PENDAHULUAN
Psoriasis berasal dari bahasa Yunani psora yang berarti gatal. Psoriasis
adalah penyakit yang penyebabnya autoimun. Pasien dengan psoriais memiliki faktor
predisposisi genetik yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tersebut.
Manifestasi klinis penyakit tersebut dapat terjadi pada siku, lutut, skalp, dan area
lumbosakral. Psoriasis juga dapat menyerang sendi pada 40% pasien yang menderita
penyakit tersebut.1,2
Prevalensi psoriasis di seluruh dunia dapat mencapai 2% dari jumlah
populasi. Satu pertiga dari populasi psoriasis di dunia dilaporkan terjadi di Eropa di
negara Denmark (2,9%) dan Faeroe Islands (2,9%). Prevalensi di Asia hanya sekitar
0,4-0,7%. Psoriasis lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. 3-5 Di Indonesia,
prevalensi psoriasis yang diketahui di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
tahun 2006-2010 tercatat 80 pasien yang terdiagnosa psoriasis. Lima puluh orangnya
adalah laki-laki dan usia terbanyak pada pasien penderita psoriasis adalah usia 25-44
tahun.6
Varian tipe psoriasis yang paling sering ditemui adalah psoriasis tipe plak
(psoriasis vulgaris) 90%.6 Psoriasis tipe plak biasanya muncul dalam bentuk lesi plak
yang terdapat di skalp, badan, dan tungkai. Plak muncul dengan fokal lesi, terdapat
peninggian, tanda radang, dan edema yang dilapisi skuama silver keputih-putihan.2,3
Diagnosis penyakit ini dapat dilihat secara klinis. Manajemen psoriasis dapat
berupa terapi secara topikal atau sistemik, terapi cahaya, dan terapi biologi.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Psoriasis merupakan suatu penyakit radang yang kompleks dan multifaktorial
yang melibatkan hiperproliferasi dari sel keratinosit di epidermis yang dapat
dicetuskan oleh berbagai faktor (misalnya trauma, infeksi, atau obat-obatan), bersifat
kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; dapat disertai fenomena
tetesan lilin, auspitz, dan kbner1,2
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi psoriasis di seluruh dunia dapat mencapai 2% dari jumlah
populasi. Insidensinya lebih sering pada bangsa kulit putih dibandingkan dengan
bangsa kulit berwarna. Insidensi tertinggi dilaporkan terjadi di Eropa di negara
Denmark (2,9%) dan Faeroe Islands (2,9%). Prevalensi di Asia hanya sekitar 0,40,7%.3,7
Psoriasis dapat terjadi pada semua usia, namun puncak terjadinya yaitu pada
usia antara 20-30 tahun dan antara 50-60 tahun. Psoriasis jarang ditemukan pada usia
di bawah 10 tahun. Berdasarkan penelitian Wendy di Makassar bahwa psoriasis lebih
banyak terjadi pada usia 25-44 tahun.1,6
ETIOPATOGENESIS
Psoriasis merupakan suatu penyakit inflamasi kulit kronik yang erat
hubungannya dengan faktor genetik, yang ditandai dengan adanya perubahan
kompleks dari pertumbuhan dan diferensiasi epidermis, dan kelainan biokimia,
imunologik, dan pembuluh darah. Psoriasis didasari oleh populasi sel T CD8+ yang
banyak pada lesi psoriasis.2
Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa pada riwayat kedua orang tua
positif psoriasis diperkirakan risiko anak menderita penyakit yang sama sebesar 41%,
jika hanya salah satunya saja maka risikonya 14%, jika salah satu saudara kandung
memiliki penyakit tersebut maka risikonya 6%, dan jika tidak ada riwayat keluarga
positif maka kemungkinan risikonya 2%.3,8
Telah diketahui gen spesifik yang memiliki keterlibatan pada psoriasis adalah
pada lokus psoriasis susceptibility 1 (PSORS1) yang terletak pada major
histocompatibility complex (MHC, kromosom 6p21.3) tempatnya HLA (Human
Leukocyte Antigen). HLA adalah antigen pada permukaan sel manusia. Psoriasis
berkaitan dengan beberapa HLA yaitu HLA-B13, HLA-B17, HLA-B37, HLA-B46,
HLA-B57, HLA-Cw1, HLA-Cw6, HLA-DR7, dan HLA-DQ9. HLA-Cw6 dilaporkan
mempunyai risiko relatif paling tinggi terutama pada populasi Kaukasia (bangsa
Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara).3
Antigen HLA, terutama HLA-Cw6, sangat erat kaitannya dengan awitan
penyakit psoriasis pada usia muda yang memiliki riwayat psoriasis di keluarga
positif. Berdasarkan hal tersebut Henseler dan Christophers membedakan dua tipe
psoriasis, yaitu psoriasis tipe I dan tipe II. Psoriasis tipe I (early onset) merupakan
psoriasis yang timbul di bawah usia 40 tahun dan berkaitan dengan HLA (HLACw6). Psoriasis tipe II (late onset) merupakan psoriasis yang timbul setelah usia 40
tahun dan tidak berkaitan dengan HLA.3
Karakteristik kelainan yang terjadi pada psoriasis dapat ditandai oleh keempat
proses berikut, yaitu :
1.
GAMBARAN KLINIS
Psoriasis merupakan penyakit papuloskuama yang
ditandai dengan papul (lesi meninggi dengan diameter < 1
cm) atau plak (lesi meninggi yang datar dengan diameter
> 1 cm) berskuama. Lesinya berbatas tegas, sirkuler,
papul atau plak kemerahan dengan skuama kering warna
abu-abu
atau
silver.
Khas
dari
psoriasis
adalah
Gambar 1. Distribusi
lesi khas pada siku dan
area lumbosakral yang
simetris
Psoriasis juga dapat berkembang pada kulit yang mengalami trauma (fenomena
koebner).2
Selain menyerang kulit, psoriasis juga dapat mengenai kuku, sendi, mukosa
mulut, atau lidah. Psoriasis dapat bermacam-macam dalam bentuk, distribusi, dan
keparahan. Bentuk lain dari psoriasis selain yang disebutkan di atas, dapat berupa
papul berbentuk tetes air (psoriasis gutata) dan eritema generalisata (psoriasis
eritroderma).1
BENTUK KLINIS
A. Psoriasis vulgaris
Bentuk ini adalah bentuk psoriasis yang paling
sering terjadi, dinamakan pula tipe plak karena lesilesinya berbentuk plak. Lesi ini berbatas tegas, oval, dan
plak numular (berukuran seperti koin). Perkembangan
awal dari lesi ini adalah berbentuk makula eritem (lesi
Gambar 2. Plak eritem
berskuama silver
keputih-putihan
pada psoriasis ini dapat berwarna silver keputih-putihan dan beraneka ragam dari
tingkat ketebalannya. Skuama yang terlepas akan memperlihatkan titik kecil
perdarahan (tanda Auspitz).3,5
B. Psoriasis gutata
Gutata dalam bahasa Yunani berarti tetes, yang
menggambarkan lesi psoriasis yang banyak dengan
diameter 2-10 mm dengan onset akut. Biasanya lesi
terdistribusi di tubuh bagian atas dan ekstremitas atas.
Psoriasis gutata biasa terjadi setelah infeksi streptokokus B
hemolitik pada faring atau tonil yang biasa terjadi pada
anak-anak atau, jarang, pada dewasa. 3,5
Gambar 3. Psoriasis gutata
atau
Gambar 4. Inframamary
psoriasis inversa
berskuama tetapi muncul dalam bentuk plak kemerahan, mengkilat, dan berbatas
tegas. Lesi ini terkadang sering dibingungkan dengan lesi akibat lesi kandida,
intertigo, dan dermatofita. 3,5
D. Psoriasis eritroderma
Psoriasis yang mengenai hampir seluruh tubuh
(> 90 % luas tubuh) atau sudah mengenai seluruh tubuh
hingga tidak ada lagi kulit sehat. Psoriasis eritroderma
terdapat dua bentuk, yang pertama psoriasis plak kronik
yang secara perlahan plak mulai meluas dan saling
bersatu. Bentuk yang kedua adalah eritoderma yang
merupakan manifestasi dari psoriasis tidak stabil yang
disebabkan
penghentian
karena
infeksi,
kortikosteroid
obat-obatan,
secara
atau
mendadak.
pengaturan suhu tubuh oleh kulit yang dapat menyebabkan hipotermia, gagal jantung
(high ouput), dan hipoalbuminemia. 3,5
E. Psoriasis pustular
Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa yaitu bentuk lokalisata (psoriasis
pustulosa palmoplantar) dan generalisata (Von Zumbusch).
a. Psoriasis pustulosa palmoplantar (PPP)
Penyakit ini bersifat kronik
dan
residif,
mengenai
telapak
Gambar 5. Psoriasis
eritoderma
tiba-tiba
dari
obat
topikal
kuat
atau
pireksia
dengan
kemerahan, nyeri, dan inflamasi kulit dengan monomorfik, pustul steril yang
akan bergabung membentuk suatu lake of pus. Pasien dengan psoriasis
pustulosa generalisata biasanya sering dirujuk untuk mendapat pelayanan dari
rumah sakit. Pemeriksaan laboratorik dapat menjukkan leukositosis (leukosit
dapat mencapai 20.000/m) pada kultur pus steril. 3,5
klinis
psoriasis
seboroik
nasolabial,
perioral,
dan
presternal).
bulan
H. Psoriasis linear
badan
di
Hiponikium
Lempeng kuku
Lipatan kuku proksimal dan lateral
Temuan klinis
Pitting, onikoreksis, beaus Lines
Leukonikia
Onikolisis fokal, lempeng kuku tipis,
eritem pada lunula
Oil drop atau salmon patch,
hiperkeratosis subungual, onikolisis,
sprinter hemorrhages
Hiperkeratosis subungual, onikolisis
Destruksi kuku
Psoriasis kulit
C. Psoriatik artritis
Artritis merupakan manifestasi ekstrakutan yang sering dijumpai yaitu
sebanyak 40% pada pasien psoriasis. Gambaran klinis terdapat artritis sendi
interfalangeal distal, daktilitis, entesitis, pembentukan tulang baru peri-osteal,
oligoartritis, dan spondilitis yang asimetris.4
DIAGNOSIS BANDING
Psoriasis vulgaris
o Dermatitis numular
o Tina corporis
o Dermatitis seboroik
Psoriasis gutata
o Pityrasis Roseau
o Lichen planus
o Sifilis stadium II (sifilis psoriasiformis)
Psoriasis erthrodermic
o Drug-induced erythroderma
o Eczema
o Pityriasis rubra pilaris
Psoriasis pustular
o Impetigo
o Superfisial folikulitis
o Superfisial candidias
DIAGNOSIS
Anamnesis :
-
Pemeriksaan fisik :
Kondisi umum : compos mentis
Tanda vital : temperatur N -
Head to toe :
putihan
Sifat lesi :
o Ukuran lesi dapat milier hingga regional
o Lesi multipel dan diskret hingga konfluen
Pemeriksaan penunjang :
Histopatologi :
Gambaran histopatologik yang khas adalah adanya
PENATALAKSANAAN
Medikementosa
o Topikal
Obat topikal
Dosis
Steroid
topikal
Golongan
steroid kuat
atau sangat
kuat 2 kali
sehari selama
2-4 minggu
Efek
Antimitotik
yang
Menekan
diharapk
peradangan
an
Efek
Supresi aksis
samping
hipotalamuspituitariadrenal
Atropi dermis
dan
epidermis
Tachyphylaxi
s
Kontra Hipersensitivi
indikasi
tas terhadap
steroid
Infeksi aktif
pada kulit
Analog vitamin
D
Calcipotrein
0,005%
digunakan 2
kali sehari
(lebih baik
kombinasi
dengan steroid
topikal)
Tazaroten
Menghambat
proliferasi
epidermis agar
proliferasi
menjadi normal
Hiperkalsemia
(hindari
pemakaian
lebih dari 100
gram/Minggu)
Menghambat
proliferasi
epidermis agar
proliferasi menjadi
normal
Dapat terjadi iritasi
pada area
penggunaan jika
digunakan mono
terapi
Hiperkalsemia Kehamilan
Hipersensitivitas
terhadap
tazaroten
Fototerapi
Sinar
ultraviolet
diketahui
Calcineurin
Inhibitor
Gunakan 2 kali
sehari, lebih efektif
pada area lesi
wajah dan fleksural
(contoh obat :
takrolimus)
psoriasis.
