Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN ANAK SD ( Teori Belajar Behavioristik dan Kognitif)

DOSEN PENGAJAR Ririanti Rachmayani, S.Psi, M.Pd

FKIP PGSD S-1 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2010

Di susun oleh Kelompok II :


DESY ARSIANI NOVIKA DYAH PRATIWI RIZA ASZHARI HENDRI MARDALENA MUHAMMAD RUSMADI A1E310231 A1E310013 A1E310217 A1E310230 A1E310202 AIE310227

Teori Belajar
Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan.

Teori Belajar Behavioristik


yaitu teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
Ada 3 jenis belajar menurut teori Behavioristik yaitu:

1. Respondent Conditioning, 2. Operant Conditioning 3. Observational Learning atau sosialcognitive Learning.

Prinsip Prinsip Teori Behavioristik:

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku 2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada refleks 3. Mementingkan pembentukan kebiasaan

Teori Belajar Respondent Conditioning Teori belajar Respondent conditioning (pengkondisian respon) diperkenalkan oleh Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan.

Teori Belajar Operant Conditioning


Teori Skinner (1954) sering disebut Operant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya memperkukuh atau memperkuat (reinforcement).

Teori Observational Learning


Albert Bandura (1969) menjelaskan bahwa belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai. Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial (social Learning) karena yang menjadi objek observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain.

Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara Perubahan dalam belajar bertujuan Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Kerangka Berfikir Teori Behavioristik:


Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksireaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran:

Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan lebih ditekankan pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari. Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih ditekankan pada hasil dan bukan pada proses

Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa SD


Mementingkan pengaruh lingkungan. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik). Mementingkan peranan reaksi. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan dan pengulangan. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik:


Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan

Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik:

Teori kognitif mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois, 1985).

Teori ini dikemukaan oleh Jean Piaget, yang memandang individu sebagai struktur kognitif, peta mental, skema atau jaringan konsep guna memahami dan menanggapi pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
Pandangan Piaget digambarkan lewat bagan perilaku inteligen sebagai berikut :

Teori Kognisi Sosial


Teori ini dikembangkan oleh L.S. Vygotsky, yang didasari oleh pemikiran bahwa budaya berperan penting dalam belajar seseorang.

Teori Pemrosesan Informasi


Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dari otak.

Prinsip-prinsip teori kognitif

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu 2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks 3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Implikasi teori kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah


Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan temantemannya.

Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran


Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, Memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

Kelebihan Teori Belajar Kognitif:


Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah

Kekurangan Teori Belajar Kognitif:


Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

Perbedaan Aliran Behavioristik dan Kognitif


Behavioristik
Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian-bagian Mengutamakan peranan reaksi Hasil belajar terbentuk secara mekanis

Kognitif
Mementingkan apa yang ada dalam diri Mementingkan keseluruhan Mengutamakan fungsi kognitif Terjadi keseimbangan dalam diri

Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan

Tergantung pada kondisi saat ini Mementingkan terbentuknya struktur kognitif

Memecahkan masalah-masalah Memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and didasarkan kepada insight error

Demikianlah Persentasi yang dapat kami bawakan,semoga bermanfaat untuk teman-teman sekalian.Salah khilaf dan kekurangan kami

Anda mungkin juga menyukai