Anda di halaman 1dari 2

Status Facebook Terindah

Jenuh menikmati sepi yang semakin menjadi-jadi. Ingin lari mengelak dari jejak kegelapan ini
sebelum diri terpenggal sunyi
Jika pertemuan kita dulu adalah sebuah pohon maka kau adalah daun yang tak tahu kapan akan
datang menghampiriku
Status Facebook Terindah
Sejak kau tak lagi menyapa. Ku lihat langit senjaku, tak lagi hadirkan warna rona jingganya
yang indah
Di langit senja, matahari masih sibuk mencumbui awan; tak perdulikan sepotong hati yang
punguti rindu pada tiap tetes gerimis
Di titik jauh perpisahan, kenangan kembali bertegur mesra, ranum senyum mengingatkan aku
pada hari itu; semasa cinta bertahta
aku keindahan hujan dan engkau pelangi hitamku, aku kesunyian dan engkau lari dariku
Kepadamu hening, haruskah ku Tuhankan sabar, ku Nabikan tabah? Sementara aku lelaki
petarung, yang jengah di keparati
Sejak kau tak lagi menyapa. Pagi, tak lagi ku nikmati aroma kamu, yang mengendap di cangkir
kopiku
Disini pagi berlabuh begaduh dalam rindu walau semu namun masih tersisa pelangi di wajahmu
Miris itu, layaknya pagi begitu cerah namun gerimis mengiris tanah
Sebelum malam berpekat gelap, ku ingin berucap rindu yang beharap, atas puanku
Di taman hati kusemai bunga-bunga kasih, semoga kelak akan ada kupu kupu yang singgah dan
menghisap sari cintanya
Senja memberi kenangan lewat kupu-kupu cantik menyapa soka. Walau malam datang tergesagesa, rindu lega
Tolong ajarkan aku melupakan semua tentangmu, dan meletakkan hatiku kembali pada
tempatnya. sebab mencintaimu begitu nyeri
Senja berlalu tanpa makna, tanpa pesan cinta, tanpa sepatah kata, dan aku tetap saja menunggu
rindu dengan setia
Pagi dan mentari, ramaikan sepimu yang dalam sunyi mengharap cinta sejati
Beri aku kepedihan, namun jangan bungkam aku dengan perpisahan. Kehilangan, adalah kata
yang tak bisa kuterima
Ejalah namaku. Siapa tahu dapat membangunkan rindu yang membeku di sana. Jika dan hanya
jika
Rinduku bagaikan ombak laut yang menggila; tak bisa tenang. selalu menghepaskan gelombang
di bibirmu
Aku duduk terdiam di tengah kesunyian, menatap langit yang enggan berbicara. Hingga tak ada
lagi tempatku meluahkan cinta
cinta itu air mata, untuk sepasang merpati yang terpisah oleh jeruji besi!
Pagi jadi pelarian kedua setelah senja. Berlari dari kenyataan. Mengenang apa yang berlalu.
Lagi-lagi, aku rindu

Kekasihku, sungguh pada sunyi yang membucah di titik terhening di dalam diriku itulah aku
menemukan keabadianmu bersemayam
Mentari coba menyenangkan rindu, tersenyum malu-malu, walau dingin tak mau berlalu

Anda mungkin juga menyukai