Anda di halaman 1dari 1

Nama : Novika Dyah Pratiwi

Kelas : XI IPA 3

“BERTAUBATLAH SELAGI ALLAH MEMBERIKAN


KESEMPATAN”

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
karena hingga saat ini kita masih dapat berkumpul di tempat yang mulia
ini.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,
Kita sebagai umat manusia tidak pernah lepas dari kesalahan dan
dosa, baik yang disengaja walaupun yang tidak disengaja. Allah SWT
sebagai pencipta manusia sangat memahami kelemahan kita sebagai
manusia. Oleh karena itu dengan sifat Rahman-Nya, Allah memberikan
kita kesempatan untuk bertaubat jika kita telah menyimpang dari ajaran
Islam yang benar agar kita tidak putus asa, bahkan sebaliknya supaya kita
selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan di dunia ini.
Kita melakukan taubat bukan untuk kepentingan Allah SWT, tetapi
untuk kepentingan kita sendiri. Selain itu taubat termasuk akhlak yang
sangat mulia karena seorang hamba Allah yang mengakui kesalahan dan
selalu berharap atas pertolongan-Nya.
Taubat juga dikatakan sebagai penyesalan, jadi jika kita melakukan
perbuatan dosa maka kita harus bertaubat kepada Allah dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu taubat biasa dan taubat Nasuha. Perbedaan
dari kedua taubat tersebut adalah pada taubat biasa merupakan adanya
penyesalan seseorang atas perbuatan tercelanya dan meminta ampun
kepada Allah SWT, sedangkan untuk taubat Nasuha merupakan
penyesalan yang sungguh-sungguh dengan meminta ampunan kepada
Allah dan juga memohon untuk selalu menjaga dari perbuatan dosa dan
membimbing kita agar tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
Allah Maha Pemurah, bukan berarti kita dapat mengulangi
perbuatan dosa tersebut lagi lalu meminta ampun atau bertaubat kepada
Allah berkali-kali. Hal ini akan membuat Allah benci dan memberikan
azab yang lebih besar dari azab dosa yang pertama bagi orang yang
melakukan hal tersebut.
Ini sngat terlihat jelas pada kutipan surah At-Tahrim ayat 8 yang artinya
“ hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat
yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dam memasukkan kamu ke dalam surgayang
mengalir di bawahnya sungai-sungai.....”
Jadi dengan adanya jaminan Allah tersebut, hendaknya kita
melakukan taubat dengan taubat Nasuha dan bukan dengan taubat biasa.
Hanya inilah yang dapat saya sampaikan. Jika sesuatuyang saya
sampaikan adalah kebenaran maka sesungguhnya ia datang dari Allah
SWT. Dan jika ternyata salah, maka ia datang dari saya sendiri, sebab
saya manusia yang tidak perna luput dari kesalahan. Saya mohon maaf
atas segala kesalahan yang telah kami sampaikan.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Anda mungkin juga menyukai