LANDAS AN TEORI
2.1
Teori Komunikasi
Sebuah telepon analo g standar memiliki antarmuka sederhan a y ang
hampir semua orang dap at men ggunakanny a. Semua yan g harus dilakukan
adalah men gambil handset, menekan nomor tujuan orang yang in gin dituju.
Dan untuk jelasny a memulai suatu telep on adalah dengan mendengar suara
atau sinyal dial tone. (Anony mous, 2011, Wikip edia)
2.1.2
Sistem Telepon
Sistem Telep on
merup akan
menyediakan komunik asi dua arah ( full-duplex ) antara dua ataupun lebih
unit telep on. Sistem telep on terdiri atas unit telep on, y ang mana terdiri d ari
unit p enerima suara ( Receiver ) dan unit p engirim suara ( transceiver ). Unit
telepon tersebut, bersama den gan unit telep on lainnya yang berdekatan,
tersambung ke suatu stasiun lokal selanjutny a stasiun stasiun lokal tersebut
tersambung ke stasiun utama. Pada stasiun stasiun tersebut terjadi
mekanisme switch ing yang memungk inkan seseoran g untuk meman ggil ( d ial
) p ihak yang d ituju, di mana ak an tejadi p emilihan ( switching ) jalur y ang
akan dilalui sampai den gan tujuan. ( Anonymous, 2011, Wikip edia )
2.1.3
2.2
Telepon analog
Pada awal dibuatnya pesawat telep on dan jaringan telepon memakai
sinyal/encoding analo g. Pad a en coding analog, var iasi suar a (y ang dideteksi
pesawat telep on dari p erubahan gelombang d i udara) d iterjemahkan ke sinyal
listrik sebagai var iasi amplitudo dan var iasi frekuensi.
Pesawat telep on analog disebut juga analog telephon e atau analog
handset. Kebany akan CO masih men erim a siny al analo g seb agai inp ut.
Istilah local loop (tanpa kualifikasi) akan kita tafsirkan sebagai analog local
loop. (Hutabarat, Bernaridho, I. (2008). Evolusi Sistem Komunikasi. p .13)
2.2.2
10
2.2.3
Foreign
2.2.4
Telepon digital
Kemajuan teknolo gi memun culkan telep on digital. Pesawat telep on
11
2.2.5
Digital Interface : T1
Digital Interfa ce T1 adalah standar y ang dip erkenalkan Amerika
Serikat. Interface jenis ini dipakai di Amerika Utara (AS dan Kanada) serta
Jep ang. Pada CO T1, ada 24 voice channels. Hirarki kap asitas dari T1
sampai T3 tercantum p ada tabel 2.1. (Hutabarat, Bernaridho, I. (2008).
Evolusi Sistem Komunikasi. p .15)
Tabel 2.1 Hirarki kapasitas switch dengan awalan T
2.2.6
Nama
Voice channels
T1
1,544 Mbps
24
T2
6,312 Mbps
96
T3
4,4736 Mbps
672
Digital Interface : E1
Pada awalnya Digital Interface T1 adalah satu-satuny a jenis digital
12
2.3
Nama
Voice channels
E1
2,048 Mbps
30
E2
8,448 Mbps
120
E3
3,4368 Mbps
480
Endpoint
Connection line
Trunk
Switch
13
2.3.1
Endpoint
Endpoint adalah p esawat telepon; y ang dap at berupa telep on analog
2.3.2
(Hutabarat, Bernaridho, I.
(2008). Evolusi Sistem Komunikasi. p.10). PBX adalah switch khusus y ang
akan dibah as p ada subbab 2.9.
14
2.3.3
Trunk
Pada
sistem/jarin gan
telep on
y ang
berkabel,
sebuah
trunk
2.3.4
Sebelum
diop erasikan
oleh
15
Interoffice trunk.
2.4
disebut top ologi. Gambar 2.6 menunjukk an tiga top ologi jarin gan telep on.
16
top ologi mesh untuk men ghubun gkan semua CO di dunia ini. Top ologi star ju ga
tidak fleksibel dip akai untuk menata CO dalam skala global. CO-CO seluruh dunia
ditata berdasarkan top ologi tree.
Top ologi mesh dap at diterap kan untuk CO-CO dengan kap asitas y ang tinggi,
dan kapasitas yang sama. Top ologi star diterap kan dalam hubungan antara CO
kap asitas tinggi den gan CO kapasitas yang lebih rendah.
jaringan telep on sebenarnya gabungan antara topologi mesh dan topologi star. Bila
kita memandan g kotak p ada gambar 2.6 (c) sebagai switch berkap asitas tinggi, dan
lin gkaran sebagai switch berkap asitas lebih rendah; m aka kita bisa melihat bahwa
gambar tersebut konsisten dengan penjelasan top ologi.
Ada hal lain y ang terkait dengan topologi dan hirarki switch, yakni
pembagian network atas core network, distribution n etwork, dan access network.
Pembagian ini sering juga disebut sebagai core lay er, distribution lay er, dan access
lay er.
Switch pada core network adalah switch p ada hirark i tertinggi. Topologi
pada core network ini biasany a adalah mesh. Switch p ada distribution network
adalah switch pada hirark i y ang level menen gah (b ila diterapkan p ada hirark i di AS,
mungk in berlaku p ada switch di kantor caban g samp ai kantor p usat). Top ologi untuk
switch pada distribution network/layer ini adalah tree. Terakhir, switch p ada access
network adalah switch p ada hirarki level bawah. Topologi untuk switch p ada access
network/layer ini adalah star. (Hutabarat, Bernaridho, I. (2008). Evo lusi Sistem
Komunikasi. p .18)
17
2.5
Konsep Switching
2.5.1
Circuit-switching
Circuit switching adalah cara switch ing yang dipakai sejak CO
pertama dibuat, dan tetap dipakai oleh banyak CO samp ai sekaran g. Satu
sifat p enting dari circuit switch ing adalah kebutuhan untuk meny iap kan
lintasan end-to-end sebelum data d apat dikirim. Ada selang waktu antara
pemutaran nomor dengan mulai berder in gny a telep on di ujung lain. Selang
waktu ini dip akai oleh sistem telep on untuk mencari dan memban gun path.
(Hutabarat, Bernaridho, I. (2008). Evolusi Sistem Komunikasi. p .19). Lihat
gambar 2.7.
18
2.5.2
Packet switching
Jaringan data memakai teknik packet switching.
Pada packet
Sebagai
konsekuensi, setiap p aket harus membawa alamat tujuan agar dapat tiba di
alamat y ang diin ginkan. Gambar 2.8 men ggamb arkan p rinsip packet
switching.( Hutabarat, Bernaridho, I. (2008). Evolusi Sistem Komunikasi.
p.21).
2.6
Multiplexing
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi
melalui satu saluran. Tujuan utam any a adalah untuk mengh emat jumlah salur an fisik
19
misalny a kabel, p emancar dan p enerima, atau k abel optik. Teknik multiplexing ini
pada umumnya digunakan p ada jaringan transmisi jar ak jauh, baik y ang
menggunakan kabel maupun y ang men ggunakan media udar a. Salah satu contoh
perkembangan dari teknolo gi multiplexing adalah Time Division Multiplexing
(TDM). Time Division Multiplexing (TDM ) adalah multiplexing den gan cara tiap
pelanggan menggun akan saluran secara bergantian. Tiap p elanggan diberi jatah
waktu (time slot) tertentu sedemikian rup a sehin gga semua informasi p ercakap an
bisa dikirim m elalui satu saluran secara b ersama-sama tanp a disadari oleh pelanggan
bahwa merek a sebernarnya ber gantian men ggunak an saluran. (Anonymous, 2011,
Wikip edia)
2.7
20
penggunaan switch, d imana tiap pengguna telep on hanya membutuhkan satu kabel
yang terhubung secar a terp usat ke kantor switch. Pada awalnya, seorang op erator
telepon berperan sebagai switch. Op erator ini bertanya kep ada pemanggil mengenai
lokasi panggilan y an g dituju kemudian secara manual men ghubun gkan k edua jalur
suara. Sistem telep on terus berkembang dan hin gga saat ini, switch dengan operator
manusia telah diganti dengan switch elektronik maupun softswitch. (Hutabarat,
Bernaridho, I. (2008). Public Switched Telep hone Network. p.22)
2.8
Indonesia, lay anan telepon digital untuk wired voice network y ang mudah didapat di
kota-kota besar adalah lay anan y ang memakai teknologi ISDN.
Lay anan telep on digital dari telecom carrier m ensyaratkan PBX pelanggan
dap at menerima siny al digital sebagai input dari telecom carrier. Keb any akan PBX
saat ini m amp u melakuk annya. Sinyal digital dari telecom carrier ke PBX tidak
mensy aratkan bahwa endpoint juga bersifat digital. Sk enario terbaik tentu saja
adalah
2.9
dalam suatu jarin gan lokal dengan jarin gan telepon umum. Fungsi utama dari PBX
adalah untuk mengatur p anggilan y ang datang ke exten tion atau caban g tertentu
21
y ang dituju dalam jar ingan lokal tersebut, dan untuk memb agi
saluran telepon diantara semua exten tion. Extention adalah sebuah nama atau nomor
yang merepresentasikan user dari p bx ini. Saat ini, telah banyak fitur fitur lain
yang dimiliki p bx, antara lain sep erti automated greetings untuk p emanggil, koneksi
ke voice mail, automatic ca ll d istribution ( ACD ) dan telekonfrensi. Salah satu
keuntungan utama dar i PBX adalah menguran gi local loops yang diperlukan dari
central office switch PSTN. Keuntungan lain dari m emiliki PBX sendiri adalah
control sep erti setup. Misalny a jika ingin menambah user baru, mengubah fitur, atau
memindahkan user ke lokasi baru, maka tidak perlu men ghubun gi carrier PSTN.
Namun sistem PBX menambah lev el kompleksitas y ang lain karena harus
melakukan konfigurasi dan maintain call routing p ada PBX. (Hutabarat, Bernaridho,
I. (2008). Private Branch Exchan ge. p .24)
2.10
percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjad i kode
digital dan dialirk an melalui jarin gan yang men gir imkan p aket-p aket data, dan
bukan lewat sirkuit analo g telep on biasa Teknik dasar Voice over Internet Protocol
atau y ang biasa d ikenal dengan sebutan VOIP adalah teknologi yang memungkinkan
kemampuan melakukan p ercakap an telepon dengan menggunakan jalur komunikasi
data p ada suatu jaringan (networking). Sehin gga teknologi ini memungkinkan
komunikasi suara menggun akan jarin gan berbasis IP (internet protocol) untuk
dijalankan diatas infr astruktur jaringan pa cket network. Jarin gan y ang digunakan
bisa berup a internet atau intranet. Teknologi in i bek erja den gan jalan merubah suara
22
menjad i format digital tertentu y ang dap at dikirimkan melalu i jarin gan IP. (
Anony mous, 2011, Wikip edia).
2.11 IP Telephony
IP Telephony adalah suatu teknologi yang m en ggunakan IP packet switched
connection untuk saling bertukar vo ice, fax d an bentuk lain dari informasi y ang
secara tradisional dibawa oleh dedicated circuit switched conn ection dari P STN.
VOIP dan IP Telephon y serin g d ian ggap sama, p adahal VOIP dan IP
Telephony adalah dua hal y ang berbed a. VOIP secara sudut p andang lebih p ada
teknologi untuk berkomunikasi dengan suar a lewat internet, sementara IP Telephony
lebih p ada infr astruktur dan lay anan (service) jaringan komputer (IP) untuk
komunikasi digital yang antara lain memun gkinkan aplikasi suara (VOIP).
