1 April 2013: 71 - 87
72
PENDAHULUAN
Semarang terletak di bagian utara Provinsi Jawa
Tengah. Secara geografis terletak pada koordinat 6o58 LS dan 110o25BT (Gambar 1) dan
lokasinya sangat dekat dengan pantai utara Jawa
(Lubis et al., 2011). Kota ini memiliki iklim
tropis dengan dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Marfai dan King (2008a) mengungkapkan curah hujan tahunan sekitar 2065-2460
mm dengan curah hujan maksimum pada bulan Desember dan Januari, temperatur umum
24 30o C dengan rata-rata 28,4o C per tahun.
Saat ini, Kota Semarang yang memiliki luas total 373,67 km2 (Anonim, 2013) dengan jumlah
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
73
74
mengemukakan bahwa penurunan tanah merupakan faktor yang paling dominan penyebab
kenaikan relatif muka laut di Semarang, selain
adanya faktor pemanasan global, perubahan
tata guna lahan dan buruknya sistem drainase.
Sutanta (2002) telah melakukan pemantauan
dan pemodelan terhadap laju amblesan yang
terjadi. Berbagai pemodelan dan metode pun
telah dilakukan; Abidin (2005) menggunakan
metode Global Positioning System (GPS) untuk
memonitor penurunan yang terjadi; Marfai
dan King (2007) telah mencoba mengestimasi
laju penurunan tanah masa sekarang dan masa
datang menggunakan interpolasi Digital Elevation Model (DEM) dan titik ikat (Benchmark
points). Berbagai sumber mengungkapkan nilai
laju penurunan tanah yang terjadi di Semarang
besarnya bervariasi antara satu tempat dengan
lainnya. Pengukuran dari tahun 1996 diperoleh
hasil penurunan tanah sekitar 5 sampai 20 cm/
tahun (Anonim, 2004). Secara umum semakin
mendekati pantai laju penurunan tanah akan
semakin besar dengan laju penurunan terbesar
terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas,
yaitu bisa mencapai 14,2 cm/tahun (Ismanto et
al., 2009). Sutanta (2002) berpendapat bahwa
sangat sulit untuk menentukan laju penurunan
tanah di Semarang mengingat beda tempat dan
beda tahun, maka beda pula laju penurunannya. Kondisi penurunan permukaan tanah di
Semarang tidak lepas dari sejarah Kota Semarang yang merupakan kota pantai yang terus
berkembang (bertambah luas) dari tahun ke
tahun akibat adanya sedimentasi atau endapan
aluvial. Endapan tersebut terbawa oleh sungaisungai yang bermuara di Laut Jawa. Endapan
ini umumnya berupa lempung atau clay yang
terus menumpuk sampai beratus-ratus tahun
hingga menambah daratan kota Semarang.
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
75
dengan:
Xi = nilai rerata ketinggian muka laut bulan ke i
N = Jumlah jam pengamatan dalam 1 bulan
Xj = Tinggi muka laut pada jam ke j
dengan:
A =
M2 =
S2 =
K1 =
Amplitudo
Konstanta harmonik oleh bulan
Konstanta harmonik oleh matahari
Konstanta harmonik bersifat harian ganda,
disebabkan oleh deklinasi bulan dan matahari
P1 = Konstanta harmonik bersifat harian ganda,
disebabkan oleh deklinasi matahari
K2 = Konstanta harmonik bersifat harian ganda,
disebabkan oleh deklinasi bulan dan matahari
76
dengan:
Ri
= Daerah terkena rob pada tahun i
DEM 2000 = DEM yang dibuat dari peta topografi eksisting tahun 2000
SLR
= Koefisien rata-rata laju kenaikan
muka laut (cm/th)
LS
= Koefisien rata-rata laju penurunan
permukaan tanah (cm/th)
t1
= Tahun akhir yang akan diamati
t0
= Tahun awal yang diamati
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
77
(Molenaar, 2008). Dalam penelitian Wirasatriya (2006) dikemukakan bahwa kenaikan muka
air laut akibat pengaruh global warming di
Semarang sebesar 2,65 mm/tahun. Sedangkan
faktor lokal terjadi karena pengaruh penurunan
permukaan tanah pada stasiun pengamatan pasang surut. Wahyudi (1999) meneliti bahwa
penurunan tanah di daerah sekitar Pelabuhan
Tanjung Emas adalah sekitar 6,5 cm per tahun,
sedangkan Ismanto (2009) menyampaikan
bahwa penurunan tanah di Semarang mencapai
15 cm/tahun.
