PENDAHULUAN
III.
dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk
meperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.
Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu
disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat
relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka
perlu ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.
Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak
melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan
dalam pengambilan keputusan
Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang promosi,
seleksi, didasarkan atas kualifikasi, keberhasilan atau prestasi. Organisasi harus
menciptakan merit sistem berjalan secara sesuai.
Adanya jenjang karir bagi anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan bahwa
keanggotaan organisasi seseorang adalah seterusnya (continuous basis).
Dengan jenjang karir diharapkan anggota dapat mengejar karir dan menjaga
komitmen terhadap organisasi.
Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi ideal,
pengambilan keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional. Artinya,
anggota organisasi harus dapat memisahkan kehidupan organisasi dan
kehidupan organisasi.
prinsip-prinsip manajemen organisasi sesungguhnya adalah manajemen orangorang didalamnya. SDM merupakan faktor paling penting dalam
keberlangsungan hidup organisasi. Manusia adalah pendiri, perancang, pekerja,
pengamat, pengkritik, pemutus suatu organisasi. Tanpa mereka tidak ada
organisasi. Oleh karena itu konsep manajemen organisasi ideal haruslah
berpusat pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen, yakni
planning, actuating, dan controlling. Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan
dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
1. Planning
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam
manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang begin from the
end. Kita tetapkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita
yang menunjukkan jalan bahkan di kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi
organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan, visi, dan misi organisasi ini
harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak dilakukan sendirian. Memang pada
umumnya sebuah organisasi didirikan dengan seorang/beberapa tokoh kunci
sebagai pemberi konsep. Tetapi konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap
orang dalam organisasi agar terdapat kesamaan persepsi. Konseptor tidak
mungkin berjalan sendirian dalam perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam
menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang bermimpi besar dan berusaha
keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih baik daripada orang yang
bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan
bermimpi besar maka langkah kita pun akan besar. Lagipula orang yang
bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang yang bermimpi kecil.
2. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika
perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama
pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan
hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya
pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal
pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih
cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang
tepat perlu adanay komunikasai terus menerus antara anggota organisasi.
yang formal yang mengikat kedua belah pihak. Oleh sebab itu muatan MoU
harus dituangkan kembali dalam perjanjian sehingga menjadi kekuatan yang
mengikat.
Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan unsur-unsur yang terkandung dalam
MOU, yaitu:
1.
Merupakan perjanjian pendahuluan;
2.
Muatan materi merupakan hal-hal yang pokok;
3.
Muatan materi dituangkan dalam kontrak/perjanjian.
Pengaturan, Materi Muatan dan Kekuatan Mengikat MOU
Hingga saat ini tidak dikenal pengaturan khusus tentang MoU. Hanya saja,
merujuk dari definisi dan pengertian di atas, dimana MoU tidak lain adalah
merupakan perjanjian pendahuluan, maka pengaturannya tunduk pada
ketentuan tentang perikatan yang tercantum dalam Buku III Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
Hubungan antara perjanjian dengan perikatan dapat digambarkan sebagai
berikut: Menurut KUHPerdata, perjanjian adalah peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada orang lain, dimana kedua orang tersebut saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal. Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum
antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu dari pihak lain, dan pihak lain berkewajiban memenuhi
tuntutan itu. Perjanjian akan menerbitkan perikatan antara dua orang yang
membuatnya untuk melakukan suatu hal.
Pengaturan MoU pada ketentuan buku III KUHPerdata yang sifatnya terbuka
membawa konsekuensi pada materi muatan atau substansi dari MoU yang
terbuka pula. Artinya para pihak diberi kebebasan untuk menentukan materi
muatan MoU akan mengatur apa saja, sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum, dan norma kepatutan, kehati-hatian dan susila yang hidup dan diakui
dalam masyarakat, serta sepanjang penyusunan MoU itu memenuhi syaratsyarat shanya sebuah perjanjian sebagaimana tertuang dalam Pasal 1320
KUHPerdata.
Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa syarat sahnya perjanjian adalah (i)
adanya kesepakatan para pihak yang mengikatkan diri; (ii) para pihak yang
membuat perjanjian adalah pihak yang cakap; (iii) perjanjian dibuat karena ada
hal tertentu; dan (iv) serta hal tersebut merupakan hal yang halal.
Bagaimana dengan kekuatan mengikat MOU? apakah MOU mempunyai daya
paksa untuk dilaksanakan bagi para pihak?