(Froehlich, Andrew. (2010). CCNA Voice Study Guide)
2.11.1 Komponen Dasar Ip Telephony
Tabel 2.3 di bawah ini memp erlihatkan komponen dari IP Telephony
yang dibandin gkan dengan ko mp onen dari telep on analo g (subbab 2.2.1).
Tabel 2.3 Komp onen IP Telephony dan Telp on analog
IP Telephony
Telepon analog
Endpoint
Connection line
Local loop
Trunk
Trunk
Switch
23
mendasar ini
Gambar 2.9 Paketisasi data pada endpoint : ciri utama IP Telep hony
IP Phone software (Softphone) pada IP Telep hony berbeda
dengan software-software Instant messagin g gener asi awal (sep erti
Yahoo Messenger, Microsoft Messenger, dan ICQ). Generasi awal
software-software tersebut memakai proprietary protoco l sehin gga
antar p emakai software yang berbeda tidak d ap at berkomunikasi.
Sekar ang
antar
p emakai
software-software
tersebut
dapat
24
Pemak ai-
media antara jarin gan VOIP dan non-VOIP sep erti PSTN. Perangkat
ini juga meny ediakan koneksi fisik untuk p erangkat suara tradisional
baik itu analo g ataup un digital seperti mesin fax, PBX dan lain-lain.
Sebuah p eran gkat VOIP Gateway memakai analog interfa ce
dan/atau digital interface untuk men ghubun gkan IP Telephony
Network p emakai (p ada suatu site) ke CO PSTN. VOIP Gateway
memiliki port FXO, dan secara op sional memiliki port-port FXS
untuk jumlah terbatas dar i telepon tradisional Non-IP (telep on analog
dan telepon digital).
25
26
27
28
29
30
31
clustering over the W ide Area Network dalam hal kapasitas server
(CUCM) y ang dap at digunak an.
Jika p ada model penyeberan clustering over the Wid e Area
Network memiliki jumlah maksimal 6 server, model p eny ebaran
multisite with distributed call processing tidak memiliki jum lah
maksimal server y ang dapat digunakan. Model penyebaran ini cocok
untuk perusahaan y ang mem ilik i kary awan y ang sama bany aknya
antara kantor p usat dan kantor cabang.
Gambar 2.15 ad alah contoh dari model Multisite w ith
distributed ca ll processing.
32
33
2.12 Codec
Codec adalah kep endekan dari compression/decompression, mengubah signal audio
dan dimap atkan ke bentuk data digital untuk ditransmisikan k emudian dikembalikan
lagi k ebentuk signal audio sep erti data yang d ikirim. Codec berfun gsi untuk
penghematan bandwidth di jarin gan. Codec melakukan p engub ahan dengan cara
Sampling signal audio sebanyak 1000 k ali per detik. Sebagai contoh G.711 cod ec
mengamb il sample signal audio 64.000 kali p er detik. Kemudian merubahnya ke
bentuk data digital dan di mapatkan kemudian ditransmisikan. Codec d en gan
bandwidth terboros adalah G.711, menghab iskan bandwidth sek itar 87 kbps.
Sebalikny a, codec y ang p alin g hemat dan umum digunak an adalah G.723.1,
menghabiskan bandwidth sekitar 22 kbp s. Codec lain y ang umum digunak an karena
suarany a y ang lebih jernih dari p ada G.723.1, tetap i bandwidth-ny a jauh lebih kecil
dibanding G.711 adalah G.729. Codec in i m en ghabiskan bandwidth sekitar 24 kbps.
Adapun y ang codec lain y ang umum dan gr atis adalah GSM dan iLBC y ang
menghabiskan bandwidth sekitar 29 31 kbps. (Froehlich, Andrew. (2010). CCNA
Voice Study Guide)