Panili PDF
Panili PDF
ABSTRAK
Panili (Vanilla planifolia A.) merupakan salah satu tanaman industri penting sebagai sumber pendapatan petani dan
devisa negara. Produk dari tanaman panili digunakan sebagai penambah aroma pada industri makanan dan minuman.
Masalah utama dalam pengembangan tanaman panili adalah belum tersedianya varietas tahan penyakit busuk
pangkal batang atau layu fusarium yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum, padahal serangan penyakit
ini dapat menyebabkan kerusakan hingga 85%. Dalam upaya mendapatkan tanaman panili yang tahan terhadap
penyakit layu fusarium, telah dilakukan seleksi in vitro, induksi keragaman somaklonal, dan penyelamatan embrio
hasil persilangan antara panili budi daya dan kerabat liarnya. Regenerasi dari biji dan kecambah struktur globular
serta torpil yang diberi perlakuan radiasi mampu menghasilkan somaklon yang beragam penampilan morfologinya.
Inokulasi menggunakan konidia F. oxysporum strain F117-109-GV-02011 dan penanaman di lahan endemis
Sukamulya, Sukabumi menghasilkan 23 galur somaklon yang tahan. Seleksi in vitro menggunakan media MS +
komponen seleksi asam fusarat 1575 mg/l kemudian diulang menggunakan 75 mg/l, menghasilkan biakan yang
tetap hidup. Biakan tersebut selanjutnya diseleksi silang menggunakan media MS + filtrat 50%. Dari perlakuan
tersebut juga diperoleh somaklon yang tahan. Demikian pula persilangan antara V. planifolia dan V. albida
menghasilkan tanaman yang tahan, dan dapat tumbuh baik setelah ditanam di lahan endemis.
Kata kunci: Panili, keragaman somaklonal, seleksi in vitro, penyelamatan embrio
ABSTRACT
Improvement of vanilla from wilt disease through in vitro culture
Vanilla (Vanilla planifolia A.) is one of the important industrial plants as a source of farmers' income and state
earnings. Product of the plant is commonly used as a flavor in food and beverage industry. However, there is no
variety of this plant which is resistant to stem base and wilt disease caused by Fusarium oxysporum. The disease
causes 85% plant damage so it becomes the main problem in vanilla development. In vitro selection, induction of
somaclonal variation, and embryo rescue of crossed product between cultivated and wild species can be applied to
obtain vanilla variety resistant to the disease. Application of radiation treatments to the seed regenerant, globular
and torpil structure have produced several somaclones which had morphological variation. Inoculation using F.
oxysporum conidia strain F117-109-GV-02011 and then planting in disease endemic field of Sukamulya, Sukabumi
produced 23 resistant somaclones. In vitro selection in MS medium enriched with fusaric acid 1575 mg/1 and then
repeated with 75 mg/l obtained resistant clones. Cross selection by using MS medium enriched with 50% filtrate
also produced resistant somaclones. The same results were observed in crossing V. planifolia and V. albida which
resulted resistant plants in endemic field.
Keywords: Vanilla, Fusarium oxysporum, somaclonal variation, embryo rescue
KERAGAMAN
SOMAKLONAL
Induksi mutasi menggunakan sinar gamma
dilakukan pada eksplan kalus, biji serta
kecambah fase globular dan torpil. Dosis
radiasi untuk kalus sebesar 0; 0,1; 0,3; 0,4
dan 0,7 Gy, untuk biji 0, 10, 20, dan 30 Gy,
serta untuk kecambah struktur globular
dan torpil 0, 1, 3, dan 5 Gy. Eksplan yang
diradiasi kemudian ditanam pada media
regenerasi yaitu media dasar MS + BA 2,50
mg/l. Pertumbuhan biakan dari eksplan
kecambah struktur globular yang telah
diradiasi sangat lambat, terutama pada
eksplan yang diradiasi dengan dosis 3 dan
5 Gy, sehingga tunas yang dihasilkan
sangat rendah (Sukmadjaja et al. 1995).
Plantlet hasil regenerasi dan biakan yang
telah diradiasi kemudian diaklimatisasi di
rumah kaca.
Pertumbuhan Tanaman di
Rumah Kaca dan Uji Resistensi
Tanaman hasil keragaman somaklonal
yang ditanam di dalam pot di rumah kaca
menunjukkan pertumbuhan yang bervariasi, seperti panjang ruas, jumlah ruas,
panjang daun, lebar daun, dan nisbah
lebar terhadap panjang (Tabel 1).
Pengujian ketahanan penyakit di rumah
Dosis
radiasi
(Gy)
Rata-rata
panjang ruas
(cm)
Rata-rata
jumlah
daun
Rata-rata
panjang daun
(cm)
Rata-rata
lebar daun
(cm)
Rata-rata
rasio
L/B
Globular
Globular
Globular
Biji
Biji
Biji
Kontrol
1
3
5
10
20
30
3,54
3,33
3,12
2,45
3
3,35
3,12
16,67
12
11,25
18,29
11,86
11,50
14
5,39
6,60
5,84
6,15
6,65
4,44
7,60
1,94
2,13
1,50
2,09
2,42
1,90
2,66
0,363
0,335
0,269
0,345
0,365
0,332
0,351
SELEKSI IN VITRO
Seleksi in vitro pada eksplan kecambah
struktur globular ukuran 1 cm dengan
menggunakan asam fusarat 0, 15, 20, 40,
60, dan 75 mg/l menghasilkan biakan yang
tahan. Demikian pula setelah dilakukan
seleksi kembali dengan asam fusarat
Jurnal Litbang Pertanian, 25(4), 2006
Dosis radiasi
(Gy)
Tanaman tidak
terserang (%)
Biji
Biji
Biji
Biji
Torpil
Globular
Globular
Kontrol
1
10
20
30
0,30
1
3
100
3,10
38,10
25
100
7,10
12,50
40
Tabel 3. Pertumbuhan tunas panili pada media seleksi silang filtrat Fusarium
oxysporum setelah diseleksi menggunakan asam fusarat.