Tentang hal ini terdapat dua pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan
bahwa MoU kekuatan mengikat dan memaksa sama halnya dengan perjanjian itu
sendiri.Walaupun secara khusus tidak ada pengaturan tentang MoU dan materi
muatan MoU itu diserahkan kepada para pihak yang membuatnya serta bahwa
MoU adalah merupakan perjanjian pendahuluan, bukan berarti MoU tersebut
tidak mempunyai kekuatan mengikat dan memaksa bagi para pihak untuk
mentaatinya dan/atau melaksanakannya.
Ketentuan pasal 1338 KUHPerdata menjadi dasar hukum bagi kekuatan mengikat
MoU itu. Menurut pasal 1338, setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi para pembuatnya. Dengan kata lain jika MoU itu
telah dibuat secara sah, memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana
disebut dalam pasal 1320, maka kedudukan dan/atau keberlakuan MoU bagi
para pihak dapat disamakan dengan sebuah undang-undangyang mempunyai
kekuatan mengikat dan memaksa. Tentu saja pengikat itu hanya menyangkut
dan sebatas pada hal-hal pokok yang termuat dalam MoU.
Kedua, pendapat yang menyatakan dengan menitikberatkan MoU sebagai
sebuah perjanjian pendahuluansebagai bukti awal suatu kesepakatan yang
memuat hal-hal pokok, serta yang harus diikuti oleh perjanjian lain, maka
walaupun pengaturan MoU tunduk pada ketentuan perikatan dalam KUHPerdata,
kekuatan mengikat MoU hanya sebatas moral saja. Dengan kata lain pula MoU
merupakan gentlement agreement.
Penggunaan istilah MoU harus dibedakan dari segi teoritis dan praktis. Secara
teoritis dokumen MoU bukan merupakan dokumen yang mengikat para pihak.
Agar mengikat secara hukum, harus ditindaklanjuti dengan perjanjian.
Kesepakatan dalam MoU hanya bersifat ikatan moral. Secara praktis MoU
disejajarkan dengan perjanjian. Ikatan yang terjadi tidak hanya bersifat moral,
tetapi juga hukum.
Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap MOU? adakah upaya hukum yang
dapat dilakukan?
Jika kita menganut pendapat yang pertama, yang menyatakan bahwa kekuatan
mengikat MoU sama dengan perjanjianbersifat memaksa bagi para pihak,
maka dalam hal terjadi wan prestasi atau kelalaian dari para pihak atas
kesepakatan mengenai hal-hal pokok tadi, pihak yang lain dapat melakukan
upaya hukum perdata atas dasar gugatan wan prestasi atau ingkar janji.
Sedangkan jika kita menganut pendapat kedua, dimana kekuatan mengikat MoU
hanya sebatas moral obligation saja, maka para pihak cenderung akan
menghindari melakukan upaya hukum.
Atas kedua pendapat tersebut di atas, pilihan diserahkan pada masing-masing
pihak. Yang pasti jika ada perbedaan penafsiran dari para pihak tentang
kekuatan mengikat MoU ini, maka menurut saya pihak yang menganut pendapat
pertama tetap dapat melakukan upaya hukum perdata ke pengadilan jika pihak
yang lain yang melakukan ingkar janji atas MoU menjadi penganut pendapat
yang kedua.
V.
Solusi untuk kemandirian FKHMEI sebagai organisasi, Profesi dan forum ilmiah
Indonesia terhadap perluasan stakholder dan menyalurkan keilmuwan yang
dimiliki mahasiswa teknik elektro maka FKHMEI harus merumuskan,
merancang, dan mengolah Industri media yang berbasis teknologi untuk
menciptakan sebuah rumusan roadmap pembentukan industri media berbasis
teknologi yang mampu membacup kinerja FKHMEI .
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia. Pasal 1 ayat (1)
TUJUAN
VIII.
IX.
Seminar Nasional
Dampak dari keuntungan dan kerugian pemanfaatan pembangkit listrik
berbasis renewable pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya. (pembukaan)
Strategi komunikasi pemanfaatan sumber daya manusia elektro
mendapatkan pasca sarjana dengan cara menciptakan industry media
berbasis elektronik. (penutupan)
X.
AGENDA KEGIATAN
WAKTU
AGENDA
KET
20.00
20.30
20.30
21.00
21.00
21.30
21.30
22.00
22.00
22.15
22.15
05.00
Registrasi Peserta
Gala Dinner (Pemulia Jamee)
Gladi pembukaan Musyawarah Nasional X Forum
Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia :
Laporan Ketua Panitia Pelaksana
Sambutan Sekretaris Jenderal FKHMEI
Sambutan Rektor Universitas Syiahkuala
Sambutan Gubernur Provinsi Aceh
Sambutan Menteri Riset Dan Teknologi RI Sekaligus
Membuka MUNAS X FKHMEI
Pentas Seni Dan Budaya
Doa Dan Penutup
Istirahat
10.00
10.30
10.30
12.00
12.00
14.00
14.00
15.00
Registrasi Peserta
Pembukaan Seminar Nasional :
Laporan Ketua Panitia Pelaksana
Sambutan Rektor Universitas Syiahkuala
Sambutan Gubernur Provinsi Aceh
KEYNOTE SPEECH
Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. (Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dampak dari keuntungan dan kerugian
pemanfaatan pembangkit listrik berbasis renewable
pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya.
DISKUSI
ISHOMA
Penutupan Seminar Nasional Dan Dialog Umum
Sidang Pembuka :
Sidang Pleno Penghantar ;
- Pembahasan Tata Tertib MUNAS IX FKHMEI
Pembahasan Agenda Acara :
Pleno I
- Laporan Pertanggung jawaban Sekjend
Pleno II
- Pembagian Komisi
- Komisi 1 ( AD/ART)
- Komisi 2 (GBHO)
- Komisi 3 (MKO)
- Komisi 4 (Solusi Permasalahan FKHMEI) bersama
Anggota Kehormatan
- Komisi 5 (Strategi Management Komunikasi
Stakeholder) Bersama Anggota Kehormatan
- Komisi 6 (inisiatif perumusan Industri Teknologi
Berbasis Media) Bersama Anggota Kehormatan
17.30
19.30
ISHOMA
19.30
20.00
20.00
20.30
20.30
00.00
00.00
00.30
Pleno III
ROADMAP 2015-2025, Management Stakeholder
Daninisiatif Bersama Anggota Kehormatan
Pleno IV
AD ART/GBHO/MKO
Pleno V
Kampanye calon Sekertaris Jenderal FKHMEI Periode
2015-2017
Pemilihan Sekretaris Jenderal FKHMEI periode 20152017.
Pelantikan dan Sumpah Sekretaris Jenderal periode
2015-2017.
Pleno VI
Rekomendasi Tuan Rumah MUNAS Dan RAKERNAS
Pleno VII
Pengesahan Anggota Dan Pemekaran Wilayah
09.00
12.00
12.00
13.30
13.30
13.45
13.45
14.45
14.45
15.45
15.45
16.45
16.45
19.30
19.30
19.45
19.45
00.00
00.00
05.00
ISHOMA
Persiapan Sidang
Sidang Pleno IV (Anggaran Dasar Anggaran Rumah
Tangga)
Sidang Pleno IV (Garis Besar Haluan Organisasi)
Sidang Pleno IV (Mekanisme Kerja Organisasi)
ISHOMA
Persiapan Sidang
Sidang Pleno V :
- Kampanye calon Sekertaris Jenderal FKHMEI Periode
2015-2017
- Pemilihan Sekretaris Jenderal FKHMEI periode 20152017.
- Pelantikan dan Sumpah Sekretaris Jenderal periode
2015-2017
Istirahat
09.00
10.00
10.00
12.00
12.00
ISHOMA
13.00
13.00
Berangkat ke pelabuhan Ulee Lheu
14.00
14.00
Tiba di Pulau sabang
16.00
16.00
ISHOMA
19.00
19.00
MAKRAB (Malam Keakraban)
22.30
22.30
Istirahat/Berlayar Kepulau Kapuk
05.00
Sabtu, 28 Maret 2015 SEMINAR NASIONAL DAN PENUTUPAN
MUNAS X FKHMEI
05.00
Ibadah dan Olahraga
06.00
06.00
07.00
07.00
08.00
08.00
08.30
10.30
12.00
12.00
14.00
14.00
15.00
15.00
18.00
17.00
19.30
19.30
22.00
Registrasi
Pendaftaran dan Sarapan Pagi
KEYNOTE SPEECH
Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. (Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dampak dari keuntungan dan kerugian
pemanfaatan pembangkit listrik berbasis renewable
pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya.
DISKUSI
ISHOMA
Penutupan Seminar Nasional Sekaligus Penutupan
Munas X FKHMEI
Tour Wisata
(pulau sabang : Titik Kilometer 0 Indonesia)
ISHOMA
- Tukar-Menukar Cinderamata antar
wilayah/himpunan.
- Pembagian Buku Hasil MUNAS X FKHMEI