Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR
Oleh
Drs. Parmono, M.Pd.
Tujuan Bahasa
Indonesia
1. Tujuan Umum
Agar pemakai bahasa Indonesia, dapat menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, baik
lisan maupun tertulis. Baik, dalam arti bisa dipahami oleh orang yang
diajak bicara (komunikatif). Benar, dalam arti pemakain bahasa
Indonesia harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
dibakukan.
2. Tujuan Khusus
Agar bahasa Indonesia dapat :
Menjalaskan asal mula tujuan bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa
resmi.
Menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan fungsinya
Membendakan penggunaan bahasa yang benar dengan yang salah
Menjelaskan terjadinya gejala bahasa dalam pemakaian bahasa
Indonesi.
Menggunakan bahasa gejala bahasa dalam pemakaian bahasa
Indonesi.
Menggunakan ejaan bahasa Indonesia dengan benar.
PENGERTIAN BAHASA
BAHASA
1. FILSAFAT
Bahasa adalah ucapan pikiran dan
perasaan manusia sebagai alat komunikasi
antar anggota masyarakat.
2. ILMU BAHASA
Bahasa adalah ucapan pikiran dan
perasaan manusia menggunakan alat ucap
manusia (mulut) sebagai alat komunikasi
antar anggota masyarakat.
Fungsi Bahasa
Secara umum fungsi bahasa dapat dibedakan
antara lain sebagai berikut
Joang
Lobang
Lomba
Silahka
n
Obah
Liwat
Juang
Lubang
Lumba
Silakan
Ubah
Lewat
Berjuangan - memperjuangkan
Berlubang melubangi
Berlumba perlumbaan
Memper - dipersilakan
Berubah mengubah
Melewati, dan seterusnya
bangsa-
Betul
Perserikatan Bangsa, karena
perserikatan sudah mengandung
arti banyak
Membetulkan
Membersihkan
Berjalan, dan sebagainya
Pertanggungjawaban
Pemberhentian bus
Kelak, atau kemudian
Dan lain-lain (dan sebagainya)
Mengajarkan IPA, dan sebagainya
Gejala Bahasa
Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentukanbentukan kata atau kalimat dengan segala macam proses
pembentukannya. Gejala bahasa dapat dibedakan atas
Gejala Analogi
Analgoi adalah suatu bentukan bahasa/kata yang
baru, berdasarkan bahasa atau kata dari contohcontoh yang sudah ada.
Bentuk analoginya
Contoh : kata yang telah ada
Muda
Dewa = dewa laki-laki
Mudi
Dewi = dewa perempuan
Siswa/mahasiswa
Putra = anak raja laki-laki
Siswi/mahasiswi, dsb
Putri = anak raja perempuan
Olahragawan
Hartawan = orang berharta
Sukarelawan
Dermawan = orang bersifat derma
Seniman, dsb
Budiman = orang berbudi baik
Setiawati, olahragawati,
Dang Merduwati (Ibunya Hang Tuah) wartawati, dsb
Bentuk analoginya
Dikedepankan = dibawa
ke depan
Disampaikan,
dikebelakangkan
Gejala Kontaminasi
Kontaminasi artinya keracunan/kekacauan,
baik dalam susunan, perserangkaian,
penggabungan. Gejala kontaminasi dapat
dibedakan atas tiga (3) macam, yaitu :
1. Kontaminasi kalimat atau susunan kalimat;
Kontaminasi Kalimat
Gejala kontaminasi terjadi karena dua kemungkinan :
Orang kurang menguasai bagaimana penggunaan bahasa
yang tepat, baik dalam menyusun kalimat, menyusun katakata dalam suatu frase (kelompok kata) atau menggunakan
gabungan beberapa imbuhan pada sebuah kata.
Kontaminasi terjadi tidak dengan sengaja, karena ketika
seorang akan
menuliskan atau mengucapkan sesuatu, dua pengertian
yang sejajar atau berdekatan artinya timbul sekaligus
dalam pikirannya, sehingga yang dilahirkannya sebagian
diambil dari yang pertama dan sebagian lagi dari yang
kedua. Gabungan ini menimbulkan pengertian yang kacau.
Kalimat yang rancu itu dapat dikembalikan kepada dua
kalimat asalnya.
Kalimat rancu
kepada yang merasa kehilangan pulpen, harap datang
di kantor tata usah
Kalimat asal
Yang merasa kehilangan pulpen, harap datang ke
kantor tatausaha
Yang merasa kehilangan pulpen, harap datang
mengambilnya di kantor tatausaha
Kalimat rancu
Di sekolah murid-murd dilarang tidak boleh merokok.
Kalimat asa
Di sekolah murid-murid dilarang merokok
Di sekolah muri-murid tidak boleh merokok
Kontaminasi Imbuhan
Contoh
Bentuk rancu
dipertinggikan
Jalan
itu
sedang
Bentuk asal :
- Jalan itu sedang ditinggikan = dijadikan tinggi
- Jalan itu sedang dipertinggi =
tinggi
( cari contoh lain ! )
dijadikan lebih
Gejala Pleonasme
Pleonasme, ialah gejala penggunaan kata yang berlebihlebihan.
1. Si pembicara tak sadar, bahwa yang diucapkannya itu
menunjukkan gejala berlebih-lebihan, jadi tidak dengan
sengaja.
Misalnya dalam satu ungkapan terdapat dua atau lebih
kata yang sama
Contoh : hanya ini saja yang dapat kuberikan
kepadamu. (hanya = saja)
Perhatiannya kepada pelajaran sangat
sedikit
sekali (sangat = sekali)
Gejala Hiperkorek
Gejala bahasa hiperkorek sebagai
bentukan kata dari kata yang sudah
betul dibetulkan lagi, akhirnya menjadi
salah.
Gejala bahasa hiperkorek kejadiannya
hampir sama dengan gejala bahasa
lainnya, yaitu mungkin karena tidak
tahu, tidak sengaja, atau disengaja
agar dikatakan lebih hebat.
Contoh
Betul
Sah
Surga
Salat
shad
Pihak
Hiperkorek
Syah syah = raja, atau bangsawan
Syurga Surga berasal dari kata swarga
(sansakerta)
Syalat /s/ pada salat berasal dari
Fihak
Hewan
Ijazah/ijajah
Anggota
Khewan
Izazah
Anggauta
Teladan
lagi
Nama
Kebangsaan
Agama
Tempat/Tgl. Lahir
Status
Alamat Kantor