Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena hingga saat ini kita masih dapat berkumpul di tempat yang mulia ini. Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah, Kita sebagai umat manusia tidak pernah lepas dari kesalahan dan dosa, baik yang disengaja walaupun yang tidak disengaja. Allah SWT sebagai pencipta manusia sangat memahami kelemahan kita sebagai manusia. Oleh karena itu dengan sifat Rahman-Nya, Allah memberikan kita kesempatan untuk bertaubat jika kita telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar agar kita tidak putus asa, bahkan sebaliknya supaya kita selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan di dunia ini. Kita melakukan taubat bukan untuk kepentingan Allah SWT, tetapi untuk kepentingan kita sendiri. Selain itu taubat termasuk akhlak yang sangat mulia karena seorang hamba Allah yang mengakui kesalahan dan selalu berharap atas pertolongan-Nya. Taubat juga dikatakan sebagai penyesalan, jadi jika kita melakukan perbuatan dosa maka kita harus bertaubat kepada Allah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu taubat biasa dan taubat Nasuha. Perbedaan dari kedua taubat tersebut adalah pada taubat biasa merupakan adanya penyesalan seseorang atas perbuatan tercelanya dan meminta ampun kepada Allah SWT, sedangkan untuk taubat Nasuha merupakan penyesalan yang sungguh-sungguh dengan meminta ampunan kepada Allah dan juga memohon untuk selalu menjaga dari perbuatan dosa dan membimbing kita agar tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. Allah Maha Pemurah, bukan berarti kita dapat mengulangi perbuatan dosa tersebut lagi lalu meminta ampun atau bertaubat kepada Allah berkali-kali. Hal ini akan membuat Allah benci dan memberikan azab yang lebih besar dari azab dosa yang pertama bagi orang yang melakukan hal tersebut. Ini sngat terlihat jelas pada kutipan surah At-Tahrim ayat 8 yang artinya “ hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dam memasukkan kamu ke dalam surgayang mengalir di bawahnya sungai-sungai.....” Jadi dengan adanya jaminan Allah tersebut, hendaknya kita melakukan taubat dengan taubat Nasuha dan bukan dengan taubat biasa. Hanya inilah yang dapat saya sampaikan. Jika sesuatuyang saya sampaikan adalah kebenaran maka sesungguhnya ia datang dari Allah SWT. Dan jika ternyata salah, maka ia datang dari saya sendiri, sebab saya manusia yang tidak perna luput dari kesalahan. Saya mohon maaf atas segala kesalahan yang telah kami sampaikan. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh