GANGGUAN ANXIETAS
A. DEFINISI
Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari
Susunan Saraf Autonomik (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum
tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Ansietas yang
patologik biasanya merupakan kondisi yang melampaui batas normal
terhadap suatu ancaman yang sungguh-sungguh dan maladaptive.1
B. EPIDEMIOLOGI
Gangguan ansietas merupak kelompok gangguan psikiatri yang paling
sering ditemukan. National Comorbidity Study melaporkan bahawa satu
diantara empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu agangguan
ansietas dan terdapat angka presvalensi 12 bulan sebesar 17,7 persen.
Perempuan (prevalensinya seumur hidup 30,5 persen) lebih cenderung
mengalami ansietas daripada laki-laki (prevalensi seumur hidup 19,2
persen). Prevalensi gangguan ansietas menurun dengan meningkatnya status
sosioekonomik.6
C. ETIOLOGI
Penyebab gangguan cemas multifaktoral : factor biologis, psikososial, dan
sosial. Factor biologis kecemasan akibat dari reaksi syaraf otonom yang
berlebihan dan terjadi pelepasan kathekolamin. Dilihat dari aspek
ketakutan.
Selain
pengaruh
viseral
dan
motorik,
ansietas
GANGGUAN DEPRESI
A. DEFINISI
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
temasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta
gagasan bunuh diri.2
B. EPIDEMIOLOGI
a. Insiden dan prevalensi
Gangguan depresi berat, paling sering terjadi, dengan prevalensi
seumur hidup sekitar 15 persen. Perempuan dapat mencapai 25
persen. Sekitar 10 persen di perawatan primer dan 15 persen di
rawat rumah sakit. Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar
2 persen. Pada usia remaja didapatkan prevalensi 5 persen dari
komunitas memiliki gangguan depresif berat.
b. Jenis kelamin
Perempuan dua kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki.
Diduga
adanya
perbedaan
hormon,
pengaruh
melahirkan,
adanya
stress
sebelum
episode
pertama
mengatasi
penderitaan
yang
berkaitan
dengan
kehilangan objek.
Akibat kehilangan objek cinta, diperlihatkan dalam bentuk
campuran antara benci dan cinta, perasaan marah yang
diarahkan pada diri sendiri.
f. Formulasi lain dari depresi
terhadap dirinya
Tentang lingkungan yakni kecenderungan menganggap dunia
bermusuhan terhadapnya
Tentang masa depan yakni bayangan penderitaan dan
kegagalan
utama
dari
depresi.
Pasien
mungkin
mengatakan
Indikasi yang jelas untuk rawat inap adalah kebutuhan untuk prosedur
diagnostik, resiko untuk bunuh diri dan melakukan peembunuhan, dan
berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh untuk asupan
makanan dan tempat perlindungan. Riwayat gejala berulang dan hilangnya
sistem dukungan terhadap pasien juga merupakan indikasi rawat inap.
Terapi keluarga
Terapi keluarga tidak umum digunakan sebagai primer untuk gangguan
depresi berat, tetapi meningkatkan bukti klinis dapat membantu pasien
dengan gangguan mood untuk mengurangi dan menghadapi stress dan
mengurangi adanya kekambuhan.
Terapi keluarga diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan
perkawinan pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood didasari
atau dapat ditangani oleh situasi keluarga.
Farmakoterapi
Pada gangguan depresi berat, penanganan efektif dan spesifik, seperti obat
trisiklik untuk gangguan depresi berat telah digunakan selama 40 tahun.
Antidepresan membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk memberikan efek
terapi yang signifikan, menunjukkan efek terapi lebih awal, dan secara
relatif semua antidepresan yang tersedia menjadi toksik pada dosis yang
kelebihan dan menunjukkan efek samping.
Antidepresan lainnya adalah serotonine inhibitor, seperti fluoxetine,
paroxetine (Paxil), dan Sertraline (Zoloft). Antidepressant golongan lain
misalnya bupropion, venlafaxine, nefazodone (serzone), dan mirtazapine
(Remeron) menunjukkan secara klinis hasil yang sama efektif dengan obat
terdahulu tetapi lebih aman dan toleransinya lebih baik. Prinsip indikasi
untuk antidepresi adalah episode depresi berat. Edukasi pasien yang
jelas,
maka
harus
digunakan
kategori
gangguan
penyesuaian.2,5
6. PENATALAKSANAAN
Pendekatan psikoterapi dapat berupa terapi kognitif atau modifikasi perilaku.
Farmakoterapi dapat termasuk obat antiansietas atau obat antidepresan atau
keduanya. Diantara obat ansiolitik, penggunaan triazolobenzodiazepin
mungkin diindikasikan karena efektifitas obat tersebut dalam mengobati
depresi yang disertai kecemasan. Suatu obat yang mempengaruhi reseptor
10
KESIMPULAN
Gangguan campuran anxietas dan depresi ini mencakup pasien yang memiliki
gejala kecemasan dan depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostic untuk
suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kombinasi gejala
depresi dan kecemasan menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada
orang yang terkena.2
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (Edisi Bahasa
Indonesia), Edisi I, Jakarta: Widia Medika; 1998; 145-154.
2. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001; 210-211.
3. Elvira, D, Sylvia. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 209-222.
4. Kaplan, Sadock. Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Binarupa Aksara; 1997; 17-31.
5. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ, Direktorat
Jenderal Pelayan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995;
181-182.
6. Kaplan HI, Sadock BJ. 2010. Gangguan Ansietas. Dalam : Kapal HI,
Sadock BJ. Psikiatri Klinis Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta: 230-233.
12
13