Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

Forum Komunikasi merupakan jembatan untuk melancarkan proses sebuah


informasi dan edukasi dari Komunikator hingga Komunikan. Pengetahuan bukan
hanya harus ditingkatkan namun juga harus saling berbagi. "Knowledge not just
to elevate but to share", Pengertian komunikasi diekstrak dari bahasa latin yaitu
"communicatio", yang ber istilah "communis" yang berarti menciptakan
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam kehidupan kita selain menjadi
makhluk individu, kita sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan
interaksi dengan orang lain kemudian dari interaksi itulah terjadi sebuah
komunikasi untuk menyampaikan sesuatu, saling bertukar pendapat untuk
mencapai sebuah tujuan.
Pengertian komunikasi itu sendiri menurut para pakar komunikasi mengacu pada
aktivitas hubungan manusia yang biasa terjadi secara langsung maupun tidak
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dibawah ini merupakan beberapa
pengertian komunikasi menurut para pakar komunikasi diantaranya:
Menurut Everett M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu "Komunikasi
adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka "
Lantas pendapat lain dari Rogers & O. Lawrence Kincaid " Komunikasi
merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang
membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang
pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti "
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) adalah organisasi mahasiswa intra kampus
yang terdapat pada jurusan keilmuan dalam lingkup fakultas tertentu. Umumnya
bersifat otonom dalam kaitannya dengan organisasi mahasiswa di tingkat
Fakultas seperti Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Kegiatan
Himpunan Mahasiswa Jurusan umumnya dalam konteks keilmuan, penalaran dan
pengembangan profesionalisme. Nama lain Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah
Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Korps Mahasiswa Jurusan. Sebagai contoh :
Himpunan Mahasiswa Elektro (Fakultas Teknik), Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil
(Fakultas Teknik), Himpunan Mahasiswa Sejarah (Fakultas Ilmu Budaya), Korps
Mahasiswa Komunikasi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Organisasi). Himpunan
Mahasiswa Jurusan kelompok sejenis banyak yang membentuk jaringan dengan
HMJ sejenis di Perguruan Tinggi lainnnya, sehingga, seperti juga Senat
Mahasiswa, maka ada Ikatan Himpunan Mahasiswa Jurusan sejenis skala
nasional. Sebut saja nama Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa elektro
Indonesia, Ikatan Mahasiswa Komunikasi Indonesia yang menghimpun HMJ
Komunikasi Fisip, beberapa diantaranya berstatus Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi. Atau Ikatan Mahasiswa Administrasi Indonesia. Juga ada Ikatan
Mahasiswa Geografi Indonesia atau IMAHAGI. Ada juga F-KMDGI yang
menghimpun HIMA Desain Grafis se Indonesia.
Apa itu Teknik Elektro ? mungkin ini adalah pertanyaan bagi orang yang belum
mengetahui mengenai teknik elektro. elektro itu bukan saja listrik dan
elektronika, tapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan
informasi pengertiannya menjadi lebih luas. Awal mulanya elektro berasal dari
penemuan lampu oleh thomas alfa edisson. Beliau telah melakukan ratusan
percobaan untuk menemukan bahan dasar pembuat lampu. Jadi pengertian
teknik elektro secara luas adalah ilmu yang mempelajari rekayasa mengenai

listrik, elektronika, telekomunikasi, komputer, kendali yang berfungsi untuk


mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. jadi tidak hanya
sekedar belajar arus kuat / electrical atau arus lemah/ elektronics lagi.
Saat ini, Teknik elektro diklasifikasikan kedalam subjurusan/ peminatan
diantaranya :
1. teknik telekomunikasi
yaitu cabang dari teknik elektro yang mempelajari tentang dunia
pertelekomunikasian seperti transmisi telekomunikasi, jaringan telekomunikasi,
pengolah sinyal telekomunikasi. Dari namanya aja teekomunikasi berarti
berhubungan dengan komunikasi seperti handphone, satelit, penginderaan jauh.
Untuk peluang kerja lulusan ini dapat bekerja di industri pertelekomunikasian
dalam negeri dan luar negeri seperti telkomsel, indosat, kominfo, telkom, xl
axiata, huawei, zte dan lain-lain.
2. teknik listrik
yaitu cabang dari teknik elektro yang mempelajari tentang ketenagalistrikan /
energi listrik atau sumber energi yang dapat diubah menjadi listrik. Dalam teknik
ini mempelajari mengenai power (sumber pembangkit listrik), transmisi
( penyaluran dari sumber energi listrik ke trafo-trafo) dan distribusi ( penayaluran
listrik ke rumah-rumah, kantor-kantor). Lulusan dari jurusan ini dapat bekerja di
PLN, Indonesia power, pertamina geothermal, dirjen ketenagalistrikan ESDM dan
lain-lain
3.teknik komputer
yaitu cabang dari teknik elektro yang mempelajari jaringan komputer, sistem
perangkat komputer, pemrograman komputer. teknik komputer ini memiliki
cakupan yang cukup luas karena perkembangan dunia informasi,telekomunikasi,
dan teknologi yang semakin pesat. Lulusannya dapat bekerja di perusahaan
bebasis pengembangan komputer baik software dan hardware.
4.teknik kendali/kontrol
yaitu cabang elektro yang memepelajari tentang sistem kendali dengan
mengunakan instrumen-instrumen perangkat elektrik dalam sistem kerjanya. Di
sini biasanya mempelajari mengenai robotik, embeded system (sistem yang
terpendam yang dapat bekerja secara real time), sensor, aktuator/penggerak. Di
sini mempelajari kendali PLC, HMI, SCADA. Luusannya biasanya bekerja di
pertambangan, perminyakan, pembangkit listrik seperti pertamina, PLN,
chevron, exxon dan lain-lain
5. teknik elektronika
yaitu cabang dari teknik elektro yagn mempelajari tentang ilmu elektronika
analog,elektronika digital, dan biomedis. elektroika analog lebih mempelajari
komponen elektronika yang biasa digunakan sehari-hari seperti transistor,
kapasitor, resistor, dan lain-lain. Elektronika digital lebih mempelajari desain IC
digital menggunakan bahasa pemrograman VHDL.sedangkan
biomedis(biomedical engineering) adalah ilmu yang mempelajari instrumen
elektronika pada bidang medis/ kesehatan manusia seperti EKG
( elektrokardiograf),CT Scan, MRI, USG.
II.

