LANDASAN TEORI
11
12
berurutan harga saham memiliki kepekaan terhadap EPS, PER, REO, dan
DPS.
2. Sparta (2000) dengan judul penelitian Pengaruh Fundamental Terhadap
Harga Saham Di BEJ periode 1997-1999". Variable independen yang
digunakan adalah ROA, DPR, dan DER, sedangkan variable dependen return
saham. Metode penelitian menggunakan regresi sederhana dengan teknik
OLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa ROA, DPR, dan DER tidak
signifikan berpengaruh terhadap return saham.
3. Iman Ghozali dan Irwansyah (2002) dengan judul penelitian Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Alat Ukur EVA, MVA, dan
ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ periode
1996-2000. Dengan menggunakan metode purposive sampling jumlah
sample yang digunakan adalah 20 perusahaan manufaktur dan alat analisis
yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
variable bebas MVA yang berpengaruh terhadap return saham perusahaan
manufaktur, sedangkan ROA dan EVA tidak berpengaruh terhadap return
saham perusahaan.
4. Ika Rahayu M (2003) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di BEJ. Variable
yang diteliti adalah kinerja keuangan terhadap return saham sebagai variable
independen dan BEI sebagai variable dependen. Alat analisis yang digunakan
adalah teknik analisis regresi autoregressive. Hasil penilitian menunjukan
bahwa semua variable bebas yaitu CR, DER, ROA, dan PER mennunjukan
13
(2002:25) berpendapat
bahwa, Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta.
Anoraga, (2006:5) mendefinisikan, Pasar modal merupakan jaringan
tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan
financial assets dan hutang serta memungkinkan investor untuk mengubah dan
menyesuaikan portofolio investasi melalui pasar sekunder.
Sedangkan Sunariyah, (2003:5) mendefinisikan, Pasar modal adalah
tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di
14
tempat inilah para pelaku pasar yaitu individuindividu atau badan usaha yang
mempunyai kelebihan dana melakukan investasi surat berharga yang
ditawarkan oleh emiten. Begitu juga sebaliknya perusahaan (entities) yang
membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara daftar (listing)
terlebih dahulu kepada badan otoritas pasar modal sebagai emiten.
Sementara Darmadji (2006:8) mendefinisikan, Pasar modal merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa
15
saham biasa
(common stock) yaitu salah satu efek yang paling banyak diperdagangkan di
pasar modal.
Darmadji (2006:7) membagi beberapa sudut pandang untuk menilai dan
membedakan saham, yaitu.
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim :
1) saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya
pada posisi yang paling junior dalam pembagian deviden dan hak atas
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas;
2) saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa mendatangkan hasil
seperti yang dikehendaki investor.
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham terbagi atas :
16
1) saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, tujuannya agar mudah dipindah tangankan dari satu
investor ke investor yang lain;
2) saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama
pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, saham dibedakan atas :
1) saham unggulan (blue chip stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang
memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industry sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden;
2) saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari ratarata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya;
3) saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
pemimpin di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi, selain itu
terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang
tidak berperan sebagai leader dalam industry, namun memiliki ciri growth
stock;
4) saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu emiten yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.
meskipun belum dapat dipastikan, namun saham ini memiliki kemampuan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang;
5) saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
17
18
expensive (over value). Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai
intrinsiknya berarti saham tersebut tergolong unexpensive (under value). Dengan
demikian investor akan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli
saham tersebut. Pada dasarnya ada dua keuntungan investor dalam kepemilikan
saham, yaitu.
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya adalah
sebagai berikut.
1. Tidak mendapat dividen
Perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada para pemegang saham
jika perusahaan mengalami kerugian dalam kegiatan operasionalnya.
2. Capital Loss
Untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar dengan terus
menurunnya harga saham, maka investor harus rela menjual sahamnya dengan
harga yang rendah. Dengan demikian pemodal akan mengalami capital lost
atau kerugian.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika suatu
perusahaan dilikuidasi atau bangkrut maka saham perusahaan tersebut akan
dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi
19
maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding dengan
pemegang obligasi.
4. Saham di-delist dari bursa (Delisting)
Suatu perusahaan di-delist karena kinerja yang buruk seperti mengalami
kerugian berturut-turut. Saham yang telah di-delist tidak dapat lagi
diperdagangkan dibursa, tetapi tetap dapat diperdagangkan di luar bursa
dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas.
5. Saham di-suspend
Saham di-suspend atau dihentikan sementara aktivitas perdagangannya oleh
otoritas bursa efek, artinya jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang
luar biasa maka otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham
tersebut,
kemudian
dimintakan
konfirmasi
kepada
perusahaan
yang
bersangkutan.
2.2.2.2 Obligasi (bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi dana (investor) dengan yang diberi dana (emiten), dimana kontrak
tersebut menyatakan bahwa pemilik serifikat tersebut telah membeli hutang
perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi
tersebut pada tanggaltanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada
akhirnya menebus nilai hutang tersebut pada saat jatuh tempo dengan
mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Bila
suku bunga dalam perekonomian menurun maka nilai obligasi naik, dan
sebaliknya jika suku bunga meningkat maka nilai obligasi turun.
20
21
22
23
rasio tertentu. Jika pemegang saham tersebut tidak mengambil haknya, maka ia
dapat menjual hak-nya tersebut kepada investor lain.
Jadi, right adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama
untuk terlebih dahulu membeli saham yang baru dikeluarkan dengan tujuan agar
para pemegang saham lama diberi kesempatan untuk mempertahankan
persentase kepemilikannya dalam suatu perusahaan.
2.2.2.5 Warrant
Warrant merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang
saham utuk membeli saham dari perusahaan dengan harga tertentu pada waktu
tertentu. Warrant biasanya diberikan sebagai penglaris/pemanis penerbitan
obligasi dengan coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan yang
berlaku umum. Biasanya warrant dijual bersamaan dengan obligasi atau saham.
Penerbit warrant harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang
warrant.
Warrant diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli saham atau
obligasi yang diterbitkan oleh emiten. Pada keadaan tertentu, misalnya pada saat
suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke
bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi
dari suku bunga bank, maka akan memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya jika
emiten menerbitkan obligasi dengan bunga
24
pemodal. Supaya obligasi berbunga rendah itu menarik minat pemodal, maka
obligasi disertai warrant.
25
b. Menurut Justarina (1991, pp. 84), analsisi fundamental adalah suatu analisa
yang dilakukan dan ditujukan pada aspek aspek yang fundamental dari suatu
perusahaan yang terjun ke pasar modal.Analisis fundamental adalah analisis
sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor
eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data
fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus
bisnis, dan sejenisnya.
2.2.3.2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan
harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar
historis seperti informasi harga dan volume. Analisis teknikal juga
didefinisikan sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara
keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran (Meyer,1989).
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham
didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu.
Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola
perilaku harga saham di masa datang. Levy (1966), mengemukakan beberapa
asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu :
a. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan
penawaran.
26
Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan
hubungan permintaan dan penawaran, dimana hubungan tersebut akan bisa
dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
2.2.3.3 Analisis Rasio
Analisis Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnya
hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial
(Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi
yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari
laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil
operasional perusahaan.
27
mempertimbangkannya
dengan
keuangan
bagi
menggunakan
ukuran
komporatif.
Kinerja
perusahaan
calon
pemegang
saham
28
kecil. Semakin kecil tingkat risiko berarti pula tingkat kepastian akan
memperoleh return saham semakin besar (Payamta & Hanung, 1998).
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian tersebut dapat
dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama satu periode
waktu tertentu. Disamping itu penilaian kinerja keuangan juga dapat dijadikan
pedoman bagi usaha perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan tersebut.
Kinerja kuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara
melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan.
Penman (1991) mengemukakan bahwa laopran keuangan dalam bentuk dasar
seperti Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan aliran kas masih belum bisa
memberikan manfaat maksimal terhadap user-nyam sebelum pengguna
mengelola lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan seperti rasiorasio keuangan. Hal ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa dengan
melakukan analisis rasio keuangan maka investor dapat melakukan prediksi
return saham yang diingin kan sehingga dapat dibuat portofolio yang
menguntungkan dari investasinya.
2.2.5
Penggolongan Rasio
Penggolongan rasio terdiri dari :
2.2.5.1 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
29
Rasio ini disebut juga rasio modal kerja. Pengertian rasio likuiditas
menurut Bambang Riyanto (2001:25), adalah: kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansilnya yang segera harus dipenuhi.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi
kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai
alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus
jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar
berupa kewajiban-kewajiban lancar. (Harahap 2009:301).
2..2.5.2 Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan
kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan
dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya
bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif
dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena
rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen asset.
(Harahap 2009:308)
2.2.5.3 Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
30
Rasio Profitabiliitas/Rentabilitas
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
kata
lain rentabilitas
adalah
kemampuan
suatu perusahaan
untuk
Bambang
Riyanto
(2001:35)
menyatakan
bahwa:
Profitabiliitas/Rentabilitas
merupakan
rasio
yang
31
32
kemampuan
perusahaan
untuk
perusahaan
33
perusahaan
dan
menunjukan
kemampuan
modal
sendiri
34
35
36
37
Emiten
Investor
Operasional Usaha
Laba
Modal
Price Earning
Ratio (PER)
X1
Earning Per
share (EPS)
X2
Ratio On
Asset (ROA)
X3
LQ45 (Y)
Fluktuaktif Harga
Saham
38
Debt to
Gambar 2.3.1 Kerangka Pemikiran
Equity Rasio
(DER) X4
Berdasarkan Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran tersebut dapat
dijelaskan bahwa pasar modal (BEI) berperan sebagai pihak yang
memfasilitasi dan menyelenggarakan perdagangan efek antara pihak
perusahaan go public (emiten) dengan pihak investors. Emiten membutuhkan
modal yang banyak untuk membiayai operasional usahanya dengan menjual
efeknya kepada investors. Dalam perdagangan efek di bursa tersebut, harga
efek yang fluktuatif sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
ekonomi makro. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan PER,EPS, ROA
dan DER sebagai variabel independen dan variabel dependennya LQ45.
2.4 Hipotesis Penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham perusahaan LQ-45.
2. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham perusahaan LQ-45.
3.
39
4.
Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Ratio On Asset
(ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ-45.
40
d. Debt of Equity Ratio (DER) adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur
tingkat penggunaan utang terhadap total share holders equity yang dimiliki
perusahaan.
e. LQ45 adalah deretan 45 saham yang merupakan saham-saham dengan transaksi
terbanyak di Bursa Efek Indonesia. indeks penggerak pasar di Bursa Efek
Indonesia yang terbentuk dari 45 saham yang memiliki likuiditas dan
kapitalisasi pasar terbesar.
f. BEI adalah menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai
pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai tanggal tertentu.
Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan
harga penutupan di bursa pada hari tersebut.