FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. Syahrun Zahier
NIM :03101404001
VISKOSITAS
Viskositas(kekentalan)dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu
fluida. Karena viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di
atas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas
permukaaan lainnya bila di antara permukaan-permukaan ini terdapat lapisan fluida,
haruslah dikerjakan gaya. Baik zat cccair maupun gas mempunyai viskositas; hanya
saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas. Dalam merumuskan persamaanpersamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya
mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat.
Gambar 1.1 ialah salah satu macam alat mengukur viskositas zat cair. Sebuah
silinder diberi poros di atas bantalan yang hampir tidak mempunyai gesekan sehingga
dapat berputar secara konsentrik di dalam bejana berbentuk silinder. Zat cair yang
viskositasnya akan diukur, dituangkan ke dalam ruang diantara silinder-silinder itu.
Suatu kopel (gaya putar) dapat diberikan kepada silinder sebelah dalam oleh sistem
kerekan- beban. Apabila beban dilepaskan, silinder sebelah dalam ini akan beroleh
percepatan sejenak, tetapi dengan cepat pula mencapai suatu kecepatan sudut
konstan dan akan terus menerus berputar dengan kecepatan konstan ini selama kopel
tadi masih bekerja. Jelas kiranya bahwa kecepatan ini akan lebih kecil bila cairan yang
hendak diukur kekentalannya itu gliseri misalnya, dan bukan air atau minyak tanah
(kerosenel). Bila besar kopel, dimensi alat itu, dan kecepatan sudutnya diketahui,
maka viskositas zay cair yang hendak diukur dapat dihitung.
,atau
Rumus 1.5 F =A
Untuk cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak
tanah
(kerosene), tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur
tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil. Dalam hal cairan seperti molase atau
gliserin, diperlukan tegangan luncur yang lebih besar untuk cepat perubahan
regangan luncur yang sama, dan viskositas cairannya lebih besar pula. Viskositas gas
kurang sekali dari viskositas cairan. Viskositas semua fluida sangat dipengaruhi oleh
temperatur; jika temperatur naik, viskositas gas bertambah dan viskositas cairan
berkurang.
Persamaan 1.3 dirumuskan untuk kejadian khusus dalam mana kecepatan
makin bertambah secara uniform bila semakin jauh dari pelat sebelah bawah. Istilah
umum untuk cepat perubahan kecepatan ruang, dalam arah aliran, ialah gradien
kecepatan dalam arah tersebut. Khusus pada kejadian ini, gradien kecepatan ialah
Pada kejadian yang umum, gradien kecepatan tidak uniform dan harganya di tiap titik
dapat dituliskan sebagai
yang dipisahkan oleh jarak dy diukur tegak lurus terhadap arah aliran. Karena itu
bentuk umum persamaan 1.4, ialah:
Rumus 1.6 F=A
Satuan viskositas ialah gaya kali jarak dibagi oleh luas kali kecepatan. Jadi,
dalam sistem cgs satuan viskositas ialah 1 dyn cm (cm s ), yang disederhanakan
menjadi 1 dyn s cm
Viskositas
Viskositas air
Viskositas udara
minyak
(centipoise)
(micropoise)
Jarak, (poise)
53
1,792
171
20
9,86
1,005
181
40
2,31
0,656
190
60
0,80
0,469
200
80
0,30
0,357
209
100
0,17
0,284
218
Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pernah lihat air khan ? air apa dulu gurumuda air sumur, air
leding, air minum, air tawar, air
gurumuda adalah zat cair yang jenisnya berbeda misalnya sirup dan air. Sirup
biasanya lebih kental dari air. Atau air susu, minyak goreng, oli, darah, dkk.
Tambahin sendiri. Tingkat kekentalan setiap zat cair tersebut berbeda-beda. Btw, pada
umumnya, zat cair tuh lebih kental dari zat gas.
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida tuh zat yang dapat mengalir,
dalam hal ini zat cair dan zat gas jangan pake lupa ya). Istilah gaulnya, viskositas
tuh gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dkk. Dirimu bisa membuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di
yunani. Hurufnya orang yunani aneh2, kakinya sebelah panjang, sebelahnya pendek
= koofisien viskositas. Jadi tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koofisien
viskositas fluida tersebut. Secara matematis, koofisien viskositas bisa dinyatakan
dengan persamaan. Sekarang, siapkan amunisi secukupnya kita akan menurunkan
persamaan si koofisien viskositas. Untuk membantu menurunkan persamaan, kita
meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat
sejajar. Ok, tancap gas Tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan.
