Anda di halaman 1dari 3

Penjelaasan Slide

Slide 4 (Penyebab Terjadinya Agresi)


Pelaksanaan hasil Perundingan Renville mengalami kemacetan
Karena salah satu isi perundingan Renville adalah:
Akan ada plebisit (penentuan pendapat rakyat) di wilayah Jawa,
Sumatera, Madura apakah akan bergabung ke RIS atau RI?
Namun kenyataannya plebisit tersebut sulit dilakukan, karena banyak
sekali yang masih loyal terhadap RI, dan satu2nya cara adalah
menangkap pimpinan RI / melakukan agresi militer II
Upaya jalan keluar yang ditawarkan oleh KTN (komisi tiga negara) selalu
mentah
karena antara Indonesia dan Belanda tidak pertah menemui kata
sepakat. Indonesia melalui Hatta (wakil presiden merangkap perdana
menteri) tetap tegas mempertahankan kedaulatan Indonesia, sementara
Belanda terus berupaya mencari cara menjatuhkan wibawa Indonesia
Pihak Belanda dan Inonesia saling menuduh bahwa pihak lawan tidak
menghormati hasil Perundingan Renville
Indonesia melalui Hatta (wakil presiden merangkap perdana menteri)
tetap tegas mempertahankan kedaulatan Indonesia, sementara Belanda
terus berupaya mencari cara menjatuhkan wibawa Indonesia
Menjelang tengah malam pada tanggal 18 Desember 1948, Wali Tinggi
Kota Mahkota Belanda Dr. Beel menyatakan bahwa belanda tidak terikat
lagi pada hasil Perundingan Renville
Belanda secara terang terangan menyatakan tidak terikat lagi pada
hasil Perundingan Renville, hal ini menjadi awal terjadinya agresi militer
belanda II.
Slide 5 (Tujuan Agresi)
Belanda ingin menghancurkan RI dan mengusai kembali wilayah
Indonesia
Menurunkan moralitas rakyat Indonesia
dengan cara menangkap soekarno, hatta, dan sutan syahrir, sehingga
semangat juang rakyat Indonesia dapat menurun dan plebisit yang
dilakukan oleh Belanda pun dapat dilakukan dengan mudah
Belanda ingin menunjukan kepada dunia bahwa RI dan TNI secara de
facto sudah tidak ada
Slide 6 (Kronologi agresi)
Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio antara dari Jakarta
menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr.
Beel, akan mengucapkan pidato yang penting. Sementara itu Jenderal
Spoor yang telah berbulan-bulan mempersiapkan rencana pemusnahan
TNI memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan
Sumatera untuk memulai penyerangan terhadap kubu Republik. Operasi
tersebut dinamakan "Operasi Kraai" atau Operasi Gagak.
Penyerangan terhadap Ibukota Republik, diawali dengan pemboman atas
lapangan terbang Maguwo, di pagi hari. Pukul 05.45 lapangan terbang
Maguwo dihujani bom dan tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang
dan 9 pesawat Kittyhawk. Pertahanan TNI di Maguwo hanya terdiri dari

150 orang pasukan pertahanan pangkalan udara dengan persenjataan


yang sangat minim, yaitu beberapa senapan dan satu senapan anti
pesawat 12,7. Senjata berat sedang dalam keadaan rusak. Pertahanan
pangkalan hanya diperkuat dengan satu kompi TNI bersenjata lengkap.
Pukul 06.45, 15 pesawat Dakota menerjunkan pasukan KST Belanda di
atas Maguwo. Pertempuran merebut Maguwo hanya berlangsung sekitar
25 menit. Pukul 7.10 bandara Maguwo telah jatuh ke tangan pasukan
Kapten Eekhout. Di pihak Republik tercatat 128 tentara tewas,
sedangkan di pihak penyerang, tak satu pun jatuh korban.
Segera setelah mendengar berita bahwa tentara Belanda telah memulai
serangannya, Panglima Besar Soedirman mengeluarkan perintah kilat
yang dibacakan di radio tanggal 19 Desember 1948 pukul 08.00.
Sekitar pukul 9.00, seluruh 432 anggota pasukan KST telah mendarat di
Maguwo, dan pukul 11.00, seluruh kekuatan Grup Tempur M sebanyak
2.600 orang termasuk dua batalyon, 1.900 orang, dari Brigade Tbeserta persenjataan beratnya di bawah pimpinan Kolonel D.R.A. van
Langen telah terkumpul di Maguwo dan mulai bergerak ke Yogyakarta.
Serangan terhadap kota Yogyakarta juga dimulai dengan pemboman
serta menerjunkan pasukan payung di kota. Di daerah-daerah lain di
Jawa antara lain di Jawa Timur, dilaporkan bahwa penyerangan bahkan
telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember malam hari.
Slide 9 (Kronologi Agresi Militer)
Pada 28 Januari 1949 juga, PBB membentuk United Nations Commission
for Indonesia (UNCI) atau Komisi PBB untuk Indonesia Untuk menjamin
terlaksananya penghentian agresi militer Belanda II.
Serangan umum 1 Maret 1949
untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti
juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan
demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang
sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama
untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada
dunia internasional bahwa Tentara
Nasional
Indonesia (TNI)
masih
mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada
waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai
pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.
Slide 13 (Dasar pembentukan PDRI)
Hatta mengirimkan radio gram kepada sjafrudin prawiranegara di bukit tinggi
untuk segera membentuk PDRI. Jika di bukit tinggi tidak bisa, Hatta
menyarankan untuk segera membembentuknya di New Delhi. Hatta
langsung mengontak perdana mentri India. Ini salah satu dukungan dunia
Internasional terhadap kemerdekaan Indonesia. Meskipun pemimpinnya di
tangkap, tapi perjuangan tetap berlanjut
Slide 14 (Susunan kabinet)
Sejak itulah PDRI memainkan peranan penting dan menjamin bahwa
perjuangan melawan Belanda tetap dipimpin oleh pemerintahan yang sah
yang diakui oleh kaum Republik di seluruh Indonesia. PDRI menjadi simbol

nasional dan faktor pemersatu, khususnya bagi pasukan gerilya yang


terpencar di seluruh Jawa dan Sumatera.
Selama agresi militer II, Belanda terus menerus memprogandakan bahwa
pemerintahan di Indonesia sudah tidak ada lagi. Propaganda dapat
digagalkan oleh PDRI. PDRI berhasil menunjukkan kepada dunia internasional
bahwa pemerintahan dalam tubuh RI masih berlangsung. Bahkan, pada
tanggal 23 Desember 1948, PDRI mampu memberikan instruksi lewat radio
kepada wakil RI di PBB. Isinya, pihak Indonesia sekaligus mengundang
simapti internasional.
Slide 20 (Hasil perundingan Roem Roijen)
Roem Roijen ini juga sebagai awal mula dilaksanakannya KMB, sebagai
perundingan terakhir yang dilakukan belanda dan Indonesia, supaya
indonesia lepas dari penjajahan seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai