Anda di halaman 1dari 19

HUKUMAN MATI

By Nevira, Astri, Damar

HUKUMAN MATI
Suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan
pengadilan (atau tanpa pengadilan) sebagai
bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas
seseorang akibat perbuatannya.
Cara pelaksanaan hukuman mati dilakukan
dengan beraneka ragam cara, seperti
digantung, dibakar, diracuni, dimasukkan ke
dalam kadang binatang buas, ditenggelamkan
ke air, dimasukkan ke kamar gas, disuntik,
dialiri arus listrik, dan lain-lain.

Pro
Hukuman mati untuk pembunuhan sadis akan
mencegah banyak orang untuk membunuh
karena gentar akan hukuman yang sangat berat.
Jika pada hukuman penjara penjahat bisa jera
dan bisa juga membunuh lagi jika tidak jera,
pada hukuman mati penjahat pasti tidak akan
bisa membunuh lagi karena sudah dihukum mati
dan itu hakikatnya memelihara kehidupan
yang lebih luas

Kontra
Hukuman mati sebagaiperlakuan kejam dan
tidak
berperikemanusiaan.
Penghapusan
hukuman
tersebut
merupakan
kontribusi
terhadapperlindungan hak hidup. Tidak ada
sistem hukum yang kebal terhadapkesalahan
yudisial, yang dapat mengakibatkan hilangnya
nyawa manusia dan tidak dapat diperbaiki.
Hukuman mati sama sekali tidak membantu
perang melawan kejahatan. Hukuman tersebut
tidak berguna mencegah kejahatan dan malah
merupakan tanda kegagalan hukum.

Negara negara dengan jumlah


tersangka hukuman mati yang tinggi
Iran
Arab Saudi
Amerika Serikat
Cina

Negara-negara yang
menentang hukuman mati
Uni Eropa dan Perancis

Dan bagaimana di
Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang


masih mempertahankan dan mengakui
legalitas pidana mati sebagai salah satu cara
untuk menghukum pelaku tindak kejahatan.
Contoh:
Kasus Tibo cs yang menjadi tersangka kerusuhan
di Poso
Imam Samudra dan Ali Ghufron terpidana Bom
Bali 2002

Menurut Hukum
KUHP
UU Narkotika
UU Anti Korupsi
UU Anti terorisme
UU Pengadilan HAM

Kontroversi
UUD 1945 28 ayat 1
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun

Menurut Alkitab

Hukum Perjanjian Lama memerintahkan


hukuman mati untuk berbagai perbuatan:
Keluaran 21:12
Siapa yang memukul seseorang hingga mati,
pastilah ia dihukum mati.

Keluaran 21:16
Siapa yang menculik seorang manusia, baik ia
telah menjualnya, baik orang itu masih terdapat
padanya, ia pasti dihukum mati.

Imamat 20:10 Bila seorang laki-laki berzinah


dengan isteri orang lain, yakni berzinah
dengan isteri sesamanya manusia, pastilah
keduanya dihukum mati.

Namun demikian, Allah seringkali menyatakan


kemurahan ketika harus menjatuhkan hukuman
mati.
Daud melakukan perzinahan dan pembunuhan,
namun Allah tidak menuntut untuk nyawanya
diambil (2 Samuel 11:1-5; 14-17; 2 Samuel
12:13).
Syukur kepada Tuhan, Tuhan menyatakan
kasihNya kepada kita dengan tidak
menghukum kita (Roma 5:8).
Ketika orang-orang Farisi membawa kepada
Yesus seorang wanita yang tertangkap basah
sementara berzinah, tetapi Yesus tidak
menghukum mereka. (Yohanes 8:1-11)

Menurut pandangan
Gereja

Gereja tidak mendukung adanya


hukuman mati, namun tidak
melarangnya juga. Gereja
mempertahankan, bahwa kuasa negara
yang sah berhak menjatuhkan
hukuman mati dalam kasus yang amat
berat.

Dalam Katekismus Gereja


Katolik
KGK 2267
Sejauh cara-cara tidak berdarah mencukupi untuk
membela kehidupan manusia terhadap penyerang dan
untuk melindungi peraturan resmi dan keamanan
manusia, maka yang berwewenang harus membatasi
dirinya pada cara-cara ini, karena cara-cara itu lebih
menjawab syarat-syarat konkret bagi kesejahteraan
umum dan lebih sesuai dengan martabat manusia.

Surat Ensiklik Evangelium Vitae (EV) 56


"Adalah jelas bahwa untuk tercapainya maksud- maksud
ini, kodrat dan tingkat hukuman harus dengan hati- hati
dievaluasi dan diputuskan, dan tidak boleh dilaksanakan
sampai ekstrim dengan pembunuhan narapidana,
kecuali dalam kasus- kasus keharusan yang absolut:
dengan kata lain, ketika sudah tidak mungkin lagi untuk
melaksanakan hal lain untuk membela masyarakat luas."

Dalam ensiklik-nya Evangelium Vitae yang


diterbitkan tahun 1995, Paus Yohanes Paulus II
menghapuskan status persyaratan untuk
keamanan publik dari hukuman mati ini dan
menyatakan bahwa dalam masyarakat modern
saat ini, hukuman mati tidak dapat didukung
keberadaanya.
Hingga saat ini ada
148 negara yang sudah menghapus hukuman mati.
97 negara menghapus hukuman mati untuk seluruh
kejahatan
8 negara menghapus hukuman mati untuk perkara
kejahatan biasa
Moratorium (de facto tidak menerapkan) sebanyak 43
negara.
Sisanya, masih ada 49 negara yang masih menerapkan
hukuman mati.
Gereja terus menerus mendesak negara-negara yang
masih menerapkan hukuman mati untuk menghapusnya.

And now, what about


you guys?

KESIMPULAN
Bagaimanapun juga Allah melarang manusia
untuk membunuh. Kehidupan adalah anugerah
Allah. Tak ada satu pun manusia yang berhak
mengambilnya kecuali Allah sendiri.
Banyak cara untuk menekan tingkat
kriminalitas yang lebih efektif dengan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk
memperbaiki diri.

Anda mungkin juga menyukai