PERKEMBANGAN ANAK
C131 12 001
HUMAIRAH SAHABUDDIN
C131 12 002
ILMIATI INDING
C131 12 003
DIAN RUMAISHAH
C131 12 004
NURHIDAYAT NURDIN
C131 12 005
SELVI NATSIR
C131 12 006
C131 12 007
DIAN FATMASARI
C131 12 008
INUN MAGFIRAH
C131 12 009
ZULAEHA APRIANI
C131 12 010
MUH. ABDILLATULKHAER
C131 12 011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan dengan
judul Pengaruh Variasi Kultur (Budaya) Terhadap Perkembangan Bayi dan
Anak ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Tak lupa pula salawat dan salam
penulis haturkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang
telah membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam berpendidikan
seperti sekarang ini.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu bagian dari Mata Kuliah
Manajemen Fisioterapi Pediatri. Laporan ini merupakan bagian dari presentasi
yang menjelaskan secara lengkap materi terkait. Dengan penulisan laporan ini
diharapkan mahasiswa dapat memiliki pemahaman yang lebih terkait dengan
pengaruh variasi kultur (budaya) terhadap perkembangan bayi dan anak yang
dapat digunakan sebagai media untuk memahami secara menyeluruh aspek
perkembangan bayi dan anak.
Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan yang mendasar, namun semua itu dapat terselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama Dosen Mata Kuliah
Manajemen Fisioterpi Pediatri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sudah
selayaknya penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membatu kami menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk pencapaian hasil yang
lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua sebagai referensi
ataupun tambahan ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.........................................................................................
ii
Daftar Isi..................................................................................................
iii
10
B. Kebudayaan .................................................................................
18
18
18
19
19
21
30
35
A. Simpulan .....................................................................................
35
B. Penutup........................................................................................
35
36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang
membedakan anak dari orang dewasa. Perkembangan merupakan perubahan
yang progesif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu mulai
lahir sampai mati. Perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan
kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan dari segi materiil, melainkan pada
segi fungsional.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang merupakan proses
diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh serta organ sebagai hasil dari proses
pematangan, termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagian hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan seorang anak meliputi 4 aspek perkembangan yaitu;
perkembangan psikomotorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial
emosi, dan perkembangan bahasa. Pola perkembangan ini dapat dipengaruhi
oleh keadaan atau kondisi di dalam diri si anak itu sendiri, ataupun oleh
keadaan atau kondisi di luar anak. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi
oleh satu faktor saja, melainkan dari banyak faktor yang saling berhubungan
dan saling bergantung.
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu
adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini
merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri
khasnya. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut
juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan
2.
kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain gizi ibu pada
waktu hamil, faktor mekanis, paparan toksin/zat kimia, sistem endokrin,
paparan radiasi, infeksi, strees, dan imunitas ibu. Sedangkan faktor
lingkungan postnatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang yaitu,
lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psikososial, serta faktor keluarga
dan adat istiadat (budaya).
Terkait faktor budaya ini, Cindy-Lee Dennis melakukan penelitian
di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana yang menunjukan bahwa
sifat pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama.
Ini menguatkan pendapat bahwa sifat-sifat anak bayi itu adalah universal
dan bahwa budayalah yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar
tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk faktor
budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk
pendidikan, agama, sosio-ekonomi, pola asupan nutrisi, dan kesehatan
kaitannya dengan keyakinan.
Budaya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Budaya sebagai
sebuah system yang ada dalam masyarakat tentunya memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam setiap aktivitas penduduk yang menjalankan
budaya tersebut.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis menetapkan tujuan penulisan laporan ini yaitu;
1. Mengetahui konsep perkembangan anak.
2. Mengetahui konsep kebudayaan.
3. Mengetahui pengaruh variasi budaya terhadap perkembangan anak.
4. Mengetahui pengaruh variasi budaya pada tiap tahap perkembangan anak.
D. Manfaat Penulisan
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ANAK
1. Definisi Perkembangan Anak
Istilah perkembangan (development) dalam psikologi merupakan
sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung
banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep
perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain
yang terkandung di
dalamnya, diantaranya
adalah pertumbuhan,
dari
setiap
aspek
kepribadian
tidak
selalu
b. Aspek Intelektual
Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali dengan
perkembangan
kemampuan
mengamati,
melihat
hubungan
dan
c. Aspek Sosial
Ketrampilan sosial cukup kompleks, dan anak perlu waktu untuk
memahaminya. Anak perlu belajar tentang bagaimana merasakannya,
bagaimana
mendengar,
berbagi,
bekerjasama,
mengambil
atau
d. Aspek Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan menirukan bunyi dan
perabaan. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat
dengan
e. Aspek Emosi
Perkembangan aspek afektif atau perasaan (emosi) berjalan
konstan, kecuali pada masa remaja awal (usia 13-14 tahun) dan remaja
tengah (usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa
optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi dengan rasa
bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa
duka. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (usia 18-21 tahun).
Kalau pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap
mendua, ambivalensi, maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian sikap yang relatif mempunyai kepercayaan diri
(Nana Syaodih Sukmadinata, Op. cit., hlm. 115)
lingkungan
perkembangan
aspek
terutama
ini.
keluarga
Pada
sangat
mulanya
dominan
anak
bagi
melakukan
2)
konsepsinya
mengenai
bermacam-macam
sekolah
yang
2)
3)
4)
pembelahan,
derajat
sensitivitas
jaringan
terhadap
pintar
dan
sebagainya
(Desmita,
dalam
Psikologi
merupakan
faktor
yang
sangat
menentukan
10
dan
cairan
ketuban
yang
kurang
dapat
zat-zat
teratogen
misalnya
sangat peka
obat-obatan
seperti
yang
mungkin
berperan
pada
11
Infeksi
Infeksi intrauterin sering menyebabkan cacat bawaan
seperti polio, campak, HIV, rubella dan sebagainya.
g) Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat
bawaan, cacat kejiwaan, dan lain-lain.
h) Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, berat badan lahir rendah.
i)
Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada
plasenta atau tali pusar menyebabkan berar badan lahir rendah.
12
1) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku
bangsa. Bangsa kult putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan
somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak laki-laki cenderung lebih lambat
tumbuhnya saat sebelum pubertas. Namun setelah pubertas,
anak laki-laki akan tumbuh sangat cepat dan mengalahkan
pertumbuhan anak perempuan.
3) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena
itu pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Masa balita merupakan masa pembentukan kepribadian
anak sehingga diperlukan perhatian khusus.
4) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak. Dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang
dewasa.
5) Perawatan kesehatan
Perawatan
kesehatan
yang
teratur,
pemeriksaan
memberikan
Imunisasi
diharapkan
anak
13
8) Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, adanya perbedaan yang mendasar
dalam proses metabolisme pada berbagai umur akan kebutuhan
akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang
tepat atau setidaknya memadai.
9) Hormon
Hormon yang berpengaruh dalam tumbuh kembang
antara lain growth hormon, tiroid, homon seks, insulin dan
hormon yang dihsilkan oleh kelenjar adrenal.
b) Faktor fisik
1) Cuaca, Musim, & Keadaan Geografis Daerah
Kemarau panjang atau bencana lain dapat berdampak
pada tumbuh kembang anak, misalnya gagalnya panen
membuat anak kurang gizi. Atau misalnya gondok endemik
banyak ditemukan pada daerah pegunungan dimana airnya
tahanya kurang mengandung yodium.
2) Sanitasi
Kebersihan diri danl ingkungan memegang peranan
penting dalam timbulnya penyakit.
3) Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan
kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi
bagunan yang tidak membahayakan penghunnya serta tidak
perlu sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
4) Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu dengan radiasi
yang tinggi.
14
c) Faktor Psikososial
1) Stimulasi
Anak yang mendapat stimulai yang terarah dan teratur
akan lebih cept berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat simulasi.
2) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar misalnya
adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana
nyaman dan sebagainya.
3) Ganjaran atau hukuman yang wajar
Jika anak berbut benar maka baiknya memberi ganjaran
misalnya
pujian,
belaian,
pelukan,
tepuk
tangan
dan
sosialisai
dengan
lingkungannya
anak
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
15
16
17
B. KEBUDAYAAN
1.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddayah, yaitu bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal). Dengan demikian, kebudayaan berarti
hal-hal yang bersangkutan dengan akal, sedangkan secara istilah budaya
adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah dari budi
manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat).
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya
berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat
kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna
memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya, timbul kebudayaan
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.
Menurut C. A. Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang
dapat berlainan dengan hewan. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup
begitu saja di tengah-tengah alam.
2.
Komponen Kebudayaan
Terdapat dua jenis komponen budaya yaitu komponen budaya
material dan komponen budaya nonmaterial.
a.
18
b.
3.
Wujud Kebudayaan
J.J Honingmann yang dalam buku antropologinya berjudul The
World of Man (1959) membedakan tiga gejala kebudayaan, yaitu ide,
aktivitas, dan artifak. Terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu sebagai
berikut
a.
b.
c.
4.
19
b.
c.
Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai
homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri,
selain dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk
mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya
kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini
menyebar
luas.
Apabila
pengetahuan
itu
dapat
dibukukan,
e.
20
f.
Bahasa
Bahasa merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
Semuanya merupakan simbol sehingga Ernest Casirier menyebut
manusia sebagai animal symbolic.
g.
Kesenian
Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesticus.
Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, manusia perlu
dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Manusia tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan makan saja,
tetapi juga memerluka pemandangan yang indah dan suara yang
merdu.
21
Segi Etnisitas
Etnisitas adalah klasifikasi atau afiliasi dengan setiap kelompok
dasar atau pembagian umat manusia atau setia populasi heterogen yang
dibedakan oleh adat istiadat, karakteristik, bahasa, atau factor pembeda
22
lain yang sejenis. Perbedaan etnis meluas kebanyak area dan termasuk
manisfestasi seperti struktur keluarga, bahasa,kesukaan makanan, kode
moral, dan kespresi emosi.
Untuk menetapkan mereka dalam kelompok, anak belajar bagaimana
mengikuti bentuk perilaku yang sesuai dengan standar khusus kelompok
dan belajar bagaiaman mereka dapat mengharapkan orang lain untuk
bersikap terhadap mereka. Mereka mendapat petunjuk dari melihat dan
meniru orang lain yang berinteraksi dengan mereka. Ketika mereka
melihat
anggota
kelompok
menunjukkan
sifat
inferior,
mereka
anak-anak
didaerah
pedalaman
ditanamkan
oleh
23
a.
b.
c.
d.
Sehubungan
dengan
rangsang-rangsang
yang
berasal
dari
sesuatu
dari
luar.
Kematangan
dicapai
untuk
24
3. Segi Gender
Pada beberapa budaya, gender anak dapat memengaruhi persepsi
suatu keluarga tentang implikasi penyakit atau ketidakmampuan. Misalnya
di budaya Arab dan Asia, anak laki-laki memegang harga diri yang lebih
tinggi dari pada anak perempuan. Ini juga berlaku pada beberapa keluarga
Yahudi, Italia, Yunani, bahkan Indian. Anak laki-laki mendapat perawatan
kesehatan lebih baik dan makanan lebih banyak karena mereka adalah
anak yang akan merawat orang tua dimasa tua meraka.
25
b.
c.
d.
26
kesehatan, yang meliputi kondisi tempat tinggal yang padat dan buruk
yang mempermudah penularan penyakit serta sedikit kemungminan
terimunisasi terhadap penyakit menular dari pada anak kelas menengah
atau atas.
27
28
29
mempengaruhi
perkembangan
anak
disetiap
aspek
30
akan tersandung dan jatuh. Sementara itu, orang tua di negara maju dengan
alasan yang keamanan mereka lebih memilih menghilangkan benda atau
potensi
berbahaya
dibanding
membatasi
perkembangan
si
anak.
(Mc.Kenzie, 2004)
31
3. Perkembangan kognitif
Meskipun
kebanyakan
studi
perkembangan
kognitif
balita
4. Perkembangan Bahasa
Manusia secara biologis dibangun untuk belajar bahasa, tetapi tidak
untuk belajar bahasa tertentu. Ada lebih dari 60.000 bahasa manusia yang
32
berbeda di dunia (Kecil, 2001), namun tidak satupun dari mereka datang
preinscribed pada otak kita. Apapun bahasa yang kita pelajari harus datang
dari lingkungan sosial dan budaya kita. Ini pertama kali ditunjukkan dalam
percobaan aneh yang dilakukan sekitar 800 tahun yang lalu.
Frederick II, Kaisar Romawi Suci (1194-1250), memutuskan ia ingin
mencari tahu apa bahasa bayi akan berbicara "alami," jika mereka
dibiarkan sumber daya mereka sendiri. Dia memilih sekelompok neonatus
di panti asuhan dan menginstruksikan pengasuh mereka tidak pernah
berbicara di hadapan mereka. Bahasa apa yang akan bayi mulai berbicara
secara spontan, mereka sendiri? Apakah akan Latin, bahasa ulama pada
saat itu? Apakah akan Jerman, bahasa Frederick sendiri, atau (Tuhan
melarang) Perancis, bahasa saingan utamanya? Jawabannya ternyata,
seperti yang bisa Anda tebak, tidak ada di atas. Tragisnya, semua bayi
meninggal. Ini adalah ilustrasi pedih bagaimana kita siap untuk bahasa
untuk menjadi bagian dari lingkungan sosial manusia, dan bagaimana
manusia membutuhkan bahasa untuk berkembang dengan baik, bukan
hanya dalam perkembangan bahasa mereka tetapi dalam perkembangan
sosial mereka.
33
34
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif.
Perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang oleh organ-organ fisik. Dalam proses perkembangan kebudayaan
mengambil peran yang penting. Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi
kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang. Budaya
mempengaruhi perilaku serta perkembangan bayi dan anak oleh pengaruhnya
pada struktur keluarga, harapan orang tua, pengawasan dan praktek
pengasuhan-anak, variasi individu yang mengatur bayi dan anak selama
proses perkembangan, dan rangsangan yang diberikan kepada bayi dan anak
pada berbagai umur
B. Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan, pemahaman tentang pengaruh variasi
budaya terhadap perkembangan anak sangatlah penting sehingga mampu
mengaplikasikan dan menganalisis permasalahan perkembangan anak ditinjau
dari sudut pandang pengaruh budaya. Pemahaman yang baik akan berguna
dalam
rangka
evaluasi
penerapkan
pola
pengasuhan
ideal
dalam
35
DAFTAR PUSTAKA
Firdhani Eridha, Inong Retno Gunanti. 2005. Pola Pemberian ASI, MP-ASI dan
Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun Pada Keluarga Etnis Madura Dan Etnis
Arab (Studi di Puskesmas Pegirin dan puskesmas Perak Timur Surabaya).
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Gunarsa. Singgih D. 2008. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta. BPK
Gunung Mulia.
Gunarsa. Singgih D. 2008b.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta.
BPK Gunung Mulia.
Jeffrey Jensen Arnett. 2012. Human Development A Cultural Approach. Pearson.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC
Wong Donna L. dkk. 2009. Buku Ajar Keperawata Pediatrik. Jakarta, EGC
36