GAMBARAN UMUM ORGANISASI FKHMEI

Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia (FKHMEI) adalah salah


satu organisasi mahasiswa se-profesi yang berdiri pada tahun 1990 dan menjadi
salah satu anggota IOMS (Ikatan Organisasi Mahasiswa Se-Profesi) di bawah
naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan yang
keberadaannya secara legal formal diakui oleh instansi tersebut dengan
dikeluarkannya SK Dirjen DIKTI Nomor : 04/DIKTI/KEP/1991.
Dalam sejarah, terbentuknya FKHMEI berawal dari pertemuan di Universitas
Indonesia pada tahun 1987 yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di
Institut Teknologi Bandung pada Desember 1988. Pada tanggal 5 November 1988
bertempat di Institut Teknologi 10 November Surabaya ditandailah persetujuan
berkaitan dengan pembentukan organisasi FKHMEI. Setelah melalui diskusidiskusi secara intensif yang dilaksanakan di beberapa tempat diantaranya di
Balai Sidang Senayan Jakarta pada Maret 1988; Universitas Brawijaya Malang
pada Maret 1989 dan diteruskan di Sekolah Tinggi Teknologi A. Yani Cimahi
September 1989.
Sebagai tindaklanjut dari hasil rapat dan diskusi serta dalam rangka membangun
infrastruktur organisasi, maka dibentuklah sebuah kepengurusan FKHMEI yang
pertama pada Musyawarah Nasional I FKHMEI di Universitas Udayana Bali pada
tahun 1990. Sebagai organisasi yang senantiasa eksis dalam menjalankan visi
dan misi orgaisasi, FKHMEI terus berkembang mengikuti dinamika kehidupan
organisasi kemahasiswaan. Dalam perjalanannya FKHMEI telah melakukan 9 kali
Musyawarah Nasional sebagai organ tertinggi dalam organisasi.
Musyawarah Nasional FKHMEI yang telah dilaksanakan diantaranya :
1. Munas I di Universitas Udayana Bali tahun 1990.
2. Munas II di Universitas Hasanuddin Ujung Pandang tahun 1992.
3. Munas III di Universitas Pancasila Jakarta pada 17-22 Oktober 1994.
4. Munas IV di Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom Bandung tanggal 2-7
Desember 1996
5. Munas V di Universitas Sanata Dharma (UNSADHA) Yogyakarta tahun
2002.
6. Munas VI di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sumatera Utara,
tanggal 19-24 Juli 2004.
7. Munas VII di Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat tanggal
12-18 Maret 2007.
8. Munas VIII di Universitas Pakuan Bogor, Jawa Barat tanggal 13-19
Desember 2010.
9. Munas IX di Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo, November 2012
Sampai saat ini Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia
(FKHMEI) terbagi dalam 15 wilayah yang beranggotakan 375 Perguruan Tinggi
Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. FKHMEI telah banyak mengikuti kegiatan
tingkat regional ASEAN dan manjadi anggota komunitas Teknik Elektro ASEAN
bersama Negara-negara yang tergabung dalam organisasi ASEAN.
Di dalam era yang penuh dengan semangat kompetisi, tantangan untuk terus
mampu bersaing dan melakukan inovasi keelektroan perlu dilakukan
perencanaan Komunikasi dalam meningkatkan kemampuan kebersamaan dan
kerjasama agar mampu menghadapi tantangan dan kemajuan zaman. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, sebagai mahasiwa elektro Indonesia yang akan
menjadi calon-calon tenaga ahli akan terus berupaya dalam memberikan
konstribusi nyata untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia.Sebagai tindak lanjut maka dilakukan proses pemantapan peran

Mahasiswa Elektro Indonesia yang merupakan bagian masyarakat ilmiah untuk


dapat menempatkan diri secara mandir dalam bentuk suatu wadah guna
mempersiapkan profesionalisme yang dapat memacu kreatifitas, mencipta dan
berinovasi positif.

III.

FKHMEI 1990 2014 ( KILAS BALIK 24 TAHUN FKHMEI )

Sepanjang perjalanan organisasi FKHMEI selama 24 tahun sejak berdirinya pada


tahun 1990 sampai dengan saat ini menemui berbagai kendala kendala yang
telah dipetakan untuk dapat di cari solusinya didalam penyelenggaraan MUNAS
X FKHMEI
Kilas balik perjalanan organisasi FKHMEI selama 24 tahun ini selalu menemui
kendala yang sama di dalam setiap periode organisasi, sehingga dianggap
penting untuk dibicarakan solusi kongkrit dari seluruh permasalahan melalui
suatu mekanisme Musyawarah Nasional sebagai Forum tertinggi dari organisasi
FKHMEI. Hendaknya MUNAS X FKHMEI mampu merumuskan arah kerja jangka
panjang organisasi untuk 25 tahun kedepan sebagai acuan teknis kerjaperangkat
nasional dan wilayah.
Beberapa hasil pemetaan permasalahan FKHMEI dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Kendala Koordinasi
Sudah semestinya Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian
tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien. Ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi, yaitu:
a) Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang
lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada
pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
b) Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu
sebelum satuan lain dapat bekerja.
c) Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung
tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin
besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi
Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif:
1. Pendekatan Pertama: Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatankegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2. Pendekatan Kedua: Meningkatkan Koordinasi Potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi
saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Pendekatan Ketiga: Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan
tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau

penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat


berdiri sendiri.
2. Kendala Dana
Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh FKHMEI di tingkat Nasional dan
Wilayah dari saat mulai penggantian pengurus lama ke pengurus baru ini yang
menjadi sorotan bagi kita semua dan penting untuk segera diatasi, yaitu
diantaranya :
1. Minimnya dana yang dimiliki sebagai langkah awal dalam melaksanakan
langkah awal dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan yang
tertuang di dalam program kerja FKHMEI.
2. banyaknya program kerja dalam bentuk jangka pendek, sehingga hanya
mengandalkan dana Hiba.
3. Managemen Pelaksanaan Kegiatan
Pengetahuan Managemen Pelaksanaan Kegiatan yang masih sangat kurang,
ketidak pedulian mereka terhadap organisasi FKHMEI.
4. Tidak adanya dukungan stackholder
Sulitnya mencari Stakeholder yang mau dalam memberikan bantuan dana di
setiap kegiatan-kegiatan program kerja yang sudah tetapkan di Rapat Kerja
untuk jangka waktu panjang Kurangnya pengetahuan tentang organisasi dan
konsep kerja antara anggota dan pengurus FKHMEI di Nasional dan Wilayah.
5. Tidak adanya isu strategis berbasis program kerja keelektroan jangka
panjang yang menjadi dasar kerja perangkat kerja wilayah dan nasional
6. Tidak adanya dukungan penuh dari pemerintah dalam hal ini dirjent
pendidikan tinggi
IV.
THE NEXT GENERATION 2015-2025 FKHMEI
Salah satu dasar pemikiran yang dominan dalam perjalanan evolusi konsep
desain organisasi adalah prinsip Max Weber tentang organisasi ideal. Konsep
Max Weber tersebut kemudian dikenal dengan istilah birokrasi. Birokrasi itu
sendiri berasal dari gabungan kata biro (bureau) yang artinya kantor, tempat
kerja, office desk dan krasi (kratia/kratos) yang artinya kekuatan atau peraturan.
Sebagai teori manajemen klasik, konsep Max Weber mengenai prinsip organisasi
ideal dan birokrasi memberikan pondasi bagi munculnya pemikiran-pemikiran
baru perihal desain organisasi. Sayangnya, birokrasi kini identik dengan
ketidakefisienan, kaku, dan sikap malas sehingga istilah birokrasi selalu
dikonotasikan negatif. Padahal, birokrasi bukan masalah baik atau buruk. Bukan
pula positif-negatif. Ia hanyalah sebuah desain organisasi yang melalui perlakuan
tertentu bisa berjalan efisien.
Dalam perspektif Max Weber, terdapat 7 prinsip dasar yang perlu diterapkan
dalam membangun organisasi agar dapat mencapai tujuannya. Ketujuh prinsip
tersebut adalah (Stephen Robbin):
Pembagian Kerja. Pekerjaan dipecah-pecah sehingga jelas pembagian masingmasing anggota.
Hirarki kewenangan yang jelas. Struktur organisasi disusun bertingkat dan
memastikan jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervisi dan kontrol

dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk
meperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.
Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu
disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat
relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka
perlu ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.
Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak
melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan
dalam pengambilan keputusan
Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang promosi,
seleksi, didasarkan atas kualifikasi, keberhasilan atau prestasi. Organisasi harus
menciptakan merit sistem berjalan secara sesuai.
Adanya jenjang karir bagi anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan bahwa
keanggotaan organisasi seseorang adalah seterusnya (continuous basis).
Dengan jenjang karir diharapkan anggota dapat mengejar karir dan menjaga
komitmen terhadap organisasi.
Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi ideal,
pengambilan keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional. Artinya,
anggota organisasi harus dapat memisahkan kehidupan organisasi dan
kehidupan organisasi.
prinsip-prinsip manajemen organisasi sesungguhnya adalah manajemen orangorang didalamnya. SDM merupakan faktor paling penting dalam
keberlangsungan hidup organisasi. Manusia adalah pendiri, perancang, pekerja,
pengamat, pengkritik, pemutus suatu organisasi. Tanpa mereka tidak ada
organisasi. Oleh karena itu konsep manajemen organisasi ideal haruslah
berpusat pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen, yakni
planning, actuating, dan controlling. Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan
dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
1. Planning
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam
manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang begin from the
end. Kita tetapkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita
yang menunjukkan jalan bahkan di kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi
organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan, visi, dan misi organisasi ini
harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak dilakukan sendirian. Memang pada
umumnya sebuah organisasi didirikan dengan seorang/beberapa tokoh kunci
sebagai pemberi konsep. Tetapi konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap
orang dalam organisasi agar terdapat kesamaan persepsi. Konseptor tidak
mungkin berjalan sendirian dalam perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam
menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang bermimpi besar dan berusaha
keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih baik daripada orang yang
bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan
bermimpi besar maka langkah kita pun akan besar. Lagipula orang yang
bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang yang bermimpi kecil.
2. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika
perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama
pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan
hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya
pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal
pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih
cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang
tepat perlu adanay komunikasai terus menerus antara anggota organisasi.

Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali


akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara
planner dan actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan
perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat
mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika
ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu
pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang
hendak dicapai. Orang mengatakan banyak jalan menuju ke Roma.
Begitupun dengan action(pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi
berusaha membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
3. Controlling
Controlling adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah hal
yang mutlak dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti
menyerahkan segala urusan tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan
dapat berjalan dengan normal jika diberitahu jalan yang harus dilewatinya.
Begitupun orang-orang dalam organisasi, seburuk-buruknya sistem manajemen
jika ada kontrol dan umpan balik yang rutin dilakukan maka hasilnya masih
dapat diterima. Haruslah ada sistem reward and punishment dalam manajemen
organisasi. Orang yang berprestasi patut diberi penghargaan dan sebaliknya
orang yang melakukan kesalahan sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi
kesalahannya. Ini penting sebab sistem ini akan memacu orang-orang dalam
organisasi untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena merasa dihargai.
Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan kesalahan sekecil apapun.
Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita harus tegas dalam hal
ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran apalagi menetapkan sasaran
seenaknya.
Tetapi ada hal yang penting namun seringkali terlewatkan oleh banyak manajer
organisasi. Yakni pentingnya menyentuh hati manusia dengan hati lagi. Ya, cinta
seringkali dilupakan dalam manajemen organisasi. Ada dua hal yang bisa
membuat orang total dalam suatu hal, yakni adanya keuntungan dan cinta.
Orang bilang cinta itu buta. Jika orang telah merasakan cinta dia akan
melupakan kelelahan, kesusahan, penderitaan yang diperoleh dan akan
mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang dicintainya. Jangan ragu-ragu
bagi manajer utnuk melakukan pendekatan personal untuk orang-orang dalam
organisasi seperti menjenguk jika ada yang sakit, menanyakan kabar, memberi
hadiah, melontarkan pujian, dan sebagainya. Perhatikan kebutuhannya dan
berempatilah terhadap kesusahannya. Hal-hal ini mungkin kedengarannya remeh
tetapi sebenarnya ini solusi yang jitu bagi manajemen organisasi. Cinta akan
menjadi perekat yang sangat kuat bagi keutuhan organisasi.
Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai
lemahnya kepemimpinan yang efektif.Pertama: adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
memikir-kan dan mencari pemecahan masalah untuk kepentingan
kebersamaan.Kedua,adanya krisis kredibilitas.Kredibilitas itu dapat diukur
misalnya dengan kemam-puan untukmenegakkan etika memikul amanah, setia
pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam
memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam
menolak godaan dan peluang untuk menyimpang.Ketiga, adanya krisis
akuntabilitas.Ini menyangkut kemampuan pemimpin secara efektif untuk
menentukan tujuan organisasi yang dipimpinnya secara terukur.
Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang harus belajar, harus
membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya

mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang


dipimpin.Juga pe-mimpin itu harus memiliki kemampuan berkomunikasi,
kredibilitas dan inte-gritas, dapat bertahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai
kebersamaan.Jika tidak memiliki kriteria-kriteria tersebut, maka kelompok dan
organisasi yang dipimpin-nya tidak akan menemukan arah yang jelas. Dengan
kata lain, tujuan tidak akan tercapai. Kehancuran organisasi yang dipimpinnya
hanya tinggal menunggu waktu.
Stakeholder proyek adalah pihak-pihak baik secara individual, kelompok,
maupun organisasi yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
keputusan, aktifitas, dan hasil dari suatu proyek. Dalam Stakeholder
Management berdasarkan PMBOK 5th Edition, stakeholder harus diidentifikasi
sebelum proyek dimulai.
Stakeholder dapat terlibat secara aktif di proyek atau memiliki kepentingan yang
dapat berupa hasil yang positif atau negatif terhadap kinerja atau penyelesaian
proyek. Stakeholder yang berbeda mungkin memiliki persaingan yang
menciptakan konflik di dalam proyek.
Adapun beberapa contoh stakeholder proyek adalah sebagai berikut:
Sponsor. Merupakan pihak pemilik. Dalam konteks sebagai kontraktor, sponsor
adalah manajemen perusahaan.
Customer dan user. Merupakan pihak yang akan memanfaatkan hasil dari
pelaksanaan proyek. Contoh jika proyek adalah berupa pembangunan
apartemen, maka customer adalah pihak pembeli apartemen.
Seller. Merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan proyek. Dalam konteks
Owner, maka seller adalah para main contractor dan main distributor yang
diadakan langsung. Sedangkan bagi kontraktor dan subkontraktor, seller adalah
pemasok barang, material, alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek.
Business Partners. Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan bisnis
dengan adanya proyek tersebut setelah proyek beroperasi. Contoh, jika proyek
adalah terminal bandara, maka pihak airlines, pemasok bahan bakar pesawat,
pemasok makanan, penyedia layanan komunikasi, dapat dikatakan sebagai
business partner.
Organizational groups. Merupakan pihak yang berupa kelompok organisasi yang
terkait dengan proyek.
Functional manager. Merupakan pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek
dimana fungsinya adalah sebagai supporting. Contohnya adalah manajer
keuangan, manajer SDM, manajer pemasaran, dll.
Institusi keuangan. Merupakan pihak yang berkaitan dengan proses pendanaan
proyek, seperti bank atau lembaga keuangan yang lain.
Pemerintah pusat dan setempat. Merupakan pemerintah yang terkait dengan
pelaksanaan proyek, seperti Departemen pemerintah terkait yaitu PU,
Perhubungan, Lembaga Auditor, dll. Sedangkan pemerintah setempat cukup
berjenjang mulai dari Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga Propinsi.
Expert. Merupakah pihak yang dianggap ahli yang berperan terhadap
pelaksanaan proyek. Contoh adalah ahli struktur, ahli kontrak, ahli pemasaran,
dll.
Consultans. Merupakan pihak yang berperan dalam membantu pemilik proyek
dalam merencanakan, mengawasi dan mengendalikan proyek.
Staf proyek. Merupakan individu-individu yang menjadi karyawan atas organisasi
proyek. Seperti staf pemilik proyek, staf kontraktor, staf konsultan, dll.

Lingkungan sekitar proyek. Merupakan masyarakat yang berada di lingkungan


sekitar proyek yang dapat berupa individu, kelompok, ataupun perusahaan.
Dan lainnya tergantung dengan kondisi proyek yang spesifik.
Project manager harus mengelola dampak atas berbagai stakeholder yang
berhubungan dengan persyaratan proyek untuk memastikan hasil yang
memuaskan atau berhasil. Adakalanya project manager harus menyeimbangkan
kebutuhan dan harapan stakeholder, yang merupakan salah satu hal kritis bagi
kesuksesan proyek. Tugas penting project manager ini kadang menjadi sangat
sulit karena stakeholder sering memiliki objective yang berbeda, bahkan konflik
antar stakeholder. Project manager bertanggung jawab dalam menyeimbangkan
perbedaan dan konflik tersebut. Project manager dapat memperhatikan
gambaran umum mengenai pengelolaan stakeholder pada stakeholder
management.
Kegagalan dalam mengelola stakeholder dapat menyebabkan dampak yang jelek
terhadap kinerja proyek seperti:
Keterlambatan akibat lamanya keputusan diambil atau tidak disetujuinya
langkah percepatan yang diperlukan.
Peningkatan biaya akibat hambatan stakeholder terhadap approval langkah
untuk mengatasi risiko proyek.
Hal-hal yang tidak diharapkan akibat tingginya konflik yang tidak teratasi.
Dampak negatif lainnya seperti penghentian proyek akibat konflik yang sudah
terlalu tinggi.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengelolaan stakeholder adalah salah
satu kunci sukses pelaksanaan proyek sedemikian harus dikelola dengan baik
dengan koordinatornya adalah project manager.
Kata atau istilah MoU atau Memorandum Of Understanding pasti tidak asing di
telinga kita. MoU sering menjadi dasar bagi suatu kerjasama dua pihak. Tapi
apakah sebenarnya tujuan dan/atau kegunaan MoU, pengaturan, jenis, para
pihak bahkan objek MoU, tidak banyak yang memahami hal itu. Tulisan berikut
merupakan sharing singkat tentang MoU berdasarkan pengalaman saya sebagai
independent lawyer dan beberapa sumber.
MoU berasal dari kata memorandum dan understanding. Dalam Blacks Law
dictionary memorandum didefinisikan sebagai a brief written statement outlining
the terms of agreement or transaction (terjemahan bebas: sebuah ringkasan
pernyataan tertulis yang menguraikan persyaratan sebuah perjanjian atau
transaksi). Sedanglan understanding adalah an implied agreement resulting from
the express terms of another agreement, whether written or oral; atau a valid
contract engagement of a somewhat informal character; atau a loose and
ambiguous terms, unless it is accompanied by some expression that it is
constituted a meeting of the minds of parties upon something respecting which
they intended to be bound (terjemahan bebas: sebuah perjanjian yang berisi
pernyataan persetujuan tidak langsung atas perjanjian lainnya; atau pengikatan
kontrak yang sah atas suatu materi yang bersifat informal atau persyaratan yang
longgar, kecuali pernyataan tersebut disertai atau merupakan hasil persetujuan
atau kesepakatan pemikiran dari para pihak yang dikehendaki oleh keduanya
untuk mengikat).
Bagaimana para ahli pendefinisikan MoU? Munir Fuady dalam memberikan
definisi MoU sebagai perjanjian pendahuluan,yang nanti akan dijabarkan dan
diuraikan dengan perjanjian lainnya yang memuat aturan dan persyaratan
secara lebih detail. Sebab itu materi MoU berisi hal-hal yang pokok saja. Adapun
Erman Radjagukguk menyatakan MoU sebagai dokumen yang memuat saling
pengertian dan pemahaman para pihak sebelum dituangkan dalam perjanjian

yang formal yang mengikat kedua belah pihak. Oleh sebab itu muatan MoU
harus dituangkan kembali dalam perjanjian sehingga menjadi kekuatan yang
mengikat.
Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan unsur-unsur yang terkandung dalam
MOU, yaitu:
1.
Merupakan perjanjian pendahuluan;
2.
Muatan materi merupakan hal-hal yang pokok;
3.
Muatan materi dituangkan dalam kontrak/perjanjian.
Pengaturan, Materi Muatan dan Kekuatan Mengikat MOU
Hingga saat ini tidak dikenal pengaturan khusus tentang MoU. Hanya saja,
merujuk dari definisi dan pengertian di atas, dimana MoU tidak lain adalah
merupakan perjanjian pendahuluan, maka pengaturannya tunduk pada
ketentuan tentang perikatan yang tercantum dalam Buku III Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
Hubungan antara perjanjian dengan perikatan dapat digambarkan sebagai
berikut: Menurut KUHPerdata, perjanjian adalah peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada orang lain, dimana kedua orang tersebut saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal. Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum
antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu dari pihak lain, dan pihak lain berkewajiban memenuhi
tuntutan itu. Perjanjian akan menerbitkan perikatan antara dua orang yang
membuatnya untuk melakukan suatu hal.
Pengaturan MoU pada ketentuan buku III KUHPerdata yang sifatnya terbuka
membawa konsekuensi pada materi muatan atau substansi dari MoU yang
terbuka pula. Artinya para pihak diberi kebebasan untuk menentukan materi
muatan MoU akan mengatur apa saja, sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum, dan norma kepatutan, kehati-hatian dan susila yang hidup dan diakui
dalam masyarakat, serta sepanjang penyusunan MoU itu memenuhi syaratsyarat shanya sebuah perjanjian sebagaimana tertuang dalam Pasal 1320
KUHPerdata.
Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa syarat sahnya perjanjian adalah (i)
adanya kesepakatan para pihak yang mengikatkan diri; (ii) para pihak yang
membuat perjanjian adalah pihak yang cakap; (iii) perjanjian dibuat karena ada
hal tertentu; dan (iv) serta hal tersebut merupakan hal yang halal.
Bagaimana dengan kekuatan mengikat MOU? apakah MOU mempunyai daya
paksa untuk dilaksanakan bagi para pihak?
Tentang hal ini terdapat dua pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan
bahwa MoU kekuatan mengikat dan memaksa sama halnya dengan perjanjian itu
sendiri.Walaupun secara khusus tidak ada pengaturan tentang MoU dan materi
muatan MoU itu diserahkan kepada para pihak yang membuatnya serta bahwa
MoU adalah merupakan perjanjian pendahuluan, bukan berarti MoU tersebut
tidak mempunyai kekuatan mengikat dan memaksa bagi para pihak untuk
mentaatinya dan/atau melaksanakannya.
Ketentuan pasal 1338 KUHPerdata menjadi dasar hukum bagi kekuatan mengikat
MoU itu. Menurut pasal 1338, setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi para pembuatnya. Dengan kata lain jika MoU itu
telah dibuat secara sah, memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana
disebut dalam pasal 1320, maka kedudukan dan/atau keberlakuan MoU bagi
para pihak dapat disamakan dengan sebuah undang-undangyang mempunyai
kekuatan mengikat dan memaksa. Tentu saja pengikat itu hanya menyangkut
dan sebatas pada hal-hal pokok yang termuat dalam MoU.
Kedua, pendapat yang menyatakan dengan menitikberatkan MoU sebagai
sebuah perjanjian pendahuluansebagai bukti awal suatu kesepakatan yang

