Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH DANA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DAN


PENGGUNAANNYA TERHADAP KEMAJUAN USAHA ANGGOTA
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)
DI KECAMATAN PALU TIMUR
SUPRAPTIN WIJI ASTUTI
MUH. NATSIR
RAHMA MASDAR
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dana pinjaman bergulir
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan penggunaannya
terhadap kemajuan usaha anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) di Kecamatan
Palu Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, sumber data dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana, dan untuk menguji hipotesis
digunakan uji t. Selain itu digunakan juga analisis deskriptif untuk menggambarkan
bagaimana KSM dalam mengelola dana bantuan yang diberikan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dana pinjaman bergulir berpengaruh terhadap
kemajuan usaha KSM. Hal tersebut terlihat dari hasil persamaan regresi linear sederhana
yaitu, Y= 0,976 + 0,741X1. Secara umum anggota KSM sudah menggunakan dan
mengelola dana secara tepat. Tingkat pengembalian dana pinjaman bergulir juga cukup
baik. Hal tersebut berdasarkan indikator kinerka keuangan pinjaman bergulir yang telah
ditetapkan
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada KSM agar lebih meningkatkan
efektifitas dan efisiensi penggunaan dan pengelolaan dana pinjaman sehingga dapat
meninkatkan pendapatan serta menjaga kelancaran pengembalian dana pinjaman bergulir.
pihak PNPM Mandiri juga perlu meningkatkan kinerja manajemen UPK sehingga mampu
mengatasi masalah yang terjadi pada KSM
Kata kunci : Dana Pinjaman bergulir, Penggunaan Dana, Kemajuan Usaha

A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Tanggal 30 April 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kota Palu, Sulawesi Tengah. PNPM
Mandiri yang dilengkapi dengan akronim sektoral, yaitu PNPM Mandiri Perdesaan,

PNPM Mandiri Generasi, PNPM Mandiri RESPEK, PNPM Mandiri Pasca Bencana,
PNPM Mandiri R2PN, PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Pariwisata.
Semua program tersebut merupakan program-program yang mendukung dan
bernaung di bawah koordinasi PNPM Mandiri
Fungsi dan peran PNPM perkotaan yaitu menyediakan proses layanan
keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka dengan membelanjakan dan mengelola
pinjaman serta menggunakannya secara benar. Tujuan utama dana pinjaman bergulir
adalah untuk membantu UMKM dalam memajukan usahanya, oleh karena itu PNPM
Mandiri tidak hanya memberikan bantuan modal kepada masyarakat tetapi juga
pendampingan dalam mengelola bantuan modal yang telah diberikan. hal tersebut
bertujuan agar penerima dana pinjaman bergulir dapat menggunakan dan mengelola
dana secara efektif dan efisien . Penggunaan dana bergulir yang efektif dan efisien
juga akan membantu KSM dalam menjaga kelancaran pengembalian pinjaman yang
telah diberikan sehingga tidak terjadi kredit macet.
Peran PNPM tidak hanya diarahkan berperan dalam pengentasan kemiskinan,
namun juga menyediakan jasa pemberian pinjaman kepada Kelompok Swadaya
Masyarakat

(KSM).

Kelompok

Keswadayaan

Masyarakat

(KSM)

adalah

kelembagaan yang dirancang untuk membangun kembali kehidupan masyarakat


mandiri yang mampu mengatasi kemiskinannya sendiri. Kelompok ini merupakan
badan usaha kecil yang memilki kelompok usaha yang sejenis. Kendala yang paling
banyak ditemui pada kelompok usaha ini adalah pendanaan. Sutrisno dan Lestari
(2006) menyatakan bahwa hanya sebagian kecil (37%) industri kecil yang
memanfaatkan dana perbankan untuk menutupi kekurangan modal usahanya.
Rendahnya persentase pemanfaatan dana perbankan disebabkan kesulitan dalam

memenuhi persyaratan perbankan, birokrasi dan prosedur yang cukup rumit. Seiring
dengan perkembangan ekonomi daerah, jumlah program bantuan dana terhadap usaha
kecil di kota Palu semakin bertambah. Pertambahan kuantitas ini seharusnya diikuti
dengan evaluasi terhadap pengelolaan dana yang diterima.

B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


B.1 PNPM Mandiri
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan
program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat (Pedoman umum PNPM Mandiri : 2007). PNPM Mandiri telah
dilaksanakan sejak tahun 2007, dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Keberhasilan
PPK dan P2KP menjadi model pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di
perdesaan dan perkotaan di lokasi PNPM Mandiri. PNPM Mandiri dimaksudkan
untuk menjadi payung program penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan
pendekatan pembangunan berbasis masyarakat
PNPM Mandiri resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono di Palu, Sulawesi Tengah pada 30 April 2007 yang akan
dilaksanakan hingga tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs
(Millennium Development Goals). Diharapkan, dalam rentang waktu 20072015,
kemandirian dan keberdayaan masyarakat telah terbentuk sehingga keberlanjutan
program dapat terwujud

B.2 Pinjaman Dana Bergulir


Dana

bergulir

adalah

Dana

yang

dialokasikan

oleh

Kementerian

Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan


modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang
berada dibawah pembinaan Kementerian Negara/Lembaga. (Peraturan Menteri
Nomor 218/PMK.5/2009). Program Dana Pinjaman Bergulir (PDB) adalah bantuan
perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan kepada
Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUMK) dan lain-lain

Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri bertujuan untuk


menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman
mikro

berbasis

pasar

untuk

memperbaiki

kondisi

ekonomi

mereka

dan

membelajarkan masyarakat dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya


secara benar.
B.3 Kemajuan Usaha
UMKM juga membutuhkan adanya iklim usaha yang kondusif seperti adanya
kemudahan dalam hal perijinan, perundangan yang memadai dan kondisi makro
ekonomi yang stabil. Setiap pelaku usaha pasti menginginkan usahanya dapat
berkembang namun banyak hambatan-hambatan yang akan dihadapi seperti
kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha
yang buruk dan sebagainya.
B.4 Kerangka Pemikiran
Berbagai macam program telah diluncurkan oleh pemerintah guna membantu
UMKM dalam mengatasi keterbatasan modal. Salah satu program dari PNPM
Mandiri adalah Dana pinjaman bergulir. Dana ini merupakan bantuan bagi Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang bertujuan untuk melatih kemandirian masyarakat.

Dana Pinajaman Bergulir ini diberikan untuk membantu KSM dalam mengelola dan
mengembangkan usahanya. Semakin maju sebuah usaha, menuntut usaha tersebut
untuk berhubungan dengan pihak eksternal. PNPM Mandiri melalui dana pinjaman
bergulirnya akan membantu KSM tidak hanya memberi bantuan modal tetapi KSM
juga akan didampingi dalam mengelola dana bantuan yang telah diberikan. Fasilitator
akan mendampingi KSM agar dapat menggunakan dana bergulir dengan efektif.
Penggunaan dana secara efektif akan membantu KSM dalam memajukan usahanya.
Penggunaan Dana yang tepat juga akan membantu KSM dalam menjaga kelancaran
pengembalian dana bergulir. Gambaran mengenai kerangka pikir diatas dapat dilihat
pada gambar berikut:

Dana pinjaman bergulir


PNPM Mandiri

Kemajuan Usaha
anggota KSM
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Mempengaruhi
B.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1 : Dana pinjaman bergulir berpengaruh signifikan terhadap kemajuan usaha
anggota Kelompok Swadaya Masyarakat
C. METODE PENELITIAN
C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang telah melakukan peminjaman lebih dari satu kali yang

tersebar di Kecamatan Palu Timur yang terdiri dari 4 (empat) kelurahan yaitu
kelurahan Besusu Timur, Besusu Barat, Besusu Tengah, dan kelurahan Lolu Utara.
Jumlah KSM yang berada di Kecamatan Palu timur untuk Tahun 2010 adalah
sebanyak 90 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang .
Berikut ini adalah rincian jumlah KSM di Kecamatan Palu timur dari setiap
kelurahan :
Tabel C.1
Jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Kecamatan Palu Timur
Kelurahan
Jumlah KSM
Besusu Timur

22 Kelompok

Besusu Barat

20 Kelompok

Besusu Tengah

33 Kelompok

Lolu Utara

15 Kelompok

Jumlah

90 Kelompok

Sumber : Koordinator Kota PNPM Mandiri Perkotaan Kota Palu


C.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah wakil Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) yang telah meneriman bantuan Dana Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri
Perkotaan dari setiap Kecamatan di Kota Palu. Pada penelitian ini teknik yang
digunakan dalam penentuan sampel adalah simple random sampling. Simple random
sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada di dalam populasi (Sugiyono, 2008:62). Penentuan jumlah sampel dihitung
dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut:
n=

N
1 + Ne

Dimana:
n = ukuran sampel
N = Ukuran populasi

e = persen kelonggaran penelitian


Berdasarkan rumus diatas maka sampel dapat dihitung sebagai berikut:
n=

90
90
90
=
=
= 47,36 = 47 KSM
2
1 + 90 (0,1)
1 + 0,9 1,9

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel pada


penelitian ini adalah sebanyak 47 KSM dengan jumlah responden sebanyak 47
orang. Setiap KSM akan diwakili 1 anggota KSM sebagai responden.
C.3 Operasional Variabel
C.3.1 Dana Pinjaman Bergulir
Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan
bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga
miskin dengan pinjaman mikro untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan
membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya
secara benar. Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri menyebutkan
bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program-program
PNPM Mandiri adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya omzet usaha, pendapatan, dan modal sendiri KSM
b. Meningkatnya aset dan pengeluaran rumah tangga KSM
C.4 Kemajuan Usaha
Setiap pelaku usaha pasti menginginkan usahanya dapat berkembang
namun banyak hambatan-hambatan yang akan dihadapi seperti kekurangan
modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk
dan sebagainya. Adapun yang menjadi indikator kemajuan suatu usaha kecil
adalah sebagai berikut (M. Kartono 2007 : 45)
a. Jumlah Pendapatan
b. Cash-in flow

c. Jumlah pelanggan
Berikut ini dalah gambaran secara singkat mengenai variabel-variabel yang
terdapat dalam penelitian ini:

Tabel C.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Dana pinjaman bergulir (X1)
(Petunjuk Teknis Operasional
PNPM Mandiri : 2008)

Kemajuan usaha (Y):


(Adi : 2007)

Indikator
a. Meningkatnya omzet usaha,
pendapatan, dan modal sendiri KSM
b. Meningkatnya aset dan pengeluaran
rumah tangga KSM
a. Jumlah pendapatan
b. Cash in flow
c. Jumlah pelanggan

Skala
pengukuran
Rasio

Ordinal

C.5 PENGUJIAN ASUMSI KLASIK


C.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan melihat probability plot (pplot), normalitas data dapat dideteksi dengan cara melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas dan sebaliknya (Santoso, 2001:214). Berikut hasil uji
normalitas dengan melihat grafik p-plot

Gambar C.1
Grafik Normal Probability-Plot
Gambar grafik p-plot diatas terlihat bahwa titik menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
C.5.2 Uji Heterokedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah
dengan melihat penyebaran dari titik-titik (varians) residual melalui grafik
Scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah jia ada pola tertentu
seperti titik-titik yang membentu pola yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit)maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2006:105). Berikut grafik scatterplot yang menunjukkan sebaran titik-titik
untuk mendeteksi terjadinya heterokedastisitas.

Gambar C.2
Grafik Scatterplot
Pada grafik diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi.

C.5.3Uji Multikolinearitas
Permasalahan multikol dapat dideteksi dengan beberapa cara,
diantaranya untuk mendeteksi adanya multikol dapat melihat besaran nilai VIF
(Variance inflation Factor) dan tolerance.Dari hasil perhitungan SPSS,
diperoleh nilai tolerance sebesar 1,000 untuk X1., untuk nilai VIF masingmasing variabel dependen diperoleh sebesar 1,000 untuk X1. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai tolerance yang diperoleh lebih besar dari nilai 0.10
dan nilai VIF yang diperoleh kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi Multikolineritas yang serius antara variabel independen
Tabel C.4
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Dana Pinjaman Bergulir (X1)

Tolerance
1.000

VIF
1.000

C.6 METODE ANALISIS DATA


C.6.1 Analisis Regresi Sederhana
Menurut Sugiyono (2008:275) analisis regresi digunakan untuk memprediksikan
seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen naik
atau turun. Manfaat dari hasil analisis regresi untuk membuat keputusan apakah naik
atau menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel
indepen atau tidak. Pembuktian hasil analisis pada penelitian ini menggunakan alat
analisis regresi sederhana. Penelitian ini mencoba untuk melihat seberapa besar
pengaruh dana pinjaman bergulir PNPM mandiri dengan melakukan survey pada
anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kecamata Palu Timur.
Berdasarkan hasil olah data dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows diperoleh
hasil regresi sederhana pada tabel berikut ini :

10

Tabel C.5
Hasil Perhitungan Regresi Sederhana
No

Variabel indepenpen

Koefisien
regresi (B)

1
2

Konstanta (a)
0,967
Dana Pinjaman Bergulir (X1)
0,741
Multiple R
= 0,842
R square
= 0,709
t tabel
= 1,678
Sumber : Olah data SPSS, 2014

Hasil
Uji t

Probabilitas
(Sig t)

1,138
10,479

0,261
0,000

Koefisien
determinan
partial
0,842

Dari nilai-nilai pada tabel 4.13 diatas, diperoleh persamaan model regresi sebagai
berikut:
Y = 0,967 + 0,741 X1
Persamaaan regresi diatas memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien X1 (dana pinjaman
bergulir) yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa dapat pengaruh yang searah
antara variabel Independen (X1) dengan variabel Y (kemajuan usaha)

C.6.1 Uji T ( Uji Parsial)


Uji t digunakan untuk mengetauhi apakah variabel independen secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen , dilakukan perbandingan antara t
tabel

hitung

dengan t

pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05%) dengan ketentuan sebagai

berikut:
a. Jika t

hitung

> t

tabel

pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terbukti

bahwa Dana pinjaman bergulir dan Penggunaan Dana bergulir (variabel X)


yang diamati secara signifikan berpengaruh terhadap Kemajuan Usaha
Anggota KSM (variabel Y), dengan kata lain Ho ditolak maka Ha diterima

11

b. Jika t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terbukti bahwa
Dana pinjaman bergulir Dan Penggunaan Dana bergulir (variabel X) yang
diamati secara signifikan terhadap Kemajuan Usaha Anggota KSM
(variabel Y), dengan kata lain Ho diterima maka Ha ditolak
Variabel dana pinjaman bergulir (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 10,476 >
ttabel sebesar 1,678 dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata ( =
0,05) yaitu 0,000 < 0,05, dengan demikian nilai ini menunjukkan bahwa
secara parsial variabel dana pinjaman bergulir (X1) berpengaruh signifikan
terhadap kemajuan usaha

anggota KSM (Y). Nilai koefisien determinasi

parsial adalah sebesar 0,842 atau sebesar 84,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
secara parsial dana pinjaman bergulir mempunyai pengaruh sebesar 85,5%
terhadap kemajuan usaha anggota KSM. Berdasarkan uji parsial tersebut,
hipotesis yang menyatakan bahwa dana pinjaman bergulir berpengaruh
terhadap kemajuan usaha anggota KSM dapat diterima
D. PEMBAHASAN

D.1 Pengaruh Dana Pinjaman Bergulir Secara Parsial Terhadap Kemajuan


Usaha Anggota KSM di Kecamatan Palu Timur
Dana Pinjaman Bergulir adalah dana pinjaman dalam PNPM Mandiri
Perkotaan yang diberikan kepada masyarakat miskin melalui Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya. Program dana bergulir di kota Palu sudah ada sejak
tahun 2008.