M2
S2
N2
K1
O1
M4
MS4
K2
P1
114
11
23
10
267
154
22
336
136
108
212
154
336
MSL (cm)
Tahun
MSL (cm)
1983*
58,9
1994
113,0
1984*
72,7
1995
124,0
1985*
81,2
1996
135,5
1986*
81,7
1997
134,9
1987*
80,6
1998
110,3
1988*
88,6
1999
77,4
1989*
95,4
2000
79,8
1990
97,5
2001
79,7
1991
98,3
2002
154,7
1992
106,0
2003
88,3
1993
109,0
2004
78,4
78
Gambar 2. Laju penurunan muka tanah Kota Semarang dengan metode sipat datar (Wirasatriya,
2006).
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
79
Daerah cakupan
03
II
36
III
69
IV
9 12
12 15
Gambar 3. Zona penurunan permukaan tanah di semarang (Wibowo, 2007 dengan modifikasi).
nah dan kenaikan muka laut serta akibat kenaikan muka laut itu sendiri.
Prediksi genangan akibat penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka laut
Simulasi model genangan rob dibuat menggunakan dua skenario, yaitu genangan rob yang
disebabkan karena penurunan permukaan ta-
80
Gambar 4. Prediksi genangan rob akibat penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut pada tahun 2015 (Wibowo, 2007 dengan modifikasi).
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
Gambar 5. Prediksi genangan rob akibat penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut pada tahun 2030
(Bakti, 2010 dengan modifikasi).
Tabel 4. Prediksi Luas Genangan Rob Tahun 2015 dan 2030 Menggunakan Skenario 1
No
Kecamatan
Tugu
2.498,79
5.184,20
Semarang barat
1.013,45
2.102,59
Semarang utara
1.095,95
2.273,75
Semarang timur
296,88
615,94
Semarang tengah
76,89
159,52
Gayamsari
338,59
702,47
Genuk
3.008,97
6.242,66
Pedurungan
198,26
411,32
8.527,78
17.692,45
Total
81
82
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
daerah yang mengalami penurunan muka tanah, sehingga volume air yang masuk semakin
besar dan akibatnya genangan air rob semakin
meluas.
Kondisi genangan rob di Semarang akan semakin meluas tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis daerah Semarang
bagian utara yang cenderung landai, ketinggiannya hanya berkisar antara 02,5 m di atas
permukaan laut. Terlepas dari asumsi yang
dibuat dalam pemodelan tersebut, faktanya,
faktor lain penyebab meluasnya genangan rob
adalah perubahan tata guna lahan. Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi yang dinamis,
dalam beberapa tahun terakhir telah banyak terjadi perubahan fungsi lahan dari tambak, rawa,
83
Gambar 7. Prediksi genangan rob akibat kenaikan muka laut pada tahun 2015 (Wibowo, 2007 dengan modifikasi).
84
Gambar 8. Prediksi Genangan Rob Akibat Kenaikan Muka Laut Pada Tahun 2030 (Bakti, 2010 dengan
modifikasi).
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
85
Tabel 5. Prediksi Luas Genangan Rob Tahun 2015 dan 2030 Menggunakan
Skenario 2
No
Kecamatan
Tugu
2.272,13
4.443,42
Semarang barat
834,43
1.631,83
Semarang utara
975,92
1.908,53
Semarang timur
200,33
391,77
Gayamsari
230,86
451,47
Genuk
2.076,59
4.061,03
Pedurungan
72,37
141,53
6.662,63
13.029,58
Total
86
Prediksi luas genangan pasang surut (rob) berdasarkan analisis data spasial
di Kota Semarang, Indonesia - Septriono Hari Nugroho
87