memuat hal-hal pokok, serta yang harus diikuti oleh perjanjian lain, maka
walaupun pengaturan MoU tunduk pada ketentuan perikatan dalam KUHPerdata,
kekuatan mengikat MoU hanya sebatas moral saja. Dengan kata lain pula MoU
merupakan gentlement agreement.
Penggunaan istilah MoU harus dibedakan dari segi teoritis dan praktis. Secara
teoritis dokumen MoU bukan merupakan dokumen yang mengikat para pihak.
Agar mengikat secara hukum, harus ditindaklanjuti dengan perjanjian.
Kesepakatan dalam MoU hanya bersifat ikatan moral. Secara praktis MoU
disejajarkan dengan perjanjian. Ikatan yang terjadi tidak hanya bersifat moral,
tetapi juga hukum.
Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap MOU? adakah upaya hukum yang
dapat dilakukan?
Jika kita menganut pendapat yang pertama, yang menyatakan bahwa kekuatan
mengikat MoU sama dengan perjanjianbersifat memaksa bagi para pihak,
maka dalam hal terjadi wan prestasi atau kelalaian dari para pihak atas
kesepakatan mengenai hal-hal pokok tadi, pihak yang lain dapat melakukan
upaya hukum perdata atas dasar gugatan wan prestasi atau ingkar janji.
Sedangkan jika kita menganut pendapat kedua, dimana kekuatan mengikat MoU
hanya sebatas moral obligation saja, maka para pihak cenderung akan
menghindari melakukan upaya hukum.
Atas kedua pendapat tersebut di atas, pilihan diserahkan pada masing-masing
pihak. Yang pasti jika ada perbedaan penafsiran dari para pihak tentang
kekuatan mengikat MoU ini, maka menurut saya pihak yang menganut pendapat
pertama tetap dapat melakukan upaya hukum perdata ke pengadilan jika pihak
yang lain yang melakukan ingkar janji atas MoU menjadi penganut pendapat
yang kedua.
V.

RUMUSAN PEMBENTUKAN INDUSTRI MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI

Solusi untuk kemandirian FKHMEI sebagai organisasi, Profesi dan forum ilmiah
Indonesia terhadap perluasan stakholder dan menyalurkan keilmuwan yang
dimiliki mahasiswa teknik elektro maka FKHMEI harus merumuskan,
merancang, dan mengolah Industri media yang berbasis teknologi untuk
menciptakan sebuah rumusan roadmap pembentukan industri media berbasis
teknologi yang mampu membacup kinerja FKHMEI .
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia. Pasal 1 ayat (1)

Guru Besar Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia, Harsono Suwardi,


menjelaskan empat faktor yang membuat media massa memiliki pengaruh yang
begitu kuat dalam organisasi.
1. Media massa memiliki daya jangkau yang luas dalam menyebarkan informasi
organisasi, bahkan mampu melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis
kelamin, dan status sosial-ekonomi. Dengan demikian, status organisasi yang
dimediasikan akan menjadi perhatian bersama di berbagai tempat dan kalangan.

2. Media massa memiliki kemampuan untuk melipatgandakan pesan yang begitu


mengagumkan. Dilipatgandakan atau tidaknya pesan memiliki korelasi yang
begitu erat dengan respons masyarakat terhadap isu tersebut. Apabila
responnya positif, kecenderungan media massa akan melipatgandakan isu
tersebut. Dampak pelipatgandaan ini tentu sangat besar di tengah masyarakat.
3. Setiap media dapat mewacanakan sebuah peristiwa organisasi sesuai
pandangannya masing-masing. Media massa memiliki kebijakan redaksional
terkait isi peristiwa organisasi yang ingin disampaikan. Kebijakan ini membuat
media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya, begitu
juga sebaliknya.
4. Media massa memiliki fungsi agenda setting. Media massa memiliki hak untuk
menyiarkan suatu peristiwa atau tidak menyiarkannya. Sehingga media massa
mampu menggiring opini publik dalam suatu diskusi. Output dari diskusi inilah
yang akan menentukan agenda-agenda dalam organisasi pemerintahan.
5. Pemberitaan peristiwa oleh suatu media kecenderungannya akan berkaitan
dengan media lainnya, sehingga terbentuk suatu rantai informasi yang
menambah kekuatan media massa dalam menyebarkan informasi organisasi dan
mampu memperbesar dampak yang diberikan kepada publik.
VI.

