Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Nabi (10) Yakub as

SEJARAH NABI (10) YAQUB (YAKUB) as


Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
Pendahuluan
Nama

Yaqub (Yakub/Israel) bin Ishaq (Ishak),


Adam as Syits Anusy Qainan Mahlail Yarid Idris as
Mutawasylah Lamak Nuh as Sam Arfakhsyadz Syalih Abir
Garis Keturunan
Falij Rau Saruj Nahur Azar Ibrahim as Ishaq as Yaqub
as
Usia
147 tahun
Periode sejarah
1837 1690 SM
Tempat diutus (lokasi) Syam (Syria/Siria)
Jumlah keturunannya
12 anak
(anak)
Tempat wafat
Al-Khalil (Hebron)
Sebutan kaumnya
Bangsa Kanan
di Al-Quran namanya
18 kali
disebutkan sebanyak
Yakub (atau Yaaqub atau Yaqub atau Yaakov atau Yaqov atau Yaqub atau Yaiqob),
disebut juga dengan nama Israel (atau Israil atau Yisrael) adalah leluhur bangsa Israel.

Pengutusan Nabi Yakub

Yaqub hijrah dari negeri Kanan menuju Faddan Aram atau Padan-Aram (Harran),
sebelah utara Irak, ketempat paman dari jalur ibunya, Laban.
Yaqub tinggal di Harran cukup lama. Beliau lantas menikahi sepupunya, Putri Laban.
Kemudian beliau kembali kepada keluarganya (di Kanan atau Kanaan) setelah Allah
menganugerahinya sepuluh putra dari sepupunya dan istrinya yang lain.
Setelah Yaqub kembali ke negeri Kanan (Yabus). Allah menganugerahinya lagi dua
putra, Yaitu Yusuf dan Bunyamin. Dengan demikian, jumlah putranya menjadi dua belas orang.
Di tempat itulah dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk
menyeru pada ajaran Allah.

Ketika Allah menganugerahi Yusuf gelar kenabian dan jabatan Menteri Keuangan pada
masa Hesos, Yaqub dan anak-anaknya berangkat menemui Yusuf di Mesir. Sementara itu, Yusuf
telah memaafkan perbuatan saudara-saudaranya dahulu, seperti yang disebutkan dalam surah
Yusuf. Dengan demikian, bangsa Israil memasuki Mesir dan menetap disana untuk beberapa
waktu. Pada sat itulah nabi Yaqub wafat, dan tubuhnya sempat dipertahankan, kemudian
dipindahkan ke Palestina dan dimakamkan disana, sesuai dengan permintaannya. Beliau
dimakamkan di Gua al-Makfilah, di kota Hebron (al-Khalil).

Wasiat Nabi Yaqub Kepada Anaknya yang Termaktub dalam Al-Quran

Apakah kalian menjadi saksi saat maut akan menjemput Yaqub, ketika dia berkata kepada
anak-anaknya, Apa yang kalian sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, Kami akan
menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Rabb
Yang Maha Esa, dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya, (QS. Al-Baqarah [2]: 133).

Kota Hebron (al-Khalil)

Bangsa Kanan (Kanaan) menyebut kota al-Khalil dengan nama Arba. Nama ini
dinisbahkan kepada raja mereka yang berbangsa Arab Kanan yang kembali kepada kabilah
Inaq. Nama tersebut selanjutnya dikenal dengan nama Gedron atau Gabrion.
Ketika lokasi kota tersebut bersambung dengan rumah Ibrahim yang berada di kaki Gunung
ar-Ras, kota baru itu pun dinamakan dengan al-Khalil. Nama yang dinisbahkan kepada KhalilurRahman (kekasih Allah Yang Maha Pengasih), Ibrahim.
Ketika Sarah wafat, Nabi Ibrahim memakamkannya di Gua Makfilah (Makhpela) di kota alKhalil (Hebron). Gua ini menjadi tempat pemakaman Ibrahim dan istrinya, Sarah; Ishaq dan
Istrinya; Rifqah; Yaqub, dan Yusuf. Pada periode Nabi Isa, di sekitar pemakaman tersebut
dibangun tembok yang mengelilinginya dan kawasan itu dinamakan Kampung Keluarga Ibrahim
al-Khalil.

Kisah Nabi Yaqub

Nabi Yaqub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara
dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti Azar. Ishaq mempunyai anak kembar, satu Yaqub dan
satu lagi bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai
serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam terhadap
Yaqub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh
ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah
diketahui oleh Ishu bahwa Yaqublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta
kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan
karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Yaqub memperoleh berkah dan doa ayahnya,
Nabi Ishaq.
Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata
sindirannya yang timbul dari rasa dengki, bahkan ia selalu diancam. Maka, datanglah Yaqub

kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Yaqub berkata mengeluh : Wahai ayahku!
Tolonglah berikan pikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang
membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang
menyakitkan hatiku, sehingga hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak
ada saling cinta mencintai dan saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkati
dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan
yang makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari
suku Kanaan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan
berat bagi anak-anakku kelak dalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman
lain yang menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku pikiran bagaimana aku dapat
mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.
Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua
puteranya yang makin hari makin meruncing: Wahai anakku, karena umurku yang sudah lanjut
aku tidak dapat menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, raut
mukaku sudah berkerut dan aku sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan
meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir bila aku sudah menutup usia, gangguan
saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu,
berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan
mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan
berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut pikiranku, engkau harus pergi
meninggalkan negeri ini dan berhijrah ke Fadan Araam di daerah Irak, di mana bapak
saudaramu yaitu saudara ibumu, Laban bin Batuil. Engkau dapat dikawinkan kepada salah
seorang puterinya. Oleh yang demikian, menjadi kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan
dihormati orang karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah
engkau ke sana dengan iringan doa dariku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi
rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram.
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Yaqub. Melihat dalam anjuran ayahnya
jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan
mengikuti saran itu, dia akan dapat bertemu dengan bapak saudaranya dan anggota-anggota
keluarganya dari pihak ibunya. Yaqub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang
yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang sedih dia meminta restu kepada ayahnya
dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.

Nabi Yaqub Tiba di Iraq

Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik dan
angin samumnya {panas} yang membakar kulit, Yaqub meneruskan perjalanan seorang diri,
menuju ke Fadan Aram dimana bapak saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh
itu, ia sesekali berhenti beristirahat bila merasa letih. Dan dalam salah satu tempat perhentiannya,
lalu tertidurlah Yaqub di bawah sebuah batu karang yang besar. Dalam tidurnya yang nyenyak,
ia mendapat mimpi bahwa ia dikurniakan rezeki yang luas, penghidupan yang aman damai,
keluarga dan anak cucu yang soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur.
Terbangunlah Yaqub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan
sadarlah ia bahwa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa

mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuai dengan doa ayahnya yang masih
tetap mendengung di telinganya.
Akhirnya, Yaqub sampai di kota Fadan Aram. Sesampainya di salah satu persimpangan jalan,
dia berhenti sebentar bertanya ke salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara
ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya, pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang
terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang
ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala
kambing seraya berkata kepada Yaqub: Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban,
Rahil, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya.
Dengan hati yang berdebar, pergilah Yaqub menghampiri seorang gadis ayu dan cantik
itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya,
Yaqub mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara
kandung dari ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya datang ke
Fadam Araam dari Kanaan. Mendengar kata-kata Yaqub yang bertujuan hendak menemui
ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesana Ishaq. Maka, dengan senang hati, Rahil (anak
gadis Laban) mempersilakan Yaqub mengikutinya balik ke rumah untuk menemui ayahnya,
Laban.
Setelah berjumpa, Laban bin Batuil, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak
saudaranya itu, Yaqub, yang tiada bedanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri,
dengan senang hati Yaqub tinggal di rumah Laban seperti rumah sendiri.
Yaqub tinggal di Harran cukup lama. Beliau lantas menikahi sepupunya, Putri Laban. Kemudian
beliau kembali kepada keluarganya (di Kanan atau Kanaan) setelah Allah menganugerahinya
sepuluh putra dari sepupunya dan istrinya yang lain.
Setelah Yaqub kembali ke negeri Kanan (Yabus). Allah menganugerahinya lagi dua
putra, Yaitu Yusuf dan Bunyamin. Dengan demikian, jumlah putranya menjadi dua belas orang.
Di tempat itulah dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk
menyeru pada ajaran Allah.
Ketika Allah menganugerahi Yusuf gelar kenabian dan jabatan Menteri Keuangan pada
masa Hesos, Yaqub dan anak-anaknya berangkat menemui Yusuf di Mesir. Sementara itu, Yusuf
telah memaafkan perbuatan saudara-saudaranya dahulu, seperti yang disebutkan dalam surah
Yusuf. Dengan demikian, bangsa Israil memasuki Mesir dan menetap disana untuk beberapa
waktu. Pada sat itulah nabi Yaqub wafat, dan tubuhnya sempat dipertahankan, kemudian
dipindahkan ke Palestina dan dimakamkan disana, sesuai dengan permintaannya. Beliau
dimakamkan di Gua al-Makfilah, di kota Hebron (al-Khalil).

Kisah Nabi Yaqub di Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Yaqub dalam Al-Quran pada umumnya terintegrasi dengan kisah Nabi Ibrahim,
Nabi Yusuf serta lainnya.

Di dalam Al-Quran, nama Yaqub as, disebutkan sebanyak 18 kali, yaitu QS. [2:132, 2:133,
2:136, 2:140, 3:84, 4:163, 6:84, 11:71, 12:6, 12:38, 12:66, 12:67, 12:68, 19:6, 19:49, 21:72,
29:27, 38:45]

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 132-133, Firman Allah SWT :

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub.
(Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Adakah kamu hadir ketika
Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: Apa yang
kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab: Kami akan menyembah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya [QS. Al-Baqarah [2] : ayat 132-133].

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 136, Firman Allah SWT :

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya [QS. Al-Baqarah [2] : ayat 136].

Pada Surat An-Nisaa (An-Nisa) [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah


memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. [QS. An-Nisaa (An-Nisa) [4] :
ayat 163]

Pada Surat Al-Anaam (Al-Anam) [6] : ayat 82-87, Firman Allah SWT :

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah
menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami
beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada
sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria,
Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. dan Ismail, Ilyasa, Yunus
dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), Dan Kami
lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara
mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami
menunjuki mereka ke jalan yang lurus. [QS. Al-Anaam (Al-Anam) [6] : ayat 82-87].

Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 70-71, Firman Allah SWT :

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: Jangan kamu takut,
sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth. Dan isterinya
berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira
tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Yakub.

Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 66-68, Firman Allah SWT :

Yakub berkata: Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu,
sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh. Tatkala mereka
memberikan janji mereka, maka Yakub berkata: Allah adalah saksi terhadap apa yang kita
ucapkan (ini). Dan Yakub berkata: Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk
dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah.
Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan
hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri. Dan tatkala mereka
masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah
melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri
Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami
telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. [QS. Yuusuf
(Yusuf) [12] : ayat 66-68].

Pada Surat Maryam [19] : ayat 6 dan 49, Firman Allah SWT :

[19:6] yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya
Tuhanku, seorang yang diridhai.
[19:49] Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka
sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub. Dan masing-masingnya
Kami angkat menjadi nabi.

Pada Surat Al-Anbiyaa (Al-Anbiya) [21] : ayat 72, Firman Allah SWT :

Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Yakub, sebagai suatu anugerah
(daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. [QS. AlAnbiyaa (Al-Anbiya) [21] : ayat 72]

Pada Surat Al-Ankabuut (Al-Ankabut) [29] : ayat 27, Firman Allah SWT :

Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al
Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan
sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. [QS. Al-Ankabuut
(Al-Ankabut) [29] : ayat 27]

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 45, Firman Allah SWT :

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Yakub yang mempunyai perbuatanperbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. [QS. Shaad (Sad) [38] : ayat 45]
Sumber :
About these ads
By Aji Gunawan Posted in Sejarah Nabi

Sejarah Nabi (17) Daud as


SEJARAH NABI (17) DAUD (DAWUD)as
Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
Pendahuluan
Nama

Daud (Dawud, David) bin Isya


Adam as Syits Anusy Qainan Mahlail Yarid
Idris as Mutawasylah Lamak Nuh as Sam
Arfakhsyadz Syalih Abir Falij Rau Saruj
Garis Keturunan
Nahur Azar Ibrahim as Ishaq as Yahudza
Farish Hashrun Aram Aminadab Hasyun
Salmun Buaz Uwaibid Isya Daud as
Usia
100 tahun
Periode sejarah
1063 963 SM
Tempat diutus (lokasi)
Palestina (dan Israil)
Keturunannya (anaknya)
Sulaiman (Sulaeman)
Tempat wafat
Baitul Maqdis (Yerusalem)
Sebutan kaumnya
Bani Israil
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 18 kali
Daud (Dawud, Davd, Dawit) adalah nabi sekaligus raja dalam kerajaan Israel (Bani
Israil). Daud merupakan keturunan Yahudza bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil.
Nabi Daud adalah ayah dari Nabi Sulaiman, dan moyang dari Nabi Zakaria, Nabi Yahya,
dan Nabi Isa.
Ketika masih muda, Daud menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Thalut
melawan pasukan bangsa Palestina yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil
membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal,
Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya.
Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Beliau memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal,
mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong.
Perawakan Nabi Daud tidak terlalu tinggi, bermata biru, berambut tidak lebat, berhati suci dan
bersih.
Dia sangat dicintai oleh bani Israil. Allah menganugerahi nabi Daud dengan kerajaan dan
kenabian: kebaikan dunia dan akhirat. Kerajaan itu istimewa, begitu juga dengan kenabian. Dan,
keduanya disatukan pada diri Daud. Allah berfirman, Sungguh, telah Kami berikan kepada
Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung,

bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (QS.
Saba [34]: 10).
Allah memberikannya suara yang merdu: suara yang tidak diberikan kepada siapa pun
selain dia. Sehingga, ketika dia sedang melantunkan Zabur, burung-burung turut berhenti di
udara untuk mengagungkan Allah. Begitu juga dengan gunung, ia menjawab dan ikut bertasbih
bersamanya pada pagi dan sore hari. Allah juga memberinya kemampuan untuk memutuskan
perkara dengan adil diantara manusia. Dia mampu menengahi dan menyelesaikan pertengkaran
dan perselisihan yang terjadi pada masyarakatnya. Hal itu membuat bani Israil lebih
menghormati, menghargai, dan memuliakannya.
Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang kemudian
diselesaikan oleh anaknya Nabi Sulaiman, yang sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud
meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis/Maqdis (Yerusalem).

Kisah Nabi Daud

Setelah wafat Nabi Yusya bin Nun wafat, krisis dan kekacauan kian parah melanda bani
Israel di Palestina. Banyak di antara mereka berpaling dari agama Yahudi kepada penyembahan
berhala (paganisme) yang telah menjalar di kalangan masyarakat Kanan. Karena itu,
sekelompok pimpinan setempat bangkit memerangi keyakinan sesat tersebut. Mereka adalah
para hakim yang bebreapa periode sejarah Yahudi dinamakan dengan nama mereka.
Pada pertengahan era itu, bangsa Palestina menyerang bani Israil untuk merampas Tabut,
kitab perjanjian. Hal ini juga dilakukan oleh bangsa Madyan, Ammonoid, Moabite, dan Aram
(Aramic) dan dipicu oleh konflik internal berupa perpecahan yang terjadi di kalangan bani Israil.
Kekacauan tersebut berlangsung sampai datangnya Nabi Samuel, nabi kaum Yahudi pada
abad 11 SM. Dialah yang telah berhasil mengumpulkan perwakilan berbagai suku dari utara dan
selatan dalam satu majelis. Selain itu, dia juga mencalonkan Thalut sebagai raja dari seluruh bani
Israil hingga mereka membaiatnya di Jaljal, (lihat Dakwah Nabi Musa). Allah berfirman, Nabi
mereka mengatakan kepada mereka, Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu. Mereka menjawab, Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup
banyak?, Nabi (mereka) berkata, Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkas, Allah memberikan pemerintahan
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha
Mengetahui, (QS. Al-Baqarah [2]: 247).
Raja Thalut kemudian meminta bantuan kepada orang yang kuat dan ahli berperang dari
keturunan Yahudza yaitu Daud. Dia adalah laki-laki yang rajin beribadah dan berserah diri
kepada Allah. Allah menjadikan gunung-gunung ikut bertasbih bersamanya pagi dan petang.
Allah juga menganugerahinya suara yang indah dan merdu. Dengan suara merdunya itu, dia
melantunkan kitab Zabur yang Allah turunkan kepadanya.

Popularitas dan nama baik Daud pun semakin meningkat ketika terjadi perang antara pasukan
Thalut dan Jalut, raja bangsa Kanan di daerah Yabus, sebagaimana dikisahkan dalam firman
Allah, Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan
tentaranya) berdoa: Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Mereka (tentara Thalut)
mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh
Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya
Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti
rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS.
Al-Baqarah [2]: 250-251).
Ketika Thalut melihat keberanian dan ketangkasan Daud, Thalut lantas mendekati dan
menikahkan Daud dengan putrinya. Namun, setalah merasakan bahwa masyarakatnya cenderung
mengikuti Daud, Thalut mencoba untuk berkhianat, tetapi gagal. Thalut kemudian menyesali
perbuatan buruknya tersebut dengan bertaubat dan meninggalkan kerajaan hingga kematian
menjemputnya. Itu terjadi saat bangsa Ibrani berkumpul di sekitar Daud. Allah berfirman, Dan
Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam
memutuskan perkara, (QS. Shad [38]:20).
Daud kemudian mulai berjuang menegakkan dan menyebarkan agama Allah di bumi
Palestina di antara bangsa Kanan dan bani Israil. Setelah berhasil menguasai kota al-Quds dan
mengingat kembali Tabut (Kitab Perjanjian), negeri itu menjadi kerajaan yang kuat.
Pemerintahannya menjadi semakin kuat saat dia berhasil menguasai dan menyatukan kota-kota
bangsa Kanan ke dalam kekuasaannya.
Nabi Daud terus memperluas kekuasaannya hingga berhasil menaklukkan daerah Muab,
Edom, dan bagian timur Jordania. Setelah itu, dia menuju kota Aram dan terus ke arah Damaskus
serta menaklukkannya sampai ke wilayah Hama.

Tafsir QS. Shad [38]:20

Allah berfirman, Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan
kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (QS. Shad [38]: 20).
Mengenai ayat tersebut, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah menganugerahi Daud dengan
kerajaan yang sempurna dari segala kebutuhan kerajaaan. Ibnu Abu Najh meriwayatkan dari
Mujahid bahwa Daud adalah penduduk dunia yang memiliki kekuasaan paling kuat. As-Suddi
berkata, Kerajaannya setiap hari dijaga oleh 4000 pasukan.
Sebagian ulama salaf berpendapat, Telah sampai kepadaku barita bahwa kerajaan Daud
setiap malam dijaga oleh 33 ribu pasukan. Tidak ada kenabian yang dijaga sedemikian rupa
setelahnya.
Ulama lain berpendapat, Kerajaan Daud dijaga oleh 40 ribu pasukan yang dilengkapi
senjata. Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim menyebutkan dari riwayat Ulba bin Ahmar, dari

Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa ada dua orang dari bani Israil datang menemui Nabi Daud.
Salah satunya melapor kepada Nabi Daud bahwa sapinya telah dirampas orang disebelahnya,
sedangkan orang yang digugat menyangkalnya. Si penggugatpun tidak memiliki bukti. Nabi
Daud kemudian menganugerahkan perkara mereka. Pada saat tidur malam, di dalam mimpinya
dia diperintahkan untuk membunuh orang yang menggugat. Ketika siang datang, Nabi Daud
memerintahkan untuk membunuh si penggugat.
Si penggugat pun berkata, Wahai Nabi Allah, kenapa engkau justru akan membunuhku
padahal orang lain telah merampas sapiku?
Nabi Daud menjawab, Sungguh, Allah memerintahku untuk membunuhmu dan aku pasti
akan membunuhmu. Penggugat tersebut berkata, Demi Allah, wahai Nabi, Allah tidak
memerintahkanmu untuk membunuhku karena perkara ini; aku berkata jujur bahwa sapiku telah
dirampasnya. Akan tetapi, perintah Allah untuk membunuhku itu karena aku telah membunuh
ayahnya tanpa sepengetahuan seorang pun. Nabi Daud lalu memerintahkan untuk
membunuhnya. Ibnu Abbas melanjutkan bahwa setelah kejadian itu kedudukan Nabi Daud
semakin kukuh dikalangan bani Israil. (Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, jilid IV, hlm.
33).

Penaklukan Kota Yabus (Yerusalem)

Pada awalnya, Yabus (Yerusalem) adalah pusat pemerintahan suku Yabus, salah satu
keturunan bangsa Kanan. Bani Israil mengalami kesulitan untuk menaklukkannya. Mereka
kemudian memohon kepada Nabi mereka agar mengutus seorang panglima sehingga mereka
dapat berperang di bawah komandonya. Dan, Nabi Daudlah yang mampu menduduki dan
menaklukkannya, sebagaimana firman Allah, Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara
Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah
memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan
mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak
(keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi
Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS. Al-Baqarah [2]: 251).
Nabi Daud menetap di ibu kota kerajaannya, Yerusalem dan setelah itu dia mulai
menaklukkan berbagai suku serta kota yang berada di sekeliling ibu kotanya.

Asal Kota Yabus (Yerusalem)

Kota al-Quds dinamakan Yabus karena dinisbahkan kepada suku Yabus. Mereka adalah salah
satu keturunan bangsa Kanan : Salah satu putra Kanan. Kota ini juga disebut dengan nama
bahasa Kanan, yaitu Ur Salem (Yerusalem) yang berarti kota keselamatan. Nama Yabus tetap
menjadi symbol kota ini hingga dikuasai oleh Nabi Daud. Nama al-Quds telah dikenal sebagai
kota tersebut sejak awal berdirinya berbagai tempat ibadah. Sementara itu, kota ini dinamakan
Baitul Maqdis dimulai sejak pertama kami Islam berkuasa. Oleh karena itu, kota al-Quds
dinamakan Yerusalem karena pada dasarnya dari nama Ur Salem, bahasa Arami.

Nabi Daud dalam Al-Quran

Di dalam Al-Quran, nama Daud as, disebutkan sebanyak 18 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 250-251, Firman Allah SWT :

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan
tentaranya) berdoa: Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Mereka (tentara Thalut)
mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh
Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya
Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti
rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.

Pada Surat Al-Israa (Al-Isra) [17] : ayat 55, Firman Allah SWT :

Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.

Pada Surat Al-Anbiyaa (Al-Anbiya) [21] : ayat 78-80, Firman Allah SWT :

Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan
mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya.
Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah
memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada
masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gununggunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.
Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Pada Surat An-Naml [27] : ayat 15-16, Firman Allah SWT :

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya
mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hambahambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: Hai Manusia,
kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.
Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.

Pada Surat Sabaa (Saba) [34]: ayat 10-11 dan 13, Firman Allah SWT :

[34:10,11] Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami
berfirman): Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama
Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar

dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa
yang kamu kerjakan. [34:13] Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya
dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti
kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 17-25, Firman Allah SWT :

Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang
mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami
menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,
dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat
taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan
kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. Dan adakah sampai kepadamu berita orangorang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar? Ketika mereka masuk (menemui) Daud
lalu ia terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka berkata: Janganlah kamu merasa takut;
(kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada
yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang
dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini
mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja.
Maka dia berkata : Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam
perdebatan. Daud berkata: Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah
mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada
Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu.
Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang
baik.

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 26 dan 30, Firman Allah SWT :

[38:26] Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan
hari
perhitungan.
[38:30] Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya),

Pada Surat An-Nisaa (An-Nisa) [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah


memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Pada Surat Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 78, Firman Allah SWT :

Telah dilanati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera
Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Pada Surat Al-Anaam (Al-Anam) [6] : ayat 84, Firman Allah SWT :

Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masingmasing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk,
dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan
Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sumber :
About these ads
By Aji Gunawan Posted in Sejarah Nabi

Sejarah Nabi (14) Zulkifli as


SEJARAH NABI (14) ZULKIFLI as
Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
Pendahuluan
Nama
Garis Keturunan
Usia
Periode sejarah
Tempat diutus
(lokasi)
Jumlah
keturunannya (anak)
Tempat wafat
Sebutan kaumnya
di Al-Quran
namanya disebutkan
sebanyak

Dzulkifli (Zulkifli) bin Ayub, nama aslinya Bisyr (Basyar)


Adam as Syits Anusy Qainan Mahlail Yarid Idris as
Mutawasylah Lamak Nuh as Sam Arfakhsyadz Syalih Abir
Falij Rau Saruj Nahur Azar Ibrahim as Ishaq as al-Aish
Rum Tawakh Amush Ayub as Dzulkifli as
75 tahun
1500 1425 SM
Damaskus dan sekitarnya
Damaskus
Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), di daerah Syria dan Yordania
2 kali

Di dalam Al-Quran, nama Zulkifli as, disebutkan 2 kali, yaitu :


Surat Al-Anbiyaa (Al-Anbiya) [21] : ayat 85
Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 48

Pada Surat Al-Anbiyaa (Al-Anbiya) [21] : ayat 85 dan 86, Firman Allah SWT :

(Ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang
sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk
orang-orang yang saleh.

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 48, Firman Allah SWT :

[38:48] Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang
yang paling baik.

Kisah Nabi Zulkifli

Riwayat Zulkifli sedikit sekali disebutkan dalam Al-Quran. Menurut Mufassirin, nama
aslinya ialah Basyar. Ia adalah putra Nabi Ayub yang lolos dari reruntuhan rumah Nabi Ayub
yang menewaskan anak-anak semua Anak Nabi Ayub. Zulkifli adalah orang yang taat beribadah.
Ia melakukan sholat seratus kali dalam sehari.
Suatu ketika, raja di negeri Rom saat itu, Nabi Ilyasa sudah semakin tua. Karena tak memiliki
calon pengganti, raja mengadakan sayembara kepada kaum Rom, bahwa siapapun yang berpuasa
di siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak melakukan marah, ia akan diangkat menjadi
raja.
Hal ini terdapat dalam riwayat Ibnu Jarir : Apabila Al-Yasa (Nabi Ilyasa), meningkat tua,
dan ingin memberikan tugas untuk memimpin bangsa Israel kepada yang sesuai. Baginda
mengumumkan: Hanya orang tersebut akan dipertimbangkan untuk menggantikan baginda dan
yang berpuasa pada siang hari, mengingati Allah pada malam hari dan menahan diri daripada
sifat marah. Salah seorang daripada mereka (Basyar) berdiri dan berkata: Aku akan patuh kepada
syarat-syarat tersebut. Baginda mengulangi syarat-syarat itu semula sebanyak tiga kali dan lelaki
yang sama berjanji dengan bersungguh-sungguh akan memenuhi syarat-syarat tersebut. Maka dia
dilantik untuk membawa tugas tersebut.
Dari kutipan riwayat di atas, Basyar menyanggupi semua persyaratan yang diberikan raja
kepadanya. Ia pun dinobatkan menjadi raja. Pada masa pemimpinannya, ia berjanji kepada
rakyatnya untuk menjadi hakim adil dalam menyelesaikan perkara. Karena keadilan beliau, maka
ia disebut sebagai Zulkifli pada masa itu.
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah beberapa lama menjadi raja,
beliau memenuhi segala janjinya, sehingga Allah memberinya ujian kepadanya dengan setan
yang berkeinginan untuk menggoyahkan imannya.
Suatu ketika, setan menjelma sebagai musafir lelaki tua. Keinginannya adalah membuat
marah Zulkifli. Ia memaksa penjaga untuk dapat masuk istana dan menemui Zulkifli pada larut
malam. Lelaki tua itu diizinkan masuk oleh penjaga istana. Dalam pertemuan tersebut, setan
mengadu kepada Zulkifli tentang kekejaman orang lain terhadap dirinya. Namun Zulkifli
menyuruhnya untuk datang besok malam ketika kedua belah pihak sudah merasa siap untuk
bertemu. Namun musafir tersebut mengingkarinya dan malah datang pagi hari.
Keesokan harinya, musafir tersebut datang dan mengadu seperti pada malam sebelumnya.
Maka Zulkifli menyuruhnya untuk datang pada malam hari saja. Lelaki itu berjanji dengan
bersungguh-sungguh pada Zulkifli untuk datang pada malam hari. Namun ia mengingkarinya.
Pada hari yang ketiga, musafir itu datang lagi. Pada kali ini, tidak ada tanggapan dari
Zulkifli. Maka setan itu tersebut menyelinap menembus pintu dan menunjukkan dirinya kepada
Zulkifli. Zulkifli sangat terkejut melihat jelmaan setan tersebut. Lalu dia pun mengtahui bahwa
musafir itu adalah setan yang mencoba membuatnya marah namun setan itu gagal. Karena
keberhasilan Zulkifli menahan amarah, maka oleh Allah ia diangkat sebagai seorang nabi.

Nabi Zulkifli diutus oleh Allah kepada kaum Rom agar selalu mengingat satu Tuhan dan
tidak menyembah berhala.
Suatu ketika terjadi pemberontakan di negerinya oleh orang-orang yang durhaka kepada
Allah. Zulkifli menyeru pada rakyatnya agar berperang, namun mereka semua takut mati
sehingga tak seorang pun yang mau berperang. Mereka pun meminta Zulkifli untuk berdoa
kepada Allah SWT agar mereka semua tidak mati dan menang dalam perang. Zulkifli pun berdoa
kepada Allah dan Allah pun mengabulkan doanya.
Pendapat dan Kontroversi tentang Zulkifli

Sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad bin Jarir al-Tabari,


mengangap Zulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan
membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Sebagian lainnya percaya bahwa dia
seorang nabi.

Maulana Abul Kalam Azad menyatakan bahwa Zulkifli adalah Siddhartha Gautama.
Karena kata dzu pada namanya berarti orang atau pemilik sedangkan kata kifl memiliki
banyak maknanya. Salah satunya Kapilawastu (tempat lahir Siddharta Gautama yang
sekarang bernama Nepal). Namun ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut alasannya.

Menurut Baidawi, Zulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa
ke Babilonia setelah kehancuran Yerussalem. Baginda dirantai dan dipenjarakan oleh
Raja Nebukadnezzar. Baginda menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela
perbuatan mungkar Bani Israil.

Menurut versi lain nama aslinya Waidiah bin Adrin. Beliau nabi bagi penduduk Suriah
dan sekitarnya. Beliau membangun kota Kifl di Irak.

Ayah Nabi Zulkifli bernama Nabi Ayyub alaihis salam. Ibunya bernama Rahmah.
Dengan demikian, Nabi Zulkifli masih terhitung cucu Nabi Ibrahim alaihis salam.
Sebetulnya nama asli Nabi Zulkifli ialah Basyar. Namun karena ia selalu mampu
memegang amanat dan janji, maka dijuluki Zulkifli. Secara sederhana, Zulkifli berarti
orang yang sanggup.
Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Zulkifli belum pernah berbohong kepada siapapun.
Semua janji yang diucapkannya senantiasa ditepati, sehingga teman-teman dan orangorang sangat senang kepadanya. Selain itu, ia cepat dikenal masyarakat lantaran semua
tingkah lakunya mencerminkan kebaikan dan kebenaran. Sikap dan pendiriannya tidak
mudah goyah. Emosinya benar-benar terkontrol secara baik. Saat ditimpa cobaan dan
mendapat masalah, ia pun menerimanya secara sabar, tanpa mau mengeluh atau cerita ke
orang lain. Ia lebih suka curhat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi Zulkifli dibesarkan di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan
bijaksana. Raja tidak suka mementingkan dirinya. Semua pikiran, tenaga dan harta
kekayaannya ditumpahkan demi wilayah dan bangsa yang dicintainya. Wajar bila seluruh
rakyatnya hidup makmur dalam suasana kedamaian. Sayangnya raja itu sudah sangat tua

dan tidak memiliki keturunan sama sekali. Sang raja sangat bingung dan gelisah
mengenai penggantinya kelak, termasuk nasib negara dan warganya.

Nabi Zulkifli Memenangkan Sayembara


Berhari-hari sang raja memikirkan persoalan tersebut. Ia pun meminta pertimbangan dan
berdiskusi dengan para penasehat istana. Akhirnya ditemukan jalan keluar terbaik, yakni
mengadakan sayembara terbuka. Dalam tempo cepat pengumuman sayembara sudah
tersebar ke seluruh daerah kekuasaannya. Di antara materi sayembara itu ialah untuk
memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya agar bisa memimpin negaranya. Adapun
caranya, rakyat diminta hadir di halaman istana yang luas pada hari dan waktu yang telah
ditentukan.
Saat yang ditunggu tiba. Sejak pagi hari rakyat berbondong-bondong datang memenuhi
alun-alun istana untuk mengikuti sayembara. Nabi Zulkifli ada di antara kerumunan
massa. Mereka harap-harap cemas menanti kemunculan raja di panggung utama.
Beberapa dari mereka ada yang percaya diri dan yakin akan bisa duduk di atas singgasana
menggantikan raja. Setelah para pengawal istana berusaha menenangkan rakyat, raja baru
menampakkan diri dengan baju kebesarannya. Spontan terdengar gemuruh tepuk tangan
menandai rasa hormat dan cintanya terhadap raja.
Raja berdiri di mimbar. Ia memandangi lautan manusia yang telah menyemut dan
menanti pernyataannya. Rakyat terdiam, suasana hening. Wahai seluruh rakyat yang aku
cintai, seperti diketahui, kini aku sudah lanjut usia. Aku pun tidak mempunyai keturunan
yang bisa meneruskan kejayaan kerajaan ini. Sementara aku tidak akan lama lagi berada
di antara kalian. Sebagaimana yang berlaku selama ini, titah raja selalu dituruti dan
tingkah lakunya diikuti rakyatnya. Maka dari itu, aku akan mengambil salah satu dari
kalian yang terbaik. Sebagai persyaratan utama, orang yang akan menempati posisiku
adalah orang yang pada siang hari melakukan puasa dan malam hari mengerjakan
ibadah. Demikian isi pidato raja dengan nada bicara yang tegas dan berwibawa.
Seusai memberikan penjelasan, raja mempersilakan rakyatnya yang merasa sanggup
dengan persyaratannya agar mengangkat tangannya. Namun setelah ditunggu beberapa
lama, tidak ada seorang pun yang berani mengacungkan jarinya. Bagi mereka, ketentuan
itu jelas sangat berat. Tiba-tiba Nabi Zulkifli mengangkat tangan, melangkah ke hadapan
raja, kemudian berkata dengan mantap tapi tetap rendah hati, Maaf baginda, kiranya
hamba sanggup menjalankan puasa pada siang hari dan mengerjakan ibadah pada malam
hari.
Semua yang hadir terkejut, tak terkecuali raja. Raja tidak yakin kepadanya mengingat
usia Nabi Zulkifli masih sangat muda. Raja mengamati Nabi Zulkifli secara detail dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Nabi Zulkifli kembali menegaskan, Wahai paduka,
hamba tidak main-main dengan ucapan hamba. Apa yang paduka minta akan hamba
laksanakan. Raja terdiam sejenak, lantas memutuskan untuk mengabulkan permohonan
Nabi Zulkifli. Selang beberapa menit acara sayembara usai. Rakyat membubarkan diri,
pulang ke rumah masing-masing.
Nabi Zulkifli Tidak Terlena Kemewahan

Malam harinya sang raja bisa tidur tenang. Ia senang sebab sudah menemukan putra
mahkota. Sejak itu Nabi Zulkifli tinggal di dalam istana menemani kegiatan-kegiatan
raja. Namun, kemewahan segala fasilitas istana, kilauan permata, hamparan permadani,
dan empuknya ranjang tidur tidak membuat Nabi Zulkifli lupa daratan. Ia tetap menjadi
diri sendiri, hidup sederhana seperti dulu. Menjelang detik-detik mangkat, raja berpesan
kepada Nabi Zulkifli agar tetap menjalankan persyaratan sepeninggalnya. Nabi Zulkifli
pun bersumpah akan menjaga amanat tersebut hingga akhir hayatnya.
Kewafatan sang raja menimbulkan duka yang mendalam bagi rakyatnya, apalagi bagi
Nabi Zulkifli. Mereka berduyun-duyun mengantarkan raja ke peristirahatan terakhirnya.
Negeri itu dirundung masa berkabung beberapa hari. Sesuai kesepakatan, kekosongan
kursi raja segera ditempati Nabi Zulkifli yang merangkap sebagai hakim. Rakyat sangat
berharap pemimpin baru mereka lebih membawa kebaikan, kemakmuran dan kedamaian.
Setelah menjadi raja, Nabi Zulkifli mulai mengatur jadwal berpuasa, beribadah serta
melayani rakyatnya sepenuh jiwa dan raganya.
Nabi Zulkifli bekerja hampir tidak mengenal waktu, pagi, siang maupun malam. Seluruh
kebutuhan dasar rakyatnya dipenuhi. Urusan-urusan mereka diselesaikannya secara baik
dan adil, tanpa menimbulkan gejolak atau memunculkan konflik baru. Ia tidak mau
membeda-bedakan orang yang meminta uluran tangannya. Semua diperlakukan sama dan
dihadapi dengan sabar. Hasilnya, di bawah kepemimpinannya, rakyat bisa hidup senang,
tenteram dan bahagia. Selain itu yang paling penting, sejak menjadi raja, Nabi Zulkifli
makin bertambah besar ketakwaannya kepada Allah SWT.
Cobaan Bagi Nabi Zulkifli
Satu malam menjelang Nabi Zulkifli beranjak ke tempat tidur, pintu kamarnya diketuk
seorang pembantu istana. Menurut pembantunya, seorang warga datang untuk meminta
bantuan Nabi Zulkifli. Nabi Zulkifli kemudian menemuinya dengan sikap ramah. Warga
itu segera mengadukan persoalannya sembari menundukkan wajahnya. Ia mengaku baru
dirampok di tengah perjalanan. Harta bendanya ludes dirampas orang lain. Nabi Zulkifli
mendengarkan penuturannya dengan penuh kesabaran.
Setelah menyimak apa yang disampaikan warga itu, Nabi Zulkifli merasa ada yang ganjil.
Sebab, lokasi yang diduga tempat berlangsungnya peristiwa perampokan sesungguhnya
kawasan yang aman. Apalagi, di wilayah negerinya selama ini tidak pernah ada tindak
kejahatan. Nabi Zulkifli lantas bertanya siapa sebenarnya tamu ini. Warga yang mengaku
telah dirampok itu membuka identitas diri bahwa sesungguhnya ia iblis yang menyerupai
manusia. Tujuan kedatangannya hanya ingin menguji dan membuktikan kesabaran,
kebaikan dan kesalehan Nabi Zulkifli. Tidak sampai lima menit, iblis itu pun cepat-cepat
menghilang dari hadapan Nabi Zulkifli.
Lain waktu Nabi Zulkifli mendapat cobaan. Sekelompok orang yang durhaka kepada
Allah SWT membuat ulah di dalam negerinya. Nabi Zulkifli memerintahkan pasukan dan
rakyatnya supaya memerangi mereka. Namun, mereka tidak mau mengikuti perintahnya.
Alasannya, mereka takut mati akibat peperangan itu. Mereka malah meminta jaminan
kepada Nabi Zulkifli agar tidak tewas meski ikut berperang. Nabi Zulkifli tidak marah
melihat sikap mereka. Ia segera bermunajat kepada Allah SWT. Akhirnya, dalam
peperangan itu mereka memperoleh kemenangan dan tidak satu pun dari mereka yang
gugur.

Sumber :
About these ads
By Aji Gunawan Posted in Sejarah Nabi

Anda mungkin juga menyukai