12

Berdasarkan hasil uji t, untuk variabel Dana Pinjaman bergulir


diperoleh thitung > ttabel dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata
( = 0,05) dengan demikian nilai ini menunjukkan bahwa secara parsial
variabel Dana Pinjaman bergulir berpengaruh scara signifikan terhadap
kemajuan usaha anggota KSM. Hal ini disebabkan karena dana pinjaman
bergulir yang diberikan oleh PNPM Mandiri memberikan banyak manfaat
bagi KSM diantaranya dana pinjaman bergulir membantu dalam memajukan
usaha KSM. Dana pinjaman bergulir yang dikelola oleh anggota KSM
mampu meningkatkan pendapatan KSM dan juga jumlah pelanggan KSM.
Berdasarkan hasil tabulasi frekuensi bahwa sebagian besar usaha anggota
KSM mengalami kemajuan baik dari segi pendapatan, omset, modal,
pelanggan dan lain sebagainya.
D.2 Penggunaan Dana Pinjaman Bergulir di Kecamatan Palu Timur.
PNPM Mandiri sebagai pihak yang menangani Dana Pinjaman bergulir
tidak hanya sekedar memberikan bantuan tetapi juga membekali penerima
bantuan dengan pengetahuan dan terus memberikan pendampingan dalam
mengelola bantuan secara efektif dan efisien. Hal tersebut bertujuan agar
bantuan yang diberikan mampu dikelola dengan baik sehingga benar-benar
dapat bermanfaat bagi kemajuan usaha KSM serta dapat menjaga kelancaran
pengembalian dana bergulir yang telah diberikan.
Penggunaan dana yang efektif dan efisien juga bisa terlihat dari tingkat
pengembalian anggota KSM. Tingkat pengembalian serta kinerja pinjaman
bergulir diukur melalui indikator utama kinerja pinjaman bergulir. Besar

13

Indikator-indikator utama Kinerja Pinjaman Bergulir untuk kategori


memuaskan, minimal dan ditunda adalah sebagai berikut :
Tabel D.1
Laporan Kinerja Pinjaman Bergulir Kecamatan Palu Timur
No
Kelurahan
LAR
PAR
ROI
CCr
1
Besusu Timur
10,6%
5,0%
13,6%
246,4%
2
Besusu Barat
46,7%
23,1%
8,9%
195,7%
3
Besusu Tengah
66,7%
47,9%
4,6%
219,6%
4
Lolu Utara
100%
100%
-3,9%
81,9%
Sumber : Koordinator Kota PNPM Mandiri Kota Palu, 2010
Dampak positif juga mereka rasakan dari adanya bantuan yang telah
diberikan. Selain pendapatan serta omset yang bertambah mereka juga merasa
pelanggan yang mereka miliki juga bertambah. Anggota KSM tidak hanya
mendapatkan dampak positif dari adanya dana pinjaman bergulir.
E. KESIMPULAN

E.1 KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis serta analisis dan pembahasan
hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa secara umum Penggunaan
dana pinjaman bergulir sudah tepat. Hal ini terlihat dari meningkatnya
pendapatan serta pelanggan yang dimilki KSM. Anggota KSM memanfaatkan
pinjaman yang diberikan untuk mengembangkan usaha yang dijalankan dan
peningkatan kebutuhan yang diperlukan untuk usaha sehingga meningkatkan
pendapatan KSM. Penggunaan Dana pinjaman juga secara keseluruhan cukup
efektif. Hal tersebut telihat dari indikator-indikator kinerja keuangan
pinjaman setiap kelurahan yang cukup baik.
E.2 SARAN-SARAN

14

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian


ini, serta pengetahuan dan pengalaman yang peneliti dapatkan selama proses
penelitian, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut KSM
agar lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan dan pengelolaan
dana pinjaman sehingga dapat meninkatkan pendapatan serta menjaga kelancaran
pengembalian dana pinjaman bergulir. Pihak PNPM khususnya UPK sebaiknya
meningkatkan kinerja manajemennya sehingga masalah penunggakan dan
masalah yang terjadi didalam KSM dapat segera diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2001. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE-UGM.
Departemen Pekerjaan Umum Jendral Cipta Karya, 2007. Pedoman umum PNPM
Mandiri Perkotaan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
, 2008. Pedoman Pelaksanaan
PNPM Mandiri Perkotaan Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
M. Kwartono Adi, 2007, Analisis Usaha Kecil Dan Menengah, CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Mahmudi. 2005. Manajemen Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPPN
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri, 2008.
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.5/2009 tentang Dana Bergulir
Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri - P2KP, 2007. Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
Petunjuk Umum PNPM Mandiri - P2KP, 2007. Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
Sugiyono, Prof. 2007. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai