.000.000,- (Lima juta rupiah);
Tindak pidana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
12
Pasal 32
Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 ayat (2)
Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Umum dan/atau Penyidik Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Pasal 33
Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada pasal 32 Peraturan
Daerah ini mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan
sebagai berikut :
Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;
Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian serta melakukan
pemeriksaan;
Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
Melakukan penyitaan benda dan atau surat;
Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa
tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak
pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut
kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, menyampaikan hasil
penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Daerah ini
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku tetap masih berlaku.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota.
13
Pasal 36
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Tangerang Nomor 22 Tahun 1995 tentang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
(Lembaran Daerah Tahun 1995 Nomor 1) dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 37
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Tangerang.
Ditetapkan di T a n g e r a n g.
Pada tanggal 13 J u l i 2001.
WALIKOTA TANGERANG
Cap/Ttd
14
JENIS BANGUNAN
KELAS I
Rp. /M2
3
KELAS II
Rp. /M2
4
KELAS III
Rp. /M2
5
1.
821.000,-
790.200,-
767.100,-
2.
Bangunan
Permanen
Tinggal
740.000,-
716.900,-
694.900,-
3.
Bangunan Rumah
Permanen
Semi
718.000,-
710.300,-
690.500,-
4.
1.355.000,-
1.210.000,-
907.000,-
5.
1.178.000,-
1.052.000,-
789.000,-
6.
610.225,-
544.775,-
408.100,-
7.
550.550,-
494.725,-
365.750,-
8.
687.225,-
619.850,-
465.850,-
9.
610.050,-
569.800,-
421.575,-
10.
Bangunan Pabrik
519.900,-
448.800,-
425.700,-
11.
353.100,-
333.300,-
316.800,-
12.
Bangunan
Permanen
303.600,-
287.100,-
273.900,-
13.
Bangunan Kandang
171.600,-
162.800,-
156.200,-
Rumah
Tinggal
Los/Gudang
Semi
KET.
BANGUNAN KHUSUS
1. Septictank
Rp.
250.000,-/bh
2. Pagar/Relief
a.
b.
c.
d.
Pagar Besi .
75.000,-/M2
Pagar Tembok ..
50.000,-/M2
Pagar Kawat ..
25.000,-/M2
Relief/Taman .
100.000,-/M2
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
15
b.
c.
4.
Rp.
Rp.
100.000,-/M2
Rp.
150.000,-/M2
Rp.
5. Jalan/Tempat Parkir/Landasan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
6. Sumur.
a.
b.
Sumur Artesis ..
20.750.000,-/M2
Sumur Gali Tanah/Limbah
c.
7.
Rp.
250.000,-/M2
Rp.
Rp.
125.000,-/M2
Rp.
250.000,-/M2
8. Kolam.
Kolam Renang Mewah ..
350.000,-/M2
Kolam Renang Permanen
245.000,-/M2
Kolam Renang Sederhana
200.000,-/M2
Kolam Ikan Mewah
50.500,-/M2
Kolam Ikan Permanen ..
30.000,-/M2
Kolam Ikan Sederhana .
15.000,-/M2
9. Tangki.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
16
Rp.
Rp.
Gorong-gorong
b.
Rp.
200.000,-/M2
Rp.
850.000,-/M2
Rp.
Rp.
400.000,-/M2
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
150.000,-/M2
Rp.
100.000,-/M2
Rp.
Rp.
225.000,-/bh
b.
Rp.
Rp.
17
15. Bangunan yang belum termasuk dalam lampiran Peraturan Daerah ini, harga
standar bangunannya sesuai dengan bangunan sejenisnya.
16. Teras bangunan dihitungdengan harga standar setengah dari harga standar
bangunan intinya.
WALIKOTA TANGERANG
Cap/Ttd
Diundangkan di T a n g e r a n g.
Pada tanggal 23 Juli 2001
SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG
Cap / Ttd
18
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
19
4. Atap ...
5. Kusen
6. Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Tangan.
5. Kusen
6. Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
4. Atap ...
5. Kusen
6. Lantai
Kirai.
Borneo.
Tanah, Flour.
20
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
21
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Borneo.
Genteng Plentong Press Mesin.
Borneo.
Teraso Putih, Ubin Press Warna.
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
22
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
23
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
24
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
25
6. Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Kusen
Lantai
26
BANGUNAN PABRIK
A. BANGUNAN PABRIK KELAS I
Bahan yang dipergunakan :
1. Pondasi
Kali.
2. Dinding .
3. Rangkap Kap ..
4. Atap ...
5. Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
27
4. Atap ...
5. Lantai
Asbes.
Beton Tumbuk.
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pondasi
Dinding .
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
BANGUNAN KANDANG
A. BANGUNAN KANDANG KELAS I
Bahan yang dipergunakan :
28
1. Pondasi
Kali.
2. Dinding .
3. Tiang .
4. Rangkap Kap ..
5. Atap ...
6. Lantai
Pondasi
Dinding .
Tiang
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pondasi
Dinding .
Tiang
Rangkap Kap ..
Atap ...
Lantai
Pasangan Umpak.
Kawat Harmonika.
Bambu.
Bambu.
Kirai.
Tanah.
WALIKOTA TANGERANG
Cap/Ttd