Anda di halaman 1dari 10

STUDI LAPANGAN TERHADAP PENYUSUNAN DESAIN

AMBROLNYA PONDASI JEMBATAN KERTEN


Fatchur Roehman
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Diponegoro 1B Jogoloyo Demak Telpon (0291) 686227
Abstrak : Jembatan Kerten menghubungkan jalan antar dusun sebagai fungsi transportasi dan akses hasil
pertanian, jembatan tersebut dilewati sungai yang mengairi areal persawahan dan perkebunan di Desa Pojok,
Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan seluas 23 Ha. Sungai tersebut bersumber dari beberapa sungai
kecil yang diatasnya dari desa lainnya. Namun pada tahun 2010 jembatan yang terbuat dari bis beton diameter
100 cm kondisinya rusak, sehingga diusulkan ke PNPM-Mandiri Perdesaan pada tahun 2011 namun baru
terealisasi pada PNPM Paska Krisis 2011 sebagai sisa usulan MAD Penetapan 2011. Kerusakan jembatan
tersebut karena tidak mampu untuk menampung debit sungai yang besar serta kondisi jembatan lebih rendah
sering tergenang atau terjadi limpasan disaat terjadi hujan deras. Kondisi sangat menyulitkan karena jembatan
tersebut terletak di dua pertemuan dari dua sungai. Dalam perencanaan tersebut digunakan konstruksi jembatan
plat dari bahan cor beton dan konstruksi bawanhya atau pondasinya terbuat dari pasangan batu belah putih,
disaat pelaksanaan pemasangan pondasi jembatan baru ketinggian 1 m terhantam aliran sungai yang deras
akibat hujan deras tiba, sehingga terjadi pemusaran aliran pertemuan di dua sungai tersebut. Kerusakan pondasi
diluar rencana desain semula, sehingga perlu dilaksanakan re-desain dan membangun jembatan kembali.
Kata kunci : Studi lapangan, desain, pondasi jembatan

situasi pemulihan dari keadaan ekonomi

PENDAHULUAN
Negara Indonesia saat ini menghadapi
permasalahan

yang

berkenaan

kelangsungan hidup masyarakat yang


ditimbulkan oleh kondisi masyarakat
yang

hidup

kemiskinan.

pada
Kita

berbagai

upaya

kemiskinan

telah

kisaran
ketahui

garis
bersama

penanggulangan
dilakukan

oleh

Pemerintah dalam bentuk dan metode


yang berbeda-beda, ada yang bermaksud

yang

menangani dalam kurun waktu yang

menggembirakan, ada pula program

relatif cepat. Karena kondisi dan situasi

khusus

menghendaki
ditujukan

demikian,

sebagai

sebelumnya

yang

ada

yang

penanggulangan

program

yang

narkoba,

bermaksud melakukan recovery, hal ini

ketimpangan

biasanya untuk menghadapi kondisi dan

sebagainya.

hak

kurang

ditujukan

bagi

kenakalan
azasi
gender

remaja,
manusia,

dan

lain

Jika dicermati problem

- UNISFAT,
Vol.
8, No.Ambrolnya
1, September
2012 Jembatan
Hal 31 - 40Kerten
Studi
LapanganTEKNIK
Terhadap
Penyusunn
Desain
Pondasi
31JURNAL
Fatchur Roehman

31
31

utama yang mempengaruhi munculnya

masyarakat hanya digerakkan untuk

kemiskinan adalah kemampuan dan

membuat

kesempatan (akses) masyarakat dalam

perencanaan sementara keputusan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan

tetap berada pada sumber di luar

dan pelestarian yang tidak mendorong

masyarakat.

masyarakat

menyiratkan

untuk

berkembang

dan

berperan.

sebagai

pedoman

dalam

diantaranya adalah:

kelompok

Lembaga

pendampingan

kemandirian

tingkat
dan

kematangan
kompleksitas

yang

masalah, sejumlah sumber daya

sejumlah

pendampingan baru sebagai mitra

pendamping. Tidak menempatkan

usaha kelompok perlu dijajagi dan

diri dalam konsep maupun praktek

difasilitasi

sebagai

kepentingan keberlanjutan.

men-support

atasan

dari

kelompok

komunikasinya

Dari

Adanya kebutuhan, masalah serta

tergambarkan pula kondisi keberadaan

sumber

dapat

kemiskinan masyarakat yang ada di

tingkat

Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo

merta

karena hasil bumi yang ada didesa

merupakan sebuah legalitas bagi

tersebut tidak dapat terakses dengan

lembaga untuk berbicara atas nama

mudah karena harus melewati Desa

masyarakat.

Tarub apabila mau ke pasarnya. Salah

Konsep pengembangan dari bawah

satu jembatan yang sebagai penyebabnya

(bottom-up),

dari semua faktor tersebut.

daya

yang

masyarakat,

di
tidak

serta

secara

sepihak

pengantar

tersebut

untuk

masyarakat.

dikembangkan

harus

spesialis dibanyak bidang, sejalan


dengan

Partisipasi

Lembaga Pendampingan, bukanlah

pengembangan Metode Pendampingan,

membuat

didalamnya dan sebaliknya.

Beberapa prinsip yang dapat


dijadikan

usulan,

diatas

Jembatan

sebenarnya telah menjadi semacam

kerten ini sudah dibangun warga dengan

pengesahan

masyarakat

dana swadaya tetapi hampir setiap

adalah pihak yang ada di bawah.

tahunnya rusak, yang pertama kali

Konsep

sama

dibangun konstruksi kayu dan hanyut

sejauh

terbawa banjir kemudian dibangun lagi

dengan

32JURNAL

bahwa

Bottom-Up
partisipasi

tidak

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40

32

dengan menggunakan konstruksi bis

TINJAUAN PUSTAKA

beton diameter 1 m itupun rusak hancur

Jembatan

dapat

dan tidak mampu menampung debit air

sebagai

sungai yang besar. Akhirnya megalami

menghubungkan

limpasan

jalan

transportasi yang terpisah baik oleh

mengalami erosi terkikis yang hampir

sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan

memutuskan akses jalan sebagai fungsi

raya, rel kereta api dan perlintasan

transportasi akses pertanian.

lainnya. Secara garis besar konstruksi

kejalan

sehingga

Mayoritas

penduduk

Desa

suatu

didefinisikan

konstruksi
rute

utama

dengan areal tanah sawah sebesar 23 ha.

structure

Dari jumlah penduduk sebesar 2.207

bangunan

bawah

Jiwa,

Bangunan

atas

bekerja

sebagai

petani

lintasan

jembatan terdiri dari dua komponen

Pojok bekerja pada sektor pertanian

yang

yang

yaitu
/

bangunan
upper

(super

structure)
(sub

structure).

merupakan

bagian

jembatan

tani ada 362 orang. Untuk Visi Desa

beban dari orang dan kendaraan yang

Pojok dalam RPJMDes tahun 2009-2014

melewatinya. Bangunan atas terdiri dari

adalah : Terwujudnya Desa Pojok yang

komponen utama yaitu lantai jembatan,

handal di Bidang Pertanian menuju

rangka

Masyarakat Sejahtera dengan salah satu

gelagar

Misinya

pertambatan dan perletakan. Selain itu

Perekonomian

di

Meningkatkan
bidang

pertanian

utama,

menerima

dan

sebanyak 878 orang dan sebagai buruh

yaitu

yang

atas

gelagar

memanjang,

langsung

melintang,
diafragma,

juga terdapat komponen penunjang pada

dengan sasaran yaitu : Meningkatkan

bangunan

Sarana

Pertanian

perlengkapan sambungan, ralling, pagar

(Jembatan akses pertanian, Bendung,

jembatan, drainase, penerangan dan

Irigasi dan alat-alat Pertanian) yang

parapet. Bangunan bawah merupakan

lebih maju. Pada awal tahun 2010,

bagian jembatan yang menerima beban

jembatan

dari bangunan atas ditambah tekanan

dan

Prasarana

Kerten

sebagai

akses

pertanian di Desa Pojok mengalami

tanah

dan

kerusakan.

perlintasan

atas

gaya
di

yaitu

trotoar,

tumbukan
bawah

dari

jembatan.

Bangunan bawah meliputi pilar jembatan

- UNISFAT,
Vol.
8, No.Ambrolnya
1, September
2012 Jembatan
Hal 31 - 40Kerten
Studi
LapanganTEKNIK
Terhadap
Penyusunn
Desain
Pondasi
33JURNAL
Fatchur Roehman

33
33

(pier), pangkal jembatan (abutment) dan

Aliran kebawah ini sampai di dasar akan

pondasi.

menggerus

dasar

sungai

sehingga

terbentuk lubang gerusan. Bersama-sama


dengan aliran dari hulu, aliran ke bawah
tersebut membentuk pusaran aliran yang
sering dikenal dengan horseshoe vortex
(Hoffmans

dan

Yulistiyanto

B,

Verheij,
dkk,

1977;

1998;

dan

Yulistiyanto B,1997). Horseshoe vortex


Gambar 1. Mekanisme gerusan lokal

ini bergerak ke hilir sambil membentuk

pada abutmen

lubang gerusan dan membawa sedimen


ke hilir. Proses pembentukan gerusan

Proses gerusan dan deposisi pada

pada seluruh sisi pilar dan sisi dalam

alur sungai, akibat adanya rintangan

abutment tersebut bekerja dengan cepat

berupa bangunan yang ada di sungai,

pada mulanya, dan pada saat mendekati

yang diikuti dengan perubahan pola

kesetimbangan,

aliran sungai, umumnya disebut gerusan

sangat lambat. Fenomena gerusan local

local (Breuser dan Raudkivi, 1991).

di sekitar abutmen tersebut disajikan

Adanya abutmen di pinggir sungai

pada

menyebabkan suatu fenomena aliran

Breusers dan Raudkivi, 1991) hasil

yang kompleks dan memiliki pola atau

penelitian

mekanisme gerusan dasar sungai yang

bahwa

lambat

membahayakan

maksimum berada di hulu pilar /

keamanan struktur jembatan. Ketika

abutmen (Hanwar, 1999). Gerusan lokal

aliran pada sungai mendekati pilar, akan

di sekitar pilar atau abutmen mulai

terjadi

terbentuk pada nilai kecepatan tertentu

laun

dapat

penambahan

tekanan

yang

Gambar

prosesnya

1.

(Modifikasi

terdahulu
lokasi

menunjukkan

kedalaman

pembendungan oleh pilar. Penambahan

sedimen.

tekanan

menimbulkan

terjadinya gerusan lokal pada aliran

terbentuknya aliran ke bawah (down-

jernih (clear water scour). Partikel yang

flow) (Graf dan Yulistiyanto, 1997).

tererosi akan mengikuti pola aliran yang

Fase

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40

ini

kritis

gerusan

di

34JURNAL

kecepatan

dari

disebabkan naiknya muka air akibat

tersebut

bawah

menjadi

butiran

menunjukkan

34

terbentuk menuju ke hilir. Jika kecepatan

jembatan tersebut tidak terdanai. Namun

aliran meningkat, kedalaman gerusan

sesuai hasil kesepakatn MAD bahwa

akan meningkat disertai dengan luasan

usulan tersebut menjadi skala prioritas

daerah

usulan

yang

tergerus.

Maksimum

ditahun

berikutnya

gerusan terjadi pada suatu kecepatan

terintegrasi

tertentu yang biasa disebut sebagai

Musrenbangcam yang akan dibawa oleh

kecepatan kritis butiran (Chiew,Y.M.dan

SKPD terkait. Dengan jedah waktu yang

Melville,B.W., 1987). Pada kecepatan

tidak lama 4 bulan ternyata ada program

yang lebih tinggi (sediment-transport

PNPM Paska Krisis di Kecamatan

scour; live bed scour), kedalaman

Tawangharjo sehingga usulan tersebut

gerusan

dapat terdanai dengan dana Paska Krisis

akan

berfluktuasi

yang

disebabkan oleh adanya butiran sedimen

dengan

atau
usulan

2011.

yang masuk dan keluar dari lubang


gerusan

Fakta Lapangan
Berawal dari pertemuan dalam
tahapan

PNPM

diawali dengan

Mandiri

Perdesaan

Musdus dimana salah

satunya penggalian gagasan yang ada di

Gambar 2 : posisi jembatan

Dusun Kerten dengan pendampingan


KPMD, TPK desa serta Fasilitator

Posisi jembatan yang dipojok

sehingga tercapainya keputusan yaitu

atau berada disudut yakni pada dua titik

mengusulkan

pertemuan

jembatan

plat

beton

sungai

yang

mengalir

dengan bentang 2 m, ketinggian 3 m dan

sehingga sulit untuk air mengalir dengan

lebar 4 m. Dengan melalui proses

lancar

tahapan PNPM Mandiri Perdesaan 2011

pembelokan terlebih dahulu padahal dari

yakni dari Musdus kemudian dilanjutkan

awal

ke MKP dan Musdes Perencanaan,

pengarahan agar anak sungai yang

penyusunan proposal dan sampai ke

satunya bisa dilakukan sudetan sehingga

MAD Penetapan Dana ternyata usulan

hantaman

karena

pihak

harus

fasilitator

aliran

tidak

- UNISFAT,
Vol.
8, No.Ambrolnya
1, September
2012 Jembatan
Hal 31 - 40Kerten
Studi
LapanganTEKNIK
Terhadap
Penyusunn
Desain
Pondasi
35JURNAL
Fatchur Roehman

mengalami

memberikan

langsung

35
35

mengenai

pondasi

jembatan

yang

dimana dapat membawa gerusan pondasi


yang bisa berakibat tergulingnya pondasi
atau ambrol.
Pada

saat

trial

pemasangan

pondasi telah dilakukan pengecekan


bouwplank,

galian

pondasi

dan

campuran spesi pondasi adalah 1 semen :


6 pasir. Pelaksanaan pekerjaan berjalan

Gambar 3 : Pemasangan bouwplank

dengan baik dan lancar sehingga pondasi


mencapai ketinggian 2 m. Setelah sore

Akhirnya TPK sms ke Fasilitator

hari awan mendung selalu menambah

untuk melaporkan kejadian yang ada

petangnya langit, sehingga terjadilah

jembatan tersebut. Akhirnya pada pagi

gerimis dan hujan deraspun semakin

itu juga Fasilitator turun kelapangan dan

lebat.

dan

dilakukan pemotretan kondisi terakhir

pekerja mau memulai pekerjaan ternyata

jembatan dan dibuatkan berita acara

melihat pondasi yang kemarin dibangun

kejadian ambrolnya pondasi jembatan.

ternyata sudah ambrol hanyut terbawa

Faktor-faktor penyebab ambrolnya

banjir, semua pekerja dan terutama TPK

jembatan adalah :

panic karena kerugian kerusakan yang

a.

Setelah paginya

tukang

dialaminya bagaimana nanti solusinya.

Curah hujan yang lebat selama


semalam

sebelum

kejadian

penggerusan tanah dasar.


b.

Kemiringan galian pondasi yang


tegak, menyebabkan tanah mudah
labil apabila jenuh air.

c.

Galian pondasi yang kurang dalam


walaupun sudah sesuai dengan RAB
dan apabila dilakukan yang lebih
dalam terjadinya sumber air tanah
yang tinggi.

36JURNAL

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40

36

d.

Masuknya

air

pemukiman

pada

karena

e.

sungai

drainase

dari

areal
tidak

diantara dua sungai yang arusnya

sungai
mampu

ketika hujan sangat deras.


i.

Fasilitasi yang dilakukan kurang

menampung aliran air hujan yang

adanya pemahaman bersama antara

sangat besar.

TPK dan masyarakat, karena TPK

Alih fungsi lahan sekitar lokasi dari

tidak mampu untuk mengalihkan

tanaman keras menjadi tanaman

posisi jembatan ke tempat yang

semusim (ketela pohon dan jagung),

tidak pojok, namun masyarakat

menjadikan

tetap bersisih kukuh mepertahankan

tanah

pelapukan

lempung menjadi gembur dengan

posisi jembatan yang lama.

pori-pori tanah melebar sehingga air


hujan

menjadi

mudah

masuk

kedalam tanah dan meningkatnya


kejenuhan tanah.
f.

Adanya aliran air yang deras yang


mengalami
dasar

pemutaran
pondasi,

dibawah
sehingga

mengakibatkan gerusan atau erosi


pada dasar pondasi. Karena tanah
yang dibawahnya sudah terkikis tak

Gambar 2. Pondasi yang dibangun

lama kemudian pondasi yang sudah

ambrol setelah terjadi penggerusan

dikerjakan ketinggian 2 m ambrol


dan spesi campurannya juga hanyut

g.

Analisis

&

evaluasi

terbawa banjir

kegagalan konstruksi

Tidak adanya kisdam pembendung

Analisis

dan

evaluasi

terhadap

meliputi

aliran air yang sekiranya tidak

tinjauan kekuatan dan desain prasarana,

masuk

yaitu :

pekerjaan

pondasi

dan

memperlambat proses pengeringan


pengerjaannya
h.

1.

Posisi

jembatan

1.

Umur pondasi belum maksimal.


Pelaksanaan

yang

pengerjaan

pondasi

terletak

adalah pada tanggal 14 November

disudut pada titik pertemuan arus

2011 jam 15.00 WIB , sedangkan

- UNISFAT,
Vol.
8, No.Ambrolnya
1, September
2012 Jembatan
Hal 31 - 40Kerten
Studi
LapanganTEKNIK
Terhadap
Penyusunn
Desain
Pondasi
37JURNAL
Fatchur Roehman

37
37

2.

aliran sungai yang deras terjadi

Fasilitator pada jam 06.00 tanggal

selama semalam. Umur pondasi

15

adalah kurang dari 7 hari, sehingga

laporan dari Kader Teknik Desa

kekuatan pondasi belum maksimal

Pojok

dan diperkirakan masih dibawah 50

lokasi kegiatan. Laporan ditindak-

% dari

lanjuti dengan peninjauan lapangan

Asumsi tekanan tanah yang longsor

dan kemudian memberikan instruksi

tidak sesuai.

untuk

Dalam perencanaan desain semula,

longsoran.

asumsi tekanan tanah yang paling


ekstrim

apabila

2011,

terjadinya

menerima

bencana

membersihkan

pada

bekas

Berkoordinasi dengan TPK, PJOK

longsor

dan Faskab untuk mencari solusi

adalah tekanan terhadap tanah dari

penyelesaian kegiatan dari aspek

samping luar. Namun diluar asumsi

pendanaan

awal

pelaksanaan kegiatan pada tanggal

bahwa

terjadi

2.

November

asumsi

longsoran

maupun

16

sesuai dengan perencanaan awal.

koordinasi bersama TPK, PJOK dan

Longsoran

Faskab adalah dengan mengadakan

terjadi

adalah

disamping ada tekanan dari tanah

musdes

pondasi pada bagian samping luar

tujuan

juga terjadi penggerusan dari bawah

memutuskan

yang sangat kuat.

jembatan tersebut.
3.

meliputi

dengan

musyawarah
dibangun

Hasil

arahan
untuk
kembali

Melaksanakan musdes khusus untuk


membahas pembangunan kembali

KESIMPULAN
Penyelesaian

khusus

2011.

teknik

dengan volume kecil ternyata tidak

yang

November

dari

terhadap

proses,

hal

yaitu

ini

jembatan pada tanggal 21 November

proses

2011. Dengan keputusan sebagai

pelaksanaan bersama masyarakat dan


pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

berikut :
a. Pembangunan kembali jembatan

ketentuan yang ada, yaitu :

yang rusak dengan menggunakan

1.

sisa dana yang ada.

Tindakan penanganan secepatnya


pembersihan

material

pada sungai maupun.

38JURNAL

longsoran

b. Melanjutkan
swadaya

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40

pelaksanaan

pembersihan

lokasi

38

yang

terkena

dan

3. Sebelum pengerjaan pondasi perlu

swadaya langsir material selama

dibuatkan kisdam sehingga aliran

pelaksanaan.

sungai tidak mengganggu gerusan

c. Pelaksanaan

longsor

kegiatan

dimulai

pada tanggal 25 November 2011.


d. Peninjauan

kembali

terhadap

pondasi

dan

dibutuhkan

spesi

campuran yang baik.


Persyaratan

spesifikasi

bahan-bahan

desain, pelaksanaan konstruksi

penyusun pondasi beton adalah :

dan

1. Pasir yang dipakai harus bebas dari

sisa

dana

terhadap

penyelesaian kegiatan.
Pengerjaan
jembatan

kembali

pondasi

dengan dengan kotoran-kotoran lain,

jebol

dengan

tidak mudah hancur (tetap keras),

terhadap

tidak porous dan mempunyai sudut

yang

penyempurnaan

tanah / tanah liat, tidak tercampur

proses

beberapa hal yang masih belum benar.


Beberapa hal yang perlu disempurnakan
adalah

mengenai

spesifikasi

yang tajam.
2. Batu belah yang digunakan harus

bahan

cukup kekerasannya, tidak berpori

penyusun dan teknik pelaksanaanya.

dan rapuh serta bersih dari kotoran.

Faktor - faktor penting yang harus

Batu belah dengan ukuran maksimal

diperhatikan

25 cm, mempunyai minimal tiga

dalam

pelaksanaan

pekerjaan pondasi jembatan adalah :


1. Melakukan penggalian tanah sampai

bidang pecah.
3. Semen

yang

digunakan

sudah

dengan tanah dasar atau tanah keras

masuk SNI dan kondisinya sudah

dan

tidak mengeras ketika mau diaduk

sebelum

dilaksanakan

pengerjaan harus ada pengecekan

dengan bahan yang lainnya.

dan pemotretan oleh pengawas atau

Hasil akhir kegiatan

FT, untuk meminta persetujuannya.

Dari analisis dan rekomendasi yang

2. Adanya alur sungai yang teratur dan

disusun, kegiatan berhasil dilaksanakan

tidak boleh jembatan pada tikungan

sampai

aliran

Pelaksanaan

deras

nantinya

dapat

dengan

selesai

kegiatan

100%.

pembangunan

menghantam secara langsung pada

tersebut berjalan selama kurang lebih 5

pondasi.

minggu.
terimakan

Dan

kegiatan

kepada

ini

masyarakat

- UNISFAT,
Vol.
8, No.Ambrolnya
1, September
2012 Jembatan
Hal 31 - 40Kerten
Studi
LapanganTEKNIK
Terhadap
Penyusunn
Desain
Pondasi
39JURNAL
Fatchur Roehman

diserah
pada

39
39

tanggal 28 Desember 2011. Dalam

Chiew,Y.M.and

Melville,B.W.,1987,

proses penyusunan desain tentunya perlu

Local Scour Around Bridge

dipertimbangkan dan diantisipasi kondisi

Piers,

yang paling ekstrim yang bisa terjadi dan

Research, IAHR, Vol.25,1,15-26.

Journal

of

Hydraulic

menimpa sebuah konstruksi. Demikian

Graf, W.H.and Yulistiyanto,B.,1997,

juga dalam pelaksanaan kegiatan perlu

Experiments on Flow Upstream

pengawasan

supaya

of a Cylinder, Proceeding XXVII

pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan.

Congress, Int.Ass. Hydraulic Res,

Pengawasan

Vol.1, San Fransisco USA.

delegasi

dari

fasilitator

dengan

kepada

memberikan

masyarakat

untuk

Tentunya

perlu

Yulistiyanto,B.,1998,Experiment

dan

s on Flow Around a Cylinde; the

PNPM-Mandiri

Velocity and Vorticity Fields,

Perdesaan yaitu Dari Oleh dan Untuk

Journal of Hydraulic Research,

Masyarakat.

Vol.36,637-653.

bertanggung-jawab.
ditingkatkan

keberdayaan

pemahaman

azas

Graf,

W.H.and

Hoffmans,G.J.C.M

and

Verheij,H.J.,1977,
Manual,

A.A.

Scour
Balkema,

Rotterdam, Brookfield.
Rawiyah Th. Husnan, 2002,Model
Eksperimen Abutmen Ganda dan
Pengendalian Gerusan Lokal di
Sekitarnya, Tesis S2 PPS UGM,
Gambar 4. Kondisi jembatan setelah

Yogyakarta.

dibangun

Rinaldi,2002,Model

Fisik

Pengendalian Gerusan di Sekitar


DAFTAR PUSTAKA

Abutment Jembatan, Tesis S2

Breuser,H.N.C.,Raudkivi,A.J.,1991,Sco

PPS UGM, Yogyakarta.

uring, IHR Hydraulic Structure


Design

Mannual,A.A.

Balkema,

Rotterdam.

40JURNAL

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40

40

Anda mungkin juga menyukai