NAMA
NIM
: H31112012
KELOMPOK
: 4 (EMPAT)
FAK/GOL
: MIPA / H5
ASISTEN
: ZULFIANA
BAB I
PENDAHULUAN
tidaklah mengherankan bahwa di antaranya telah memiliki nama umum ( Hart, dkk.,
2003).S
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
1. Mengetahui beberapa sifat asam karboksilat
2. Mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol.
1.2.2
Tujuan Percobaan
1.
Untuk mengetahui reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2
2.
3.
dengan CaCl2, dan juga sifat asam karboksilat ( HCOOH dan CH 3COOH ) dapat
diketahui dengan mereaksikannya dengan basa ( NaOH ) melalui pemanasan.
Turunan dari asam karboksilat dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi dengan
mereaksikannya dengan alkohol dan ditandai dengan bau yang harum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
COOH
Cl
asam 4-klorobenzena-karboksilat
COOH
H3C
asam 2-metilbenzena-karboksilat
COOH
asam 2-naftaena-karboksilat
Sifat fisis asam yaitu beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat
berwujud cairan tak berwarna dengan bau tajam atau tidak enak. Asam asetat, yang
menyusun sekitar 4 sampai 5% cuka, member cirri baud an cita rasanya. Asam butirat
menyebabkan bau tengik pada mentega, dan asam kambing (kaproat, kaprilat, dan
kaprat ( Hart, dkk., 2003).
Asam karboksilat tergolong polar sama halnya dengan alcohol, aasam
karboksilat membentuk ikatan hydrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain,
jadi asam karboksilat memiliki titik didih tinggi untuk bobot molekulnya, bahkan lebih
tinggi dibandingkan alcohol padanannya misalnya, asam asetat dan propil alkoho, yang
sama bobot rumusnya, masing-masing mendidih pada 1180 C dan 970 C. Asam
karboksilat membentuk dimer, dengan dua satuan yang terhubung rapi oleh dua ikatan
hydrogen. Ikatan hydrogen juga menjelaskan kelarutan asam karboksilat berbobot
molekul rendah di dalam air (Hart, dkk., 2003).
Reduksi asam karboksilat termasuk asam palmitat cenderung sulit dan
membutuhkan reduktor yang sangat kuat, salah satunya boran yang dapat diperoleh
sistem NaBH4/ BF3.Et2O sehingga dapat mereduksi asam palmitat menjadi setil
alkohol, suatu fatty alcohol. Fatty alcohol dengan lebih dari 17 telah dilaporkan
memiliki aktivitas antibakteri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mereduksi
asam palmitat menjadi setil alkohol dengan menggunakan sistem NaBH4/BF3.Et2O
serta mengetahui aktivitas antibakteri yang mungkin dimiliki setil alkohol dari produk
reduksi terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dengan metode difusi kertas
cakram. Hasil penelitian diperoleh padatan berwarna putih dengan rendemen sebesar
77,51 % dan titik leleh 50 C. Data spektrum FT-IR terlihat bahwa asam palmitat telah
tereduksi menjadi setil alkohol, meskipun belum sempurna. Berdasarkan hasil uji
antibakteri senyawa produk reduksi dapat berperan sebagai antibakteri. Berdasarkan
analisa sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan, aktifitas antibakteri paling efektif
pada bakteri S. aureus dibanding dengan E. Coli, sedangkan perlakuan konsentrasi tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata (Nufailah, 2010).
The common laboratory methods for the synthesis of carboxylic acids are
oxidation,
oxidation
reduction
reaction,
carbonation
or
organometallics,
condensation reactions, and hydrolysiss reactions. Oxidation reaction are useful for the
coversion of aliphatic side chains of aromatic compounds, primary alcohol, aldehydes,
ketones, olefins, and a combination of one or more of the latter groups to a carboxylic
acid (Sandler, 1968).
Metode laboratorium umum untuk sintesis asam karboksilat, yaitu oksidasi,
oksidasi - reduksi, karbonasi, reaksi kondensasi, dan reaksi hidrolisis. Reaksi oksidasi
berguna untuk konversi dari rantai samping alifatik senyawa aromatik, alkohol primer,
aldehid, keton, olefin, dan kombinasi dari satu atau lebih dari kelompok kedua untuk
asam karboksilat (Sandler, 1968).
The characteristic reaction of the carboxylic acids are due to the presence of the
carboxyl functions group. Structurally the group is a composite of a carbonyl group and
a hydroxyl group, a fact more clearly shown when its structure COOH (Lee,1962).
Reaksi karakteristik dari asam karboksilat yaitu karena adanya kelompok fungsi
karboksil. Struktural kelompok asam karboksilat adalah gabungan dari gugus karbonil
dan gugus hidroksil, fakta yang lebih jelas terlihat ketika struktur COOH nya
(Lee, 1962).
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling
penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat
glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial
tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7C, titik didih 80C), dengan bau
pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur
tinggi, larut dalam air dan tidak berbau
dengan
alkohol.
Secara
umum
reaksinya
adalah:
Asam karboksilat secara praktek dapat digunakan sebagai zat anti kusut untuk
tekstil, hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif bila menggunakan resin
untuk tujuan yang sama. Dari beberapa jenis karboksilat yang ada, BTCA mempunyai
efek yang baik terhadap peningkatan CRA kain dibandingkan dengan asam citrat. Untuk
menaikan pengaruh asam citrat terhadap CRA kain, maka sebagian asam citrat
digantikan dengan BTCA dengan perbandingan BTCA : asam citrat = 1:1. Keuntungan
penggunaan asam citrat adalah harganya cukup murah dibandingkan dengan harga
BTCA (Sudirman, 2007).
Efek struktur pada keasaman
BAB III
METODE PERCOBAAN
masing
Dipanaskan kembali kemudian didiamkan. Fasa diambil dan dideteksi dengan CaCl 2 5
M, lalu catat perubahan yang terjadi.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan HCOOH 1M dan
tabung kedua diisi dengan CH3COOH 1 M masing masing 3 ml, selanjutnya
ditambahkan NaOH dengan jumlah yang sama, kedua tabung dipanaskan hingga semua
airnya menguap. Didinginkan dan selanjutnya dikerjakan sama dengan A yang di atas
Dimasukkan 1 ml etanol dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml asam asetat
glasial dan 1 ml H2SO4 pekat, dipanaskan selama kurang lebih 5 menit didinginkan
kemudian dituang ke dalam gelas piala yang berisi air dingin 50 ml, lalu diaduk
kemudian dicium baunya dan dicatat. diulangi percobaan 1 sampai 5 dengan etanol
diganti dengan amyl alkohol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HCOONa
CH3COONa
Bening
Bening
+ air
+ CaCl2
Bening
Benig
Bereaksi
Bereaksi
Zat
HCOONa ( x )
CH3COONa ( y )
Zat
Etanol
Amyl Alkohol
4.2 Reaksi
1.
Bening
Bening
+ CaCl2
Bening keruh
Benig keruh
bereaksi
bereaksi
bereaksi
Hasil esterifikasi
Aroma Balon, larut bening 1 fase
Aroma buah
bening 2 fase
HCOONa
HCOO - + Na +
HCOO - + Na + + H2O
2 HCOOH + CaCl2
CH3COONa
+ air
HCOOH + NaOH
Ca(OH)2
+ 2 HCOOCl
CH3COO - + Na+
CH3COOH + NaOH
2 CH3COOH + CaCl2
Ca(OH)2
+ 2 CH3COOCl
2.
HCOOH + NaOH
HCOONa + H2O
HCOO - + Na +
HCOONa
HCOO - + Na + + H2O
2 HCOOH + CaCl2
Ca(OH)2
CH3COOH + NaOH
CH3COONa + H2O
+ 2 HCOOCl
CH3COO - + Na+
CH3COONa
3.
HCOOH + NaOH
CH3COOH + NaOH
2 CH3COOH + CaCl2
Ca(OH)2
C2 H 5 OH + H 3 C
OH
H+
H3 C
O
CH 3 ( CH 2 ) 4 OH
+ 2 CH3COOCl
OC2 H 5 + H 2 O
H 3 C C OH
O
H+
H 3 C C OCH 3 (CH 2 ) 4 + H 2 O
O
4.3 Pembahasan
Untuk menegetahui sifat garam dari asam karboksilat dilakukan percobaan A
dimana menggunakan natrium formiat dan natrium asetat yang dipanaskan terlebih
dahulu kemudian ditambahkan 5ml air lalu dipanaskan lagi agar terbentuk 2 fasa, yang
kemudian fasa atas diambil dan dideteksi dengan CaCl2, guna dari CaCl2 disini adalah
sebagai zat pengering atau untuk mengetahui ada tidaknya air pada fasa yang diambil,
sebelum pemanasan natrium format dan natrium asetat berwarna bening setelah
ditambah air masih tetap bening dan ditambah CaCl4 keduanya menjadi keruh dan
terbentuk 2 fasa, pada percobaan ini juga terbentuk endapan Ca(OH)2.
Pada percobaan B dilakukan untuk mengetahui sifat asam karboksilat terhadap
basa dan berdasarkan percobaan, ternyata akan menghasilkan garam dan itu sudah
sesuai dengan teori garam yang terbentuk dapat dipisahkan dengan airnya melalui
pemanasan, hasil perubahan yang diperoleh yaitu sama dengan percobaan A
Pada percoabaan C dilakukan untuk mrngetahui reaksi esterifikasi asam
karboksilat dengan alkohol ( etanol dan amyl alkohol ), hasil yang diperoleh antara
etanol setelah ditambah asam asetat glasial dan katalis ( H2SO4 ) perubahan bau menjadi
seperti bau balon dan itu sudah sesuai dengan teori yang ada, kemudian antara amyl
alkohol dengan asam asetat glasial dan katalis ( H2SO4 ) menghasilkan bau pisang itu
juga sudah seuai dengan teori
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Asam karboksilat dapat dinetralkan oleh basa membentuk garam. Garam yang
terbentuk dapat dipisahkan dengan menguapkan airnya
Asam karboksilat dapat menghasilkan asil halida dan Ca(OH) 2 melalui penambahan
CaCl2 5 M
3.
Reaksi antara asam karboksilat dan alkohol akan menghasilkan senyawa ester,
reaksi ini disebut reaksi esterifikasi.
5.2 Saran
Untuk asisten tetaplah seperti yang sekarang dalam memberi respon dan
memberi penjelasan kepada praktikannya.
Untuk laboratorium seperti yang dulu dulu, mohon alat dan bahan lebih
memadai
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R., J. dan Fessenden, J., S., 1982, Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Hammond, G., S., Hendrickson, J., B. dan Pine, S., H., Cram, D., J., 1988, kimia
organik 1, Terbitan keempat, ITB, Bandung.
Hart, H., 1987, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Matta, M., S. dan Wilbraham, M., S., 1992, Kimia Organik dan hayati, ITB,
Bandung.
LEMBAR PENGESAHAN
\
Makassar, 12 April 2013
Asisten
Praktikan
( zulfiani)
( Muh. Mulyadi Nahrun )
Lampiran
Bagan Kerja
Prosedur A
Natrium
format
Natrium
asetat
Hasil
Percobaan B
HCOOH
1M
CH3COOH
1M
Hasil
meguap
Prosedur C
Etanol 1ml
Hasil