Anda di halaman 1dari 23

MATERI 2

PEMANTULAN CAHAYA
A. Jenis Pemantulan
Pemantulan dibagi menjadi dua yaitu pemantulan biasa dan
pemantulan baur. Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar,
cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar
yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar
pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan
semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa .

Gambar 1. Pemantulan biasa pada cermin membentuk bayangan


benda.
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat
cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar
yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar
sejajar. Gambar 2 memperlihatkan bagaimana sinar-sinar yang datang ke
permukaan kayu dipantulkan ke berbagai arah sehingga kita dapat melihat
kayu ini pada posisi A, B dan C. Perhatikan bahwa sinar-sinar yang datang ke
permukaan kayu merupakan sinar-sinar yang sejajar, namun sinar-sinar
pantulnya tidak. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur .

Gambar 2. Pemantulan baur pada permukaan bidang yang tidak rata


Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai
arah. Misalnya pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang

gelap kita dapat melihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari
berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di
udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.

Gambar 3. Pemantulan cahaya lampu mobil di malam hari (a) jalanan


kering dan kasar (b) jalanan basah karena hujan.
Pemantulan baur juga sangat membantu pengemudi mobil saat malam
hari yang gelap. Pada saat jalanan kering di malam yang gelap sinar lampu
mobil akan dipantulkan ke segala arah oleh permukaan jalanan yang tidak
rata ke segala arah termasuk ke mata pengemudi sehingga jalanan terlihat
terang Gambar 3.a. Namun saat jalanan basah karena hujan, permukaan
jalanan menjadi rata sehingga sinar lampu mobil hanya dipantulkan ke arah
tentu saja, yakni ke arah depan jalanan sehingga pengemudi mengalami
kesulitan karena tidak dapat melihat jalanan di depannya dengan baik seperti
diperlihatkan Gambar 3.b.
B. Hukum Pemantulan Cahaya
Pada saat sinar mendatangi permukaan cermin datar, cahaya akan
dipantulkan seperti pada Gambar 4. Garis yang tegak lurus bidang pantul
disebut garis normal . Pengukuran sudut datang dan sudut pantul dimulai
dari garis ini. Sudut datang (i) adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal
(1) dan sinar datang (2), sedangkan sudut pantul (r) adalah sudut yang
dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar pantul (3).

Gambar 4. Pemantulan cahaya: Sudut datang sama dengan sudut pantul.


Berdasarkan pengamatan dan pengukuran didapatkan bahwa:
1. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada bidang yang
sama; dan
2. besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).
Dua pernyataan di atas dikenal sebagai hukum pemantulan cahaya .
C. Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar
Pada cermin datar tidak hanya jarak benda sama dengan jarak
bayangan tetapi juga bahwa tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.
Untuk benda yang bukan berupa titik atau garis, ukuran bayangan sama
dengan ukuran bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda dalam hal kiri
dan kanannya. Bagian kiri benda menjadi bagian kanan bayangan dan
sebaliknya.
Untuk melukis bayangan pada cermin datar sangat mudah. Gunakan
hukum pemantulan cahaya, misalnya saja Anda hendak menentukan
bayangan benda O sebagaimana terlihat pada Gambar 5 di bawah. Misalkan
sinar datang dari O ke C, lalu dari titik C ditarik garis normal tegak lurus
permukaan cermin. Dengan bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang
(i) yakni sudut yang dibentuk oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah
sudut pantul (r) yaitu sudut antara garis normal dan sinar pantul CD yang
besarnya sama dengan sudut datang. Posisi bayangan dapat ditentukan
dengan memperpanjang sinar pantul CD dari C ke O' yang berpotongan
dengan garis OO' melalui B.

Gambar 5. Melukis pembentukan bayangan benda O menggunakan hukum


pemantulan cahaya.
Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya
pada cermin datar, haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan
anak itu?
Marilah kita jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal
tinggi anak dari ujung kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala,
maka sinar harus datang dari kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan
sinar itu ke mata. Untuk melihat ujung kaki, sinar harus datang dari ujung
kaki ke cermin lalu oleh cermin dipantulkan ke mata. Pada Gambar 6 jarak
atas kepala (topi) ke mata = d.