Gambar 1.7
Lapisan fluida tipis ditempatkan di antara 2 pelat. Gurumuda sengaja memberi
warna biru pada lapisan fluida yang berada di bagian tengah, biar dirimu mudah
paham dengan penjelasan gurumuda. Masih ingat si kohesi dan adhesi tidak ? kohesi
tuh gaya tarik menarik antara molekul sejenis, sedangkan si adhesi gaya tarik menarik
antara molekul yang tak sejenis. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan lapisan fluida
yang nempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarik menarik).
Sedangkan gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida (molekul fluida saling tarik
menarik).
Rumus 1.8
Sebelumnya, gurumuda sudah menjelaskan bahwa Fluida yang lebih cair
biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang lebih kental lebih sulit
mengalir. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Nah, jika
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s
(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas
adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP).
1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis,
almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida
Temperatur
Koofisien Viskositas
Air
Darah (keseluruhan)
Plasma Darah
Ethyl alkohol
( C)
0
20
60
100
37
37
20
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,65 x 10-3
0,3 x 10-3
4,0 x 10-3
1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3
10.000 x 10-3
1500 x 10-3
81 x 10-3
0,018 x 10-3
30
0
20
60
20
Udara
Hidrogen
0
0,009 x 10-3
Uap air
100
0,013 x 10-3
Hukum Poiseuille
Mengingat sifat umum efek kekentalan,jelas kiranya, bahwa kecepatan fluida
kental
yang
mengalir
melalui
pipa
tidak
sama
di
seluruh
titik
penampang
lintangnya.Lapisan paling luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol.
Dinding pipamenahan gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan
pula lapisan berikutnya, dan seterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran
akan laminer,dengan kecepatan paling besar di bagian tengah pipa, Lalu berangsur
kecil sampai menjadi nol pada dinding pipa. Aliran fluidanya dapat diibaratkan seperti
pipa-pipa teleskop yang meluncur relatif satu sama lain; pipa paling tengah bergerak
maju paling cepat dan pipa yang paling liar tetap diam.
Misalkan dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L
mengalir fluida yang viskositasnya secara laminer (Gambar 1.6).sebuah silinder kecil
beradius
berada
dalm
kesetimbangan
(bergerak
dengan
kecepatan
konstan)disebabkan gaya dorong yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujngujung.
Persamaan Poiseuille.
Sebelumnya kita sudah mempelajari konsep2 viskositas dan menurunkan
persamaan koofisien viskositas. Pada kesempatan ini akan berkenalan dengan
persamaan Poiseuille. Disebut persamaan Poiseuille, karena persamaan ini ditemukan
oleh almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (1799-1869).Seperti yang sudah gurumuda
jelaskan di awal tulisan ini, setiap fluida bisa kita anggap sebagai fluida ideal. Fluida
Gambar 1.9
Keterangan :
R = jari-jari pipa/tabung
Rumus 1.10
Karena fluida bisa mengalir akibat adanya perbedaan tekanan (fluida mengalir dari
tempat yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah), maka F kita ganti
dengan p1-p2 (p1 > p2).
Rumus 1.11
Ketika menurunkan persamaan koofisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan
fluida riil antara 2 pelat sejajar. Setiap bagian fluida tersebut mengalami perubahan
kecepatan teratur sejauh l. Untuk kasus ini, laju aliran fluida mengalami perubahan
secara teratur dari sumbu tabung sampai ke tepi tabung. Fluida yang berada di sumbu
tabung mengalir dengan laju (v) yang lebih besar. Semakin ke pinggir, laju fluida
semakin kecil. Jari-jari tabung = jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R.
