Anda di halaman 1dari 2

Merupakan peluang dan tantangan untuk farmasis di indonesia undang-undang ini

menjadi peluang bagi farmasis untuk menunjukan eksistensinya di bidang profesi


kefarmasian karena selama ini peran tenaga farmasis lebih banyak sebagai tenaga
management,selain itu ju ga memberikan peluang yang cukup besar bagi seorang farmasis
untuk memberikan informasi yang benar dan pelayanan obat yang aman dan halal untuk
digunakan,tentunya hal ini diperlukan pengetahuan dan wawasan yang cukup luas mengenai
konsep halal dan haram dalam produk farmasi yang beredar di masyarakat.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara
dusta ini halal dan ini haram,untuk mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah,sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung,(Q.S An Nahl : 116)
Salah satu unsur yang menjadi nilai tambah pada pelayanan kefarmasian kepada
pasien atau masyarakat pada umumnya adalah dimana pasien akan merasa lebih diperhatikan
dalam penyembuhan penyakitnya daripada hanya sekedar membeli obat yang telah
diresepkan oleh dokter,sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat baik itu dari sisi
kesehatan maupun dari segi wawasan kesehatan,pelayanan kefarmasian yang baik dapat
membantu masyarakat melakukan pengobatan mandiri,dengan pengobatan mandiri
masyarakat dapat mengobati penyakit-penyakit ringan tanpa harus tergantung
dokter,mengingat rasio jumlah jumlah pasien dan dokter di indonesia yang jauh dari kondisi
ideal,pengobatan sendiri dan mandiri dapat sangat menguntungka secara financial bagi pasien
maupun anggaran kesehatan nasional,
Pelayanan kefarmasian berupa pelayanan obat kepada pasien melalui berbagai
tahapan pekerjaan yang meliputi tinjauan diagnosa penyakit yang dilakukan oleh
dokter,pemilihan,penyiapan dan penyeraha obat kepada pasien yang disertai penyampaian
informasi dan konseling kepada pasien sehingga obat yang sampai ke tangan pasien dapat
diterima dalam keadaan baik,efektif dan aman karena disertai informasi yang jelas dan tepat.
Obat bagi pasien atau penderita bukan lagi sekedar ketersediaan melainkan juga perlu
diketahui apakah obat dipilih secara tepat indikasi,dosis,tepat pasien,tepat pemberian,bebas
dari interaksi obat berbahaya,efek samping obat terkendali dan tepat harga,terutama bagi
pasien yang memiliki kemampuan ekonomi yang rendah,selain itu juga pasien perlu
mengetahui apakah obat yang di konsumsi nya itu halal atau mengandung bahan-bahan yang
berindikasi haram untuk dikonsumsi,sehingga pasien dapat menentukan untuk menggunakan

dengan beberapa pertimbangan atau memilih alternatif obat lain yang lebih aman untuk di
konsumsi.
Asuhan kefarmasian atau pharmaceutial care merupakan istilah baru yang kita kenal
akhir-akhir ini,dengan meningkatkan biaya kesehatan dan adverse drug reactions(ADR) dari
obat-obat yang diresepkan.menjadikan konsep pelayanan kefarmasian ini menjadi lebih
penting untuk dilakukan,dalam etika profesi farmasi,para farmasis mempunyai kewajiban
untuk melindungi pasiennya dari kerugian akibat kecelakaan pemakain obat yang
merugikan.adapun fungsi utama dari pelaksanaan asuhan kefarmasian ini antara lain
mengidentifikasi baik yang aktual maupun potensial masalah yang berhubungan dengan
obat,menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan obat,serta mencegah terjadinya
masalah yang berhubungan dengan obat.
Bentuk penerapan dari konsep asuhan kefarmasian di rumah sakit dapat dilakukan
pada pasien rawat jalan melalui informasi,konseling,dan edukasi untuk obat bebas dan obat
yang di resepkan,pemberian label,leaflet,brosur,buku edukasi,pembuatan buku riwayat
pasien,serta jadwal minum obat,sedangkan untuk pasien rawat inap melalui informasi dan
konseling pasien yang masuk maupun yang keluar,DIS (Drug Information Service),TDM
(Terapeutic Drug Monotoring),TPN (Total Parenteral Nutrition),Drug-Theraphy
Monitoring,Drug Theraphy Management,dan bentuk pelayanan kefarmasian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai