Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kerja Praktek Lapangan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang maju,untuk
mencermati perkembangan kota Pekanbaru yang mengalami perubahan dan
peningkatan disegala bidang maka perlu kita sadari bahwa sangat penting adanya
peningkatan sarana dan prasarana fisik yang nantinya akan bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat banyak. Peningkatan prasarana fisik yang dimaksud
berupa pembangunan gedung, jalan, jembatan, drainase dan lain-lain sebagainya.
Untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik antara pihak pemerintah dan swasta.
Pembangunan-pembangunan yang ada harus diselesaikan dengan baik
sehingga

dapat

dimanfaatkan

sebagaimana

mestinya.

Sebagai

contoh

pembangunan gedung kantor dan mess karyawan Grha Andalas yang berada di
Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru. Pembangunan gedung kantor ini
sebagai sarana penunjang proses administrasi dan manajemen di bidang
perkebunan.
Pembangunan Kantor dan Mess Karyawan Grha Andalas di Pekanbaru perlu
diperhatikan pelaksanaan konstruksinya, terutama pada tahap pekerjaan pondasi
(tiang pancang). Kerja praktek ini menjadi menarik karena dalam pelaksanaan
pekerjaan ini khususnya di kota Pekanbaru masih jarang menggunakan sistem
jack-in seperti bangunan Kantor Grha Andalas (3 Lantai) dan Mess Karyawan (2
Lantai), dengan menggunakan alat type hydraulic static pile driver.
Kerja praktek adalah mata kuliah wajib yang dalam pelaksanaannya
menuntut mahasiswa untuk terjun dan berperan aktif dalam pelaksanaan suatu
proyek dan sangat diperlukan agar mahasiswa mengetahui berbagai hal yang
terjadi dilapangan serta metode-metode yang dilakukan oleh pelaksana proyek
tersebut.

Laporan Kerja Praktek Lapangan

1.2

Tujuan Dan Manfaat Proyek


Setiap jenis pembangunan memiliki tujuan dan manfaat baik dari segi sosial

maupun dari segi perekonomiannya sehingga bangunan tersebut harus memiliki


nilai guna dan bukan pekerjaan yang sia-sia.
1.2.1

Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan proyek pembangunan Kantor dan Mess

Karyawan Grha Andalas antara lain :


1. Sebagai sarana untuk menghasilkan berbagai macam bahan perkebunan.
2. Sebagai tempat proses administrasi dan manajemen perkebunan
.2.2

Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan proyek pembangunan Kantor dan Mess

Karyawan Grha Andalas antara lain :


1.

Membantu orang-orang yang berada di kota Pekanbaru untuk memasarkan

2.

hasil perkebunan mereka.


Sebagai cabang dari kantor pusat PT Eka Dura Indonesia yang berada di
jakarta.
1.2.3 Kerja Praktek (KP)
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek pada dasarnya yaitu :
1. Mempunyai pengalaman visual bentuk kegiatan fisik pembangunan di
bidang rekayasa sipil.
2. Mengetahui tahapan kegiatan fisik pembangunan.
3. Mengetahui manajemen pelaksanaan di lapangan.
4. Memahami praktek di lapangan sebagai hasil penerapan teori.
1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Ruang Lingkup kerja praktek yang ditinjau oleh penulis pada proyek
pembangunan Kantor dan Mess Karyawan Grha Andalas ini meliputi Pekerjaan
Pondasi tiang pancang. Kegiatan pengamatan ini dilakukan selama lebih kurang 2
bulan yaitu sejak 20 Oktober 2014 sampai 20 Desember 2014.

Laporan Kerja Praktek Lapangan

1.4. Metode Penyusunan Dan Pengumpulan Data


Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini adalah berdasarkan data-data yang
diperoleh penulis selama melaksanakan Kerja Praktek pada proyek pembangunan
Kantor dan Mess Karyawan Grha Andalas. Adapun data-data yang diperoleh
dengan metodologi atau langkah-langkah pengumpulannya sebagai berikut :
1.4.1

Data Primer

1.4.1.1 Pengamatan Langsung


Pengamatan ini dilakukan terhadap pekerjaan yang saat itu sedang
dilaksanakan. Data-data visual hasil pengamatan tersebut sangat menunjang
pemahaman terhadap data-data tertulis dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Pengamatan langsung dapat pula digunakan untuk mengetahui tahapan-tahapan
dari pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.
Metode pengamatan langsung sangat memungkinkan untuk mendapatkan
pengetahuan baru yang tidak didapat dari perkuliahan. Kondisi bervariasi pada
setiap lapangan, memerlukan metode yang dapat mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan selalu menerapkan halhal yang praktis untuk mengatasi permasalahan yang sering muncul. Kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kreativitas dan metode-metode dari
pelaksanaan.
1.4.1.2 Tanya Jawab/Interview
Metode ini sebagai tindak lanjut dari pengamatan langsung, karena tidak
semua data-data visual dapat dimengerti. Penjelasan lebih lanjut terutama
mengenai metode yang dilaksanakan untuk mengatasi suatu permasalahan, dapat
diperoleh dengan melakukan tanya jawab dengan pihak proyek yang
bersangkutan.

Laporan Kerja Praktek Lapangan

1.4.2

Data Sekunder

1.4.2.1 Studi Pustaka


Studi pustaka merupakan buku-buku yang dipergunakan sebagai
perbandingan dan rujukan dalam menganalisa hal-hal atau permasalahanpermasalahan yang timbul pada pelaksanaan proyek tersebut. Dari beberapa
pustaka akan didapatkan hal-hal yang berguna sebagai pelengkap dari data-data
yang telah diperoleh dilapangan, yang nantinya akan membantu dalam
penyusunan dan penulisan laporan ini.
1.4.2.2 Pengumpulan Data Tertulis Proyek
Pengumpulan data tertulis proyek meliputi pengumpulan gambar-gambar
kerja serta ketentuan-ketentuan pelaksanaan proyek yang tercantum dalam
spesifikasi teknis (spek). Data-data tersebut diperoleh dari pihak kontraktor
pelaksana dan dari konsultan pengawas proyek.
Data-data tersebut digunakan sebagai acuan pelaksanaan proyek, serta
dapat digunakan untuk menyusun langkah-langkah suatu pekerjaan. Data-data
tersebut oleh penulis dijadikan sebagai bahan awal untuk melakukan peninjauan
dilapangan.
1.5

Data Proyek
Data proyek dapat dibagi dua yaitu data umum dan data khusus (berisikan

material dan jenis struktur).


1.5.1 Data Umum
Adapun data umum dari proyek ini adalah:
1.
2.

No. IP
No. SK

: 804/IP.DTRB/2014
: 752/IMB/DTRB/2014
3. Nama Proyek

: PN Lantai Kantor 3 Lantai

1 Unit.
Lokasi

: Jl. Jend. Sudirman Kel. Simpang Tiga Kec.


Bukit Raya, Pekanbaru
4. Pemilik Proyek

: Bonar Silitonga

Laporan Kerja Praktek Lapangan

5. Kontraktor Pelaksana

Sendiri

6. Konsultan Perencana

Samani

Huda,ST
7. Konsultan Pengawas
1.

: 1. Pemilik

Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota


Pekanbaru

8. Konsultan Pengawas/MK

Wardoyo,ST
9. Pemimpin Kegiatan
10. Pelaksana

: Ir.Bastian MS

: PT. Bringin Karya Sejahtera

11. Kuantitas Pekerjaan


a. Deskripsi Proyek : Gedung Kantor 3 Lantai 1
Unit dan Mess 2 lantai 1 unit
b. Luas Bangunan

: 649,19 m2
469,73 m2

c. Luas Lahan

: 2086,653 m2
12. Batasan Lokasi

Sebelah Utara

: Rumah Makan Puti Buana

Sebelah Barat

: Jl. Jendral Sudirman

Sebelah Selatan

: Hotel Batika

Sebelah Timur

: Rumah Penduduk
13. Kontrak

Jenis Kontrak

: Lump Sump dan Unit price (unit price untuk


pekerjaan pancang)

Nomor kontrak

: 581/IP-DTRB/2010

Nilai Kontrak

: Rp. 9.700.000.000,-

Tanggal kontrak

: 22 Juni 2009
14. Sumber Dana

: Pribadi

15. Jenis mata uang : Rupiah


16. Sistem Pelelangan

Laporan Kerja Praktek Lapangan

17. Waktu Pelaksanaan

: 16 Juli 2014 16

Maret 2015
18. Masa pemeliharaan

: 180 hari kalender

19. Jenis pekerjaan : Struktur

1.5.2

Data Khusus
Adapun data khusus pada proyek pembangunan adalah:

1. Jenis Struktur
a) Pondasi

: Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang


pancang ukuran 250 250 mm dan 200 200 mm
dengan panjang tiang 6 m.

2. Material Struktur
a. Beton : K-450 untuk pancang.

Laporan Kerja Praktek Lapangan

BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.1 TINJAUAN UMUM
Dalam proyek struktur gedung bertingkat,dimana kegiatan-kegiatan yang
dihadapi sudah sangat kompleks dengan berbagai macam permasalahan dan resiko
yang cukup besar. Maka tata pelaksanaan pembangunan harus dilakukan secara
menyeluruh mulai dari perancangan, perencanaan dan pembangunan fisik. Agar
efisiensi dan efektivitas kerja terpenuhi dengan baik, maka di dalam pelaksanaan
proyek diperlukan manajemen proyek yang baik, sehingga kita dapat
merencanakan dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan sebagainya sesuai dengan perjanjian tertulis didalam dokumen kontrak
dengan biaya murah dan mutu yang baik.
Manajemen proyek adalah tata sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan metode-metode tertentu agar tercapai hasil yang maksimal.Tata
cara tersebut memadukan tahapan-tahapan proyek,antara lain :
Tepat waktu.

Tepat quantity atau bentuk proyek.

Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan.

Biaya sesuai yang direncanakan.


2.2 ORGANISASI DAN PERSONIL

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Organisasi merupakan suatu sistem dimana sekumpulan orang atau badan


hukum bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan
organisasi proyek adalah untuk mengetahui posisi setiap unsur yang terlibat dalam
proyek tersebut mencakup tugas, kewajiban dan deskripsi hubungan kerja.
Adapun unsur-unsur yang berperan dalam struktur organisasi tersebut
adalah:
2.2.1

Pemilik Proyek (owner)


Pemilik Proyek adalah yang memiliki dan menanggung pembiayaan proyek.

Tugas Pemilik Proyek adalah:


a

Menyediakan seluruh biaya yang diperlukan selama perencanaan dan


pelaksanaan proyek.

Memberikan informasi yang diperlukan oleh konsultan sehubungan


dengan perencanaan proyek.

Memberikan pekerjaan dan surat perintah kerja (SPK).


Wewenang Pemilik Proyek adalah:
a) Menempatkan seorang ahli sebagai wakilnya untuk mengawasi pekerjaan.
b) Menyetujui atau menolak perubahan kerja yang telah disepakati.
c) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek apabila tidak
dapat melaksanakan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati.

2.2.2

Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk

bertindak selaku perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal,


interior dan landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis
maupun administratif.
Tugas konsultan perencana adalah:
a.

Merencanakan desain struktural,membuat gambar struktur serta


menghitung anggaran biaya proyek.

b.

Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan


perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan
spesifikasi teknis (persyaratan material,peralatan dan metode kerja).

Laporan Kerja Praktek Lapangan

c.

Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian


dengan kontraktor.

d.

Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan manajemen


kontruksi.

e.

Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek.

f.

Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.

2.2.3

Konsultan Manajemen Kontruksi


Manajemen kontrusi dipercayakan oleh owner (pemilik) guna mewakilinya

untuk memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan proyek di lapangan


berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik administratif maupun
teknis. Dalam proyek ini yang bertindak selaku konsultan manajemen kontruksi
adalah PT. Management & Project Engineering Consult.
Tugas konsultan manajemen kontruksi adalah:
a.

Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan


konstruksi yang akan menjadi dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

b.

Mengawasi

pemakaian

bahan,peralatan

dan

metoda

pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan


konstruksi.
c.

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,


kuantitas dan laju pencapaian volume pekerjaan.

d.

Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk


memecahkan persoalaan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

e.

Menyelenggarakan

rapat-rapat

lapangan

secara

berkala,

membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan


masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh kontraktor.
f.

Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk


pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pertama dan
kedua pekerjaan konstruksi.

g.

Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing)


yang diajukan oleh kontraktor.

Laporan Kerja Praktek Lapangan

h.

Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di


lapangan.

i.

Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima,


mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.

j.

Bersama konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan


dan penggunaan bangunan gedung.

k.

Membantu pengelola proyek dalam menyusun petunjuk


pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

l.

Wewenang Konsultan Manajemen kontruksi adalah mewakili


pemilik proyek dalam memutuskan hal yang bersifat insidential.
2.2.4

Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan

untuk melaksanakan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan


persyaratan yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Tugas kontraktor
pelaksana pada proyek ini adalah melaksanakan pekerjaan struktur bangunan.
Adapun susunan organisasi adalah:
a.

Project Manager
Project Manager dalam struktur organisasi kontraktor memegang posisi

sebagai pemimpin dalam pelaksanaan proyek.


Tugasnya adalah:
1. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.
2. Menjamin tersedianya seluruh sumber dana yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek.
3. Memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek.
4. Melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier.
5. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
6. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RAPP (Rencana Anggaran
Pelaksanaan Proyek).

10

Laporan Kerja Praktek Lapangan

7. Memberi pengarahan pelaksanaan proyek.


b.

Project Enginer Manager


Project Enginer Manager dalam suatu proyek bekerja dengan dibantu oleh

structure engineer,drafter dan arsitek engineer.


Tugasnya adalah:
1. Bertanggung jawab kepada project manager.
2. Mengestimasi volume material, upah, alat yang digunakan.
3. Mengkoordinasi seluruh pekerjaan dengan kepala pelaksana dan kepala
surveyor.
4. Bertanggung jawab atas pembuatan shop drawing,sebelum pekerjaan
konstruksi dilaksanakan.
5. Membuat analisa perhitungan kekuatan bahan apabila konsultan manajemen
kontruksi menginginkannya, memberikan penjelasan atas gambar kerja
kepada pihak pengawas,yaitu PT. Managemant & Project Engineering
Consult.
6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem ke-engineeringan.
7. Memberikan masukan secara teknis atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
8. Mengarahkan dan memberikan informasi secara lengkap atas metode
pelaksanaan, kondisi lapangan,kondisi buruh dan lain sebagainya kepada
project manager.
c.

Project production Manager


Project production Manager bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan

serta kelancaran schedule pekerjaan.


1. Membuat rencana kerja dan operasi lapangan secara detail bersama dengan
site engineer.
2. Mengkoordinir pemakaian alat kerja dan tenaga kerja.
3. Mengkoordinasi masalah-masalah antara operasional dengan engineering.
4. Mengkoordinasi masalah-masalah lapangan dengan konsultan manajemen
kontruksi/owner.
5. Memimpin rapat rutin pelaksanaan guna pemberian petunjuk-petunjuk
teknis.

11

Laporan Kerja Praktek Lapangan

6. Mengatur penempatan personil operasional atas persetujuan Project


Manager.
7. Melaporkan kemajuan dan kemunduran pekerjaan, dengan menyusun
laporan periodik.
d.

Project Planning
Project Planning mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Merencanakan Detailed Design berdasarkan Design Calculation Sheet .


2. Membuat Schedule Shop Drawing As Built Drawing.
3. Membuat detailed design berdasarkan design calculation sheet.
4. Membuat shop drawing yang efisien dan menguntungkan.
5. Membuat metode kerja yang efisien dan menguntungkan
6. Membuat metode kerja yang efektif dan efisien koordinasi dengan
Production Manager.
7. Memonitoring Schedule Shop Drawing.
8. Mengendalikan perubahan gambar.
e.

Cost Controlling
Bekerjasama dengan bagian keuangan dan Quantity Surveyor dalam

melaksanakan tugasnya. Adapun tugas dari cost controlling adalah sebagai


berikut:
1. Membuat master cost control sesuai PPB (Project Plan Book).
2. Memonitoring,mengendalikan pelaksanaan RAP.
3. Melakukan verifikasi volume,harga satuan dan posting upah, biaya umum,
sisa bahan, alat yang terlah disetujui PEM.
4. Melakukan pengecekan laporan (RAP dan RAB).
5. Membuat laporan hasil pelaksanaan dan pengendalian biaya.
6. Membuat evaluasi dan laporan yang meliputi :
a.

Over /minder

b.

Evaluasi bahan

c.

Laba rugi

d.

Pencapaian sales
7. Membuat laporan cost control untuk progess 100% atau proyek selesai.

12

Laporan Kerja Praktek Lapangan

f.

Drafter
Drafter dalam proyek memiliki tugas :
1. Mengisi DID (Data Induk Dokumen) dan mendistribusikan gambar.
2. Membuat gambar As Built Drawing.
3. Membuat detailed drawing berdasarkan detailed design.
4. Membuat DPD (Daftar Penerimaan Dokumen) dan DID (Up dating).
5. Mengendalikan perubahan barang.

g.

