Disusun Oleh:
M. Dwi Suprayogi
110.2008.314
Penguji
dr. Prianto Djatmiko, Sp. KJ
dr. Safyuni, Sp.KJ
Status Psikiatri
Nomor Rekam Medis
: xx-xx-xx
Nama Pasien
: Tn. N
: M. Dwi Suprayogi
Usia
: 32 tahun
I IDENTITAS
Nama
: Tn. N
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku Bangsa
: Minang
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status
: Belum menikah
Alamat
II RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
Autoanamnesis
Alloanamnesis
A. Keluhan Utama
bisikan tersebut di akui pasien mempengaruhi perilaku pasien, namun tidak ada
keinginan pasien untuk bunuh diri. Pasien menyangkal melihat hal hal yang tidak dapat
dilihat oleh orang lain. Pasien juga menyangkal memiliki keahlian yang tidak dimiliki
orang lain.
Menurut kakak pasien sejak 7 hari SMRS pasien sudah mulai marah-marah, bicara
kasar dan mengertak keluarga terutama ibu nya. Pasien tidak berbicara dan tertawa
sendiri, namun hanya senyum-senyum sendiri, melamun, gelisah dan sulit tidur. Hingga
akhir pada saat subuh, 2 jam SMRS pasien marah-marah tanpa sebab serta memukul ibu
nya dengan menggunakan asbak rokok sampai terdapat luka robek di kepala.
Menurut keterangan kakak pasien, sebelumnya 2 tahun yang lalu pasien pernah
mengalami hal yang serupa namun, tidak sampai memukul. Kemudian di bawa ke RSJ
Soeharto Heerdjan dan di rawat selama 1 minggu. Kemudian setelah pasien tenang,
dibawa kembali kerumah. Setelah kejadian tersebut pasien di rumah di ajak berdagang
baju membantu kakaknya, kegiatan sehari-hari dapat di lakukan sendiri. Awal nya pasien
selalu kontrol dan minum obat secara teratur , namun kemudian pasien mulai jarang
minum obat, dan bila di tegur ibu nya untuk minum obat pasien marah dan mengertak.
Setelah itu kegiatan pasien hanya malas-malasan di rumah, hanya mau nya di kamar
menyendiri dan melamun. Makan pun sering di bawakan oleh ibu pasien ke kamar.
Pasien memiliki khayalan ingin usaha di kampung seperti menjadi petani yang sukses,
yang kata kakaknya itu cuma khayalan karena di kampung keluarga nya tidak memiliki
tanah yang luas dan subur. Menurut keterangan kakak pasien, ternyata pasien tidak
pernah di suruh-suruh untuk mengerjakan sesuatu apalagi mengangkat barang dagangan.
Warga sekitar rumah pasien juga resah dengan tingkah laku pasien, pasien sempat
mengancam mau membunuh tetangga nya sambil membawa pisau. Ibu pasien sekarang
merasa trauma dengan perilaku pasien.
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Kakak pasien mengungkapkan bahwa pasien pernah menunjukan gejala yang
hampir sama dengan saat ini namun tidak sampai memukul pada tahun 2012,
kemudian pasien di bawa ke RSJ Soeharto Heerdjan kemudian di rawat selama 1
minggu.
Selama tahun 2013 kondisi pasien diakui stabil, pasien tidak pernah
mengamuk dan marah marah namun kegiatan pasien hanya menyendiri di kamar.
Lalu akhir tahun 2014 pada bulan desember pasien mulai kembali marah bila di tegur
dan di suruh minum obat, yang karena obat nya jarang di minum oleh pasien. 1
minggu SMRS kembali timbul, ngamuk dan marah marah dengan alasan pasien
merasa tidak senang di suruh-suruh. sehingga pasien merasa dirinya tidak dihargai
oleh ibunya. Pada awal bulan januari 2015 pasien di bawa kembali ke RSJ Soeharto
Heerdjan.
2. Riwayat gangguan medik
Riwayat penyakit diabetes, hipertensi, demam tinggi, kejang,stroke, dan
penurunan kesadaran disangkal. Riwayat gangguan fungsi otak yang berhubungan
dengan kondisi kejiwaan disangkal.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien merokok kurang lebih 1 bungkus per hari. Riwayat minum minuman
keras disangkal. Riwayat penyalahgunaan zat adiktif dan obat obatan terlarang
disangkal.
3
0.3
tahun 2011
tahun 2012
tahun 2013
tahun 2014
tahun 2015
Column2
7. Kehidupan Perkawinan/psikososial
Pasien belum menikah.
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan hal -
berurusan dengan penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang
terkait dengan hukum
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara, ayah pasien mempunyai 3 orang
saudara dan ibu pasien mempunyai 10 orang saudara. Dalam riwayat keluarga ada nya
keluhan yang sama dengan pasien disangkal. Sekarang pasien tinggal serumah dengan ibu
dan kakak laki-laki pertama nya.
a)Far
Keterangan
Laki-Laki
Perempuan
Pasien
Serumah
Meninggal
: Komposmentis
2. Penampilan
a) Deskripsi Umum
Pasien laki laki berusia 32 tahun, tubuh agak gemuk, kulit coklat, rambut agak botak
berwarna hitam. Saat wawancara pasien menggunakan baju RSJ bewarna abu-abu dan celana
pendek selutut. Pasien tidak menggunakan alas kaki. Kuku kaki dan tangan pendek, tangan
tidak kotor. Kebersihan dan kerapihan diri cukup.
b) Identifikasi personal
Pasien tampak tenang, kooperatif, menjawab semua pertanyaan dengan baik dan
lengkap. Tidak tampak perilaku agitasi ataupun hostilitas. Sebelum melakukan wawancara
pasien tampak sedang duduk mengobrol bersama teman. Saat proses wawancara pasien
menjawab, pasien berbicata secara spontan. Setelah proses wawancara pasien tetap tenang
dan kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.
c) Sikap dan aktivitas psikomotor.
Sikap dan aktivitas pasien sebelum, selama, dan setelah wawancara tampak normal.
Tidak tampak perilaku agitasi, hostilitas, maupun gangguan perilaku dan aktivitas piskomotor
lainnya.
3. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, dengan intonasi dan kecepatan yang normal. Kuantitas
cukup. Volume bicara normal. Tidak ditemukan adanya gangguan bicara.
4. Mood dan Afek
a) Mood
: Euthym
b) Afek
: Luas
c) Keserasian
: Serasi
b) Isi pikir
c) Persepsi
: Baik
b). Orientasi
: Baik, pasien tahu perbedaan dan persamaan bola tenis dan jeruk serta
tahu arti peribahasa berakit rakit dahulu, bersenang senang
kemudian)
: Daya Nilai sosial baik, pasien tahu bahwa mengamuk dan melempar
barang tidak baik
Uji Daya Nilai baik, pasien tahu bahwa setelah keluar dari RS ia harus
bekerja, ia tau bahwa pengangguran tidaklah baik dan harus rutin
minum obat.
Daya nilai realita terganggu dengan adanya waham dan halusinasi.
h). Tilikan
: Baik
: Compos Mentis
: 130/70 mmHg
: 86x/menit
: 36,3C
: 22x/menit
: Sedikit gemuk
: BJ I-II reguler, murmur - , gallop : Suara napas Vesikuler, Ronki -/- , Wheezing -/: BU +, Nyeri tekan (-)
11. Ekstremitas (Atas) : Akral hangat, CRT < 2 detik,
(Bawah)
B. Status neurologis
Saraf kranial (I-XII) : Baik
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Refleks fisiologis
: (+) normal
Refleks patologis
: Tidak ada
Motorik
: Baik
Sensorik
: Baik
Fungsi luhur : Baik
Gangguan khusus
: Tidak ada
Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (N), resting tremor (-),
distonia (-).
V PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data Hasil pemeriksaan penunjang tanggal 08 Januari 2015, ditemukan rata-rata seluruh
pemeriksaan dalam batas normal.
HB
: 15,8 g/dl
GDS
: 103 mg/dl
Leukosit
: 10.300 mm3
SGOT
: 32 u/l
Trombosit
: 295.000/dl
SGPT
: 55 u/l
HT
: 44%
Ureum
: 17 mg/dl
LED
: 44
Kreatinin
: 0.8 mg/dl
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini:
i.
-
Distress / penderitaan: bicara sendiri, marah-marah tanpa alasan yang jelas dan
ii.
Tidak
ada
gangguan
kesadaran
neurologik.
-
iii.
Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk skizofrenia karena memenuhi kriteria
skizofrenia seperti:
Minimal 1 gejala khas dari kelompok 1 yang jelas atau 2 gejala yang kurang jelas :
Arus pikir terputus, inkoherensi, gejala negatif seperti respon emosional yang menumpul atau
tidak wajar, mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, dan bukan disebabkan karena depresi.
-
Skizofrenia ini termasuk skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria diagnostik sebagai
berikut:
-
AKSIS IV
AKSIS V
GAF current
AKSIS II
AKSIS III
AKSIS IV
AKSIS V
Organobiologik
Psikologi / psikiatrik
Sosial / keluarga
: Tidak ada
: Halusinasi audiotorik, waham kejar
: Hubungan sosial dengan keluarga
X PROGNOSIS
Prognosis ad vitam
Prognosis ad fungsionam
Prognosis ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
XI TATALAKSANA
a) Farmakoterapi
1. Risperidon tab 2 x 2mg p.o
2. Triheksilfenidil tab 2 x 5mg p.o
Efek terapi: Obat golongan anti-muskarinik. Mengurangkan efek samping
extrapiramidal (akatisia, distonia, parkinsonisme) yang diakibatkan pemakaian
obat antipsikotik.
Triheksilfenidil diberikan karena untuk mengatasi timbulnya efek samping dari
haloperidol yang tidak diinginkan seperti Parkinson. Diberikan bersamaan
dengan haloperidol dengan tujuan untuk mencegah timbulnya parkinson disease
yang timbul secara mendadak saat OS tidak dalam pengawasan.
b) Psikoterapi
Psikoedukasi
Terapi individual :
Memberikan
informasi
dan
edukasi
kepada
OS
mengenai
cara
Psikoterapi suportif
terhadap stimulus dari luar. Selain itu juga agar OS belajar berkomunikasi
verbal dan mengekspresikan emosi secara sehat, membantu OS untuk
meningkatkan orientasinya terhadap realitas dan memotivasi OS agar dapat
bersosialisasi dengan sehat.
c) Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang di sekitar OS tentang
penyakit OS agar lebih memaklumi dan mengerti keadaan OS sehingga dapat
memberikan dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif
yang dapat membantu proses penyembuhan OS selanjutnya.