Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. M (3 TAHUN)


DENGAN NON HODGKIN LYMPHOMA MALIGNA
DI RUANG KENANGA LANTAI 1: PENYAKIT DALAM
ANAK
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

TRI NUR JAYANTI


220112140036
PROGRAM PROFESI NERS
KEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXVIII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015

PENGKAJIAN
Identitas Klien

Nama : An. M
Umur: 3 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
DM : Non Hodgkin Lymphoma Maligna
Tgl Masuk RS : 02 Januari 2015, 17:04
Tgl Pengkajian : 18 Januari 2015, 13:00
Nama Ayah : Tn. A
Pekerjaan : Supir
Alamat : Bandung

Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri


Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengeluh nyeri pada benjolan di leher


kirinya dan perut. Nyeri meningkat saat
digunakan untuk bergerak dan berkurang
saat didiamkan. Nyeri tidak menyebar,
tampak berada diskala 5 (0-10), dan terasa
terus-menerus. Klien diam saat ditanya
karakteristik nyerinya.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Prenatal: Selama kehamilan klien, ibu klien


tidak mengalami infeksi, radiasi, trauma,
tidak merokok, konsumsi alkohol, maupun
obat-obatan. Ia selalu memeriksakan
kehamilannya setiap bulan ke bidan,
kebutuhan nutrisi selama kehamilan
terpenuhi, mendapatkan vitamin tambahan.
Natal: Klien dilahirkan cukup bulan di RS
Immanuel, pervaginam menggunakan alat
ekstraksi vakum dengan BBL 3600 gram.
Postnatal: Klien mendapat ASI sampai usia
20 bulan, mendapat MPASI sejak usia 7
bulan. Imunisasi lengkap.

Riwayat Masa Lalu

Pada bulan November, klien mengeluh nyeri pada perutnya


dan dibawa ke RS Immanuel kemudian dilakukan operasi
a/i usus buntu. 1 bulan kemudian keluhan nyeri perut
kembali terasa. Keluhan disertai dengan nyeri tungkai dan
timbul benjolan dileher yang dirasakan semakin banyak
dan membesar. Keluhan juga disertai dengan pucat yang
semakin lama dirasakan semakin pucat.
Karena keluhan tersebut klien dibawa ke RS Immanuel.
Klien dikatakan menderita keganasan kelenjar limfe dan
disarankan untuk dilakukan kemoterapi, sehingga klien
dirujuk ke RSHS.
Riwayat Keluarga

Orang tua klien mengatakan bahwa dalam keluarga


mereka tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti klien maupun penyakit keganasan lainnya.

Kebutuhan Dasar
ADL

Sebelum MRS

Setelah MRS

Makan

Makan nasi tidak menentu,


klien lebih banyak makan mie
instan, gorengan, dan jajanan.

Klien menghabiskan
makan porsi dari
jatahnya setiap kali
makan.

Minum

1500 ml/hari, air putih dan teh


manis

1000 ml/hari, air putih dan


teh manis

BAB

BAB 1 hari sekali, warna


kuning, konsistensi lunak

BAB 1 hari sekali, warna


kuning, konsistensi lunak,
tidak ada keluhan.

BAK

BAK 4-5x/hari, warna kuning


jernih.

Istirahat

Tidur siang 2 jam.


Tidur malam 20.00-05.30.
Klien bermain di rumah dan di
lingkungan rumahnya.

BAK 1000 cc/hari, warna


kuning jernih, tidak ada
keluhan.
Tidur siang 2 jam.
Tidur malam 21.00-05.00.
Klien terbaring di tempat
tidur dan melakukan
beberapa aktivitas di atas
tempat tidur.

Aktivitas

Personal

Mandi 2x/hari, sikat gigi

Mandi (dilap) 2x/hari dan

Pemeriksaan Fisik

KU : Sakit sedang
Kesadaran : CM, GCS 15
TTV : TD 100/70 mmHg, T 370C, RR 26 x/mnt, HR 100 x/mnt
Antopometri: BB 11 kg (saat pengkajian), 17 kg (biasanya).
TB 90 cm
Kepala : Bentuk bulat simetris; rambut tampak bersih,
pendek, berwarna hitam, dan sedikit rontok; lesi (-); tandatanda trauma (-); gerakan kepala fleksi, ekstensi, kiri, kanan,
dan rotasi tidak ada masalah.
Wajah : Bentuk simetris, bengkak (-), sianosis (-).
Mata: Simetris, pupil bulat isokor diamter 3 mm, refleks pupil
terhadap cahaya (+), gerakan bola mata normal, fungsi
penglihatan baik. Konjungtiva anemis (-), sklera anikterik.
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), massa (-), sekret (-),
pernapasan cuping hidung (-), pemakaian alat bantu oksigen
(+) dengan nasal kanule 1 liter/menit.

Telinga: Bentuk dan posisi normal, keluaran cairan


(-), fungsi pendengaran baik
Mulut dan Kerongkongan: Mukosa bibir lembab,
sianosis (-), lidah tampak bersih dan berwarna
merah muda, kemampuan mengunyah (+), menelan
(+)
Leher: Deviasi trakea (-), peningkatan JVP (-);
pembesaran kelenjar getah bening (+) ukuran 2-3
cm, jumlah multiple, lokasi submandibula,
konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), batas tegas.
Dada: Bentuk dan gerak dada simetris, frekuensi
nafas 26 x/menit, irama reguler, penggunaan otototot pernafasan (-), perkusi sonor diseluruh lapang
paru, auskultasi vesikuler, suara nafas tambahan
(ronchi, wheezing, rales) tidak ada. Auskultasi
jantung S1 S2 reguler, mur-mur dan gallop (-).
Abdomen: Tampak cembung, teraba keras, stoma

Anus dan Genetalia: Alat kelamin laki-laki,


scrotum normal, orifisium (+), hipospadia (-),
atresia (-), perianal rush (-).
Ekstremitas: Deformitas (-), fraktur (-),
edema (-), CRT < 2 detik, parestesia (-),
kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, kekuatan
otot ekstremitas bawah 5/5.
Kulit: Tampak terdapat bentol-bentol kecil
merah di perut dan punggung klien yang
dikeluhkan gatal oleh klien, turgor normal,
luka (-). Skor skin and bradden scale: 21
(resiko rendah decubitus).
Neurologi: Kesadaran compos mentis,
orientasi baik, memori jangka panjang dan
pendek baik. Penglihatan buram (-), telinga

Pemeriksaan Penunjang

Lab 16/01/2015: Hb 10,5; Ht 32; Eritrosit 3,90;


Trombosit 138.000; Limfosit 30, Natrium 132.
Lab 15/01/2015: LDH 1485, Na 131
Lab 13/01/2015: Kesan: Sediaan BM hiposeluler
dengan kecurigaan sel metastase (non
hematopoetik) tetapi kemungkinan BM tercampur
belum dapat disingkirkan.
Informasi Tambahan

Telah dilakukan intratekal pada tanggal


09/01/2015
Telah dilakukan BM pada tanggal 13/01/2015
Prednison 3-2-1 PO
Cetrizin 10 mg 2x1 PO

ANALISA DATA
Data

Etilogi

Masalah Kep

DS: Klien mengeluh


nyeri pada benjolan
di leher kirinya dan
perut, meningkat saat
digunakan bergerak
dan berkurang saat
didiamkan. Nyeri
tidak menyebar,
berada diskala 5 (010), terasa terusmenerus.
DO: teraba benjolan
dileher yang berbatas
tegas.

Etiologi mutasi gen


limfosit bertransformasi
menjadi bentuk aktif
proliferasi patologis
limfoma maligna sel
membesar benjolan
merusak / menekan organ
tubuh yang terkena
menekan ujung-ujung syaraf
bebas stimulus nyeri ke
thalamus diteruskan ke
korteks serebri persepsi
nyeri

Nyeri akut

DS: Ibu klien


mengatakan klien
hanya makan porsi
dari biasanya.
DO: BB 11 kg saat

Keganasan proliferasi
terkontrol
hipermetabolisme,
menghasilkan kaheksia,
dilakukan kemoterapi

Resiko
ketidakseimb
angan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan

pertumbuhan sel patologis ditandai dengan


klien mengeluh nyeri dan teraba benjolan
di leher.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi inadekuat ditandai dengan
BB 11 kg, TB 90 cm, klien makan porsi
dari biasanya.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx 1: Nyeri akut

Tujuan: Klien tidak mengalami nyeri dengan KH: Mampu menggunakan


teknik manajemen nyeri, Skala nyeri berkurang menjadi 3 (0-10),
Menyatakan rasa nyaman, tampak tenang /rileks, TTV dbn, Tidak
mengalami gangguan tidur
Intervensi:
1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.


2.Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
3.Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, seperti suhu

ruangan, pencahayaan, dan kebisingan.


4.Ajarkan teknik manajemen nyeri: relaksasi, distraksi.
5.Bantu klien untuk meningkatkan istirahat dengan posisi yang nyaman.
6.Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama

nyeri akan berkurang, dan antisipasi menghadapi ketidaknyamanan.


7.Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian tindakan keperawatan.
8.Evaluasi nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kolaborasi:
9.Berikan analgetik jika diindikasikan.

Dx 2: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


teratasi dengan KH: Mampu meningkatkan intake nutrisi secara
adekuat, Tidak mengalami penurunan BB/ BB meningkat.
Intervensi:
1. Kaji riwayat nutrisi dan makanan yang disukai klien.
2. Monitor adanya anoreksia, mual, dan muntah.
3. Monitor intake nutrisi, anjurkan makan sedikit demi sedikit
namun sering.
4. Anjurkan untuk menjaga hyginitas oral dengan melakukan sikat
sigi.
5. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan.
6. Informasikan pada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi.
7. Kolaborasikan dengan tim gizi untuk menentukan nutrisi klien
sesuai dengan kebutuhan.
8. Monitor adanya penurunan BB.

Anda mungkin juga menyukai