Logistis Project
Logistis Project bertanggung jawab langsung kepada project manager dalam

melaksanakan fungsinya.
Tugasnya adalah:
1. Melakukan survey harga satuan bahan/material dari toko/suplier serta
lokasi terdekat proyek.
2. Pengadaan material alat untuk sample serta harga satuan dan alamat
toko,pabrik dan lain-lain.
3. Bertanggung

jawab

atas

harga

dan

mutu

bahan/alat

yang

digunakan,melaporkan data harga satuan,jenis bahan,mutu,merek bahan


yang akan digunakan,serta fluktuasi kenaikan harga satuan bahan dan alatalat.
4. Membuat laporan penggunaan keuangan untuk pembelian tunai secara
periodik.

2.3 ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK


Agar pelaksanaan proyek dapat dicapai sesuai dengan target dan rencana,
dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya dan mutu,
maka seorang pimpinan proyek harus dapat melaksanakan fungsi manajemen
dengan baik, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.

Perencanaan
Meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program maupun metode

yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, meliputi perencanaan


13

Laporan Kerja Praktek Lapangan

waktu, gambar, pengadaan bahan, pengadaan peralatan dan perencanaan


keuangan.
b.

Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar masing
masing bagian mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.

c.

Pengawasan
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan
perencanaan mutu, biaya dan waktu.

d.

Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai atau belum.
e.

Perencanaan ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan

tujuan untuk merumuskan penyelesaian yang terbaik agar kesalahan yang sama
tidak terulang kembali. Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan
pemantauan langsung selama masa pelaksanaan melalui rapat koordinasi dengan
tujuan untuk mengoptimalkan kerja seluruh unsur yang terlibat didalam proyek.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :
2.3.1

Rencana Kerja (Time Schedule)


Time Schedule / master schedule merupakan uraian pekerjaan dari awal

sampai akhir proyek secara global. Time Schedule ini disusun berdasarkan urutan
langkah-langkah kerja (network planning). Masing-masing pekerjaan diatur
sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan kerja, pengaturan waktu, tenaga,
peralatan dan material agar dicapai efektifitas kerja yang baik. Dari time schedule,
tiap pekerjaan diberi bobot masing-masing, sehingga diperoleh kurva S.
2.3.2

Pelaporan
Pelaporan pada proyek Pembangunan Hotel Grand Central ini dapat dibagi

menjadi :
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh
pihak Kontraktor Utama dan pihak Direksi. Laporan harian berisikan antara lain :

14

Laporan Kerja Praktek Lapangan

1. Waktu dan jam kerja.


2.

Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum.

3.

Keadaan cuaca.

4.

Bahan-bahan yang masuk ke lapangan.

5.

Peralatan yang tersedia di lapangan.

6.

Jumlah tenaga kerja dilapangan.

7.

Hal-hal yang terjadi di lapangan.

Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang
dilakukan tiap hari dapat dipantau.

b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperoleh gambaran kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu, disusun berdasarkan laporan
harian selama satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
1.

Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.

2.

Volume dan persentase pekerjaan dalam satu minggu itu.

3.

Catatan-catatan lain yang diperlukan.

Persentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut


dapat diketahaui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah
dibuat,ditambah dengan bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada
minggu itu. Dari persentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini
kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada
minggu yang bersangkutan,maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau
kemajuan yang telah diperoleh.Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan
time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh pihak Kontraktor
Utama dengan persetujuan Pimpinan Proyek.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu
untuk memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu
dibuatlah rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan

15

Laporan Kerja Praktek Lapangan

dilengkapi foto-foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan.


Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).
d. Shop Drawing
Rencana gambar kerja yang telah dibuat terkadang masih perlu dijelaskan
dengan gambar-gambar dan detail-detail agar memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya pekerjaan.
Selain untuk memperjelas gambar kerja, terkadang juga dalam pelaksanaan
apabila terjadi perubahan-perubahan dari rencana semula,maka perlu perubahan
gambar kerja yang lebih lengkap dan disetujui oleh perencana dan pengawas.

e. Rapat Koordinasi Bulanan


Rapat

koordinasi

bulanan

diadakan

dengan

dihadiri

oleh

panitia

pembangunan, Owner, Konsultan Perencana, Pengawas dan Kontraktor


Utama.Dalam rapat ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
serta masalah-masalah teknis yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan
proyek yang sedang berjalan serta koordinasi masing-masing unsur proyek yang
terlibat langsung.
2.4 PELELANGAN/ TENDER
Adapun langkah-langkah persiapan yang harus dilalui sebelum pelaksanaan
proses tender yaitu sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dokumen tender.
2. Mempersiapkan pelaksanaan tender.
Anggaran biaya beserta perinciannya tercantum dalam dokumen tender,
menentukan besarnya harga yang diajukan pemborong/kontraktor peserta lelang.
Dokumen tender harus disusun dan dijilid rapi dalam 3 (tiga) set yang terdiri dari
1 (satu) penawaran asli 2 (dua) set salinan penawaran. Satu set dokumen
penawaran harus terdiri dari:
Dokumen terdiri dari:
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
16

Laporan Kerja Praktek Lapangan

2. Gambar dan data-data keterangan lain.


Adapun sebelum pelaksanaan tender dimulai maka dilakukan tahap-tahap
sebagai berikut:
1.

Pengumuman Tender.
Sebelum tender dilaksanakan terlebih dulu harus diadakan pengumuman,

namun pada proyek ini tidak dilaksanakan karena tender yang diadakan adalah
pelelangan terbatas.
2.

Proses Prakualifikasi
Pada proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan

persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan


penawaran. Prakualifikasi diperlukan untuk mengidentifikasikan kemampuan dan
ruang lingkup pekerjaan antara :
a.