Seleksi asam fusarat (mg/1)
Tahap ke-1
Tahap ke-2
Seleksi silang
filtrat F. oxysporum (%)
Biakan hidup
(%)
0
0
15
30
45
60
75
0
75
75
75
75
75
75
50
50
50
50
50
16,60
80
*
95,80
91,70
*
Tidak ada yang beregenerasi sejak seleksi awal, * Tunas lambat beregenerasi sehingga
jumlahnya tidak memadai untuk diseleksi.
Sumber: Kosmiatin et a1. (2000).
151
Tanaman hidup
(%)
Rumah kaca
Kontrol
50% filtrat
50% filtrat dan 15 mg/l
asam fusarat
Lahan endemis
Kontrol
50% filtrat
50% filtrat dan 15 mg/l
asam fusarat
0
95,80
95,80
9
95,97
93,53
PENYELAMATAN EMBRIO
HASIL PERSILANGAN
PANILI BUDI DAYA DAN
KERABAT LIARNYA
Embrio hasil persilangan antara panili budi
daya dan panili liar yang dilakukan di
Sukabumi, Ciamis, dan Garut berhasil
diregenerasikan pada media 1/2 MS + BA
1 mg/l (Mariska et al. 1997). Pada media
tersebut, tingkat perkecambahan mencapai 100% untuk eksplan biji hibrida umur
12 minggu setelah polinasi. Makin tua
umur biji (lebih dari 16 minggu) makin kecil
keberhasilan perkecambahan. Eksplan biji
hibrida umur 8 minggu hanya mampu
membentuk kalus. Keberhasilan pembentukan kecambah menunjukkan bahwa
kultur in vitro sangat efektif untuk
menyelamatkan embrio panili hasil persilangan antarspesies.
Pengujian ketahanan penyakit
menggunakan suspensi konidia F. oxysporum. sp. vanillae F117-101VOC0201B1
dengan kerapatan 104/ml pada tanaman
hasil persilangan menghasilkan galurgalur yang tahan penyakit (Tabel 5)
(Mariska et al. 1999). Pengujian ketahanan
di rumah kaca pada dua populasi tanaman
hasil persilangan, yaitu M1 dan M3,
memperoleh tanaman yang tidak terserang masing-masing 40% dan 57,10%.
Tanaman tersebut setelah ditanam di
lahan endemis Sukamulya dapat tumbuh
baik dengan tanaman yang hidup
mencapai 82,35%. Tanaman hasil persilangan antara panili budi daya dan panili
budi daya tidak ada yang hidup di lahan
endemis. Hal ini menunjukkan bahwa sifat
ketahanan yang ada pada panili liar dapat
dipindahkan ke panili budi daya. Kelemahan metode tersebut antara lain adalah
Tabel 5. Pengujian ketahanan penyakit pada tanaman panili hasil persilangan di rumah kaca
dan di lahan endemis.
Tempat pengujian
dan asal bibit
Rumah kaca
M1
M3
Lahan endemis
Tanaman kontrol (budi
daya dan budi daya)
Hibrida F1
Tanaman hidup
(%)
40
57,10
0
82,35
KESIMPULAN
Serangan penyakit layu fusarium pada
tanaman panili sangat merugikan karena
dapat menurunkan produksi hingga 85%.
Penggunaan teknik bioteknologi seperti
induksi mutasi menggunakan sinar gamma
dikombinasikan dengan kultur in vitro,
seleksi in vitro menggunakan media
seleksi asam fusarat dan filtrat, dan
persilangan antara panili budi daya dan
panili liar dapat menghasilkan tanaman
yang tahan penyakit layu berdasarkan uji
resistensi menggunakan konidia F.
oxysporum dan penanaman di lahan
endemis. Penggunaan tanaman yang
tahan secara ekonomi akan menguntungkan karena dapat menekan tingkat
serangan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ahloowalia, B.S. 1997. Improvement of horticultural plants through in vitro culture and
induced mutations. In A. Altman and M. Ziv
(Eds.). In vitro Culture and Breeding. Acta
Hort. p. 545549.
Ahloowalia, B.S and M. Maluszynski. 2001.
Induced mutations - a new paradigm in plant
breeding. Euphytica 118: 167173.
Ashmore, B.E. 1997. Status report on the
development and application of in vitro
technique for the conservation use of plant
genetic resources. International Plant
Genetic Resources Institute, Rome. 67 pp.
152
Lestari. 1999. Seleksi in vitro untuk meningkatkan sifat ketahanan lada terhadap penyakit busuk pangkal batang. Laporan Hasil
Penelitian. Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan, Bogor.
IAEA. 1977. Manual on mutation. Viability and
population structure. Acta Agric. cand. IV.
p. 601632.
Kosmiatin, M., 1. Mariska, A. Husni, Y. Rusyadi,
Hobir, dan M. Tombe. 2000. Seleksi silang
ketahanan tunas in vitro panili terhadap asam
fusarat dan ekstrak Fusarium oxysporum.
Jurnal Bioteknologi Pertanian 5(2): 7783.
153