Anda di halaman 1dari 9

TugasUTS

KeterampilanBerbahasa

Nama
NIM

:MohamadNoorFirdaus
:1812018300167

UniversitasIslamNegeri
SyarifHidayatullahJakarta
ProgramDMS2014

1.

HakikatKeterampilanBerbahasa

Keterampilan berbahasa merupakan aspek kemampuan berbahasa yang menjadi sasaran tumpu
para pembelajar bahasa. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan para pengajar terus berupaya
meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa melalui pencapaian kompetensi berbahasa,
yaknimenyimak,membaca,berbicara,danmenulis.

1.
Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, bercerita, pidato,
wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama,
cerpen,dannovel
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalamkegiatan
berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan
pementasandrama
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk
grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel,
biografi,puisikontemporer,karyasastraberbagaiangkatandansastraMelayuklasik.
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dalam bentuk teks narasi, deskripsi,eksposisi,argumentasi,tekspidato,proposal,suratdinas,surat
dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra
berbentukpuisi,cerpen,drama,kritik,danesei.

2.

AspekaspekKeterampilanBerbahasa

Keterampilanberbahasamempunyaiempataspekatau
komponen,yaitu:
a. Keterampilanmenyimak
b. Keterampilanberbicara
c. Keterampilanmembaca
d. Keterampilanmenulis

Aspek keterampilan berbicara yang saya kuasai, berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa, aspek keterampilan berbahasa yang lain yaitu membaca, mendengar, dan
menulis. Menurut Tarigan (2008:16) berbicara berarti kemampuan mengucapkan bunyibunyi
artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakanataumenyampaikanpikiran,gagasan,
dan perasaan. Greene & Petty dalam Tarigan (2008:34) mengartikan berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.
Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh
oleh sang anak, melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelummatangan dalam

perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam kegiatankegiatan berbahasa.


Berbicara merupakan aktivitas yang sangatpentingdalamkehidupan,sebabmelaluisebuahaktivitas
berbicara seseorang mampu berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Melalui aktivitas
berbicara seseorang menyampaikan keinginan, informasi, pikiran,gagasan,membujuk,meyakinkan,
mengajak,danmenghibur.HaliniselarasdengantujuanberbicaramenurutTarigan(2008:15),yaitu:
(1)memberitahukandanmelaporkan(toinform),
(2)menjamudanmenghibur(toentertain),
(3)membujuk,mengajak,mendesak,danmeyakinkan(topersuade).

Keterampilan berbicara terbagi menjadi beberapa aspek. Nurgiyantoro (2001: 287) membagi
keterampilanberbicaramenjadilimabentuk,antaralain:
(1) berbicaraberdasarkangambar,
(2) wawancara,
(3) bercerita,
(4) pidato,
(5) diskusi. Keterampilan berbicara tersebut dipelajari di lingkungan formal dan nonformal.
Mulgrave (dalam Tarigan, 2008: 22), membagi keterampilan berbicara menjadi dua yaitu
berbicarasebagaisenidanberbicarasebagaiilmu.
Berbicara sebagai seni penekanan penerapannya diletakkan sebagai alat komunikasi dalam
masyarakat, sedangkan berbicara sebagai ilmu menekankan mekanisme bicara dan mendengar,
latihan dasar bagi ajaran dan suara, bunyibunyi bahasa, bunyibunyi dalam rangkaian ujaran,
vowelvowel,diftongdiftong,konsonankonsonandanpatologiujaran.
Berbicara merupakan aktivitas yang sulit, karena berbicara tidak sekedar mengeluarkan kata dan
bunyibunyi, melainkan penyusunan gagasan yang dikembangkan sesuai dengan pendengar atau
penyimak (Mulgrave dalam Tarigan, 2008: 16). Kesulitan berbicara di depan umum dipengaruhi
oleh beberapa hal yang dapat menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum.
Hambatanhambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Ketiga perasaan itu
dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapat membuat seseorangmerasatidakmampu
berbicaradidepanumum

3. Kesalahpahamandalamberkomunikasi
Kesalahpahaman dalam berkomunikasi tentunya pernah terjadi baik di masyarakat, di sekolah, di
kampusdikantor.Haltersebuttimbuldipengaruhibeberapafaktor.
Faktorfaktoryangmempengaruhikesalahpahamankhususnyakarenafaktorkomunikasiadalah
(1)kondisipelakukomunikasisepertitingkatpendidikan,pengetahuantentangkerjadankondisifisik
(2)isipesansepertikejelasan,danisikalimat
(3)mediasepertijumlahdanmutufasilitas
(4)kebisingandalamhalfisikdanpsikologilingkungankerja
(5) bahasa tubuh seperti dalam hal cara tutur kata, dan gerak tubuh. Semakin tinggi standar
elemenelemen tersebut diterapkan maka kemungkinannya terjadi distorsi informasi dan
kesalahpahamansemakinrendah.
Kesalahpahaman dapat memiliki makna ganda. Yang pertama adalah kesalahpahaman dapat
mengakibatkan proses pekerjaan mengalami penyimpangan dari standar prosedur operasi. Kalau
demikian maka sistem operasi pekerjaan akan kacau. Hubungan satu sistem dengan sistem lainnya

tidak saling berkait. Akibatnya maka produktifitas akan rendah atau di bawah target. Dengan kata
lain akan menghabiskan waktu dan uang perusahaan dengan percuma. Makna yang lain adalah
karena bersifat normal maka kesalahpahaman dapat dijadikan basis untuk terus menerus dilakukan
perbaikan komunikasi. Yang tadinya terdapat konflik antara atasanbawahan dan antarbawahan
dapat diselesaikan dengan saling mengerti. Yang sebelumnya antarsubsistem mengalami gangguan
maka dengan perbaikan kesalahpahaman akan menyebabkan sinergi sistem yang semakin kuat.
Untukituapayangmestidilakukanperusahaandankaryawan?
Perusahaan hendaknya menerapkan kebijakan teknis yang menyangkut pengembangan komunikasi
kerja dan interpersonal. Fasilitas berupa komputer, ruang rapat, multimedia, papan pengumuman,
dan alat telekomunikasi perlu disediakan. Selain itu penting dilakukan pelatihanpelatihan bagi para
karyawan bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Sementara itu perlu disediakan kesempatan
bagi karyawan dalam mengikuti acaraacara rapat kerja teknis. Dengan demikian para karyawan
secara bertahap dapat meningkatkankemampuannyauntukmenjadipembicaradanpendengaryang
baik.

4. Menyimakmenurutparaahli

Menurut Tarigan (2008: 31) menyimak adalah: Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
olehpembicaramelaluiujaranataubahasalisan.
Menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya (Sabarti dalamSutari
dkk,1998:1819).
Menyimak menurut Moeliono ( 2008 : 1307 ) mempunyai arti mendengarkan atau memperhatikan
baikbaikapayangdiucapkanataudibacaoranglain.

5. Tahapantahapandalammenyimak

a. Tahap Mendengarkan : Tahap mendengarkanmerupakanproses yangdilakukanpembicara


dalamujaranataupembicaraanbarulahpadatahapmendengarkan(hearing)
b. Tahap Memahami : Setelah mendengarkan pembicaraan yang disampaikan, maka isi
pembicaraantadiperludipahamiataudimengerti(understanding)
c. Tahap Interpretasi : Penyimak yang baik akan menafsirkan atau mengaitkan bahansimakan
denganberbagaikonteks,yangdisebutinterpreting
d. Tahap Evaluasi : Pada tahap ini penyimak akan menerima gagasan pembicara dengan cara
menanggapi isi atau bahan simakan. Ini merupakan tahap paling tinggi yang disebut juga
tahapevaluasi.

6. Metodeyangditerapkanuntukmeningkatkandayasimakdisekolah

TeknikMeningkatkanDayaSimak
Telahdisebutkandiatasbahwapadasaatmenyimak..Andaperluberkonsentrasiterhadapapayang
Anda simak. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga berperan besar dalam kegiatan menyimak

adalah penguasaan kosakata. Hal ini terjadi karena penangkapan maknamerupakanbagianintegral


dari poses menyimakorangdewasa dikatakanmemilikikosakataminimumapabilaiahanyamemiliki
ratarata kosakata sekitar 20.000 kata. Selanjutnya. untuk meningkatkan daya simak Anda. ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan. di antaranya adalah teknik loc,. teknik penggabungan. dan
teknikfonetik(Sutaridkk.1997:6770).Berikutiniadalahpeniciasantekniktekniktersebut
1. TeknikLoci(LociSystem)
Teknik loci merupakan salahsatuteknikmengingatyangpalingtradisional.Teknikinipadadasamva
merupakan teknik mengingatdengancaramemvisualisasikanmateriyangharusdiingatdalamingatan
Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informasi dengan informasi lain
yangserupa,danmencocokanhalhalyangakandiingatdenganlokasitersebut.
2. TeknikPenggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengancaramenghubungkan(menggabungkan)
pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnya.
Pesan berantaiitudihubungkanpuladenganimageimagetertentuyangperludivisualkansecarajelas
dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan
dimatarantaikan), pesan pertama perludihubungkantersebutdenganlokasiyangakanmengingatkan
Andapadaitemtadi.
3. TeknikFonetik
Teknik fonetik melibatkan penggabungan angkaangka, bunyibunyi fonetis, dan katakata yang
mewakili bilanganbilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentukimage
visual yang kuat untuk masingmasing kata yang berhubungan dengan bilangan dan membentuk
penggabungan visual antara masingmasing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan
masingmasingkatayangterbentukdarikatakatayangdivisualisasikan.