Modal kerja.

b.

Jumlah tenaga ahli.

c.

Pengalaman kerja.

d.

Fasilitas kerja.
Sedang ruang lingkup pekerjaan meliputi bidang-bidang keahlian

pekerjaan dikuasai oleh badan-badan tersebut.


Hasil dari proses ini meliputi:
a) Penilaian terhadap segi administrasi.
b) Penilaian terhadap segi teknis.
c) Penilaian terhadap segi keuangan.
Adapun perusahaan-perusahaan yang mengikuti Prakualifikasi ini adalah
sebagai berikut :
1) PT. Geotehnik Lestari Utama
3.

Pengambilan Dokumen Pelelangan Umum


Dokumen pelelangan meliputi dokumen sebagai berikut :

a) Surat keputusan pemberian pekerjaan.


b) Surat perjanjian pemborongan.
c) Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan.

17

Laporan Kerja Praktek Lapangan

d) Gambar-gambar/brosur yang secara teknis ada kaitannya.


e) Berita acara pelelangan.
f) Petunjuk-petunjuk dan perintah teknis tertulis serta penjelasan-penjelasan
Perencanaan atau pengawasan selama pekerjaan berlangsung.
g) Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya.
Dokumen-dokumen tambahan lainnya yang dikeluarkan sebelumnya adanya
kontrak kerja dan atas persetujuan pihak pemilik dan kontraktor.
4.

Rapat Penjelasan (Aanwijzing)


Pertemuan ini diadakan untuk tatap muka antara para kontraktor dengan

pihak pemilik.Pertemuan ini dilaksanakan untuk menjelaskan masalah teknis


maupun administrasi yang tercantum dalam dokumen tender.Pada bidang
administrasi dijelaskan akan persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
dokumen tender. Seandainya terdapat hal-hal yang masih meragukan misalnya
tentang syarat-syarat peserta lelang, bentuk surat penawaran, referensi bank dan
lain-lain.
Pada bidang teknis proyek dijelaskan antara lain tentang modifikasi baru
atau ukuran-ukuran gambar yang tidak cocok, gambar konstruksi yang sulit
dimengerti/dibaca, serta kesalahan-kesalahan tulis yang terjadi.
Hasil temu wicara ini dibuatkan berita acara penjelasan (aanwijzing) dan
ditandatangani oleh wakil dari calon peserta pekerjaan, tergantung dari peraturan
pelelangan setempat. Pada proyek ini yang ditunjuk sebagai wakil dari calon
peserta lelang adalah semua wakil dari perusahaan yang ikut mengajukan
penawaran. Dokumen berita acara ini kemudian menjadi bagian pengikat sebagai
dokumen tender tambahan.
2.4. 1 Pelaksanaan Tender
Pelaksanaan Tender diawali pembukaan tender (Bid-Opening), semua calon
peserta membawa penawarannya dan dimasukan ke dalam kotak pelelangan yang
telah disediakan yang dilakukan sebelum tender dibuka. Selanjutnya masingmasing amplop penawaran dibuka satu persatu dihadapan yang hadir.

18

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Harga penawaran beserta dengan kelengkapan-kelengkapan dokumen


administratif dibaca dan ditulis pada papan tulis. Apabila terdapat kelalaian pada
salah satu persyaratan administratifnya, maka calon peserta dapat dinyatakan
gagal dan diskulifikasi dari calon pemborong dan penawarannya dianggap gugur.
Rekan yang ikut dalam penawaran pekerjaan pemborong ini diharuskan
untuk memberikan jaminan tender (tender bond) pemilik.Besar jaminan tender
diatur dalam dokumen tender, umumnya berkisar antara 1% sampai 3% dari biaya
total pekerjaan fisik proyek, pada proyek ini jaminan tender sebesar 1% dari total
pekerjaan struktur proyek.
2.4.2 Proses Evaluasi Tender
Sistem pengevaluasian bisa bermacam-macam cara dan umumnya yang
banyak dipakai yaitu bobot (pakai angka)/scoring system.
Masing-masing aspek dari calon kontraktor diberi nilai yaitu :
a.

Metode kerjanya.

b.

Peralatan yang akan dipakai.

c.

Kualifikasi personil yang akan dipakai.

d.

Bonafiditas perusahaan.

e.

Harga penawaran.

f.

Kelengkapan administrasi.
Harga penawaran tidak selalu menentukan pemenang. Calon kontraktor

yang paling banyak mengumpulkan nilai tertinggi yang ditunjuk sebagai calon
pemenang.
2.4.3 Penetapan dan Penunjukan Pemenang
Pada proyek ini, perusahaan atau kontraktor yang memenangkan tender ini
adalah PT. dengan harga penawaran yang diajukan. Pengumuman disampaikan
melalui media surat dan e-mail.
Sistem Kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi tugas dan kontraktor
dimana kewajiban masing-masing pihak diatur dalam pasal-pasal surat perjanjian.

19

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Suatu kontrak mulai berfungsi pada waktu kontrak tersebut ditandatangani.


Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja).Kontrak konstruksi dapat digolongkan dalam tiga kontrak yaitu:
1)

Lump-Sum Contract (kontrak pembayaran sekaligus)


Artinya pemilik pemberi tugas akan membayar sejumlah uang yang disetujui
kepada kontraktor untuk menyelesaikan suatu proyek yang sesuai dengan
rencana-rencana dan spesifikasi yang telah ditentukan dan dibuat oleh
perencana.Biasanya pemilik membayar sebagian dari jumlah uang tersebut
kepada kontraktor pada selang waktu atau menurut bobot pekerjaan.

2) Turn Key Contract


Pada kontrak tipe ini, semua pembiayaan pelaksanan proyek sampai selesai
dan masa pemeliharaan ditanggung semuanya oleh pihak kontraktor. Pemilik
proyek baru akan membayar kepada kontraktor setelah proyek selesai dengan
sistem pembayaran yang telah disepakati bersama.
3) Unit Price Contract (kontrak harga satuan)
Artinya pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada
pihak kontraktor untuk unit pekerjaan yang telah diselesaikan dalam satu
proyek. Pembayaran biasanya dilakukan oleh pemilik kepada kontraktor pada
selang waktu yang telah ditentukan selama konstruksi proyek tergantung pada
pekerjaan yang telah diselesaikan. Misalnya setiap bulan atau berdasarkan
bobot pekerjaan.
Tahap Pelaksanaan di Lapangan
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan di lapangan.
Diantaranya personil dan organisasi yang terlibat di dalamnya, peralatan dan
logistik yang digunakan, waktu kerja, metode kerja, pengawasan di lapangan serta
manajemen proyek. Rencana kerja Kontraktor terlihat pada gambar dibawah ini :

20

Laporan Kerja Praktek Lapangan

BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
3.1 TINJAUAN UMUM
Perencanaan adalah suatu proses dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
mencapai tujuan proyek, sehingga didapat hasil akhir yang sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Kegiatan perencanaan adalah suatu kegiatan yang sangat
penting dalam suatu proyek. Kesalahan dalam perencanaan akan mengakibatkan
kegagalan konstruksi yang dapat menimbulkan kerugian.
Proses perencanaan suatu proyek dilaksanakan melalui beberapa tahap.
Dimulai dengan melaksanakan survei lapangan dan penyelidikan tanah yang
merupakan tahap awal dari pelaksanaan suatu proyek. Tahap perencanaan
merupakan tahap lanjutan dari proses studi kelayakan proyek yang dibuat
berdasarkan data-data studi kelayakan. Data tersebut dapat mengalami perubahan
setelah ditinjau dari segi pembiayaan proyek.
Pada umumnya dalam suatu proyek pembangunan gedung terdiri dari
beberapa macam proses perencanaan yaitu :
1. Perencanaan letak konstruksi.
2. Perencanaan struktur (struktur bawah dan struktur atas).

21

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Dari beberapa proses perencanaan tersebut saling berkaitan untuk


mewujudkan suatu bangunan yang kuat dan stabil, yang menjamin keamanan dan
kenyamanan. Secara umum perencanaan bertujuan untuk memperkirakan bentuk
suatu proyek, tahap-tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan dan juga untuk
memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang akan dikeluarkan.

3.2

PERENCANAAN LETAK KONSTRUKSI


Pembangunan Hotel Grand Central ini direncanakan terletak di

Lingkungan kota Pekanbaru tepatnya berada di Jalan Jendral Sudirman.


Sebelumnya merupakan bangunan gedung yang digunakan untuk perkantoran
Jamsostek dengan kondisi tanah lunak.
Pembangunan Hotel Grand Central ini terletak ditengah kota supaya lebih
mudah dijangkau oleh masyarakat. Pembangunan Hotel Grand Central
memungkinkan menggunakan pondasi jack in pile.

3.3 PERENCANAAN STRUKTUR


Struktur yang digunakan pada bangun gedung umumnya mengacu pada
Peraturan Beton Indonesia ( SK SNI 1991) yang memberikan ketentuan bahwa
perhitungan perencanaan diutamakan pada beban kerja (Servis Load) yang
diperbesar

dan

dikalikan

suatu

faktor

beban

dengan

maksud

untuk

memperhitungkan terjadinya beban pada saat terjadinya keruntuhan atau bahaya


gempa.

3.3.1

Perencanaan Struktur Bawah


22

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Struktur bawah atau sub structure merupakan bagian struktur yang


mempunyai fungsi menerima dan meneruskan beban dari struktur yang ada di
atasnya ke dalam tanah. Perencanaan struktur bagian bawah harus benar-benar
optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin
dengan baik dan dengan biaya yang ekonomis. Selain itu, beban struktur yang
disalurkan harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi
penurunan diluar batas ketentuan, yang dapat menyebabkan kegagalan pada
struktur. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan jenis dan metode pelaksanaan
merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut faktor resiko, efisiensi biaya
dan waktu.
Perencanaan struktur bawah pada proyek pembangunan Hotel Grand
Central ini meliputi beberapa perencanaan, yang terdiri dari :

Perencanaan pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan diameter
300 mm dan 400 mm, dengan panjang 14m,dan 9m. Pemancangan dilakukan
sampai menemui lapisan tanah keras,tiang pancang menggunakan K-500.
.

3.3.2

Perencanaan Struktur Atas


Struktur bangunan bagian atas merupakan struktur bangunan yang berada
diatas permukaan tanah. Struktur bangunan atas ini tersusun atas beberapa elemen
yang saling berhubungan akan tetapi mempunyai fungsi berbeda. Struktur bagian
atas pada pembangunan Hotel Grand Central ini antara lain :

a.

Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk
memikul beban axial, beban dari balok lantai, beban dinding, beban atap serta
beban hidup diatas lantai dan beban gempa. Oleh karena itu kolom harus didesain
cukup kuat.
b. Balok lantai

23

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Balok lantai berfungsi memikul beban yang diterima dari plat lantai, dan
meneruskan ke kolom. Balok juga menahan beban horizontal yang bekerja akibat
angin dan gempa yang didistribusikan melalui kolom. Dimensi balok tergantung
dari besarnya beban yang bekerja.
c.

Pelat lantai
Pelat lantai merupakan bagian struktur yang langsung menerima beban
mati (berat lantai sendiri) dan beban hidup, sehingga dalam perencanaan pelat
lantai harus diperhitungkan bebannya.

d.

Tangga
Tangga berfungsi sebagai sarana penghubung antar lantai yang menjadi
satu kesatuan dengan struktur gedung.

e.

Atap
Atap merupakan struktur yang berfungsi untuk melindungi bangunan dari
berbagai cuaca. Terkadang atap mempunyai keunikan dan menjadi ciri khas
bangunan yang dibangun.

24

Laporan Kerja Praktek Lapangan

BAB IV
MATERIAL PERALATAN DAN TENAGA KERJA

4.1.

Umum
Setiap pekerjaan pembangunan apalagi proyek pembangunan yang besar,

perlu mempersiapkan segala faktorfaktor pendukung dalam pembangunan


tersebut. Material, peralatan dan tenaga kerja serta metode pelaksanaan yang
benar merupakan faktor yang paling penting dalam pelaksanaan suatu proyek.
Pengadaan material dan peralatan sangat berpengaruh pada pelaksanaan proyek,
baik dari segi kualitas, biaya, maupun saat pelaksanaan proyek, sehingga
diperlukan pengawasan yang sangat cermat agar dicapai hasil yang optimal.
Kekurangan akan persediaan material dan peralatan akan menyebabkan
pelaksanaan pekerjaan tidak effisien sehingga terjadinya kemunduran waktu
pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini jelas berpengaruh terhadap
biaya yang dikeluarkan sehingga berdampak negatif terhadap tingkat effisiensi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Pemilihan material, peralatan serta tenaga kerja yang terampil sangat
berpengaruh terhadap hasil pengerjaan proyek pembangunan. Pemakaian material
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja
25

Laporan Kerja Praktek Lapangan

dan syarat-syarat (RKS) dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan konstruksi.


Kualitas dan kuantitas tenaga kerja juga sangat menentukan bagaimana jalannya
pelaksanaan konstruksi serta hasil dari pelaksanaan konstruksi tersebut karena
merekalah yang bertugas untuk mengerjakan proyek pembangunan tersebut.
4.2.

Material
Material merupakan komponen penting dalam pelaksanaan proyek

pembangunan. Kualitas bahan bangunan sangat berpengaruh pada kualitas


bangunan yang akan dikerjakan. Pada proyek Pembangunan Hotel Grand Central
bahan bangunan yang digunakan seperti Semen, Batu bata, Pasir Pasang, Pasir
Cor, Kerikil, Sertu, Batu Gunung, Batu Kelapa, Splide. Material harus diperiksa
terlebih dahulu. Setelah materialmaterial atau Bahan tersebut diperiksa dan telah
memenuhi persyaratan, maka masingmasing material dikumpulkan pada tempat
yang telah ditentukan, sehingga bahan tersebut terhindar dari kerusakan.
2

Tiang Pancang dan Besi


Pada Proyek Pembangunan Hotel Grand Central ini tiang pancang yang

digunakan adalah jenis cetakan dari pabrik yaitu dicetak di Pabrik Perkasa Medan.
Tabel 4.2 Tipe dan Ukuran Tiang Pancang
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tipe
A400
A400
A400
A300
A300
A300
A300

Ukuran
14 Meter
9 Up
9 Bp
10 Bp
8 Bp
9 Bp
9 Up

Sedangkan untuk material besi yang digunakan yaitu Besi Ulir Deli yang
juga dicetak dari pabrik yaitu Pabrik Besi Ulir di Deli yang standar nya adalah
SNI. Ukuran yang digunakan dalam proyek pembangunan Grand Central Hotel ini
adalah ukuran diameter 8, 10, 13, 16, 19, dan 25 mm.
4.3

Peralatan

26

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Pada pengerjaan Pembangunan Hotel Grand Central, pekerjaan yang akan


dilakukan umumnya dalam volume besar. Jika hanya menggunakan tenaga
manusia akan memakan waktu yang sangat lama sehingga terjadi peningkatan
biaya dan keterlambatan pekerjaan sehingga effisiensi kerja tidak tercapai. Selain
itu banyak pekerjaan lain yang sulit dilakukan oleh manusia. Karena alasan itulah
penggunaan peralatan akan sangat membantu pekerjaan sehingga menjadi lebih
mudah dan cepat.
Pemakaian peralatan sangat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek
sehingga dibutuhkanlah suatu managemen peralatan yang baik untuk membantu
kelancaran proyek. Manajemen peralatan tersebut antara lain meliputi pemilihan
jenis peralatan, penentuan jumlah peralatan yang digunakan serta cara
pemeliharaannya. Disamping hal tersebut, sangat diperlukan faktor keterampilan
dari operator dalam menjalankan alat tersebut.
Adapun Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Hotel Grand Central dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3.

Peralatan Yang Ditemui Dilapangan (Hasil Survey Di Lokasi)

No

Jenis Peralatan

Dongkrak Hidraulis (Hydraulic


Pile System Driver)
Eksavator
Bar bending
Bar cutting
Mesin Las
Grinda
Ginset
Molen
Cangkul
Scope
Linggis
Palu
Gergaji
Compressor
Stamper

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jumlah
(unit)
1
1
1
1
2
2
1
2
10
5
5
10
5
1
1

Tipe/Merk

Kapasitas

27

Laporan Kerja Praktek Lapangan

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Pompa Summersiwel
Pompa Engine
Dumtruck
Vibroroller
Cirle Saw
Cutting Well
Bor
Theodolit
Waterpass
Bak Ukur
Tripod

5
2
4
1
1
1
1
1
1
1
2

2 ,3 dan 8
inc
8 ton
-

4.3.1 Dongkrak Hidraulis


Dongkrak Hidraulis adalah alat yang digunakan untuk melakukan sistem
pemancanagan dengan jack in pile system. Dongkrak Hidraulis ini diberi beban
counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak
langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang setiap
mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui.