Fototerapi
A
s
A
Sensasi terbakar
pada area
pemakaian
Adanya laporan
kasus dari
perkembangan
limfoma
D
k
M
b
r
k
mempunyai
dapat
M
ko
re
0
h
ti
Menekan
peradangan
efek
menggunakan
H
te
a
o Sistemik
Obat sistemik
Cyclosporin
A
Metrotreks
at (MTX)
Asitretin
Dosis
Dimulai 2.5
mg
kemudian
bertahap
ditingkatka
n hingga
10-15
mg/minggu
Dosis awal
sekitar 25
mg/hari, di
lanjut dosis
pemelihara
an 25-50
mg perhari
Efek
yang
diharapk
an
Menekan Menghamb
peradanga
at
n
proliferasi
epidermis
Anti
inflamasi
Efek
Nefrotoksis Hepatotoks
samping Hipertensi
ik
Kematian
Imunosupre
fetus
si
Fibrosis
paru
Reaksi kulit
berat
Ester
asam
fumarat
Dimulai
dengan
dosis 30
mg/hari,
dinaikkan
dalam
beberapa
Minggu
hingga
240 mg 3
kali
sehari
Inhibisi
proliferasi
keratinosi
t
Menghamb
at
proliferasi
epidermis
agar
proliferasi
menjadi
normal
Hepatotoks Diare
Sakit
ik
Kelainan
kepala
Gagal
lipid
Kematian
ginjal
fetus
akut
Alopesia
Hiperostosi
s
Hidroksil
urea
6-thioguanin
500
mg/hari
dengan
respons
dan
toleransi
kader yang
aktif
Diberikan 20
120 mg/hari
kali dalam
seminggu
Inhibisi
proliferasi
keratinosit
Supresi
sum-sum
tulang
Makrositosi
s
Teratogeni
k
Erupsi
seperti
liken
planus
Ulserasi
pada kaki
Kontra Hipertensi Kehamilan Kehamilan Riwayat Depresi
indikasi
Menyusui menyusui
tak
pasien
sum-sum
terkontrol Kelainan
dengan
tulang
Kelainan
penyakit Kehamilan
hepar
kronik Menyusui
fungsi
Hepatitis
Kehamila
ginjal
Gangguan
Riwayat/
n
ginjal
meyusui
sedang
Anti
proliperatif
Supresi sum
sum tulang
Mual
Diare
Disfungsi
hepar
Pasien deng
defisiensi
enzim
thiopurine
methyltran
rase
Keracunan
hepar
mengalam
i
keganasan
Terapi biologik
Obat biologik merupakan obat baru yang efeknya
jeblok langkah molekuler spesifik penting pada patogenesis
psoriasis. Diantara obat biologik adalah infiksimal, alefasep,
etanersep, efalizumab, adalimumab, dan ustekimumab. Saat
ini infiksimal dan adalimumab adalah satu-satunya yang diaku
FDA untuk terapi psoriasis plak kronis dan psoriasis artritis.
Namun sebagaimana semua obat target biologik, mempunyai
efek imunosupresi.
Non-medikamentosa
Pasien sebaiknya disarankan agar menghindari dari stres psikis, alkohol,
rokok, dan trauma fisik karena dapat memperparah kondisi penyakit. Sarankan
juga untuk menurunkan berat badan dan menghindari obat-obatan yang
memberatkan penyakit.
Pengobatan kombinasi untuk psoriasis
kehamilan
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. 189-195 p.
2. Kartowigno S. Sepuluh besar kelompok penyakit kulit. 2nd ed.
Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2012. 67-84 p.
3. Wolff K, Goldsmith LA, Katz S, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ.
Fitzpatricks Dermatology In General Medicine. 7th ed. USA: McGrow
Hill Companies; 2008. 169-193 p.
4. James WD. Andrews diseases of the skin: clinical dermatology. 10th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. 961 p.
5. Langley RGB, Krueger GG, Griffiths CEM. Psoriasis: epidemiology,
clinical features, and quality of life. Ann Rheum Dis. 2005 Mar
1;64(suppl 2):ii18ii23.
6. Posumah W, Kadir D, Sennang F. PSORIASIS IN
DERMATOVENEREOLOGY CLINIC OF DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
GENERAL HOSPITAL MAKASSAR: A RETROSPECTIVE STUDY IN PERIOD
OF JANUARY 2006 DECEMBER 2010. Indones J Dermatol Venereol.
2013 Jan 1;1(4):111.
7. Hunter J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology. 3rd ed. UK: Blackwell
Science; 2003.
8. Rook A, Burns T, editors. Rooks textbook of dermatology. 8th ed.
Chichester, West Sussex, UK; Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell; 2010.
9. Dachlan EG. Kehamilan dengan Psoriasis Pustulosa Generalisata. Maj
Obstet Ginekol. 2009;17(1):4753.
10.