Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN


PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
DI DESA BANGAH RW01 RT04 KECAMATAN GEDANGAN
KABUPATEN SIDOARJO

DM UWKS Puskesmas Gedangan

Pendahuluan
LATAR BELAKANG
- Kasus DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun
1968 dan telah menyebar ke seluruh propinsi di daerah
pedesaan.
- Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah serius pada banyak
negara tropis dan subtropis.
- Alasan memilih desa : Data dari puskesmas Gedangan pada
tanggal 1 Januari 30 Juni 2008 di Desa Bangah di dapatkan
data jumlah penderita Demam Berdarah tinggi.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pendidikan di desa Bangah?
2. Bagaimana tingkat penghasilan keluarga di desa Bangah ?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan tentang Demam Berdarah
Dengue?
4. Bagaimana perilaku penduduk di desa Bangah ?
5. Berapa jumlah ABJ di desa Bangah ?
6. Bagaimana pencegahan terhadap Demam Berdarah Dengue ?
7. Bagaimana frekuensi penyuluhan tentang Demam Berdarah
Dengue?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang menggambarkan
tingginya angka penderita Demam Berdarah Dengue
di desa Bangah, kecamatan Gedangan, Kabupaten
Sidoarjo.

Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat pendidikan


b. Mengetahui tingkat penghasilan keluarga
c. Mengetahui tingkat pengetahuan penduduk Desa
Bangah tentang Demam Berdarah Dengue
d. Mengetahui perilaku penduduk
e. Mengetahui Berapa jumlah ABJ
f. Mengetahui Bagaimana pencegahan terhadap Demam
Berdarah Dengue
g. Mengetahui frekuensi penyuluhan tentang Demam
Berdarah Dengue
a.

Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat.
Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti
Untuk dapat melatih peneliti agar bisa berpikir secara
obyektif dalam menghadapi dan memecahkan masalah

Manfaat Penelitian
Bagi Instansi Terkait
Agar dapat memberikan masukan bagi puskesmas Gedangan
dalam melakukan evaluasi keberhasilan pencatatan dan
pelaporan serta pencapaian target dalam mengatasi kasus
Demam Berdarah di wilayah desa Bangah.

Tinjauan Pustaka

Batasan

- Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue adalah


penyakit febris akut yang ditemukan di daerah tropis.
Disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae.
- Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk
Aedes aegypti

Klasifikasi
Derajat Penyakit DBD :
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV

Patofisiologi
Proses patofisiologi utama untuk menentukan berat-tidaknya
demam Dengue adalah :
1. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
2. Penurunan volume plasma (hipovolemia).
3. Hipotensi (penurunan tekanan darah).
4. Thrombositopeni.
5. Haemorrhagic diathesis.

Manifestasi Klinis
-

Uji bendungan (Tourniquet) positif.


Perdarahan kulit (Petekie, ekimosis atau purpura).
Perdarahan mukosa (perdarahan hidung (epistaksis),
perdarahan gusi).
Muntah darah (hematemesis) atau buang air besar
darah (melena).
Hitung trombosit rendah (thrombositopenia).
Pemekatan darah (hemokonsentrasi) sebagai akibat
dari peningkatan permeabilitas kapilar

Diagnosa
1.

2.
3.
4.
5.

Ditandai oleh 4 manifestasi klinis utama ( demam tinggi,


fenomena perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan
sirkulasi).
Trombositopenia.
Peningkatan Hematokrit (hemokonsentrasi).
Kenaikan suhu mendadak biasanya >39oC, disertai facial
flush dan tanda lain yang menyerupai Demam Dengue.
Pada akhir fase demam akan terjadi penurunan kondisi,
antara lain: keringat banyak, gelisah, akral teraba dingin,
terjadi perubahan tekanan darah dan nadi.

Penatalaksanaan

- Bersifat Simptomatik dan Suportif yaitu pemberian cairan Oral


untuk mencegah Dehidrasi Pasien.
- Bila cairan oral tidak dapat diberikan dapat diberikan cairan
Intravena.
- Paracetamol direkomendasikan untuk mempertahankan suhu
dibawah 39oC.

Tatalaksana Kasus Tersangka DBD

Ada kedaruratan
Tanda syok
Muntah terus menerus
Kejang
Kesadaran menurun
Hematemesis Melena

Tersangka DBD
Demam tinggi, mendadak
Terus menerus <7hari tidak
disertai infeksi saluran nafas
bagian atas, Badan lemah&lesu

Uji Tourniquet (+)

Jumlah Thrombosit
<100.000/ul

Jumlah Thrombosit
>100.000/ul

Rawat Inap

Tidak ada kedaruratan


Periksa Uji Tourniquet

Uji Tourniquet (-)

Rawat Jalan
Parasetamol
Kontrol tiap hari
sampai demam hilang

Rawat Jalan

Nilai tanda klinis,


Periksa Thrombosit &
Ht bila demam menetap
setelah hari sakit ke-3

DBD derajat I dan II tanpa peningkatan Hematokrit


Pasien dapat minum
Beri minum banyak 1-2lt/hr
Bila suhu 38,5oC beri parasetamol
Bila kejang beri Antikonvulsif

Monitor gejala klinis


dan laboratorium
Perhatikan tanda Syok
Palpasi hati setiap hari
Awasi perdarahan
Periksa Hb,Ht, Thrombo tiap 6-12jam

Perbaikan klinis dan laboratoris

Pulang

Pasien tidak dapat minum


(Pasien muntah terus menerus)
Infus NaCL 0,9% : Dekstrosa 5%
(1:3)
Tetesan rumatan sesuai BB
Periksa Hb,Ht, Thrombo tiap 6-12jam

Hb Naik dan atau


Thrombosit turun

Infus ganti RL
(bagan selanjutnya)

DBD derajat I dan II dengan peningkatan Hematokrit 20%


Cairan Awal
RL/NaCL 0,9% 6-7ml/kgBB/Jam

Perbaikan
Tidak gelisah,
Nadi kuat,
TD stabil,
Diuresis cukup
(12ml/kgBB/jam)
Ht turun

Tidak ada Perbaikan


Gelisah,
Distress Pernafasan,
Frekuensi nadi naik
Hb tetap tinggi/naik
TD<20mmHg

Monitor tanda vital/nilai Hb dan Thrombosit tiap 6 jam

Diuresis kurang

Tanda vital memburuk


Ht meningkat
Tetesan dinaikkan
10-15ml/kgBB/Jam
(tetesan dinaikkan bertahap)

Tetesan dikurangi
5ml/kgBB/Jam
Perbaikan
Perbaikan
3ml/kgBB/Jam

Tanda Vital tidak Stabil


Distress pernafasan
Ht naik

Infus stop pada 24-48jam


Bila tanda vital/Ht stabil
Diuresis cukup

Koloid
20-30ml/kgBB

Ht Turun
Transfusi darah segar
10ml/kgBB

Perbaikan

DBD Derajat III & IV


1.
2.

Berikan O2 2-4 lt/mnt


Penggantian volume plasma segera
RL/NaCL 0,9% 20ml/kgBB secepatnya bolus dalam 30 menit

Evaluasi 30mnt, Apakah syok teratasi ?


Pantau tanda vital tiap 10mnt & Catat Balance cairan selama pemberian IV
Syok Teratasi
Kesadaran membaik,Nadi teraba kuat
Tekanan Nadi >20mmHg,
Sianosis, Ekstremitas hangat
Diuresis cukup 1ml/kgBB/jam

Syok tidak Teratasi


Kesadaran
Nadi tidak teraba
Sianosis
Kulit dingin dan lembab
Ekstremitas dingin
Periksa kadar gula darah

Cairan dan tetesan disesuaikan


10ml/kgBB/jam
Syok Teratasi
Evaluasi Ketat
Tanda vital, Tanda perdarahan, Diuresis
Hb, Ht, Thrombosit
Stabil dalam 24 jam
Tetesan 5ml/kgBB/jam
Tetesan 3ml/kgBB/jam
Infus Stop
Tidak >48 jam setelah syok teratasi

Lanjutkan cairan
20ml/kgBB/jam
Tambahkan plasma/koloid
Dekstran
10-20ml/kgBB/jam
Evaluasi 1 jam
Syok belum teratasi
Transfusi darah segar 10ml/kgBB
diulang sesuai kebutuhan

Objek dan Metode Penelitian


Bentuk Penelitian
Bersifat Deskriptif
Tempat dan Waktu penelitian
Desa Bangah, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo tanggal 7 juli-11
Juli 2008.
Objek Penelitian
1. Populasi adalah Kepala keluarga warga RW01 RT04 desa Bangah
sejumlah 40 responden.
2. Besar sample yang digunakan adalah Jumlah Kepala Keluarga warga
RW01 RT04 desa Bangah sejumlah 40 responden.

Objek dan Metode Penelitian


Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
: Teknik wawancara dengan acuan Kuisioner
2. Data Sekunder : Meliputi gambaran umum daerah penelitian yang didapat
dari Puskesmas Pembantu Desa Bangah periode 1 Januari
2008 30 Juni 2008.
Cara Mengolah Data
1 .Data Mentah
: Berupa kuisioner yang diisi responden.
2. Pengolahan Data :
- Pengumpulan Data
- Pengeditan
- Membuat rancangan tabel

Objek dan Metode Penelitian


Jenis Variabel

Variabel Terikat : Keluarga penderita demam berdarah, tersangka


demam berdarah,hasil pemeriksaan epidemiologi.

Variabel Bebas :
- Gambaran tingkat pendidikan penduduk di Desa Bangah
- Gambaran tingkat penghasilan keluarga di Desa Bangah
- Gambaran tingkat pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue
- Gambaran perilaku penduduk di Desa Bangah
- Gambaran berapa jumlah ABJ di Desa Bangah
- Gambaran pencegahan terhadap Demam Berdarah Dengue
- Gambaran frekuensi penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue

Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Lingkungan
- Kepadatan Lingkungan

Faktor Perilaku SDM


- Kebiasaan menggantung baju
- Frekuensi menguras bak mandi

- Kebersihan Lingkungan

Demam Berdarah
Dengue

Faktor Sosial Ekonomi


- Tingkat Penghasilan
- Tingkat Pengetahuan

Faktor Tenaga Kesehatan


- Penyuluhan
- Jumantik
-Abatisasi

DEFINISI OPERASIONAL

Tingkat pendidikan : SD, SLTP, SLTA, PT, dan tidak


sekolah
Tingkat penghasilan adalah jumlah rata-rata
penghasilan kepala keluarga perbulan /sesuatu yang
didapatkan sebagai upah setelah melakukan pekerjaan
selama sebulan.
Tingkat pengetahuan adalah informasi yang diterima
oleh responden mengenai Demam Berdarah Dengue
Perilaku penduduk adalah kebiasaan penduduk seharihari

ABJ (Angka Bebas Jentik) adalah salah satu indikator yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu wilayah sudah memenuhi target bebas dari jentik
nyamuk DBD dan target yang diharapkan 95%.
Pencegahan DBD adalah segala usaha yang dilakukan warga masyarakat untuk
mecegah terjadinya penyebaran penyakit DBD.
Usaha tersebut yaitu pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue
dengan 3 M.
Tempat Penampungan Air yang memungkinkan menjadi tempat perindukan
jentik nyamuk Aedes Aegepty.
Fogging adalah penyemprotan nyamuk dewasa.
Abatisasi adalah penaburan insektisida pembasmi jentik

HASIL DAN ANALISA


GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Luas wilayah desa Bangah adalah 126.355 Ha

Jumlah penduduk pada tahun 2007 kurang lebih sebanyak


5709 jiwa (dengan perbandingan 50 % wanita dan 50 %
pria)
Wabah penyakit yang terjadi :
a. Demam Berdarah : 9 Kasus
b. Malaria
: c.Tipus/Kolera/Muntaber
: 4 Kasus
Prasarana Kesehatan
Rumah Sakit Bersalin
: 1 unit
Puskesmas pembantu
: 1 unit

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Diagram Proporsi Tingkat Pendidikan Kepala Kelurga RW01
RT04 Dalam Satu Bulan warga Di Desa Bangah Kecamatan
Gedangan, Kabupaten Sidoarjo

2,5%

7,5%
20%

30%
40%

SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah

Diagram Proporsi Tingkat Penghasilan Kepala Keluarga RW01 RT04 Dalam


Satu Bulan, warga Di Desa Bangah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo

< Rp.500.000,00

10,0%
12,5%
27,5%
50%

Rp. 500.000,00 - Rp.


1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00 - Rp.
1.500.000,00
> Rp. 1.500.000,00

Diagram Proporsi Tingkat Pengetahuan tentang DBD Kepala Keluarga RW01


RT04 Dalam warga Di Desa Bangah Kecamatan Gedangan,
Kabupaten Sidoarjo

42,5%
57%

Tahu
Tidak Tahu

Diagram Distribusi Perilaku penduduk RW01 RT04 warga Di Desa Bangah


Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, yang dapat menimbulkan DBD

20%
80,0%

Ya
Tidak

Diagram Distribusi Angka Bebas Jentik rumah penduduk di Desa


Bangah RT04 RW01 Kecamatan Gedangan,
Kabupaten Sidoarjo

35%
65%

Positif
Negatif

Diagram Distribusi pencegahan terhadap DBD berhubungan dengan pembuangan


sisa-sisa bahan yang dapat menampung air oleh responden di Desa Bangah RT04
RW01 Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo

40%
67,5%

Dibuang di Tempat
Sampah
Dikubur/Ditimbun

5%
Dijual

Diagram distribusi pencegahan terhadap DBD berhubungan dengan


Bubuk Abate di Desa Bangah RT04 RW01
Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo

7,5%

92,5%

Positif
Negatif

Diagram distribusi pencegahan(Fogging) terhadap DBD di Desa


Bangah RT04 RW01 Kecamaran Gedangan, Kabupaten Sidoarjo

Pernah
100%

Tidak Pernah

Diagram Frekuensi penyuluhan DBD

7.5%
0%
Pernah 1x
82.5%

Pernah 2x
Tidak Pernah

PEMBAHASAN
Gambaran Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga.
Dari hasil survey Tingkat pendidikan responden dapat diketahui sebagian
besar adalah Tamatan SLTA (40%), Perguruan Tinggi (30%), SLTP
(20%), SD (7,5%), dan tidak sekolah (2,5%). Tingkat pendidikan yang
lumayan tinggi tidak dapat menjamin masyarakat menerapkan
pengetahuan yang dimiliki dengan benar.

Gambaran Tingkat Penghasilan Penduduk

Dari hasil survey dapat diketahui tingkat penghasilan terbanyak adalah


50 % memiliki penghasilan Rp.1.000.000,-1.500.000,00 hal ini
berpengaruh pada penanganan dan pengobatan yang memadai, sehingga
penyakit DBD dapat terdeteksi sejak dini hingga tidak sampai
menimbulkan kematian.

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang DBD

Dari hasil survey diperoleh sebagian masyarakat yang tidak mengetahui


tentang DBD yaitu sebesar 57,5% dan yang sudah mengetahui sebesar
42,5%
Hal ini disebabkan karena :
Kurangnya partisipasi masyarakat.
Kurangnya partisipasi perangkat desa untuk terjun
langsung memberikan penyuluhan.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui
pentingnya penyakit DBD.

Gambaran tentang Perilaku Penduduk


Dari hasil survey diperoleh sebesar 80% masyarakat berperilaku buruk
dalam kesehariannya yang dapat menimbulkan penyebab penyakit DBD.

Gambaran Angka Bebas Jentik


Dari hasil survey diperoleh Angka Bebas Jentik belum sesuai
harapan yaitu 65% dimana seharusnya angka yang dicapai
sebesar 95%.

Gambaran Tingkat Pencegahan Terhadap DBD


Pembuangan sisa-sisa bahan yang dapat menampung air.
Dari hasil survey didapatkan sebagian besar dibuang di tempat
sampah sebanyak 67,5%, yang dikubur 5%, dan yang dijual
27,5%.
Bubuk Abate.
Dari hasil survey didapatkan sebagian besar masyarakat yang tahu
manfaat dan penggunaan bubuk abate sebesar 7,5% dan yang
tidak tahu sebesar 92,5%.
Fogging.
Dari hasil survey didapatkan bahwa di desa Bangah sudah pernah
dilakukan fogging setelah ditemukan kasus penyakit DBD.

Gambaran Frekuensi Penyuluhan Terhadap DBD


Dari hasil survey didapatkan sebesar 82,5% responden mengatakan
tidak pernah mendapat penyuluhan tentang DBD. Hal ini
berpengaruh pada rendahnya pengetahuan tentang penyakit DBD
sehingga kurang mendukung usaha pencegahan penyakit DBD.

KESIMPULAN

Tingkat pendidikan yang tinggi tidak dapat menjamin masyarakat


menerapkan pengetahuan tenteng DBD dengan benar.
Tingkat penghasilan terbanyak adalah 50 % memiliki penghasilan
Rp.1.000.000,-1.500.000,00,Ternyata dengan penghasilan yang tinggi
belum dapat mencegah penyebaran DBD.
Sebagian masyarakat tidak mengetahui tentang DBD, Hal ini
disebabkan karena :

Partisipasi masyarakat yang kurang tanggap terhadap


bahayanya penyakit DBD.

Kurangnya partisipasi perangkat desa untuk terjun langsung


memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD pada
masyarakat.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui


pentingnya penyakit DBD

80% masyarakat mempunyai perilaku yang buruk dalam kesehariannya


yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit DBD.
Angka Bebas Jentik belum sesuai harapan yaitu 65%
Gambaran tentang pencegahan DBD
67,5 % sisa kaleng dan botol bekas dibuang di tempat sampah
92,5 % masyarakat tidak tahu manfaat dan penggunaan bubuk Abate
dan yang tidak tahu 7,5 %
Fooging sudah dilakukan 100 %
82,5 % responden mengatakan tidak pernah mendapat penyuluhan

SARAN
1. Mengenalkan kepada masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan
gejala-gejala serta pertolongan pertama yang harus dilakukan dalam
mendeteksi dini DBD.
2. Memberikan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat melalui
media massa, sekolah, tempat ibadah, di tempat tempat
dilaksanakannya pertemuan masyarakat desa.
3. Melakukan pembinaan dan pendekatan terhadap masyarakat untuk
melakukan Kerja bakti dalam pelaksanakan program 3M di
lingkungannya.
4. Dilakukannya pemberantasan jentik secara swadaya dan tepat guna.
5. Dilakukan Fogging dengan tidak bergantung pada subsidi pemerintah.
6. Diharapkan masyarakat ikut langsung dalam memberantas nyamuk
Aedes Aegypti

Anda mungkin juga menyukai