Anda di halaman 1dari 18

Review Article

Joseph S. Cervia, Barry Wenz, and Girolamo


A. Ortolano
Pembimbing:
dr. Erica Simanjuntak, Sp.An
Co-Assistant :
Duma Lamriris Panjaitan
(0961050002)

Abstrak
Meskipun banyak kemajuan dalam skrining darah
pendonor terhadap risiko penularan infeksi virus, bakteri,
dan protozoa, munculnya penyakit baru juga masih sulit
dicegah. Pendekatan pengurangan leukosit (LR) yaitu
mengambil leukosit dari darah pendonor dengan filtrasi.
Bukti yang diterbitkan, meningkatkan manfaat LR dalam
mengurangi risiko reaksi demam nonhemolitik, transmisi
sitomegalovirus, dan alloimunisasi antigen leukosit
menyebabkan penggunaannya untuk perawatan pasien
dengan imunosupresi dan yang dianggap risiko tinggi
komplikasi.
Literatur terbaru menunjukkan LR efektif dalam
mengurangi risiko penularan sejumlah agen infeksi melalui
transfusi, termasuk virus herpes, retrovirus, bakteri,
protozoa, dan prion. Ada juga bukti, LR dapat mengurangi
risiko imunomodulasi terkait transfusi, memberi kontribusi
perlindungan akan infeksi yang mempersulit pengobatan.
Dengan bukti manfaat yang meningkat, sejumlah negara
dan RS serta pusat darah di AS, mengadopsi kebijakan LR
terhadap semua darah yang didonor. Dokter yang merawat
pasien imunosupresi dan institusi praktik pengendalian

Pendahuluan
Pembersihan leukosit dari darah donor
(Leukocyte
Reduction)
memberikan
pendekatan tambahan dalam mengurangi
risiko infeksi virus hepatitis B dan C serta
HIV.
Pedoman federal menetapkan produk akhir
(komponen darah) pada LR berisi <5x106
leukosit, dilakukan dengan penyaringan
darah utuh (whole blood), sel darah merah
(red blood cell), dan / atau konsentrat
trombosit. LR menghilangkan >99,9%
leukosit dalam 1 U darah dalam 30 menit,
dengan kehilangan 10% volume darah.
Hampir 80% darah donor di Amerika Serikat
sudah mengalami LR

Pendahuluan
Manfaat LR :
o mengurangi
risiko
demam,
reaksi
nonhemolitik,
transmisi
sitomegalovirus
(CMV),
dan
aloimunisasi
HLA,
yang
menyebabkan perlawanan platelet
o efektif dalam mengurangi risiko beberapa
penularan infeksi lewat transfusi tambahan,
termasuk infeksi karena virus herpes
(misalnya, Epstein Barr Virus [EBV] dan
human herpesvirus-8 [HHV-8]), retrovirus
(misalnya, human T cell lymphotropic virus
type 1 [HTLV-1] dan HIV), bakteri (misalnya,
Yersinia enterocolitica), protozoa (misalnya,
spesies Leishmania dan Trypanosoma cruzi),
dan prion menular.
o mengurangi risiko imunomodulasi terkait
transfusi (TRIM), yang dapat mempengaruhi
resipien akan infeksi pasca operasi. Bukti
akan manfaat LR telah menyebabkan banyak

LR pada Pencegahan
Penularan Infeksi Virus via
Transfusi
1.Cytomegalovirus (CMV)
o Populasi infeksi CMV laten 40 100 % (ditentukan
faktor geografis & sosial ekonomi)
o Faktor resiko :
ibu hamil dan bayi baru lahir
esipien transplantasi sumsum tulang dari cangkok
negatif CMV,
individu dengan AIDS, dan individu imunosupresif
lainnya.

o Virus berada di leukosit (darah pendonor yang


terinfeksi) laten & reaktif setelah transfusi,
tingkat infeksi 0,9% -12% (dewasa), 20%
(neonatus), dan 57% (resipien transplantasi
sumsum tulang)
o Infeksi
CMV
:
menyebabkan
retinitis,
pneumonitis,
hepatitis,
gastroenteritis,
&
kematian.

o
o

"CMV-safe blood" : darah yang disaring terdapat antibodi anti-CMV.


Hambatan :
o pasokan yang terbatas dan tingkat skrining negatif palsu 4%.
o Larson et al melaporkan korelasi yang buruk antara deteksi DNA CMV dan status
serologis individu.
o 55% sampel sel mononuklear donor seronegatif CMV mengandung DNA virus.

1. Lipson et al : LR mampu mengeliminasi infeksi CMV preparat kultur jaringan darah


yang mengandung rata-rata 7,3 dosis CMV menular per mililiter.
2. Lau et al : PCR tidak bisa mendeteksi CMV pada spesimen darah yang telah
dilakukan LR (dites : 1 x 106 sampai 2 x 106 sel transfeksi/U)
3. Visconti et al. : LR mengurangi konsentrasi ~2.9 log CMV dalam darah utuh (whole
blood) dan ~1.9 log konsentrat trombosit.
4. Bowden et al (meneliti 502 resipien transplantasi sumsum tulang)
tidak ada perbedaan tingkat infeksi CMV pada pasien yang menerima produk
darah baik disaring
maupun LR (1,3% vs 2,4%)
5. Studi tambahan : tingkat statistik setara infeksi CMV antar resipien transplantasi
sumsum tulang, pasien leukemia, dan neonatus yang menerima produk darah
saring atau produk darah LR.
6. Canadian Consensus Conference : >6500 pasien diteliti secara statistik untuk
konfirmasi perbedaan signifikan (penurunan tingkat infeksi CMV dari 2,5% menjadi
1,5%) , merekomendasikan penyediaan darah skrining dan LR untuk pasien risiko
tinggi penyakit dan infeksi CMV, LR untuk transplantasi.

LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi
2. Infeksi Eptein Barr Virus

o EBV merupakan agen penyebab mononukleosis


yang menular, limfoma Burkitt, dan karsinoma
nasofaring dan penyakit limfoproliferatif posttransplantasi, limfoma Hodgkin, sindrom postperfusi kardiopulmonal, dan oral hairy leukoplakia.
o Kejadian infeksi EBV laten 90%.
o Faktor resiko :
o Imunokompromised
o penyakit limfoproliferatif (penularan melalui
transfusi, jarang)
o Konsentrasi genom EBV dalam darah 1-50
virus/juta limfosit B dan setinggi 968 virus/juta
limfosit B atau 135-72.630 virus /U darah donor
o LR mengeliminasi 15 dari 16 U darah yang
terkontaminasi EBV, dan tidak ditemukan EBV dari
15 anak yang menerima transfusi darah LR (follow
up 11 minggu)

LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi

3. Infeksi HHV-8
o

Studi infeksi HHV-8 sekitar 3,2 % dari 1.295 wanita


yang menggunakan obat suntikan, menunjukkan HHV8 dapat ditularkan melalui berbagi jarum.
Hladik et all : risiko tinggi yang signifikan pada
serokonversi HHV-8 (2,8%) di antara resipien darah
seropositif HHV-8, dibandingkan dengan resipien darah
seronegatif HHV-8, kemungkinan infeksi HHV-8
ditularkan melalui transfusi.
Blajchman dan Vamvakas : sistem LR dapat mencegah
penularan
HHV-8
melalui
transfusi,
tapi
keberhasilannya belum ditetapkan" (hal. 1304 -5).
Lefrere et al : tidak menemukan DNA HHV-8 (PCR)
pada 19 resipien multi transfusi yang menerima ratarata 326,2 U darah LR, menyimpulkan bahwa HHV-8
tidak ditularkan karena frekuensi tinggi LR.
LR sebagain pencegahan penularan infeksi HHV-8

LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi
4. Infeksi HTLV-1
o

Ketika darah yang terinfeksi HTLV-1 diproses


dengan filter LR, konsentrasi sel yang
terinfeksi berkurang sebesar 1-3 log

Al et al : filtrasi leukosit darah yang terinfeksi


HTLV-1 berpotensi berkontribusi mengurangi
tingkat penularan infeksi virus lewat transfusi

Zucker-Franklin dan Pancake : PCR tidak


menemukan HTLV-1 dalam sel mononuklear
residual yang telah dilakukan LR

Cesaire et al menunjukkan penurunan (4,9-5,8


log) pada salinan HTLV-1 provirus di sel
mononuklear komponen sel yang dilakukan LR

LR mengurangi risiko penularan HTLV-1


melalui transfusi, meskipun penurunan ini
tidak sampai dengan risiko nol

LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus
terkait transfusi
5. Infeksi HIV
o

Dua penelitian telah membahas penurunan


dalam sel yang terinfeksi HIV dalam darah
donor LR.

Rawal et al (National Heart Lung and Blood


Institute)
:
sel
darah
merah
yang
terinokulasi
HIV
yang
dilakukan
LR
menghasilkan penurunan rata-rata 5,9-log
dalam dosis infeksius kultur jaringan. Filtrasi
sel darah merah pasien yang terinfeksi HIV
mengurangi
infektivitas
>2
log,
sebagaimana ditentukan oleh kokultur dan
teknik PCR.

Bruisten et al : rata-rata pengurangan 2,5


log sel oleh LR, yang diukur dengan titrasi
ID50 dan PCR.

LR mampu proses mengurangi virus dalam

LR untuk pencegahan
penularan infeksi bakteri
terkait transfusi
o 1
unit
setiap
3000
U
darah
donor
terkontaminasi bakteri. Meskipun sel darah
merah yang disimpan dengan pendingin
mengurangi potensi pertumbuhan bakteri,
secara klinis sepsis signifikan ~1 dari setiap
250.000 unit RBC yang ditransfusi.
o Konsentrat trombosit yang disimpan pada 22C
menyebabkan sepsis (1 kasus per 25.000
transfusi).
o Studi adopsi yang menyaring konsentrat
trombosit
terhadap
bakteri
seharusnya
mengurangi potensi sepsis bila mungkin waktu
dan sensitivitas prosedur pemantauan tepat.

LR untuk pencegahan
penularan infeksi bakteri
via
transfusi
1. Infeksi
Yersinia
nterocolitica,
kriogenik, organisme gram negatif

o
o
o

Menyebabkan : sepsis dan kematian bagi pasien yang


menerima transfusi RBC.
Studi : LR mampu mengeliminasi/mengurangi
pertumbuhan bakteri dalam darah yang diproses.
Studi (inokulasi in vitro) konsentrasi yersinia (batas
inokulasi, 3-1000 unit pembentuk koloni/ml) dan
penggunaan prestorage filter LR, menyebabkan
pengurangan bakteri dalam 42 minggu penyimpanan
Aubuchon et al : kemampuan LR mengeliminasi
escherichia coli, pseudomonas putida, dan klebsiella
pneumoniae rendah pada konsentrat trombosit
maupun sel darah merah
Waters et al, menggunakan kombinasi filter LR dan
cuci sel, mampu mengurangi beban biologis dari
hilangnya darah akibat pembedahan 97,6% -100% bila
terdapat staphylococcus aureus, E. Coli, dan
pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 2000-4000
unit pembentuk koloni/ml

LR untuk pencegahan
penularan infeksi protozoa
via transfusi
2. Infeksi Leishmania
LR mengurangi konsentrasi Leishmania 3-4 log
setelah penyimpanan selama 2 minggu,
sehingga
menyebabkan
pengurangan
substansial dalam jumlah organisme bebas
dan intraseluler. Karena saat ini belum ada
screening donor untuk infeksi Leishmania,
penggunaan
LR
dapat
meningkatkan
keamanan transfusi darah.

3. Infeksi Trypanosoma
Cardo et al mengamati T. cruzi trypomastigotes
secara efektif diambil dari darah dengan
penyaringan

LR untuk pencegahan
penularan penyakit prion
via transfusi
LR dapat mengurangi risiko penularan
penyakit Creutzfeldt-Jakob varian
dengan menghambat lewatnya WBC
yang mengandung prion.

LR pada pencegahan TRIM


(Transfusion associated
Immunomodulation)
Signifikansi klinis masih kontroversial dan kontribusi leukosit (WBC)
sebagai agen penyebab TRIM juga diperdebatkan.

Opelz dan Terasaki et al : tingkat keberhasilan pencangkokan


resipien transplantasi ginjal meningkat ketika menerima darah
alogenik. Efek imunosupresif transfusi ini terjadi dengan transfusi
darah tunggal. Bahkan dengan adanya obat imunosupresif.

Studi menunjukkan bahwa komplikasi infeksi meningkat selama


penyimpanan produk komponen darah yang belum dilakukan LR,
menunjukkan bahwa akumulasi agen selama penyimpanan
mungkin imunosupresif.

Mediator potensial efek TRIM merupakan akumulasi produk


imunosupresif leukosit dalam darah tanpa LR; termasuk ligan fas,
TNF, dan HLA terlarut. Ligan fas dan TNF memediasi kematian sel
terprogram /apoptosis dengan merangsang sistem caspase. TNF
terlarut, ligan fas, molekul HLA terakumulasi dalam produk darah
yang mengandung leukosit selama penyimpanan tetapi tidak
dalam produk darah dengan LR sebelum disimpan. Oleh karena itu,

LR pada pencegahan TRIM


(Transfusion associated
Immunomodulation)
Terdapat penurunan signifikan akan risiko komplikasi infeksi di antara pasien
yang menerima produk darah yang mengalami LR, dibandingkan dengan

resipien darah tanpa LR. Temuan klinis baru-baru ini menyebutkan produk darah
dengan LR mengurangi tingkat infeksi terkait kateter, mengurangi lama rawat
inap serta biayanya. Meskipun metaanalisis tidak menunjukkan manfaat LR
pada penurunan komplikasi infeksi setelah pembedahan, kelemahan
metodologis dalam pendekatan, menunjukkan bahwa kesimpulan ini tidak
dibenarkan dan ketika dilakukan dengan benar, terdapat manfaat LR berkaitan
dengan rendahnya komplikasi infeksi.

Meskipun satu penelitian gagal menunjukkan manfaat LR yang signifikan secara


statistik dalam mengurangi komplikasi infeksi akibat cedera, resipien transfusi
darah tanpa LR tingkat komplikasi infeksinya 36%, sedangkan 30% pada
kelompok darah LR.

Dalam sebuah studi tambahan, pasien diberi sel darah merah dengan LR,
namun transfusi leukosit melalui penerimaan konsentrat trombosit tidak
terkontrol. Meskipun studi ini gagal untuk menunjukkan setiap nilai LR dalam
hal komplikasi infeksi, penggunaan trombosit donor acak, leukosit menurun
dengan filtrasi, dan ditransfusikan ke pasien kelompok non-LR dipasangkan
dengan platelet dengan aferesis diberikan kepada pasien kelompok LR.
Penelitian ini mendapat tingkat relatif tinggi (>12%) akan pelanggaran protokol
LR, menunjukkan pengacakan yang gagal sebagai akibat masalah berkaitan
dengan kecukupan pasokan. Tanpa disadari, penyediaan 2 produk ini bias
hasilnya terhadap LR, karena produk yang mengalami apheresis diketahui
mengandung tingkat fragmen protein imunosupresiflebih tinggi shg mengurangi
manfaat LR.

KESIMPULAN

Terlepas dari kontroversi akan manfaat LR dalam mencegah komplikasi infeksi


pada pasien bedah, terdapat komitmen global jelas dengan konsep LR pada
semua komponen produk darah, dikenal dengan program Universal LR".
Alasan substansial dan diterima untuk mengurangi demam, reaksi transfusi
nonhemolitik, aloimunisasi, dan refrakter platelet konsekuen. Termasuk juga
bukti dalam mengurangi risiko penularan infeksi CMV terkait transfusi dan
infeksi lain akibat WBC yang mengandung patogen.

Setidaknya 15 negara Eropa telah mengadopsi Universal LR. Laporan US Food


and Drug Administration Workshop akan universal LR baru baru ini, American
Red Cross and Americas Blood Centers, yang menyediakan >90% semua
produk darah donor di AS, mempresentasikan 80% dari semua darah donor di
AS mengalami LR. Spekulasi bahwa pelaksanaan LR terhadap seluruh darah
donor akan menjadi praktek standar universal.

Review saat ini tidak menunjukkan bahwa prosedur skrining serologis


digantikan oleh penggunaan darah LR. Sebaliknya, tidak ada tes yang
memiliki sensitivitas 100% atau benar-benar mengeliminasi risiko infeksi agen
yang diskrining. Hal ini juga memberi fakta bahwa tidak semua agen infeksi
menular disaring dalam darah donor dan belum diakui patogen yang muncul
tidak dapat dideteksi. Keamanan transfusi darah secara konsisten ditangani

Anda mungkin juga menyukai