Abstrak
Meskipun banyak kemajuan dalam skrining darah
pendonor terhadap risiko penularan infeksi virus, bakteri,
dan protozoa, munculnya penyakit baru juga masih sulit
dicegah. Pendekatan pengurangan leukosit (LR) yaitu
mengambil leukosit dari darah pendonor dengan filtrasi.
Bukti yang diterbitkan, meningkatkan manfaat LR dalam
mengurangi risiko reaksi demam nonhemolitik, transmisi
sitomegalovirus, dan alloimunisasi antigen leukosit
menyebabkan penggunaannya untuk perawatan pasien
dengan imunosupresi dan yang dianggap risiko tinggi
komplikasi.
Literatur terbaru menunjukkan LR efektif dalam
mengurangi risiko penularan sejumlah agen infeksi melalui
transfusi, termasuk virus herpes, retrovirus, bakteri,
protozoa, dan prion. Ada juga bukti, LR dapat mengurangi
risiko imunomodulasi terkait transfusi, memberi kontribusi
perlindungan akan infeksi yang mempersulit pengobatan.
Dengan bukti manfaat yang meningkat, sejumlah negara
dan RS serta pusat darah di AS, mengadopsi kebijakan LR
terhadap semua darah yang didonor. Dokter yang merawat
pasien imunosupresi dan institusi praktik pengendalian
Pendahuluan
Pembersihan leukosit dari darah donor
(Leukocyte
Reduction)
memberikan
pendekatan tambahan dalam mengurangi
risiko infeksi virus hepatitis B dan C serta
HIV.
Pedoman federal menetapkan produk akhir
(komponen darah) pada LR berisi <5x106
leukosit, dilakukan dengan penyaringan
darah utuh (whole blood), sel darah merah
(red blood cell), dan / atau konsentrat
trombosit. LR menghilangkan >99,9%
leukosit dalam 1 U darah dalam 30 menit,
dengan kehilangan 10% volume darah.
Hampir 80% darah donor di Amerika Serikat
sudah mengalami LR
Pendahuluan
Manfaat LR :
o mengurangi
risiko
demam,
reaksi
nonhemolitik,
transmisi
sitomegalovirus
(CMV),
dan
aloimunisasi
HLA,
yang
menyebabkan perlawanan platelet
o efektif dalam mengurangi risiko beberapa
penularan infeksi lewat transfusi tambahan,
termasuk infeksi karena virus herpes
(misalnya, Epstein Barr Virus [EBV] dan
human herpesvirus-8 [HHV-8]), retrovirus
(misalnya, human T cell lymphotropic virus
type 1 [HTLV-1] dan HIV), bakteri (misalnya,
Yersinia enterocolitica), protozoa (misalnya,
spesies Leishmania dan Trypanosoma cruzi),
dan prion menular.
o mengurangi risiko imunomodulasi terkait
transfusi (TRIM), yang dapat mempengaruhi
resipien akan infeksi pasca operasi. Bukti
akan manfaat LR telah menyebabkan banyak
LR pada Pencegahan
Penularan Infeksi Virus via
Transfusi
1.Cytomegalovirus (CMV)
o Populasi infeksi CMV laten 40 100 % (ditentukan
faktor geografis & sosial ekonomi)
o Faktor resiko :
ibu hamil dan bayi baru lahir
esipien transplantasi sumsum tulang dari cangkok
negatif CMV,
individu dengan AIDS, dan individu imunosupresif
lainnya.
o
o
LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi
2. Infeksi Eptein Barr Virus
LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi
3. Infeksi HHV-8
o
LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus via
transfusi
4. Infeksi HTLV-1
o
LR untuk pencegahan
penularan infeksi virus
terkait transfusi
5. Infeksi HIV
o
LR untuk pencegahan
penularan infeksi bakteri
terkait transfusi
o 1
unit
setiap
3000
U
darah
donor
terkontaminasi bakteri. Meskipun sel darah
merah yang disimpan dengan pendingin
mengurangi potensi pertumbuhan bakteri,
secara klinis sepsis signifikan ~1 dari setiap
250.000 unit RBC yang ditransfusi.
o Konsentrat trombosit yang disimpan pada 22C
menyebabkan sepsis (1 kasus per 25.000
transfusi).
o Studi adopsi yang menyaring konsentrat
trombosit
terhadap
bakteri
seharusnya
mengurangi potensi sepsis bila mungkin waktu
dan sensitivitas prosedur pemantauan tepat.
LR untuk pencegahan
penularan infeksi bakteri
via
transfusi
1. Infeksi
Yersinia
nterocolitica,
kriogenik, organisme gram negatif
o
o
o
LR untuk pencegahan
penularan infeksi protozoa
via transfusi
2. Infeksi Leishmania
LR mengurangi konsentrasi Leishmania 3-4 log
setelah penyimpanan selama 2 minggu,
sehingga
menyebabkan
pengurangan
substansial dalam jumlah organisme bebas
dan intraseluler. Karena saat ini belum ada
screening donor untuk infeksi Leishmania,
penggunaan
LR
dapat
meningkatkan
keamanan transfusi darah.
3. Infeksi Trypanosoma
Cardo et al mengamati T. cruzi trypomastigotes
secara efektif diambil dari darah dengan
penyaringan
LR untuk pencegahan
penularan penyakit prion
via transfusi
LR dapat mengurangi risiko penularan
penyakit Creutzfeldt-Jakob varian
dengan menghambat lewatnya WBC
yang mengandung prion.
resipien darah tanpa LR. Temuan klinis baru-baru ini menyebutkan produk darah
dengan LR mengurangi tingkat infeksi terkait kateter, mengurangi lama rawat
inap serta biayanya. Meskipun metaanalisis tidak menunjukkan manfaat LR
pada penurunan komplikasi infeksi setelah pembedahan, kelemahan
metodologis dalam pendekatan, menunjukkan bahwa kesimpulan ini tidak
dibenarkan dan ketika dilakukan dengan benar, terdapat manfaat LR berkaitan
dengan rendahnya komplikasi infeksi.
Dalam sebuah studi tambahan, pasien diberi sel darah merah dengan LR,
namun transfusi leukosit melalui penerimaan konsentrat trombosit tidak
terkontrol. Meskipun studi ini gagal untuk menunjukkan setiap nilai LR dalam
hal komplikasi infeksi, penggunaan trombosit donor acak, leukosit menurun
dengan filtrasi, dan ditransfusikan ke pasien kelompok non-LR dipasangkan
dengan platelet dengan aferesis diberikan kepada pasien kelompok LR.
Penelitian ini mendapat tingkat relatif tinggi (>12%) akan pelanggaran protokol
LR, menunjukkan pengacakan yang gagal sebagai akibat masalah berkaitan
dengan kecukupan pasokan. Tanpa disadari, penyediaan 2 produk ini bias
hasilnya terhadap LR, karena produk yang mengalami apheresis diketahui
mengandung tingkat fragmen protein imunosupresiflebih tinggi shg mengurangi
manfaat LR.
KESIMPULAN