28

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Gambar 4.3.1 Dongkrak Hidraulis (Hydraulic Pile System Driver)


4.3.2 Eksavator
Eksavator adalah sebuah mesin konstruksi besar didesain untuk menggali
dan memindahkan bahan seperti tanah, batu bara, pasir, batu dan lain lain. Jenis
eskavator yang digunakan dalam proyek pembangunan Hotel Grand Central ini
yaitu jenis eksavator yang memiliki sekop di depan/eksavator sekop dimuka.
4.3.3 Bar Bending dan Bar Cutting
Bar Bending adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan
besi sedangkan Bar Cutting adalah alat yang digunakan untuk memotong besi
tulangan.

(a)

(b)

Gambar 4.3.3 (a) Bar Bending (b) Bar Cutting


4.3.4 Ginset
Generator berfungsi untuk menyediakan listrik bagi keperluan alat bor
maupun alat-alat lain yang membutuhkan tenaga listrik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

29

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Gambar 4.3.4 Genset

4.3.5 Dump Truck


Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut tanah pada
pekerjaan cut and fill, atau sebagai pengangkut agregat dari quarry ke lokasi
proyek ataupun sebagai alat angkut bahan lain dan juga peralatan yang digunakan
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kapasitas bucket bervariasi
antara 320 ton. Pada pengerjaan Pembangunan Hotel Grand Central, dump truck
yang digunakan sebanyak 1 unit dan lebih banyak digunakan sebagai alat
penganggut lumpur hasil pengeboran untuk pondasi. Untuk lebih jelas dapat
dilihat Gambar 4.5 dibawah ini.

30

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Gambar 4.3.5. Dump Truck

4.3.6 Theodolit
Theodolit digunakan untuk menentukan titiktitik acuan pekerjaan dan
mengontrol pergeseran titiktitik tersebut pada ketinggian tertentu. Penggunaan
alat ini sangat menentukan keberhasilan pengukuran secara teknis.
Pada pelaksanaan proyek Pembangunan Hotel Grand Central, theodolit
digunakan untuk menentukan areal pekerjaan serta untuk menentukan As masing
masing pier, pelurus as pier dan pengukuran jarak antara pier yang akan dibuat
secara optik.

4.3.7

Peralatan Pertukangan
Yang termasuk peralatan pertukangan adalah cangkul, sekop, palu dan

gergaji kayu. Cangkul dan sekop dipakai untuk melakukan galian tanah yang
volume galiannya kecil seperti galian untuk pondasi. Fungsinya yang lain adalah
digunakan dalam pekerjaan penghamparan campuran beton.
4.4.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orangorang yang terlibat langsung dalam

pelaksanaan proyek dilapangan. Suatu pelaksanaan proyek terdiri dari berbagai


bidang. Tenaga kerja bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan dilapangan
sesuai dengan bidangbidang yang dikelola. Karena itu tenaga kerja merupakan
salah satu faktor utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek Pembanguna Hotel Grand Central. PT.
Geotehnik Lestari Utama sebagai main kontraktor memiliki tenaga kerja yang
sebagian besar merupakan tukangtukang yang berasal dari Jawa, Medan serta
juga ada berasal dari kota Pekanbaru. selain tenagatenaga ahli yang merupakan

31

Laporan Kerja Praktek Lapangan

karyawan tetap PT. Geotehnik Lestari Utama untuk tenaga kerja disediakan rumah
sewa sebagai tempat tinggal selama pekerjaan berlangsung.
4.4.1

Macam Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pada proyek Pembangunan

Hotel Grand Central terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:


a

Tenaga Kerja Tetap


Tenaga kerja tetap adalah karyawan PT. Geotehnik Lestari Utama
yang menempati posisi antara lain sebagai Project Manager, Site Manager,
Koordinator Pelaksana, Drafter, Survey, Logistik, Metode, Planning,
Administrasi dan lainlain. Karyawan menerima gaji bulanan dari
perusahaan sesuai status yang dimiliki.

b Tenaga Kerja Harian


Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang digaji berdasarkan
jumlah harian selama bekerja. Tenaga kerja ini bukanlah karyawan dari
PT. Geotehnik Lestari Utama ataupun karyawan dari perusahaan
pemborong, melainkan tenaga kerja yang diambil dan bekerja pada proyek
selama proyek berlangsung. Bila proyek belum selesai dan ternyata tidak
dibutuhkan lagi, maka tenaga kerja ini dapat diberhentikan sebagai tenaga
proyek tanpa kompensasi apapun.
c

Tenaga Kerja Borongan


Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang dikoordinir oleh
mandor sebagai pimpinan proyek kelompok. Tenaga kerja ini terdiri dari
beberapa tenaga kerja yang tidak ditentukan jumlahnya. Pembayaran gaji
berdasarkan volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan dibayar melalui
mandor masingmasing.

4.4.2. Pengelompokan Tenaga Kerja


Disamping ketiga jenis tenaga kerja diatas, pengelompokan tenaga kerja
juga dapat berdasarkan keahlian pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja, yaitu:
a

Tenaga Kerja Ahli

32

Laporan Kerja Praktek Lapangan

Tenaga kerja ini mengelola bidangbidang pekerjaan yang


menuntut keahlian, tanggung jawab, dan berperan dalam memutuskan
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Project
Manager dan Site Manager adalah salah satu contoh jenis pekerjaan yang
dapat digolongkan sebagai tenaga kerja ahli karena menuntut keahlian dan
tanggung jawab besar.
b Tenaga Kerja Menengah
Tenaga kerja menengah harus memiliki pengetahuan yang baik
dalam

pelaksanaan

pekerjaan.

Pekerjaan

sebagai

mandor

dapat

digolongkan dalam jenis ini.


c. Tenaga Pekerja
Tenaga pekerja dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
tidak membutuhkan keahlian khusus dan membutuhkan fisik yang kuat.
Tukang gali, tukang kayu dapat digolongkan kedalam jenis ini.

33

Anda mungkin juga menyukai