Anda di halaman 1dari 19

Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan

Narkoba
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat
menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak
yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya
bagi kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai
dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk
dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang
disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya
tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.

3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi
alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang
dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru
akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang
hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan
kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan
berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
1. Gangguan pada jantung

2. Gangguan pada hemoprosik


3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin

8. Gangguan pada kulit


9. Gangguan pada sistem syaraf

10. Gangguan pada paru-paru


11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.

2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.


3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan
dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi
pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan
masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi
tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama
dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau
mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan
kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya,
karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada
siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela
seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap
dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri.
Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya

narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di
masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik
DAMPAK FISIK
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa
dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers.
Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita
menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu pelepasan
dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan mitokondria
yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi
tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah
menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan
narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi,
tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan momok tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu,
terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah
satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis
putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan
persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan
narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paruparu, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba.
Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru
yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat
infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna
jarum suntik.

Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia


Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif,
narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa
sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan
stamina serta mengurangi rasa lelah.

3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung
karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan
pembuat minyak.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih
susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik
akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam
bentuk yang dikenal dengan istilah sugesti. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan
sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan
merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak
akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang
pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan
terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat
ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya.
Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila Anda harus berperang melawan diri
Anda sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada
tempat dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri dan tak jarang bagian dirinya yang
ingin menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali
begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi
dengan narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena
inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-

orang yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti,
tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal
kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi
atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan
impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba.
Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua
daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli
narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti
mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah
dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi kesalahankesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat
pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi
saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan
penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia
memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan
sangat berbahaya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat
menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek
yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan
ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama
alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu,
dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut
pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga seorang
alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan
penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap
orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang
pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja,
tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti
kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di
dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabushabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri.
Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia
tidak ingat apa yang telah dilakukannya.

Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu
kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap
orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas
dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan
jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang
pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul
dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah
orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali
diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali
membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu
efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat
merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan.
Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan terkubur hidup-hidup di
dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang
selama ini mati atau terkubur dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah
pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan
mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah
mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang
pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26
tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi
sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang hilang saat ia
menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan
emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.
DAMPAK SPIRITUAL
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas utama
didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam
hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia
menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba menjadi
jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam
penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal
seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah
bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang
selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang
berdosa.

Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri dan
mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia
menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap
sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang
penggunaan narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa memarahinya,
teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin
dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang
diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan.
Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada
keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing
needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya
harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga
harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu
pemulihan yang sebenarnya.( Jd/berbagai sumber )

Daftar Pustaka
BNN

PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM DIMENSI SOSIAL DAN


UPAYA MENGATASINYA

1.

Perkosaan
Adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual
yaitu perilaku seksual yang tidak selalu di motivasi dorongan seksual sebagai
motivasi primer, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominan, agresi
dan perendahan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku). (1)
Cara mengatasinya :
a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
b.
Memberikan asuhan untuk menangani gangguan

kesehatannya,

misalnya

mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat


c. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f.
Membantu memberitahukan pada keluarga.(2)
2.
Pelecehan Seksual
Adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu, melecehkan dan tidak
diundang yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak
lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan

a.

dirasakan menurunkan martabat dan harga diri orang yang diganggunya.(1)


Cara Mengatasinya :
Mempertahankan Imej Profesional
Berusaha untuk mempertahankan imej atau citra profesional. Kenakanlah busana
yang rapi dan terhormat ke kantor sehingga Anda tidak mengundang perhatian

rekan kerja yang jahil, terutama pria.


b. Tegas dan Percaya Diri
Seorang pengganggu dan yang suka melecehkan biasanya kerap senang menyakiti
orang

lain.

menunjukkan

Jadi

senjata

bahwa

diri

terbesar
Anda

lemah

memanfaatkan kelemahan tersebut.


c.

yang

Jangan Mengumbar ke Banyak Orang

dibutuhkan
dan

rentan,

adalah

kekuatan.

mereka

justru

Jika
akan

Jika mengalami pelecehan seksual, cukup ceritakan pada teman dekat atau atasan
yang punya wewenang menegur dan memberi sanksi terhadap karyawan yang
berperilaku menyimpang karena jika mengumbar ke banyak orang bisa menjadi
bumerang.
d. Membuat Catatan Tertulis
Catatlah tanggal dan waktu kejadiannya secara lengkap. Anda juga perlu mencatat
identitas pelaku, lokasi kejadian dan perilaku serta ucapan si pelaku. Hal ini untuk
menguatkan
e.

laporan

ke

bagian

personalia,

lembaga

bantuan

hukum

atau

kepolisian, jika memang kasus ini perlu dibawa ke jalur hukum.


Membina Tim
Ketika upaya secara individu gagal untuk menegaskan kepada si pelaku untuk tidak
melakukan pelecehan terhadap Anda, sebaiknya Anda membina satu tim dengan
rekan kerja terpercaya. Dengan begitu ketika si pelaku mulai ingin melecehkan,
Anda memiliki beberapa saksi yang juga bisa membantu Anda keluar dari situasi
tersebut.(4)

3.

Single Parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal,
hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah
secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama
maupun hukum pemerintah.(2)
Cara Mengatasinya :
a.

Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat


mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain
dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal
yang negatif.
b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain
yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang
tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.

c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua
tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang
bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.(2)

4.

Perkawinan Usia Muda Dan Tua


a. Perawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan
bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah
mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam
UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan
upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang
dari perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempi mn berumur
19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila
pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
Penanganan Perkawinan Usia Muda :
a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilan
pada waktu usia reproduksi sehat.
b.

Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam


menghadapi

persoalan-persoalan

agar

mempunyai

cara

pandang

dengan

pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.


c.

Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda
baik clukungan berupa material maupun non material untuk kelanggengan
keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada.

d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan


gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.(2)

b. Perkawinan usia tua


Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35
tahun.
Cara Mengatasinya
a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.

b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan


gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.(2)
5.

Perempuan Ditempat Kerja


Menurut Kardamo adalah wanita yang kerja mengandalkan kemampuan dan
keahlian untuk menghasilkan uang agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.(5)
Cara Mengatasinya :
a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk
proteksi radiasi.
b. Cek kesehatan secara berkala.
c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur,
divas luar.
d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan.
e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada
f.
g.

ancaman di pecat.
Menetapkan target menikah.
Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada
keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan kegiatan
bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan
suami dan selalu menghargai suami.(2)
Incest

6.

Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota
keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan
pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah
adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan
termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan
korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri,
menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.(2)
Cara Mengatasinya :
a.

Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian


dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.

b.

Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan
pelecehan dalam keluarga.

c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik
sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.

d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.


e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.(2)
7.

Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat
umum. Home less banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota
besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya
mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak
tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya.
Pekerjaan mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.(2)
Cara Mengatasinya :

Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.(2)
8.
Perempuan Dipusat Rehabilitas
Wanita pemakai atau pecandu narkoba biasanya terganggu atau menderita
secara fisik (penyakit), mental (perilaku salah), spiritual (kekacauan nilai2 luhur)
dan social (rusak komunikasi.
Pusat rehabilitasi : tempat atau sarana yg digunakan untuk proses pemulihan atau
perbaikan

untuk

kembali

seperti

semula

missal

ketergantungan

penyandang cacat baik fisik atau mental dan masalah yg lain.(3)

Pusat rehabilitasi wanita meliputi :

narkoba,

a. Maslah sosial, contohnya PSK.


b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c. Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :
a. Di luar panti ditempat lokalisasi.
b. Di dalam panti.
Cara Mengatasinya :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.(2)
Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis
Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya
diri.

Salah

satu

cara

dengan

therapy

psikologis.

Mereka

membutuhkan

pendampingan agar bisa kembali pada keadaan semula. Upaya rehabilitasi korban
kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.(2)
Pekerja Sexs Komersial
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan

9.

menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya


semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks
komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan.
Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan
dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan
pengaman sseperti kondom.
Cara Mengatasinya :
a. Keluarga
1.

Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks


secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.

2.

Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan


dosa.

b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan
PSK.

c. Pemerintah
1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk
dijaring dan mendapatkan rehabilitasi
10.
Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan
mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
a. Narkoba : pada dasarnya merupakan obat2an yang apabila pemakaiannya
disalhgunakan dapat menimbulkan ketergantung
b. Narkotika : zat atau obat yang berasal dr tanaman atau bukan tanaman yg dapat
menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
c. Psikotropika : zat atau obat baik alamiah atau sintetik bukan narkotika yg berkhasiat
psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd
aktivitas mental dan prilaku.
d. Zat adiktif lainnya adalah ; minuman berakohol bersifat sedative (penenang),
hipnotik, depresan, rokok.
Cara Mengatasinya :
a.

Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan


penanganan yang memadai.

b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.


c.

Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta
lingkungannya.

d. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi
remaja yang tinggi seperti berolahraga.
e.

Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah


maupun dirumah dan lingkungan sekitar.

f.

Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal pengaruh
atau bujukan memakai obat terlarang.

g. Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.


h.

Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan


konstruktif.(2)

11.
a.

Upaya Promotif Da Preventif Menurut Leavel And Clark


Health Promotion (mempertinggi nilai kesehatan)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada

umumnya. Beberapa usaha diantaranya :


1. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
2. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan
sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
4. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.(6)
b.
Spesific Protection (memberikan perlindungan khusus terhadap suatu
penyakit)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit
tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :
1. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
2. Isolasi penderita mpenyakit menular
3. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempat kerja.(6)
c.

Early Diagnosis and prompt treatment (mengenal dan mengetahui jenis


penyakit Pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan
segera).
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1.

Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit


sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera

2. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular


3. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa Usaha diantaranya :


1.

Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya


pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan

2. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera
pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.
3.

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala


penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.(6)

d.

Disabilation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk


menghilangkan gangguan kemapuan bekerja yang diakibatkan suatu
penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila
sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah
berat

(dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan

semaksimal mungkin.(6)
Rehabilition
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

e.

masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang


berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :
1.

Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimalnya.2.

Rehabilitasi

mental

yaitu

agar

bekas

penderita

dapat

menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan .


3.

Rehabilitasi social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu


pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.

4.

Rehabilitasi aesthetis yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk


mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya
itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.(6)

12.
a.

Indikator Status Kesehatan Perempuan


AKI
Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab kematian, penyakit dan
kecacatan pada perempuan usia reproduksi di Indonesia. Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 melaporkan angka kematian ibu (AKI)


sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 sebesar 226/100.000
kelahiran hidup. Menurut WHO penyebab tingginya angka kematian ibu dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu infeksi, perdarahan dan penyulit persalinan sedangkan 5
penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan postpartum, sepsis puerperal,
abortus, eklamsia, dan persalinan terhambat.
Rendahnya kualitas hidup sebagian besar perempuan Indonesia disebabkan
oleh masih terbatasnya wawasan, lingkungan sosial budaya yang belum kondusif
terhadap kemajuan perempuan dan belum dipahaminya konsep gender di dalam
b.

kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga.(7)


Pendidikan
Pendidikan berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya
pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak
mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri
mereka. Sehingga walaupun sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat
memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki.
Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan, dengan
demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial
ekonomi bangsa.(7)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi bukan berarti membuka peluang
untuk perilaku seks bebas melainkan lebih menekankan mengenai perbedaan lelaki
dan perempuan secara seksual, kapan terjadi pembuahan, apa dampaknya jika
berperilaku seks tanpa dilandasi tanggung jawab termasuk risiko terkena infeksi

c.

menular seksual.(3)
Penghasilan/Upah
Penghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan
bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan
lain, khususnya peningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan berkaitan dengan
status sosial ekonomi , dimana sering kali status ekonomi menjadi penyebab
terjadinya masalah kesehatan pada wanita. Misalnya banyak kejadian anemia
defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan

makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan
dampak yang bisa mengancam keselamatan ibu.(7)
Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai
harga

dari

tenaga

yang

dikorbankan

pekerja

untuk

kepentingan

produksi.

Sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua
macam yaitu:
Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja.
Upah Riil , adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika
ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang
dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.(3)
Upah dalam Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka
wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai
d.

dewasa sebagai generasi muda.(5)


Usia harapan hidup
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di
dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan
hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980.
Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada
1990, dan 70 tahun pada 2000.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi
bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki
masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya
jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan
tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.

e.

(8)
Tingkat kesuburan
Tingkat Kesuburan wanita sangat ditentukan oleh fungsi hormonal, kesehatan
ovarium, dan sistem metabolisme. Bila tiga hal tersebut tidak mengalami
gangguan, maka dapat dipastikan bahwa wanita tersebut memiliki tingkat
kesuburan yang sangat baik. Usia juga sangat mempengaruhi kesuburan wanita.
Tingkat kesuburan paling tinggi terjadi pada usia 8-30 tahun dan menurun 5-10
persen pada rentang usia 30-35 tahun. Persentase ini menurun lagi 30 persen jika
telah menapaki usia 35-40 tahun. Kesuburan wanita akan menurun hingga 50
persen ketika berusia 40 tahun ke atas bahkan berhenti secara total pada masa

menopause. Setelah melewati masa itu, sebenarnya wanita masih bisa mengalami
kehamilan asalkan kondisi ovarium masih sangat baik.(9)

Anda mungkin juga menyukai