Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Semakin berkembangnya era industri dan retail membuat para pengusaha


berlomba untuk menjadi yang terbaik. Berbagai macam strategi dilakukan
untuk menunjang kemajuan perusahaan dari berbagai sumber daya yang
dimiliki.

Pengambilan

keputusan

menjadi

hal

penting

yang

akan

menentukan konsistensi dan daya saing perusahaan di masa yang akan


datang. Salah satu aspek kunci adalah kualitas produk yang dihasilkan.
Usaha untuk menjaga kualitas produk tentunya harus dilakukan dari hulu,
dengan melakukan seleksi pemasok yang kompeten untuk mendapatkan
bahan baku yang berkualitas.
Pemilihan pemasok merupakan salah satu rangkaian aktivitas rantai pasok
yaitu pembelian. Pemilihan pemasok yang keliru dapat memperburuk
seluruh rantai pasok, keuangan dan operasional. Pemilihan pemasok yang
tepat secara signifikan akan mengurangi pembiayaan material dan
meningkatkan daya saing perusahaan (Xia dan Wu, 2007).
Objek penelitian kali ini adalah supermarket bangunan BJ Home yang
merupakan retail penyedia bahan baku bangunan yang sudah berskala
nasional. Tepatnya adalah BJ Home cabang Yogyakarta. Fokus utama dari
BJ Home adalah pada lantai keramik (floor) dan sanitary ware. Seiring
berjalannya waktu, perusahaan memiliki banyak sekali pemasok dalam 2
kategori tersebut. Contohnya dalam kategori lantai memiliki 3 subkategori
yaitu kayu, batu (granit), dan keramik. Dalam rangka meningkatkan
efisiensi kinerja dalam perusahaan dan mempertimbangkan kebijakan
politis dari direksi maka perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan
seleksi pemasok untuk mendapatkan vendor yang terbaik. Hal ini berkaitan

dengan misi perusahaan untuk menghadirkan produk dengan kualitas


terbaik.
Proses pemilihan dan evaluasi pemasok akan ditentukan oleh kriteria
kriteria yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Terdapat beberapa
kriteria dasar bagi pemasok yaitu harga, kualitas, waktu pengiriman dan
pemenuhan order. Metode yang akan digunakan dalam pengambilan
keputusan adalah Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP). Metode
FAHP

dapat

menyederhanakan

kompleksitas

dan

mengakomodir

pendapat manusia yang memiliki ketidakpastian dalam pembobotan nilai


(Chang, 1996).
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah dari
penelitian ini adalah bagaimana menentukan pemasok terbaik untuk
supermarket bangunan BJ Home.
1.3.
Tujuan Penilitian
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengidentifikasi kriteria- kriteria yang
digunakan dalam pemilihan pemasok dan penggunaan metode Fuzzy
Analytic Hierarchy Process (FAHP).
1.4.
Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, antara
lain:
a. Pemilihan pemasok hanya meliputi produk lantai (keramik, granit, dan
kayu).
b. Pemasok merupakan vendor khusus lantai yang sudah mempunyai
merk dagang.
c. Metode yang digunakan adalah Fuzzy Analytic Hierarchy Process
(FAHP).
1.5.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:


BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, dan metedologi penelitian serta
sistematika penulisan
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang penjelasan secara singkat penelitianpenelitian yang terdahulu yang memiliki kesamaan topik penelitian.
Sehingga dapat ditunjukan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan serta dapat menambah informasi dalam penelitian
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang teori-teori terkait yang relevan dengan
topik penelitian. Teori-teori terkait tersebut diharapkan nantinya
akan

membentu

memberikan

solusi

yang

tepat

dalam

penyelesaian masalah yang terdapat pada penelitian ini.


BAB 4 : PENGAMBILAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi tentang prosedur pengambilan data serta tools
yang digunakan untuk melakukan pengolahan data.
BAB 5 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang analisis data yang telah diolah
sehingga mencapai tujuan dari penyelesaian masalah penelitian
ini. Bab ini juga akan membahas tentang bagaimana hasil
pengolahan data akan membantu dalam mencapai tujuan
penelitian
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang ringkasan dari keseluruhan penelitian yang
dilakukan. Selain itu juga diberikan saran untuk penelitian
selanjutnya sebagai pengembangan dari penelitian yang dilakukan
saat ini.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logika Fuzzy


Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan
untuk mempresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan,
kekurangan informasi, dan kebenaran parsial dengan cara mendefinisikan
semua proposisi yang ada secara jelas. Terdapat enam alasan mengapa
orang menggunakan logika fuzzy, salah satu dari keenam alasan tersebut
adalah mudah dimengerti karena menggunakan bahasa alami yang biasa
digunakan sehari-hari.
Logika fuzzy memiliki empat struktur dasar, yaitu :
1.Unit Fuzzifikasi
Merupakan proses awal fuzzy yang berfungsi untuk merubah variabel
terukur menjadi variabel fuzzy.
2. Unit basis pengetahuan (basis aturan dan basis data)
Mendefinisan himpunan fuzzy atas daerah-daerah masukan dan keluaran
serta menyusunnya dalam aturan perangkat kontrol.
3. Unit Inferensi fuzzy
Unit ini merupakan inti kontroler fuzzy yang mempunyai fungsi seperti
manusia dalam mengambil keputusan. Tujuan utama dari unit ini adalah
untuk mendefinisan besar derajat keanggotaan dan variabel linguistik dari
aksi pengendalian untuk masing-masing aturan kontrol berdasarkan fungsi
implikasi yang digunakan.
4. Unit Defuzzifikasi

Merupakan proses akhir yang berfungsi untuk merubah variabel hasil


inferensi yang masih fuzzy menjadi variabel kontrol.
Teori himpunan fuzzy memiliki dua macam atribut, yaitu atribut linguistik
dan atribut numeris. Atribut linguistik merupakan penamaan suatu grup
yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu menggunakan bahasa
alami yang biasa digunakan sehari-hari. Sedangkan atribut numeris
merupakan suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu
variabel. Selain itu juga terdapat komponen utama yang sangat penting
yang biasa disebut dengan fungsi keanggotaan.
Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan
titik-titik input kedalam nilai keanggotaanya. (memiliki interval 0 sampai 1).
Terdapat beberapa macam fungsi keanggotaan, salah satunya adalah
Triangular Fuzzy Number (TFN). Dengan menggunkan TFN suatu objek
dapat dimasukkan kedalam dua kategori sekaligus.
Berikut ini merupakan langkah-langkah menentukan pembobotan kriteria
dengan menggunakan metode fuzzy.
1.Mengidentifikasi dan menentukan pemberi nilai/skor pada kriteria yang
akan digunakan.
2.Menentukan fungsi keanggotaan bilangan fuzzy dari setiap penilai
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Melakukan rekapitulasi hasil kuisioner dan mengidentifikasi angka yang
muncul pada setiap level skala linguistik untuk setiap responden/penilai.
b. Menentukan nilai tengah dari bilangan fuzzy dengan rumus pada
Persamaan 1.

keterangan :
5

= nilai tengah bilangan fuzzy untuk level penilaian linguistik keL = jumlah kriteria
K = jumlah alternatif
ni = jumlah kriteria dari skala linguistik untuk alternatif keij = nilai numerik dari skala linguistik untuk alternatif ke- dan kriteria kec. Menentukan nilai batas atas (nilai tengah level di sebelumnya i (i+1)))
dan batas bawah (nilai tengah level di setelahnya i (i-1))).
3.Membuat tabulasi hasil penilaian yang telah diberikan pada langkah ke-2
untuk mendapatkan nilai bobot agregasi tiap kriteria. Rumus nilai bobot
agregasi dapat dilihat pada Persamaan 2, 3, dan 4.

dengan :
n= merupakan jumlah responden/penilai
a tj= nilai batas bawah kriteria subyektif ke oleh pembuat keputusan ke
b tj= nilai tengah kriteria subyektif ke oleh pembuat keputusan ke
c tj= nilai batas bawah kriteria subyektif ke oleh pembuat keputusan ke
4.Menghitung nilai tunggal dari hasil langkah ke-3 dengan menggunakan
model defuzzifikasi Center of Grafity dengan rumus pada Persamaan 5.

5.Normalisasi hasil dari langkah ke-5 dengan rumus pada Persamaan 6.

keterangan :
Wi = nilai bobot
Zi = skor setiap kriteria
Defuzzifikasi adalah sebuah model konversi dari bentuk nilai fuzzy
kedalam besaran yang lebih presisi. Inti dari defuzzifikasi adalah bertujuan
untuk menghasilkan aksi pengendalian non-fuzzy yang merupakan
representasi terbaik dari distribusi kemungkinan aksi pengendalian fuzzy
yang tersimpulkan [9]. Terdapat beberapa metode pengembangan model.
Salah satu metodenya adalah metode Center of Grafity. Metode ini
merupakan metode yang paling banyak diusulkan oleh banyak peneliti
karena dianggap merupakan metode yang paling lazim [10]. Metode ini
biasa diformulasikan seperti pada Persamaan 7.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Penulis
Muhamma
d Nur
Ilham
(2012)

Hermawati
dan
Sunarto
(2007)

Faiz Al
Fakhri
(2010)

Topik Penelitian
Analisis
Pengendalian
Kualitas Produk
Dengan
Menggunakan
Statistical
Processing Control
(SPC)
Pada PT. BOSOWA
MEDIA GRAFIKA
(TRIBUN TIMUR)
Analisis
Pengendalian
Mutu produk PT.
Meiwa Indonesia
Plant II Depok

Variabel
Belum
terkendalinya
kualitas
sehingga
terjadi
kecacatan
produk

Alat Analisis
Statistical
Process
Control

Adanya
beberapa
produk yang
mengalami
penolakan
oleh
konsumen

Mean-Chart
Uji-Z

Analisis
Pengendalian
Kualitas Produksi di
PT. Masscom
Graphy Dalam
Upaya
Mengendalikan
Tingkat Kerusakan
Produk
Menggunakan Alat
Bantu Statistik

Terdapat
beberapa
penyimpanga
n penerapan
kualitas
produk dari
standart yang
telah
ditetapkan

Check
Sheet,
peta kendali
p, diagram
pareto,
diagram
sebabakibat.

Kesimpulan
diketahui faktor
penyebab kerusakan
dalam proses
produksi, yaitu berasal
dari faktor
pekerja, mesin
produksi, metode
kerja, material/bahan
baku dan lingkungan
kerja.
ditemukan bahwa
beberapa produk
masih berada pada
batas bawah toleransi
mutu yang ditetapkan
sedangkan pada uji-Z
klaim konsumen
dengan standart yang
ditetapkan tidak
terdapat perbedaan
Dari penelitian
ditemukan bahwa
terjadinya
penyimpangan mutu
akibat dari kesalahan
pada proses
pembuatanya serta
pekerjanya

Douglas N. Prioritizing tactical


Hales;
quality
Samia M.
improvement
Siha; V.
Sridharan;
Judith I.
McKnew
(2006)

Banyaknya
lini produksi
yang harus
diobservasi
sehingga
dapat
menghasilkan
kompleksitas
yang tinggi

binary
sorting
algorithm
(BSA) dan
cost of
quality
(COQ)

Dadi, He
(2010)

dapat
dilakukan
peningkatan
profit dengan
menggunaka
n konsep
TQM

Total
Quality
Manageme
nt (TQM)

Engineering Quality
Systems: Cost of
Quality

Pada penelitian di tiga


perusahaan dengan
skala produksi yang
berbeda maka
didapatkan pada
perusahaan dengan
skala produksi rendah
tidak sesuai jika harus
menggunakan metode
BSA karena metode
BSA hanya mampu
memberikan perbaikan
yang signifikan pada
tingkat kompleksitas
yang tinggi dengan 20
lini produksi.
Dari penelitian
ditemukan bahwa
pengurangan biaya
kualitas dapat
menambahkan profit
dengan melakukan
pendekatan TQM,
biaya kualitas
didapatkan dari total
biaya proses quality
control dan biaya
produk yang
mengalami cacat

Refrensi
Hatani, La. 2008. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui
Pendekatan Statistical Quality Control (SQC).
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management.
Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Alisjahbana, Juita. 2005. Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk


Pakaian Wanita Pada Perusahaan Konveksi. Jurnal Ventura, Vol. 8,
No. 1, April 2005.
Nandini Das. 2007. Reducing manufacturing defect through statistical
investigation in an integrated aluminium industry international jurnal
Adv Manuf Tech, 2008.
He, Dadi. 2010. Engineering Quality Systems: Cost of Quality International
Jurnal of Modern Applied Science, Proquest, Vol. 4, Page. 102-104,
Toronto, Canada, 2010.
N. Hales; Samia M. Siha; V. Sridharan; Judith I. McKnew. 2006. Prioritizing
tactical quality improvement International Journal of Operations &
Production Management Vol. 26 No. 8, 2006

10

Anda mungkin juga menyukai