Gambar 6. Menentukan tinggi minimal cermin untuk melihat tinggi seluruh


bayangan benda
Dari gambar terlihat bahwa tinggi minimal cermin datar L = s + d,
sedangkan h = 2s + d atau s = (h d) sehingga kita dapatkan tinggi
minimal cermin
L = (h d) + d
atau
Persamaan untuk menentukan tinggi minimal

cermin datar agar dapat melihat tinggi seluruh


bayangan benda
dengan
L = tinggi minimal cermin datar (m)
h = tinggi benda (m)
Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah
cermin datar maka tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi
benda dengan posisi seperti diperlihatkan oleh gambar 6 di atas.
Mungkin Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin
datar, berpengaruhkah hal ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak.
Perubahan jarak benda dari cermin datar, hanya merubah besar sudut datang
(i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu sama dengan sudut datang (i),
maka besar sudut-sudut pantul akan berubah sesuai dengan perubahan besar
sudut-sudut datang sehingga tidak merubah bayangan yang terbentuk.
Kini Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat
keseluruhan bayangan dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin
adalah 75 cm. Mudah, ya?
D. Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang (Dalil
Esbach)
Untuk memudahkan kita mengingat letak dan sifat-sifat bayangan
suatu benda yang diletakkan di depan cermin cekung, maka jarak antara dua
titik tertentu pada cermin cekung diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang
OF diberi nomor ruang 1, sepanjang FC = ruang 2, sebelah kiri C = ruang 3
dan sebelah kanan O atau di belakang cermin = ruang 4 seperti diperlihatkan
gambar 7.

Gambar 7. Penomoran ruang-ruang pada cermin cekung.


Berdasarkan penomoran ruang seperti pada gambar 7 ini dengan
mudah kita dapat menentukan letak dan sifat bayangan suatu benda di depan

cermin cekung. Sebagai contoh, misalnya benda diletakkan di ruang 2.


Bayangan benda itu pasti terletak di ruang 3 dan sifatnya nyata, diperbesar
dan terbalik. Sebaliknya bila benda diletakkan di ruang 3, maka bayangan
yang terbentuk akan terletak di ruang 2 dan sifatnya nyata, terbalik,
diperkecil. Apa rahasianya? Untuk dapat menentukan posisi bayangan dengan
metode yang disebut dalil Esbach ini, maka haruslah
Nomor
+ nomor
ruang
bayangan = dengan
5
Bila benda
di ruang
ruangbenda
3, maka
agar
penjumlahan
ruang
bayangan sama dengan 5, maka bayangan benda harus di ruang 2. Bila Anda
perhatikan, nomor ruang benda (yaitu 3) lebih besar dari nomor ruang
bayangan (yaitu 2) berarti bayangan diperbesar, terbalik dan nyata. Pada saat
benda di ruang 3, maka agar mendapatkan 5, maka nomor ruang bayangan =
2. Benda di ruang 3, sedangkan bayangan di ruang 2 berarti dari nomor besar
(yakni 3) ke nomor kecil (yakni 2) berarti bayangan benda diperkecil, terbalik
dan nyata. Cara ini berlaku untuk semua ruang benda/bayangan menurut
Gambar 7 di atas. Cara ini tidak melingkupi benda yang tepat terletak di pusat
kelengkungan cermin C dan titik fokus utama F. Untuk benda nyata yang
terletak tepat di pusat kelengkungan cermin C bayangannya terletak di pusat
kelengkungan itu juga, namun dengan posisi terbalik, sama besar dengan
bendanya dan nyata. Sedangkan bayangan benda nyata yang berada tepat di
titik fokus utama F berada di titik tak terhingga seperti dijelaskan di atas.
E. Pembentukan bayangan oleh cermin cekung
Cermin cekung memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Cermin cekung akan memantulkan sinar-sinar sejajar menuju titik fokusnya.
2. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau disebut konvergen.
Pembentukan bayangan oleh cermin cekung mematuhi hukum-hukum
pemantulan cahaya. Untuk dapat melukis bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar istimewa. Sinar istimewa adalah
sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus mengukur sudut
datang dan sudut pantulnya. Tiga sinar istimewa itu adalah,
1. Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat
kelengkungan itu lagi.

Gambar 8. Sinar yang melewati titik pusat kelengkungan akan dipantulkan cermin
cekung melewati titik tersebut.
2. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.

Gambar 9. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama
3. Sinar yang melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 10. Sinar yang melalui fokus utama dipantulkan sejajar sumbu utama.
Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung
Anda cukup menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda
hendak menentukan bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung.
Posisi benda itu ada di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R >
s > f seperti pada gambar 10. Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara
melukis dua sinar istimewa yang melewati titik B (kepala panah), yakni sinar
yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar yang melalui fokus utama cermin (2).
Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin dan kedua sinar pantul ini akan
berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan bayangan kepala anak panah

tadi. Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB, maka garis A'B' inilah
yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja bukan?

Gambar 11. Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara pusat kelengkungan
dan titik fokus cermin cekung tampak terbalik diperbesar.
Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan
ukuran keduanya, tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga
bayangan terlihat terbalik. Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak
bahwa bayangan benda AB dilewati oleh sinar-sinar pantul. Bayangan semacam
ini ini disebut bayangan sejati . Bayangan sejati tidak dapat dilihat langsung oleh
mata kita, tetapi dapat ditangkap oleh layar. Dengan kata lain kita hanya dapat
melihat bayangan sejati melalui layar seperti saat kita menonton film di bioskop.
Itu sebabnya bayangan sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari
bayangan nyata adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap
layar, namun dapat langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin datar.
Dilihat dari cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinarsinar pantul seperti Anda lihat pada uraian selanjutnya.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti
Gambar 11 di atas akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dan diperbesar .
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih
besar dari ukuran bendanya? Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
selalu terbalik dan nyata?
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung
posisinya dari cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih
tersisa kemungkinan-kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh
Gambar 11. Mari kita cermati mereka satu-persatu.

1. Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.

Gambar 12. Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata,
terbalik diperkecil.
Untuk melukis bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti
pada gambar terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil
perpotongan dari pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang
terbentuk tampak diperkecil, terbalik dan nyata.
2. Posisi benda di jauh tak terhingga atau s = ~ . Sinar-sinar yang berasal dari
benda yang jauh tak terhingga datang ke cermin berupa sinar-sinar sejajar dan
oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus utama sehingga
bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama

Gambar 13 Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga dari cermin berupa titik
di fokus utama.
3. Posisi benda tepat di pusat kelengkungan cermin atau s = R.

Gambar 14. Bayangan dari suatu benda yang berada tepat di pusat kelengkungan
cermin cekung tepat berada di pusat kelengkungan cermin cekung itu.
Dengan cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama
besar, terbalik dan nyata.
4. Posisi benda tepat di titik F atau s = f.

Gambar 15. Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama cermin cekung
ada di jauh tak terhingga.
Sinar-sinar yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama
dipantulkan oleh cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk
bayangan sering juga dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak
terhingga.
5. Posisi benda di antara titik F dan O atau s < f.

10

Gambar 16. Bayangan benda yang diletakkan di antara O dan F atau s < f
akan diperbesar, tegak dan maya
Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung,
bayangan yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar
pantul sehingga bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan
tampak tegak, diperbesar dan berada di belakang cermin sementara kemungkinankemungkinan terdahulu bayangan benda selalu di depan cermin cekung. Jadi
dapat juga disimpulkan bahwa bila bayangan dari suatu benda nyata di depan
cermin cekung terbentuk di depan cermin tersebut, maka bayangan benda itu
merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan terletak di belakang cermin
bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga bahwa bayangan
maya dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.
F. Pembentukan Bayangan Oleh Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus.
2. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya atau disebut divergen.
Sama dengan cermin cekung, cermin cembung juga mempunuai tiga sinar
istimewa. Karena jarak fokus dan pusat kelengkungan cermin cembung berada di
belakang cermin maka ketiga sinar istimewa pada cermin cembung tersebut
adalah :
1. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali

11

Gambar 17. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan
kembali

2. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari
focus

Gambar 18. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolaholah dari fokus
3. Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama

12

Gambar 19. Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu
utama
Untuk dapat melukis banyangan pada cermin cembung di perlukan
minimal dua sinar istimewa, sama caranya pada cermin cekung. Coba perhatikan
contoh lukisan di bawah ini.

Gambar 20. Bayangan pada cermin cembung


Benda AB di depan cermin cekung, lukisan bayangannya menggunakan
dua sinar istimewa (1) sinar datang sejajar sumbu utama di pantulkan seolah-olah
dari fokus (2) sinar datang menuju pusat kelengkungan di pantulkan kembali
sehingga di peroleh bayangan A'B'. Sifat bayangan dari benda di depan cermin
cembung selalu: Maya, Tegak, Diperkecil

G. Mencari Hubungan Antara Jarak Benda Jarak Fokus dan Jarak Bayangan
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s)
pada cermin cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik. Pada Gambar 21
benda AB yang tingginya (h) berada di ruang 3 cermin cekung. Bayangan benda
tentunya di ruang 2 (dalil Esbach).

13

Gambar 21. Mencari hubungan antara jarak benda, jarak fokus dan jarak
bayangan.
Pada gambar tampak segitiga ABO dan A'B'O sebangun sehingga

Pada gambar di atas juga tampak bahwa segitiga GFO dan A'B'F sebangun
sehingga

Sehingga

Bila dua persamaan terakhir di atas digabungkan, akan didapat

bila ruas kiri dan ruas kanan persamaan di atas sama-sama dibagi ss'f, akan
didapat

14

atau
Persamaan cermin cekung
dengan
f = jarak fokus cermin (m)
s = jarak benda (m)
s' = jarak bayangan (m)
bila diketahui jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat kelengkungan cermin
f = R, sehingga persamaan cermin cekung dapat juga dituliskan dalam bentuk
Bentuk lain persamaan cermin cekung

Persamaan yang disebut persamaan cermin cekung ini juga berlaku untuk cermin
cembung dengan persyaratan khusus seperti akan di bahas nanti.
Bagaimana

dengan

perbesaran

bayangan?

Dapatkah

ditentukan

secara

matematika?
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan ukuran bayangan
dengan ukuran bendanya. Dalam bentuk persamaan,
Persamaan Perbesaran bayangan cermin cekung
dengan
M = perbesaran bayangan
h = tinggi benda (m)
h' = tinggi bayangan (m)
s = jarak benda (m)

15

s' = jarak bayangan (m)


Contoh
1. Sebuah benda terletak 5 cm di depan sebuah cermin cekung yang berjari-jari
20 cm. Tentukan (a) sifat-sifat bayangan (b) jarak bayangan (c) Perbesaran
bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm, R = 20 cm jadi f = 10 cm
Ditanya :
a. sifat-sifat bayangan
b. s'
c. M
Jawab :
a. Dari data soal diketahui s < f sehingga sesuai dengan dalil Esbach dapat
ditentukan bahwa benda berada di ruang 1, sedangkan bayangannya di ruang 4
sehingga sifat bayangan pastilah maya, tegak diperbesar.
b. Gunakan persamaan:

atau

= 1/10 1/5 = 1/10 2/10 = - 10 cm


Jadi jarak bayangan = 10 cm. Tanda negatif bermakna bahwa benda di belakang
cermin dan bersifat maya.

16

c. Perbesaran bayangan

jadi ukuran bayangan 2 kali lebih besar dari ukuran bendanya. Bagaimana,
Anda dapat memahaminya? Selanjutnya perhatikan contoh lain berikut ini.
Contoh
2. Sebuah benda yang tingginya 4 cm diletakkan 15 cm di depan cermin cekung
dengan jari-jari kelengkungan 20 cm. Tentukan (a) jarak bayangan (b) tinggi
bayangan (c) sifat-sifat bayangan yang terbentuk!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 4 cm
s = 15 cm
R = 20 cm maka f = 10 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
a. Jarak bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan :

s' = 30 cm
Jadi jarak bayangan 30 cm di depan cermin.

17

b. Tinggi bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan:

h = 8 cm
Jadi, tinggi bayangan 8 cm yang berarti lebih besar dari tinggi bendanya.
c. Sifat bayangan adalah nyata, terbalik diperbesar.
Sebenarnya Anda dapat menggunakan Dalil Esbach untuk menentukan sifatsifat bayangan. Dari data soal diketahui bahwa benda diletakkan di antara fokus
utama dan pusat kelengkungan cermin. Jadi di ruang 2 sehingga bayangannya
ada di ruang 3 dan bayangan akan bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar
Persamaan pada cermin cembung sama dengan cermin cekung, hanya pada
cermin cekung focus (F) dan jari-jari kelengkungan (R) bertanda positif
sedangkan F dan R pada cermin cembung bertanda negatif . Untuk jelasnya
perhatikan contoh 3 di bawah ini.
Contoh:
3. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin
cembung yang jari-jari kelengkungannya 30 cm. Tentukan (a) jarak bayangan
(b) tinggi bayangan (c) sifat-sifat bayangan
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 12 cm
s = 10 cm
R = -30 cm maka f = -15 cm
Ditanya:

18

a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
a. Jarak bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan

s = - 30/5 = -6 cm
Jadi, jarak bayangan 6 cm. Tanda negatif berarti bayangan ada di belakang
cermin dan merupakan bayangan maya.
b. Tinggi

bayangan

ditentukan

dengan

menggunakan

persamaan

h = 7,2 cm
Jadi, tinggi bayangan = 7,2 cm berarti ukuran bayangan lebih kecil dibanding
ukuran bendanya
c. Berdasarkan jawaban a dan b sifat-sifat bayangan adalah maya, tegak dan
diperkecil
Contoh:

19

4. Di manakah sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang


jari-jari kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk cermin itu
bersifat nyata dan berukuran 3 kali ukuran bendanya?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 3 s
R = 60 cm maka f = 30 cm
Ditanya: s?
Jawab:
Gunakan persamaan umum cermin cekung:

lalu masukkan data soal yang telah diketahui, kita dapatkan

Jadi, agar diperoleh bayangan 3 kali lebih besar dari bendanya, maka benda
harus diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin.
5. Dua cermin cekung A dan B yang masing-masing berjari-jari 40 cm disusun
saling berhadapan dengan sumbu utama dan pusat kelengkungannya berhimpit.
Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan cermin A. Tentukan (a) jarak
bayangan benda yang dibentuk oleh cermin A (b) jarak bayangan benda yang

20

dibentuk oleh cermin B (c) perbesaran bayangan total!


Penyelesaian:
Diketahui:
RA = 40 cm = RA = 40 cm
Jarak antara dua cermin cekung d = RA + RB = 80 cm
s A = 25 cm
Ditanya:
a. s'A ?
b. s'B ?
c. MT ?
Jawab:
Perhatikan gambar di bawah!

a. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin A s'A

Berarti benda di ruang 2 cermin A dan bayangannya pasti di ruang 3 atau sebelah
kanan CA . Untuk tepatnya kita hitung saja.

21

SA = 100 cm
Jadi, jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A adalah 100 cm
di depan cermin A dengan sifat bayangan nyata, terbalik diperbesar (ingat Dalil
Esbach dI atas!). Jarak bayangan ini lebih besar dari jarak antara kedua cermin
cekung itu yang hanya 80 cm. Dengan kata lain bayangan benda berada 20 cm di
belakang cermin B.
Selanjutnya bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A ini menjadi benda
maya bagi cermin cekung B dengan kata lain terdapat benda maya di ruang 4
cermin cekung B yakni pada jarak 20 cm di belakang cermin tersebut.
b. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin B
Berdasarkan jawaban a diketahui data untuk cermin cekung B, yakni
FB = 20 cm
SB = 80 100 = -20 cm

Tanda minus pada s B karena benda merupakan benda maya (di belakang cermin
cekung). Jarak bayangan benda maya ini dapat ditentukan, yakni

22

SB = 10 cm
Artinya, cermin cekung B membentuk bayangan nyata dari benda maya (sB ) pada
jarak s' B = 10 cm (s'B tidak bertanda negatif berarti positif) di depan cermin
tersebut

c. Perbesaran bayangan total


Perbesaran bayangan total maksudnya adalah perbesaran bayangan yang
dilakukan oleh kedua cermin cekung A dan B sekaligus, yaitu

Jadi, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A dan B 2 kali lebih besar dari
bendanya.

23

Anda mungkin juga menyukai