A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Tanggal 30 April 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kota Palu, Sulawesi Tengah. PNPM
Mandiri yang dilengkapi dengan akronim sektoral, yaitu PNPM Mandiri Perdesaan,
PNPM Mandiri Generasi, PNPM Mandiri RESPEK, PNPM Mandiri Pasca Bencana,
PNPM Mandiri R2PN, PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Pariwisata.
Semua program tersebut merupakan program-program yang mendukung dan
bernaung di bawah koordinasi PNPM Mandiri
Fungsi dan peran PNPM perkotaan yaitu menyediakan proses layanan
keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka dengan membelanjakan dan mengelola
pinjaman serta menggunakannya secara benar. Tujuan utama dana pinjaman bergulir
adalah untuk membantu UMKM dalam memajukan usahanya, oleh karena itu PNPM
Mandiri tidak hanya memberikan bantuan modal kepada masyarakat tetapi juga
pendampingan dalam mengelola bantuan modal yang telah diberikan. hal tersebut
bertujuan agar penerima dana pinjaman bergulir dapat menggunakan dan mengelola
dana secara efektif dan efisien . Penggunaan dana bergulir yang efektif dan efisien
juga akan membantu KSM dalam menjaga kelancaran pengembalian pinjaman yang
telah diberikan sehingga tidak terjadi kredit macet.
Peran PNPM tidak hanya diarahkan berperan dalam pengentasan kemiskinan,
namun juga menyediakan jasa pemberian pinjaman kepada Kelompok Swadaya
Masyarakat
(KSM).
Kelompok
Keswadayaan
Masyarakat
(KSM)
adalah
memenuhi persyaratan perbankan, birokrasi dan prosedur yang cukup rumit. Seiring
dengan perkembangan ekonomi daerah, jumlah program bantuan dana terhadap usaha
kecil di kota Palu semakin bertambah. Pertambahan kuantitas ini seharusnya diikuti
dengan evaluasi terhadap pengelolaan dana yang diterima.
bergulir
adalah
Dana
yang
dialokasikan
oleh
Kementerian
berbasis
pasar
untuk
memperbaiki
kondisi
ekonomi
mereka
dan
Dana Pinajaman Bergulir ini diberikan untuk membantu KSM dalam mengelola dan
mengembangkan usahanya. Semakin maju sebuah usaha, menuntut usaha tersebut
untuk berhubungan dengan pihak eksternal. PNPM Mandiri melalui dana pinjaman
bergulirnya akan membantu KSM tidak hanya memberi bantuan modal tetapi KSM
juga akan didampingi dalam mengelola dana bantuan yang telah diberikan. Fasilitator
akan mendampingi KSM agar dapat menggunakan dana bergulir dengan efektif.
Penggunaan dana secara efektif akan membantu KSM dalam memajukan usahanya.
Penggunaan Dana yang tepat juga akan membantu KSM dalam menjaga kelancaran
pengembalian dana bergulir. Gambaran mengenai kerangka pikir diatas dapat dilihat
pada gambar berikut:
Kemajuan Usaha
anggota KSM
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Mempengaruhi
B.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1 : Dana pinjaman bergulir berpengaruh signifikan terhadap kemajuan usaha
anggota Kelompok Swadaya Masyarakat
C. METODE PENELITIAN
C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang telah melakukan peminjaman lebih dari satu kali yang
tersebar di Kecamatan Palu Timur yang terdiri dari 4 (empat) kelurahan yaitu
kelurahan Besusu Timur, Besusu Barat, Besusu Tengah, dan kelurahan Lolu Utara.
Jumlah KSM yang berada di Kecamatan Palu timur untuk Tahun 2010 adalah
sebanyak 90 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang .
Berikut ini adalah rincian jumlah KSM di Kecamatan Palu timur dari setiap
kelurahan :
Tabel C.1
Jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Kecamatan Palu Timur
Kelurahan
Jumlah KSM
Besusu Timur
22 Kelompok
Besusu Barat
20 Kelompok
Besusu Tengah
33 Kelompok
Lolu Utara
15 Kelompok
Jumlah
90 Kelompok
N
1 + Ne
Dimana:
n = ukuran sampel
N = Ukuran populasi
90
90
90
=
=
= 47,36 = 47 KSM
2
1 + 90 (0,1)
1 + 0,9 1,9
c. Jumlah pelanggan
Berikut ini dalah gambaran secara singkat mengenai variabel-variabel yang
terdapat dalam penelitian ini:
Tabel C.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Dana pinjaman bergulir (X1)
(Petunjuk Teknis Operasional
PNPM Mandiri : 2008)
Indikator
a. Meningkatnya omzet usaha,
pendapatan, dan modal sendiri KSM
b. Meningkatnya aset dan pengeluaran
rumah tangga KSM
a. Jumlah pendapatan
b. Cash in flow
c. Jumlah pelanggan
Skala
pengukuran
Rasio
Ordinal
Gambar C.1
Grafik Normal Probability-Plot
Gambar grafik p-plot diatas terlihat bahwa titik menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
C.5.2 Uji Heterokedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah
dengan melihat penyebaran dari titik-titik (varians) residual melalui grafik
Scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah jia ada pola tertentu
seperti titik-titik yang membentu pola yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit)maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2006:105). Berikut grafik scatterplot yang menunjukkan sebaran titik-titik
untuk mendeteksi terjadinya heterokedastisitas.
Gambar C.2
Grafik Scatterplot
Pada grafik diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi.
C.5.3Uji Multikolinearitas
Permasalahan multikol dapat dideteksi dengan beberapa cara,
diantaranya untuk mendeteksi adanya multikol dapat melihat besaran nilai VIF
(Variance inflation Factor) dan tolerance.Dari hasil perhitungan SPSS,
diperoleh nilai tolerance sebesar 1,000 untuk X1., untuk nilai VIF masingmasing variabel dependen diperoleh sebesar 1,000 untuk X1. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai tolerance yang diperoleh lebih besar dari nilai 0.10
dan nilai VIF yang diperoleh kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi Multikolineritas yang serius antara variabel independen
Tabel C.4
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Dana Pinjaman Bergulir (X1)
Tolerance
1.000
VIF
1.000
10
Tabel C.5
Hasil Perhitungan Regresi Sederhana
No
Variabel indepenpen
Koefisien
regresi (B)
1
2
Konstanta (a)
0,967
Dana Pinjaman Bergulir (X1)
0,741
Multiple R
= 0,842
R square
= 0,709
t tabel
= 1,678
Sumber : Olah data SPSS, 2014
Hasil
Uji t
Probabilitas
(Sig t)
1,138
10,479
0,261
0,000
Koefisien
determinan
partial
0,842
Dari nilai-nilai pada tabel 4.13 diatas, diperoleh persamaan model regresi sebagai
berikut:
Y = 0,967 + 0,741 X1
Persamaaan regresi diatas memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien X1 (dana pinjaman
bergulir) yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa dapat pengaruh yang searah
antara variabel Independen (X1) dengan variabel Y (kemajuan usaha)
hitung
dengan t
berikut:
a. Jika t
hitung
> t
tabel
11
b. Jika t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terbukti bahwa
Dana pinjaman bergulir Dan Penggunaan Dana bergulir (variabel X) yang
diamati secara signifikan terhadap Kemajuan Usaha Anggota KSM
(variabel Y), dengan kata lain Ho diterima maka Ha ditolak
Variabel dana pinjaman bergulir (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 10,476 >
ttabel sebesar 1,678 dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata ( =
0,05) yaitu 0,000 < 0,05, dengan demikian nilai ini menunjukkan bahwa
secara parsial variabel dana pinjaman bergulir (X1) berpengaruh signifikan
terhadap kemajuan usaha
parsial adalah sebesar 0,842 atau sebesar 84,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
secara parsial dana pinjaman bergulir mempunyai pengaruh sebesar 85,5%
terhadap kemajuan usaha anggota KSM. Berdasarkan uji parsial tersebut,
hipotesis yang menyatakan bahwa dana pinjaman bergulir berpengaruh
terhadap kemajuan usaha anggota KSM dapat diterima
D. PEMBAHASAN
12
13
E.1 KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis serta analisis dan pembahasan
hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa secara umum Penggunaan
dana pinjaman bergulir sudah tepat. Hal ini terlihat dari meningkatnya
pendapatan serta pelanggan yang dimilki KSM. Anggota KSM memanfaatkan
pinjaman yang diberikan untuk mengembangkan usaha yang dijalankan dan
peningkatan kebutuhan yang diperlukan untuk usaha sehingga meningkatkan
pendapatan KSM. Penggunaan Dana pinjaman juga secara keseluruhan cukup
efektif. Hal tersebut telihat dari indikator-indikator kinerja keuangan
pinjaman setiap kelurahan yang cukup baik.
E.2 SARAN-SARAN
14
15