Jarak antara setiap bagian fluida dengan tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian
fluida itu sangat banyak dan jaraknya dari tepi tabung juga berbeda-beda, maka kita
cukup menulis seperti ini :
v1 = laju fluida yang berada pada jarak r1 dari tepi tabung (r1 = R)
v2 = laju fluida yang berada pada jarak r2 dari tepi tabung (r2 < r1)
v3 = laju fluida yang berada pada jarak r3 dari tepi tabung (r3 < r2 < r1)
v4 = laju fluida yang berada pada jarak r4 dari tepi tabung (r4 <r3 < r2 < r1)
vn = laju fluida yang berada pada jarak rn dari tepi tabung (rn < < r4 < r3 < r2 < r1)
Jumlah setiap bagian fluida sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti
berapa jumlahnya yang sebenarnya, maka cukup ditulis dengan simbol n. Setiap
bagian fluida mengalami perubahan laju (v) secara teratur, dari sumbu tabung (r 1 = R)
sampai tepi tabung (rn). Dari sumbu tabung (r1 = R) ke tepi tabung (rn), laju setiap
bagian fluida makin kecil (v1 > v2 > v3 > v4 > . > vn). Cara praktis untuk menentukan
jarak terjadinya perubahan laju aliran fluida riil dalam tabung adalah menggunakan
kalkulus. Tapi kalau pakai kalkulus malah gak nyambung alias beribet.. Dari
penjelasan di atas, kita bisa punya gambaran bahwa dari R ke r n, laju fluida semakin
kecil. Ingat ya, panjang pipa = L. Jika dioprek dengan kalkulus, akan diperoleh
persamaan :
Wuh, bahasa apa ini. he2. Ini adalah persamaan laju aliran fluida pada jarak r
dari pipa yang berjari-jari R. Kalau bingung sambil lihat gambar di atas. Perlu
diketahui bahwa fluida mengalir dalam pipa alias tabung, sehingga kita perlu meninjau
laju aliran volume fluida tersebut. Cara praktis untuk menghitung laju aliran volume
fluida juga menggunakan kalkulus. Gurumuda jelaskan pengantarnya saja
Di dalam tabung ada fluida. Misalnya kita membagi fluida menjadi potonganpotongan yang sangat kecil, di mana setiap potongan tersebut mempunyai satuan
luas dA, berjarak dr dari sumbu tabung dan mempunyai laju aliran v. Secara
matematis bisa ditulis sebagai berikut :
dA1 = potongan fluida 1, yang berjarak dr 1 dari sumbu tabung
dA2 = potongan fluida 2, yang berjarak dr 2 dari sumbu tabung
dA3 = potongan fluida 3, yang berjarak dr 3 dari sumbu tabung
dAn = potongan fluida n, yang berjarak drn dari sumbu tabung
Potongan2 fluida sangat banyak, sehingga cukup ditulis dengan simbol n saja, biar
lebih praktis (n = terakhir). Laju aliran volume setiap potongan fluida tersebut, secara
matematis bisa ditulis sebagai berikut : Setiap potongan fluida tersebut berada pada
jarak r = 0 sampai r = R (R = jari-jari tabung). Dengan kata lain, jarak setiap potongan
fluida tersebut berbeda-beda jika diukur dari sumbu tabung. Jika kita oprek dengan
kalkulus
Rumus1.12
Keterangan:::
fluida alias debit (Q) sebanding dengan pangkat empat jari-jari tabung (R 4), gradien
tekanan (p2-p1/L) dan berbanding terbalik dengan viskositas. Jika jari-jari tabung
ditambahkan (koofisien viskositas dan gradien tekanan tetap), maka laju aliran fluida
meningkat sebesar faktor 16. Kalau dirimu mau kuliah di bagian teknik perledingan
atau teknik pertubuhan, pahami persamaan almahrum Poiseuille ini dengan baik.
Konsep dasar perancangan pipa, jarum suntik dkk menggunakan persamaan ini. Debit
= - 2rL
Rumus 1.17V=
Yang merupakan persamaanparabola. Garis lengkung dalam gambar 1.16 (b0 arah
grafik persamaan ini. Panjang anak-anak panah sebanding dengan kecepatan diposisi
masing-masingnya.
Gradien
kecepatan,dv/dr,
disembarang
radius,
merupakan
kemirinan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu vertikal. Kita
katakan bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.
Guna menghitung cepat pengosongan q, atau volum fluida yang melewati sembarang
penampang pipa per satuan waktu, perhatikanlah unsur-berdinding tipis seperti dalam
Gambar 1.16(c). Volum fluida dv yang melewati ujng-ujung unsur ini waktu dt ialah v
dA dt, dimana v kecepatan pada radius r ialah luas yang diarsir, yang sama dengan
2r dr.denagn mengambil rumusan v persamaan (1.7), maka kita peroleh
Rumus 1.18 dV =
empat,
sehingga
jika
sekiranya
sebagai
contoh,
radiusnya
hanya
Rumus 1.21
Vr=
(p p).
Dengan mengukur kecepatan akhir sebuah bola yang radius dan rapat
massanya diketahui, maka viskositas fluida ke dalam mana boal itu dijatuhkan,
dapatlah dihitung berdasrkan persamaan di atas. Persamaan ini juga telah digunakan
oleh Milikan untuk menghitung radius tetes minyak submikroskopik halus elektron.
Dalam percobaan ini, kecepatan akhir tetes minyak itu diukur ketika tetes jatuh dalam
udara yang viskositasnya diketahui.
Bilangan Reynold
Apabila kecepatn asuatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui
harga kritik tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat dan pada radius pipa), maka
sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang
bersebelahan dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masi laminer.
Kecepatan aliran di dalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin
bertambah besar secara uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sanagt
penting sekali dalam mennetukan tahanan terhadap aliran, dan lapisan menentukan
perpindahan panas ke atau dari fluida yang sedang bergerak itu.Di luar lapisan batas,
gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbul arus pusar setempat yang
memperbesar tahanan terhadap aliran, Aliran semacam ini disebut aliran yang
turbulen (bergejolak).
Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor yang menentukan
apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi ini dikenal
sebagai bilangan Reynold,Nr,dan didefinisikansebagai:
Rumus 1.22
Kalau keempat besaran itu dinyatakan dalam satuan sisitem Inggris, angka
yang akan kita peroleh 1000 juga.Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila
bilangan Reynold lebih kecil dari kira-kira tiap 2000, aliran akan laminer, dan jika lebih
dari kira-kira 3000, aliran akan turbulen. Dalam daerah antara 2000 dan 3000, aliran
tidak stabil dan dapat berubah dari laminer menjadi
Berarti , untuk air pada 20C yang mengalir dalam pipa berdiameter 1 cm, aliran akan
laminer kalau
Rumus 1.24
2000 atau kalau iV
un
Karena bilangan ini jauh lebih kecil dari 3000, alirannya adalah laminer dan
tidak akan menjadi turbulen, kecuali jika kecepatannya sebesar 420 cm
.Bilangan Reynold suatu sistem telah dijadikan dasar untuk mempelajari sifat sisitemsistem nyata dengan cara mempergunakan sebuah model berukuran kecil. Salah satu
contoh yang sudah umum ialah terowongan angin. Dlam terowongan ini, orang
mengukur gaya aerodinamik terhadap model berskala kecil pesawat terbang. Lalu
berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dikalkulasikan berapa besar gaya itu terhadap
sayap berukuran sesungguhnya.
Dua sistem dikatakan sama-sama secara dinamika bila Bilangan
Reynold,pvD/, sama untuk kedua sistem itu. Pada umumnya huruf D dapat berarti
sembarang dimensi suatu sistem, misalnya rentangan sayap pesawat terbang.
Misalkan sutu fluida, yang kerapatannya p dan viskositasnya diketahui, mengalir
mengitari sebuah model yang skalanya setengah ukuran benda yang sebenarnya,
Maka secara dinamika, aliran tersebut akan sama dengan aliran sekitar benda
berukuran sebenarnya ini kalau kecepatannya v dua kali lipat.
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air
juga akibat arah arus yang tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran sungai
b.
tertentu setiap saat adalah konstan. Hal ini berarti pada titik tersebut kelajuannya
akan selalu konstan. Hal ini barati pada aliran steady (mantap) kelajuan pada satu titik
tertentu adalah tetap setiap saat, meskipun kelajuan aliran secara keseluruhan itu
berubah/berbeda. Aliran steady ini akan banyak dijumpai pada aliran air yang memiliki
kedalaman yang cukup, atau pada aliran yang yang memiliki kecepatan yang kecil.
Sebagai contoh aliran steady ini adalah aliran laminier, yakni bahwa arus air memiliki
arus yang sederhana (streamline/arus tenang), kelajuan gerak yang kecil dengan
dimensi vektor kecepatannya berubah secara kontinyu dari nol pada dinding dan
maksimum pada sumbu pipa (dimensi linearnya kecil) dan banyak terjadi pada air
yang memiliki kekentalan rendah. Selanjutnya aliran air dikatakan tidak mantap (non
steady) apabila kecepatan v pada setiap tempat tertentu dan setiap saat tidak
konstan. Hal ini berarti bahwa pada aliran ini kecepatan v sebagai fungsi dari waktu.
Dalam aliran ini elemen penyusun air akan selalu berusaha menggabungkan diri
satu sama lain dengan elemen air di sekelilingnya meskipun aliran secara keseluruhan
berlangsung dengan lancar. Contoh aliran tidak steady ini adalah aliran turbulen, yakni
bahwa partikel dalam fluida mengalami perubahan kecepatan dari titik ke titik dan dari
waktu ke waktu berlangsung secara tidak teratur (acak). Oleh sebab itu aliran turbulen
biasanya terjadi pada kecepatan air yang tinggi dengan kekentalan yang relatif tinggi
dapat
dimampatkan
atau
berubah
volumenya,
sehingga
akan
mengubah pula massa jenis fluida tersbeut. Aliran termampatkan ini pada umumnya
berlangsung pada gas, sedangkan pada air alirannya lebih didekatkan pada
pengertian aliran tak termampatkan yakni bahwa selama pengaliran air tersebut
massa jenis air dianggap tetap besarnya. Dari uraian yang telah dikemukakan di
2.
Aliran air merupakan aliran yang tidak berputar (irrotational = tidak berotasi)
3.
Aliran air merupakan aliran yang tidak termampatkan, yakni bahwa selama
pengaliran berlangsung massa jenisnya tetap
4.
dikenal aliran stasioner, yakni bahwa aliran air tersebut akan membentuk gas alir yang
tertentu dan partikel penyusun air akan melalui jalur tertentu yang pernah dilalui oleh
pertikel penyusun air di depannya.
digambarkan dalam titik P, Q, dan R. Hal ini berarti air akan lewat pada titik-titik P,
selanjutnya Q dan R. Pada aliran ini di setiap titik dalam pipa tersebut (titik P, atau titik
Q atau titik R) tidak bekerja gaya, dan beda tekanan.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :DEWI FITRI YANI
NIM : 03101404037
pada masing-masing titik dapat ditiadakan. Oleh sebab itu kecepatan aliran air di titik
tertentu adalah sama. Namun demikian kecepatan aliran pada titik P, titik Q, dan titik
R dapat saja berbeda besarnya. Gambar berikut adalah gambar yang memperlihatkan
arus yang streamline dan turbulen.
Gambar 1.25 Aliran stasioner
Gambar 1.27
0 < Re 2000, aliran disebut laminier
GG
Gambar 1.28GG
2000 < Re 3000, aliran disebut transisi antara laminier dan aliran turbulen Re >
3000, aliran turbulen
Gambar 1.29
Dalam pembahasan aliran air, baik aliran air yang lewat sungai maupun melalui pipa
oleh PAM, istilah debit air banyak dikenal.
Gambar 1.38 Peluapan air melalui lubang yang memiliki diameter berbeda.
Gambar 1.39 Peluapan air melalui lubang sama tetapi ketinggian air
berbeda.
Dari aliran air dalam selang waktu yang bersamaan akan dapat diketahui bahwa
air dalam lubang tabung yang memiliki permukaan yang lebih tinggi akan memberikan
gambaran debit air yang lebih besar daripada tabung yang memiliki ketinggian
permukaan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan pada permukaan air yang lebih
tinggi gaya berat yang diberikan air semakin besar, sehingga memiliki kecenderungan
tekanan yang lebih besar daripada tabung yang memiliki ketinggian permukaan air
yang lebih rendah. Akibatnya aliran air akan lebih cepat dari yang lainnya. Dengan
demikian akan memiliki debit yang lebih besar dari lainnya, semakin tinggi permukaan
air dalam tabung akan semakin besar kecepatan air yang keluar dari tabung.
Aliran Fluida Kental dalam Pipa
Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat
karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan
molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya
mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Adapun sifat sifat dasar fluida yaitu;
kerapatan (density), berat jenis (specific gravity), tekanan (pressure), kekentalan
(viscosity). Ala
Kerapatan (density)
Kerapatan atau density dinyatakan dengan ( adalah huruf kecil Yunani yang
dibaca rho), didefinisikan sebagai mass per satuan volume.
Rumus 1.40 = (2-1)
dimana = kerapatan (kg/m3)
m = massa benda (kg)
v = volume (m3)
Pada persamaan 2-1 diatas, dapat digunakan untuk menuliskan massa, dengan
persamaan sebagai berikut :
Rumus 1.41 M =
v [ kg ] m per
Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda tersusun
atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki berbagai ukuran
ataupun massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk semuanya. Satuan SI untuk
kerapatan adalah kg/m3. Kadang kerapatan diberikan dalam g/cm3. Dengan catatan
bahwa jika kg/m3 = 1000 g/(100 cm)3, kemudian kerapatan yang diberikan dalam
KKKKerapatan p (kg/
CairCair
Air pada suhu 4C
Darah plasma
Darah seluruhnya
Air laut
Raksa
1.1.0
1.2.0
1.3.0
1.025
Alkohol, alkyl
13.6
Bensin
0.79
0.68
tetes
Gambar 1.44 : tekanan adalah sama di setiap arah dalam suatu fluida
pada kedalaman tertentu jika tidak demikian maka fluida akan bergerak
Tekanan dalam cairan yang mempunyai kerapatan seragam akan bervariasi terhadap
kedalaman. Bayangan sebuah titik yang terletak pada kedalaman h dibawah
permukaan cairan seperti yang ditunjukkan pada gambar II-2 sebagai berikut :
Gambar 1.45 : Tekanan pada kedalaman h dalam cairan
Tekanan yang disebabkan oleh cairan pada kedalaman h ini disebabkan oleh
berat kolom cairan di atasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja pada luasan
tak
dapat
dimampatkan
(incompressible).
Ini
biasanya
merupakan
pendekatan yang baik untuk fluida (meskipun pada kedalaman yang sangat dalam
didalam lautan, kerapatan air naik terutama akibat pemampatan yang disebabkan
oleh berat air dalam jumlah besar diatasnya ). Dilain pihak, gas dapat mampat, dan
kerapatannya dapat bervariasi cukup besar terhadap perubahan kedalaman. Jika
kerapatannya hanya bervariasi sangat kecil, persamaan 2-8 berikut dapat digunakan
untuk menentukan perbedaan tekanan p pada ketinggian yang berbeda dengan
adalah kerapatan rata-rata
Rumus 1.47 p = g h [ mmHg ]
dimana : p = perbedaan tekanan ( mmHg )
= kerapatan ( kg/m3 )
g = gravitasi ( m/det2)
h = pertambahan kedalaman ( m )
Kekentalan (viscosity)
Kekentalan (viscosity) didefinisikan sebagai gesekan internal atau gesekan
fluida terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Ini ada dalam cairan atau gas, dan
pada dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang berdekatan ketika bergerak
melintasi satu sama lain atau gesekan antara fluida dengan wadah tempat ia
mengalir. Dalam cairan, kekentalan disebabkan oleh gaya kohesif antara molekulmolekulnya sedangkan gas, berasal tumbukan diantara molekul-molekul tersebut.
Kekentalan fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantatif dengan koefisien
kekentalan, yang didefinisikan dengan cara sebagai berikut : Fluida diletakkan
diantara dua lempengan datar. Salah satu lempengan diam dan yang lain dibuat
[ kg/m2 ]
Untuk fluida yang berbeda, fluida yang kental, diperlukan gaya yang lebih besar.
Tetapan
kesebandingan
untuk
persamaan
ini
didefinisikan
sebagai
koefisien
kekentalan, :
Rumus 1.49 =
[ Pa.s ]
[ m3/detik ]
Suhu
untuk berbagai
Koefisien kekentalan
(Pa.s)
fluida Fluida
Air
1,8 10-3
20
1,0 10-3
Plasma darah
100
0,3 10-3
Alkohol ethyl
37
4 10-3
37
1,5 10-3
Gliserin
20
1,2 10-3
Udara
30
200 10-3
Hidrogen
20
1500 10-3
Uap air
20
0,018 10-3
0.009 10-3
100
0.013 10-3
1 Pa.s = 10 P = 1000 cP
Persamaan Kontiunitas
Gerak fluida didalam suatu tabung aliran haruslah sejajar dengan dinding
tabung. Meskipun besar kecepatan fluida dapat berbeda dari suatu titik ke titik lain
Rumus
Rumus 1.58 RD =
1.57
RD