7. Tujuan pembelajaran menyimak dari tiga ranah yakni pengetahuan (kognitif),


psikomotorikdanafektif.
Ranah kognitif ialah kemampuan yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual mulai dari tingkat
sederhana sampai ke tingkat yang kompleks. Ranah kognitif ini meliputi ingakaan, pemahaman,
penerapan,analisis,sintesis,danpenilaiaan.Jenjanginidiperolehsecaraberurutan.
a. Ingatan (K1) Dalam kategori ini siswa dapat mengingat kembali materiyangtelah dipelajari
sebelumnya.Inimerupakankemampuankognitifyangpalingawal.
b. Pemahaman (K2) Kemampuan kognitif tahap ini menuntut siswa untuk menyerap,
memahami,danmengerti,materiyangdipelajari.
c. Penerapan(K3)Kemampuankogintiftahaptigainimenuntutsiswauntukdapatmenerapkan
suatukaidahataumetodekerjapadasuatumasalahyangkonkritdanbaru.
d. Analisis (K4) Tahap ini menuntut siswa untuk merinci suatu kesatuan ke dalam
bagianbagiansehinggastrukturkeseluruhandapatdipahamidenganbaik.
e. Sintesis (K5) Tahap ini menuntut kemampuan siswa untuk membentuk suatu kesatuan dari
bagianbagianyangdihubungkansatusamalainsehinggaterciptasuatubentukbaru.
f. Penilaian (K6) Tahap ini menuntut kemampuan siswa untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu dengan pertanggungjawaban pendapat tersebut berdasarkan
kriteriakriteria tertentu. Jenjang ini merupakan yang paling kompleks dan memerlukan
pemenuhanjenjangjenjangsebelumnya.

Ranah Afektif : Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu pertama
kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses
pembelajaran. Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan
pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. Berbagai jenis tingkatan ranah afektif yang
dinilaiadalahkemampuansiswadalam
a. memberikanresponataureaksiterhadapnilainilaiyangdihadapkankepadanya
b. menikmatiataumenerimanilai,norma,sertaobjekyangmempunyainilaietikadanestetika
c. menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap
objekstudidan
d. menerapkan atau mempraktikan nilai, norma, etika dan estetika dalam perilaku kehidupan
seharihari.
Penilaian perlu pula dilakukan terhadap daya tarik, minat, motivasi, ketekunan belajar, dan sikap
siswaterhadapmatapelajarantertentubesertaprosespembelajarannya.

Ranah Psikomotor : Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai meliputi
tingkatan gerakan awal, gerakan rutin. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi tersebut, adalah
sebagaiberikut:
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan siswa dalammenggerakansebagian
anggotabadan.
b. Tingkatan gerakan semi rutin meliputi kemampuan melakukan ataumenirukangerakanyang
melibatkanseluruhanggotabadan.
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan
sempurnadansampaipadatingkatanotomatis.

8. Tujuanpembelajaranmenyimakdisekolah

Keterampilan menyimak atau mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa yangtelahdimiliki


sejak manusia itu lahir. Meskipun demikian seringkali kita sulit memahami informasi lisan yang
disampaikan seseorang. Padahal,sebagianbesarwaktukitaadalahuntukmenyimak/mendengarkan.
Entahmenyimak/mendengarkancerita,musik,berita,atauinformasiinformasilain.
tujuanmenyimak/mendengarkanadalahuntuk:
1. memperolehinformasiyangadahubungandenganprofesi
2. meningkatkankeefektifanberkomunikasi.
3. mengumpulkandatauntukmembuatkeputusan.
4. memberikan respon yang tepat, memperoleh pengetahuan secara langsung atau melalui
radio/televisi.
5. menikmatikeindahanaudioyangdiperdengarkanataudipagelarkan.
6. mengevaluasihasildengaran,dan
7. mengapresiasibahandengaranagardapatmenikmatisertamenghargainya.

Kemampuan mendengarkan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran seperti halnya


kemampuankemampuan berbahasa yang lainnya, yaitu kemampuan berbicara, membaca, dan
menulis.Olehkarenaitu,keterampilanmenyimakataumendengarkanjugadiajarkandisekolah.

9. Ragammenyimak

1. MenyimakEkstensif
Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan seharihari, seperti:
mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang dipasar,khotbah dimasjid,pengumumandi
stasiunkeretaapi,dansebagainya.Adabeberapajeniskegiatanmenyimakekstensif.
a. Menyimak Sosial Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial,
seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimakinilebih
menekankan pada faktorstatussosial,unsursopansantun.dantingkatandalammasyarakat.
Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang
santun.Dalamhalini,nenekmemilikiperanyanglebihutama,sedanganakmerupakanperan
sasaran.
b. Menyimak Sekunder Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang
pembelajar sedang membaca di kamar,iajugadapatmendengarkanpercakapanoranglain,
suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh
pembelajartersebut,namuniatidaktergangguolehsuaratersebut.
c. Menyimak Estetika Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak
estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya,
menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan
menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan
memahami sebuah pembacaan puisi.Dalamhalini,emosipenyimakakantergugah,sehingga
timbul rasa senang terhadap puisi tersebut.Demikianpulapembacaanceritapendek.Halini
pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering
membacakan cerpencerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan
tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan
tersebut.
d. Menyimak Pasif Menyimakpasifialahmenyimaksuatubahasanyangdilakukantanpaupaya
sadar. Misalnya, dalam kehidupan seharihari, seseorang mendengarkan bahasa daerah,
setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa
daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut.
Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif.
Namun, pada akhirnya, orangitudapatmenggunakanbahasadaerahdenganbaik.Kegiatan
menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan seharihari.
Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya,
menyimakpasifterjadikarenakebetulandanketidaksengajaan.

2. MenyimakIntensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguhsungguh
dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki.
Berikut ini adalah halhal yang berkaitan dengan menyimak intensif (a) menyimak intensif

a.

b.

c.

d.

pada dasarnya menyimak pemahaman, (b) menyimak. Intensif memerlukan tingkat


konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi, (c) menyimak intensif pada dasarnya
memahami bahasa formal, dan (d) menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang
disimak.Agarjelas,halitudiuraikandalampenjelasanberikut.
Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman Pemahaman ialah proses memahami suatu
objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan.
Pada dasarnya orangmelakukankegiatanmenyimakintensifdengan tujuan untukmemahami
makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Halitu
berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial.
ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami
maknapembicaraan.
Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi Konsentrasi ialah memusatkan sermua
gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu
objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap
bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu
dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b)
perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang
disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai halhal yang dapat menggangu
kegiatanmenyimak,baikinternalmaupunekstenal.
Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal Bahasa formal ialah bahasa yang
digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi
komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain
sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah
bahasaresmiataubahasabaku.Bahasabakulebihmenekankanmakna.
Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan
mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat
dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi
dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur
kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan
daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang
telahdisimak.

10.

Kaitanpembelajaranmenyimakdenganpembelajaranketerampilanberbahasalainnya

Unsur bahasa lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam. yaitu aspeklinguistik
dan nonlinguitik. Aspek linguistik ialah katakata, frase, kalimat yang diucapkan pembicara kepada
penyimak. Aspek nonlinguistik sering disebut dengan istilah kinestetik. Aspek itu merupakan alat
konunikasi yang dapat membantu aspek linguistik. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat dengan
mudahditerimapenyimak.Adapunaspeknonlinguistiktersebutdapatberupa:
a. anggukankepala,artinyamenyatakansetuju,
b. acunganibujari,artinyamenyatakanpujian,
c. gelengankepala,artinyamenyatakantidaksetuju,
d. gerakanaliskeatas,artinyatandakurangsetujuataukurangbenar,

e. membungkukkanbadan,artinyatandamenghormat,danlainsebagainya.
Aspek kinestetik dapat membantu untuk memperjelas kalimatkalimat yang diucapkan pembicara.
Aspek kinestetik sangat bermanfaat bagi penyimak. Penyimak harus mengerti dan memahami
bentukbentuk linguistik dan nonlinguitik dalam berkornunikasi lisan, agar mereka dapat menyerap
maknakomunikasitersebutdandapatmenangkappesanyangdisampaikanpembicara.

Anda mungkin juga menyukai