TUJUAN

Tujuan dasar Musyawarah Nasional X Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa


Elektro Indonesia (MUNAS IX FKHMEI), sebagai organisasi seprofesi mahasiswa
teknik elektro yang akan melaksanakan amanah & ketentuan AD/ART, GBHO dan
MKO. Melalui Musyawarah Nasional X tahun 2015 tujuan lebih lanjut diusulkan
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Musyawarah Nasional (MUNAS) X Forum Komunikasi
Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia (FKHMEI)
2. Pelaksanaan Seminar Pembukaan MUNAS X FKHMEI di Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh
3. Pelaksanaan Seminar Penutupan MUNAS X FKHMEI di Sabang
4. Atas dasar semangat dan niat segenap mahasiswa elektro se-indonesia
untuk memupuk kerjasama dan mempererat persaudaraan antara
mahasiswa Teknik Elektro se-Indonesia sebagai tempat kita berkumpul,
berdiskusi, berkomunikasi serta bertukar pikiran tentang tantangan yang
akan kita hadapi dimasa depan sebagai lulusan sarjana mahasiswa elektro
se-indonesia.
5. Menggali potensi dan memantapkan disiplin ilmu keteknik-elektroan
sebagai bekal Mahasiswa Teknik Elektro Indonesia yang akan berkiprah
dalam dunia industri serta daya saing di era global.
6. Meningkatkan wawasan mahasiswa Teknik Elektro dan peran aktif dalam
lingkungan masyarakat akademis, profesi, dan industri untuk melatih
Profesionalitas Mahasiswa elektro.
7. Memilih dan Melantik Presidium dan Sekretaris Jenderal FKHMEI di
kepengurusan baru periode 2015-2017.
8. Menemukan rancangan solusi yang mampu mengejawantahkan Visi, Misi
dan melakukan Program yang realistis, bertahap menuju cita-cita dari hasil
rumusanyang di bahas.

9. Terbinanya komunikasi, koordinasi, dan konsolidasi serta kreasi antara


sesama anggota FKHMEI yang di daerah maupun di pusat, serta selalu
dapat menjalin komunikasi antar instansi Pemerintahan, Perusahaan,
Perguruan Tinggi/Peneliti dan lainnya.
10.Sebagai ajang untuk melakukan pertukaran ilmu dari sudut pandang
keilmuan antar mahasiswa teknik elektro dari seluruh Indonesia.
11.Sebagai wahana untuk memperkenalkan daerah aceh, sebagai salah satu
tempat yang baik bagi perkembangan ilmu keteknik-elektroan di
Indonesia.
12.Pelaksanaan Pentas Seni dan Budaya
VII.

VIII.

IX.

TEMPAT DAN TANGGAL KEGIATAN


Hari
: Senin s/d Sabtu
Tanggal : 23-29 Maret 2015
Tempat : Wilayah I FKHMEI Provinsi Aceh
LANDASAN KEGIATAN
Tridharma Perguruan Tinggi.
SK Mendikbud RI No.155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FKHMEI.
Garis garis Besar Haluan Organisasi FKHMEI.
Mekanisme Kerja Organisasi FKHMEI
Keputusan MUNAS VIII tentang rekomendasi penyelenggara MUNAS IX
FKHMEI
Surat Rekomendasi SEKJEN FKHMEI NO : 07/SR/SEKJEN/FKHMEI/I/2014
tentang penyelenggara MUNAS IX FKHMEI .
TEMA
MUNAS X FKHMEI
Usulan rumusan pengembangan organisasi dalam menyongsong
pembentukan sumber daya manusia yang berjiwa pemimpin, berdikari
dan mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan di
indonesia.

Seminar Nasional
Dampak dari keuntungan dan kerugian pemanfaatan pembangkit listrik
berbasis renewable pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya. (pembukaan)
Strategi komunikasi pemanfaatan sumber daya manusia elektro
mendapatkan pasca sarjana dengan cara menciptakan industry media
berbasis elektronik. (penutupan)

X.

AGENDA KEGIATAN
WAKTU

AGENDA

Senin, 23 Maret 2015 WELCOME PARTY

KET

20.00
20.30
20.30
21.00

21.00
21.30

21.30
22.00
22.00
22.15
22.15
05.00

Registrasi Peserta
Gala Dinner (Pemulia Jamee)
Gladi pembukaan Musyawarah Nasional X Forum
Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia :
Laporan Ketua Panitia Pelaksana
Sambutan Sekretaris Jenderal FKHMEI
Sambutan Rektor Universitas Syiahkuala
Sambutan Gubernur Provinsi Aceh
Sambutan Menteri Riset Dan Teknologi RI Sekaligus
Membuka MUNAS X FKHMEI
Pentas Seni Dan Budaya
Doa Dan Penutup
Istirahat

Selasa, 24 Maret 2015 SEMINAR NASIONAL DAN DIALOG UMUM


07.30
08.30
08.30
10.00

10.00
10.30

10.30
12.00
12.00
14.00
14.00
15.00

Registrasi Peserta
Pembukaan Seminar Nasional :
Laporan Ketua Panitia Pelaksana
Sambutan Rektor Universitas Syiahkuala
Sambutan Gubernur Provinsi Aceh
KEYNOTE SPEECH
Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. (Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dampak dari keuntungan dan kerugian
pemanfaatan pembangkit listrik berbasis renewable
pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya.
DISKUSI
ISHOMA
Penutupan Seminar Nasional Dan Dialog Umum

Selasa, 24 Maret 2015 MUNAS FKHMEI


15.00
17.30

Sidang Pembuka :
Sidang Pleno Penghantar ;
- Pembahasan Tata Tertib MUNAS IX FKHMEI
Pembahasan Agenda Acara :
Pleno I
- Laporan Pertanggung jawaban Sekjend
Pleno II
- Pembagian Komisi
- Komisi 1 ( AD/ART)
- Komisi 2 (GBHO)
- Komisi 3 (MKO)
- Komisi 4 (Solusi Permasalahan FKHMEI) bersama

Anggota Kehormatan
- Komisi 5 (Strategi Management Komunikasi
Stakeholder) Bersama Anggota Kehormatan
- Komisi 6 (inisiatif perumusan Industri Teknologi
Berbasis Media) Bersama Anggota Kehormatan
17.30
19.30

ISHOMA

19.30
20.00
20.00
20.30
20.30
00.00

00.00
00.30

Pleno III
ROADMAP 2015-2025, Management Stakeholder
Daninisiatif Bersama Anggota Kehormatan
Pleno IV
AD ART/GBHO/MKO
Pleno V
Kampanye calon Sekertaris Jenderal FKHMEI Periode
2015-2017
Pemilihan Sekretaris Jenderal FKHMEI periode 20152017.
Pelantikan dan Sumpah Sekretaris Jenderal periode
2015-2017.
Pleno VI
Rekomendasi Tuan Rumah MUNAS Dan RAKERNAS
Pleno VII
Pengesahan Anggota Dan Pemekaran Wilayah

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) :


Sidang Pleno I ;
Luthfi Wahyudin (Sekjend FKHMEI 2012-2014)
Rise (Koordinator Presidium 2012-2014)
PLeno II ;
Pembagian Komisi
Komisi 4 (Solusi Permasalahn FKHMEI) bersama
Anggota Kehormatan
Komisi 5 (Strategi Management Komunikasi
Stakeholder) Bersama Anggota Kehormatan
Komisi 6 (inisiatif perumusan Industri Teknologi
Berbasis Media) Bersama Anggota Kehormatan
Pleno III
ROADMAP 2015-2025, Management Stakeholder
Daninisiatif Bersama Anggota Kehormatan

Kamis, 26 Maret 2015 MUNAS FKHMEI


05.00
06.00
06.00
07.00
07.00
08.00
08.00
09.00

09.00
12.00

Ibadah dan Olahraga


Registrasi
Pendaftaran dan Sarapan Pagi
Persiapan Sidang
Pembagian sidang komisi :
Komisi 1 (Anggaran Dasar Anggaran Rumah
Tangga)
Komisi 2 (Garis Besar Haluan Organisasi)
Komisi 3 (Mekanisme Kerja Organisasi)

12.00
13.30
13.30
13.45
13.45
14.45
14.45
15.45
15.45
16.45
16.45
19.30
19.30
19.45

19.45
00.00

00.00
05.00

ISHOMA
Persiapan Sidang
Sidang Pleno IV (Anggaran Dasar Anggaran Rumah
Tangga)
Sidang Pleno IV (Garis Besar Haluan Organisasi)
Sidang Pleno IV (Mekanisme Kerja Organisasi)
ISHOMA
Persiapan Sidang
Sidang Pleno V :
- Kampanye calon Sekertaris Jenderal FKHMEI Periode
2015-2017
- Pemilihan Sekretaris Jenderal FKHMEI periode 20152017.
- Pelantikan dan Sumpah Sekretaris Jenderal periode
2015-2017
Istirahat

Jumat, 27 Maret 2015 - SEMINAR NASIONAL


05.00
06.00
06.00
07.00
07.00
08.00
08.00
09.00

Ibadah dan Olahraga


Registrasi
Pendaftaran dan Sarapan Pagi
Kata kata sambutan :
Sambutan Dewan Presidium Nasional terpilih
Sambutan Sekertaris Jenderal terpilih
Sidang Pleno IV (Rekomendasi Tuan Rumah
RAKERNAS X FKHMEI)
Sidang Pleno V (Rekomendasi Tuan Rumah MUNAS XI
FKHMEI

09.00
10.00
10.00
12.00
12.00
ISHOMA
13.00
13.00
Berangkat ke pelabuhan Ulee Lheu
14.00
14.00
Tiba di Pulau sabang
16.00
16.00
ISHOMA
19.00
19.00
MAKRAB (Malam Keakraban)
22.30
22.30
Istirahat/Berlayar Kepulau Kapuk
05.00
Sabtu, 28 Maret 2015 SEMINAR NASIONAL DAN PENUTUPAN
MUNAS X FKHMEI
05.00
Ibadah dan Olahraga

06.00
06.00
07.00
07.00
08.00

08.00
08.30

10.30
12.00
12.00
14.00
14.00
15.00
15.00
18.00
17.00
19.30

19.30
22.00

Registrasi
Pendaftaran dan Sarapan Pagi
KEYNOTE SPEECH
Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. (Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dampak dari keuntungan dan kerugian
pemanfaatan pembangkit listrik berbasis renewable
pada daerah kepulauan dan perbatasan di nkri serta
solusi lainnya.
DISKUSI
ISHOMA
Penutupan Seminar Nasional Sekaligus Penutupan
Munas X FKHMEI
Tour Wisata
(pulau sabang : Titik Kilometer 0 Indonesia)
ISHOMA
- Tukar-Menukar Cinderamata antar
wilayah/himpunan.
- Pembagian Buku Hasil MUNAS X FKHMEI

MINGGU, 29 Maret 2015 KUNJUNGAN WISATA


05.00
06.00
06.00
08.00
08.00
10.00
10.00
18.00

Ibadah dan Olahraga


Menuju ke Pelabuhan Balohan Sabang
Sarapan dan Berlayar ke Pelabuhan Ulee Lheu
Wisata Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai