Kelompok 5
Anggota
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dewanggono
Diana
Oktavianus Arya
Rinaldo Refa
Stella
Steven Nugraha
/ 15
/ 16
/ 33
/ 37
/ 42
/ 43
Jadi, tujuan dari digunakannya taktik perang gerilya adalah tidak lain
dan tidak bukan, yaitu untuk memenangkan peperangan, untuk
mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh bangsa Indonesia
dengan usaha yang amat susah. Pasukan Indonesia tidak akan mungkin
memenangkan peperangan melawan Belanda dengan menggunakan senjata
karena pasukan Indonesia pasti kalah.
pada bulan Maret 1949. atas dasar itu, ia berpendapat bahwa pihak RI perlu
membuat kejutan yang mampu membuka pandangan dunia terhadap
perjuangan bangsa Indonesia. Setelah Sri Sultan mendapat persetujuan dari
Panglima Besar Soedirman dan Letkol Soeharto, kedua tokoh itu sepakat
menyusun rencana serangan umum atas kedudukan Belanda di Yogyakarta.
Untuk mempermudah koordinasi penyerangan, wilayah penyerangan
dibagi atas 5 sektor, yaitu:
1.
Sektor barat, dipimpin oleh Letkol Vence Sumual.
2.
Sektor selatan, dipimpin oleh Mayor Sarjono.
3.
Sektor utara, dipimpin oleh Mayor Kusno.
4.
Sektor kota, dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan
Marsudi.
5.
Sektor barat, di bawah pimpinan Letkol Soeharto (sampai perbatasan
Malioboro).
Serangan Umum dilancarkan pada pukul 06.00 bersamaan dengan
dibunyikannya sirene sebagai tanda jam malam berakhir. Belanda terkejut
dan kewalahan menghadapi serangan mendadak di pagi hari dan mereka
tidak sempat melakukan koordinasi dengan baik. Apalagi alat komunikasi
Belanda telah diputuskan oleh pihak Indonesia. Dalam waktu singkat pihak
Indonesia berhasil memukul semua posisi militer Belanda. Selama enam jam
Yogyakarta dikuasai oleh Indonesia. Peristiwa serangan ini pun disiarkan
pula ke luar negeri melalui pemancar radio di Wonosobo.
Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki arti penting bagi
perjuangan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Meskipun
serangan itu hanya mampu menguasai Yogyakarta sekitar 6 jam, namun
dampaknya cukup besar, yaitu:
1.
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Pemerintah RI dan
TNI masih ada,
2.
mendukung perjuangan diplomasi pemerintah RI di forum PBB,
3.
mendorong terjadinya perubahan sikap Amerika Serikat yang
berbalik menekan Belanda agar melakukan perundingan dengan
pihak RI,
4.
meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya, serta
5.
mematahkan moral dan semangat pasukan Belanda.